Anda di halaman 1dari 94

PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENINGKATAN

DAYA TAHAN ANAEROBIK PADA ATLET TAEKWONDO FAMILY


KOTA PALU

Wahyu hidayat
A421 17 156

SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pada
Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Tadulako

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
TAHUN 2021
ABSTRAK

WAHYU HIDAYAT, 2021. Pengaruh Latihan Circuit Training Terhadap Peningkatan daya
tahan Anaerobik Pada Atlet Taekwondo Family Kota Palu. Skripsi. Program Studi Pendidikan
Olahraga, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Tadulako. Pembimbing Humaedi.

Berdasarkan Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah Pengaruh Latihan Circuit
Training Terhadap Peningkatan daya tahan Anaerobik Pada Atlet Taekwondo Family Kota Palu.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Latihan Circuit Training Terhadap
Peningkatan daya tahan Anaerobik Pada Atlet Taekwondo Family Kota Palu. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian eksperimen. Jenis penelitian ini adalah
deskriptif kuantitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan tes Bleep
Test. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh atlet Taekwondo Family di Kota Palu yang
berjumlah 12 atlet yang diambil menggunakan teknik total sampling. Perlakuan yang diberikan
dalam penelitian ini terdiri dari lima latihan yaitu push up, lari zig zag,high knee, shuttle run,
jumping jack dan sit up. Berdasarkan analisa menggunakan program SPSS 16.0 maka dapat
diperoleh, bahwa untuk tes daya tahan (Anaerobik) diperoleh perhitungan, yaitu
t hitung=16.263 dan t tabel= 2,201, karena t hitung lebih besar dari t tabel atau 16.263 > 2,201. Dari
analisis deskriptif terlihat nilai rata-rata tes awal = 34.60 dan tes akhir 45.383.Hipotesis yang
menyatakan ada pengaruh yang signifikan Latihan Circuit Training Terhadap Peningkatan daya
tahan Anaerobik Pada Atlet Taekwondo Family Kota Palu diterima. Berdasarkan hasil analisis
data dan pembahasan hasil penelitian maka dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat pengaruh
yang signifikan dari Latihan Circuit Training Terhadap Peningkatan daya tahan Anaerobik Pada
Atlet Taekwondo Family Kota Palu

Kata kunci : Circuit Training, Daya tahan Anaerobik ,Taekwondo.


UCAPAN TERIMA KASIH

Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji bagi Allah Swt. Tuhan Semestas

Alam. Karena berkat Rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga penulisan dapat

diselesaikan skripsi dengan judul “Tingkat motivasi atlet Taekwondo Family Kota

Palu Dalam menggikuti latihan di masa Pandemi Covid 19”. Penyusunan skripsi

ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana

strata satu (S1) pada Program Studi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi.

Jurusan Ilmu Pendidikan. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas

Tadulako.

Terima kasih yang tak terhingga kepada ayah (NURSANG ANAS S.Ag),

ibu (SRI WAHYUNI S.Ag) yang telah membesarkan dan mendidik penulis dan

paling berjasa dalam penyesunan skripsi penulis dari awal hingga akhir dan

saudara/saudari (Muhamad Ilham,S.Pd, Wahyuni Dwi Anggraini,S.Pd,,

Iswandi,S.Pd,) yang selalu memberi dukungan serta do’a dan seluruh keluarga

yang banyak membantu dalam penyelesaian studi penulis. Dengan segala

kerendahan hati penulis juga mengucapkan terima kasih dan penghargaan

setinggi-tingginya kepada Ibu Dr. Hendriana Sri Rejeki, S.Or., M.Pd selaku dosen

Pembimbing, kepada Bapak Moh.Adhan, S.Pd,M.Pd selaku Sekertaris, kepada

Bapak Jumain,S.Pd.,M.Pd selaku Pembahas Utama. Untuk itu pada kesempatan

ini penulis juga menyampaikan ungkapan terima kasih yang sebanyak-banyaknya

kepada:

vi
vii

1. Bapak Prof. Dr. Mahfuds MP, sebagai Rektor Universitas Tadulako atas

kesempatan yang diberikan untuk dapat mengikuti pendidikan di Universitas

Tadulako.

2. Bapak Dr. Ir. Amiruddin Kade, S.Pd., M.Si, sebagai Dekan FKIP Universitas

Tadulako atas layanan yang diberikan dalam mendukung terselesaikannya

skripsi ini.

3. Bapak Drs. H. Nurhayadi, M.Si, sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

4. Bapak Abdul Kamaruddin, S.Pd., M.Ed., Ph.D, sebagai Wakil Dekan Bidang

Umum dan Keuangan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas

Tadulako.

5. Bapak Dr. Iskandar, M.Hum, sebagai Wakil Dekan Kemahasiswaan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

6. Ibu Dr. Nurhayati, S.Ag., M.Pd.I, sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan,

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako.

7. Bapak Dr. Didik Purwanto, M.Pd, sebagai Koordinator Program Studi

Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi FKIP Universitas Tadulako.

8. Bapak Jumain, S Pd., M.Pd Selaku Pembimbing.

9. Dr. Addriana Bulu Baan, S.Pd, M.Pd dan Dr. Hendriana Sri Rejeki, S.Or,

M.Pd Selaku Sekretaris dan Pembahas Utama.

10. Bapak/Ibu Segenap dosen Program Studi Pendidikan Jasmani Keseahatan dan

Rekreasi FKIP Universitas Tadulako.


viii

11. Bapak/Ibu Staf dan pegawai di lingkungan FKIP Universitas Tadulako,

terima kasih atas segala bantuannya dan penyelesaian studi penulis.

12. Bapak Fahrizal Razali Nasution sebagai Ketua Umum T-Fly Kota Palu yang

telah memberikan kesempatan dalam melaksanakan penelitian.

13. Bapak Muhammad Iqbal Timumun, S.Pd., M.Pd sebagai Pelatih Nasional

yang telah memberikan kesempatan dalam melaksanakan penelitian.

14. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi

2017 kelas A dan Keluarga Besar Pendidikan Jasmani Kesehatan dan

Rekreasi yang selama ini selalu membantu saya baik suka maupun duka dan

selalu memberikan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

15. Terkhusus untuk teman seperjuangan Muhamad Ilham,S.Pd Wahyuni Dwi

Anggraini,S.Pd, Wahyu Hidayat, Abdul Rahman Darwin, Iswandi,S.Pd,

Katon Abdul Varid,Kep,Moh.Imam Haryatna,Moh.Anjas Syahputra yang

selalu memberikan motivasi dan selalu ada dalam suka maupun duka.

16. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu namanya, telah

membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari

semua pihak yang bersifat membangun demi perbaikan ke depan dan penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Palu, juni 2021

Penulis
x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
HALAMAN PENGESAHAN PERBAIKAN iii
ABSTRAK iv
ABSTRACT v
UCAPAN TERIMA KASIH vi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
DAFTAR LAMPIRAN xiii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 3
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Manfaat Penelitian 3
1.5 Batasan istilah 5

BAB II KAJIA PUSTAKA


2.1 Penelitian Yang Relevan 4
2.2 Kajian Pustaka 5
2.2.1 Profi Taekwondo Family 5
2.2.2 Pengertian Latihan 6
2.2.3 Perinsip Perinsip Latihan 7
2.2.4 Kodisi Fisik 14
2.2.5 Olahraga Taekwondo 16
2.2.6 Circuit Training 19
2.2.7 Daya Tahan Anaerobik 25
xi

2.2.8 Metode latihan peningkatan daya tahan atau endurance 26


2.3 Kerangka Pemikiran 28
2.4 Hipotetis Penelitian 2

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian 30
3.2 Desain atau Rancangan Penelitian 30
3.3 Lokasi dan Waktu P enelitian 31
3.4 Definisi Oprasional Variabel 32
3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 32
3.6.1. Populasi 32
3.6.2. Sapel dn Teknik Pengambilan Sampel 33
3.6 Jenis dan Sumbr Data 33
3.7 Teknik Pengumpulan Data 34
3.8 Instrumen Penelitian 37
4.0 Teknik Analisi Data 37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil 39
4.1.1 Deskriktif Data Hasil Penelitian 39
4.1.2 Uji Normaitas Data 41
4.1.3 Uji Hipotesis 42
4.2 Pembahasan 44
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 47
5.2. Saran 47

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Desai/Rancangan Penelitian. 30


Tabel 3.2 Jadwal latihan. 31
Tabel 3.3 Norma penelitian bleep test penilaian bleep tes untuk pria. 36
Tabel 3.4 Program latihan circuit training dan daya tahan anaerobik 37
Tabel 3.5 Data tes awal (pre test) Bleep Test atlet taekwondo family kota palu
Sebelum diberikan latihan circuit training. 39
Tabel 3.6 Data hasil tes akhir (pre test) Bleep Test atlet taekwondo family kota
Palu sesuda diberikan latihan circuit training 40
Tabel 3.7 Hasil Uji Normalitas Data 41
Tabel 3.8 Hasil uji statistic deskriptif 42
Tabel 4.1 Hasil uji paired sampel t test 43

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 gambar profil dan personalia pengurus taekwondo family Kota Palu
Masa bhakti 2018/2020 9
Gambar 2.2 Foto pelatih dan atlet Taekwondo Family 10
Gambar 2.3 Test PushUp 23
Gambar 2.4 Lari zigzag. 24
Gambar 2.5 High knee 25
Gambar 2.6 shuttel run 25
Gambar 2.7 Jumping jeck 26
Gambar 2.8 Sit up 27
Gambar 2.9 kerangka pemikiran 30

DAFTAR LAMPIRAN

1. Absen 53
2. Surat Izin Penelitian 54
3. Surat Balasan Penelitian 55

xi
4. Gambar 1. Alat dan bahan penelitian 58
5. Gambar 2. Pemberian instruksi sebelum latihan 58
6. Gambar 3. Warming up sebelum latihan 59
7. Gambar 4. Pengukuran lapangan Bleep test 59
8. Gambar 5. Saat melakukan tes awal (Bleeep Test} 60
9. Gambar 6. Saat melakukan tes awal (Bleeep Test} 60
10. Gambar 7. Saat melakukan tes akhir (Bleeep Test} 61
11. Gambar 8. Saat melakukan tes akhir (Bleeep Test} 61
12. Gambar 9. Saat melakukan latihan circuit training {pus up) 62
13. Gambar 10. Saat melakukan latihan circuit training (shuttle run) 62
14. Gambar 11. Saat melakukan latihan circuit training(jumping jack) 63
15. Gambar 12. Saat melakukan latihan circuit training (high knee) 63
16. Gambar 13. Saat melakukan latihan circuit training (sit up) 64
17. Gambar 14. Saat melakukan latihan circuit training (lari zigzag) 64
18. Gambar 15 cooling down setelah habis latihan 65
19. Gambar 16. cooling down setelah habis latihan 65
20. Gambar 17.foto bersama ketua Taekwondo Family kota palu 66
21. Formulir hasil pengisia test Bleep test (pre-test dan post test 72
22. Data test uji hipotesis 73
23. SK Pembimbing 74
24. Pernyataan Keaslian Tulisan 75
25. Biodata 67

xii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Permasalahan

Olahraga bela diri adalah salah satu seni olahraga sebagai salah

satu cara seseorang untuk pertahanan diri atau membela diri. Pada

dasarnya, setiap manusia mempunyai insting dan usaha untuk selalu

melindungi diri dan hidupnya. Saat ini sudah banyak cabang olahraga

seni beladiri yag berkembang di dunia, untuk melatih dan menambah

ilmu dalam hal melindungi diri.

Salah satunya cabang olahraga seni beladiri taekwondo adalah

olahraga seni beladiri yang berasal dari negeri gingseng (korea),

Olahraga beladiri korea ini juga paling diminati dan populer sehingga

menjadi olahraga nasional korea. Taekwondo merupakan salah satu

cabang olahraga beladiri yang dipertandingan diajang bergengsi Dunia

termasuk salah satunya yaitu Olimpiade. . Dalam bahasa korea, hanya

untuk Tae berarti “Menendang atau menghancurkan dengan Kaki”;

Kwon berarti “tinju”; dan Do berarti “jalan” atau “seni”. Jadi,

taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas sebagai “seni tangan

dan kaki” atau “jalan” atau “cara kaki dan kepalan” (Adang Walatra,

2009: 102). Taekwondo merupakan olahraga kontak fisik

1
2

sehingga peluang terjadinya cidera sangatlah besar, taekwondo juga

gabungan dari teknik perkelahian, beladiri, olah tubuh, dan hiburan.

Selain itu taekwondo ada tiga materi dalam berlatih yaitu kyukpa,

poomsae, kyourugy Dasar-dasar taekwondo terbentuk dari kombinasi

berbagai teknik gerakan menyerang dan bertahan yang menggunakan

bagian tubuh untuk menghadapi lawan tetapi dimana dominan banyak

menggunakan kaki dibandingkan pukulan.Seperti yang dikatakan

(Gugun arief Gunawan, 2007:32), bahwa “Di dalam taekwondo,

penggunan tendangan sangat dominan.terdapat berbagai variasi

tendangan taekwondo, semua harus dilakukan dengan kecepatan dan

ketepatan tinggi.Taekwondo mengutamakan serangan tendangan,

karena tenaga tendangan lebih besar daripada pukulan, serta

jangkauan panjang”. Untuk menjadi taekwondoin yang handal

sebaiknya harus menguasai teknik dasar taekwondo dan disertai

kondisi fisik yang terdiri dari sikap kuda-kuda atau seogi, pukulan

jierugi, tangkisan atau makki, tendangan atau chagi, sehingga teknik

yang sempurna ialah teknik yang secara biomekanik benar dan secara

fisiologis efisien. dan yang paling utama menjaga daya tahan

(endurance). (Harsono, 2015:42). komponenen kondisi fisik daya


3

tahan (endurance), dalam hal ini dikenal dua macam daya tahan,

yakni:

a. Daya tahan umum (general endurance) kemampuan seseorang

dalam mempergunakaan sistem jantung, paru-paru dan peredaraan

darahnya secara efektif dan efesien untuk menjalankan kerja secara

terus-menerus yang melibatkan kontraksi sejumlah otot-otot dengan

intesitas tinggi dalam waktu yang cukup lama.

b. Daya tahan otot (local endurance) adalah kemampun seseorang

dalam mempergunakan ototnya untuk berkontraksi seecara terus-

menerus dalam waktu yang relatif lama dengan beban tertentu.

(M.Sajoto, 1995:8)

Daya tahan adalah kemampuan melakukan kerja dalam jangka waktu

lama, (syarif hidayat, 2014 :59). Alat ukur untuk menentukan status

daya tahan , walaupun bukan satu-satunya, bagi olahragawan adalah

VO2max. (M.Sajoto, 1995:25). Taekwondo Family (T-FLY) Kota

Palu adalah salah satu organisasi/team taekwondo yang ada di Kota

Palu, sulawesi tengah. Awal mula terbentuknya taekwondo family (T-

FLY) merupakan team taekwondo yang terbentuk dari sekumpulan

pemikiran dari beberapa sabuk hitam yang berada di Kota Palu,


4

dimana untuk membentuk suatu wadah guna dijadikan tempat berlatih

atlet-atlet muda untuk berprestasi.

Beberapa waktu terakhir tepatnya ditahun 2020 para atlet taekwondo

Family mengikuti kejuraan sulteng open dan meraih 3 medali emas 2

medali perak dan 3 medali perunggu dikategori kyorugy (sparring),

perkataan pelatih taekwondo family. Selanjutnya program latihan pada

saat minggu pertama diawal bulan melakuan latihan fisik, minggu

pertengahan melakukan metode teknik-teknik sparring (kyourugy) dan

akhir bulan mengakhiri dengan mempermantap dengan melakukan

sparring (kyourugy). dari segi program latihan bahwa atlet di dojang

T-FLY dilihat dari kondisi fisik bahwa atlet di dojang tidak dapat

menyelesaikan 3 ronde dalam sparring (kyourugi) disebabkan

mengalami keletihan perkataan pelatih taekwondo family, hal ini

menjadi kelemahan para atlet-atlet di dojang taekwondo Family.

Sehingga Berdasarkan berbagai uraian diatas, peneliti bermaksud

mengadakan eksperimen untuk mengetahui pengaruh latihan circuit

training terhadap peningkatan daya tahan Anaerobik pada atlet

taekwondo family Kota Palu.


5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang ada maka permasalahan yang

dapat dirumuskan yaitu “apakah ada pengaruh latihan circuit training

terhadap peningkatan daya tahan anaerobik pada atlet taekwondo

family Kota Palu’’?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas,

maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui pengaruh latihan circuit training terhadap peningkatan

daya tahan anaerobik pada atlet taekwondo family Kota Palu.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah:

1.) Hasil penelitian dapat memberikan ilmu pengetahuan di bidang

keolahragaan khususnya olahraga taekwondo

2.) Untuk menambah wawasan para pelatih taekwondo dalam

memvariasikan bentuk latihan dan mengetahui cara

meningkatkan daya tahan anaerobik dalam olahraga taekwondo

1.5 Batasan Istilah

Agar tidak kesalahpahaman dalam penelitian ini, maka penulisan

membuat batasan istilah sebagai berikut :


6

1.) Latihan adalah suatu proses kegiatan yang sistematis dilakukan

dengan jangka waktu panjang, berulang-ulang dan demi mencapai

suatu tujuan tertentu. Latihan dalam penelitian ini berarti suatu

usaha yang dilakukan oleh atlet supaya dapat melakukan dan

meningkatkan daya tahan anaerobik.

2.) Circuit training adalah latihan yang dilakukan dengan membentuk

beberapa konsep latihan atau serangkaian variasi latihan sirkuit,

yang mana gabungan beberapa variasi latihan inilah yang menjadi

perumpamaan sebagai sebuah sirkuit/Pos. dalam penelitian ini

latihan circuit training digunakan untuk melatih dalam

peningkatan daya tahan anaerobik pada atlet Taekwondo.

3.) Daya tahan anaerobik, kemampuan melakukan kerja dalam waktu

lama, tubuh tidak memerlukan O2 dalam pembentukan energi.

(Syarif Hidayat, 2014:57).

4.) Taekwondo adalah gabungan dari teknik perkelahian, beladiri,

olahraga, olahtubuh, hiburan dan filsafat (Bellavia Ariesta Dofi,

2014).
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian yang Relevan

Beberaa penelitian yang sama dengan penelitian ini yaitu :

2.1.1 Rido Adha Elba, (2015). Pengaruh Latihan Sirkuit (Circuit Training)

Terhadap Peningkatan Power Lengan, Power Tungkai, Kelincahan, dan

Daya Tahan Aerobik (Vo2 Max) Dalam Cabang Olahraga Bulutangkis

pada Siswa Putra Kelas XI smk Trisakti Bandar Lampung. Metode

penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodeeksperimen.

Objek penelitian ini adalah siswa kelas XI akuntansi yang berjumlah20

orang.Berdasarkan hasil perhitungan dan analisis data yang diperoleh dari

tespengukuran pada penelitian ini didapat rerata peningkatan power lengan

melaluilatihan sirkuit meningkat sebesar 2,25m dimana sebelum latihan

rerata powerlengan adalah 2,01m, power tungkai meningkat 46,30cm

dimana sebelum latihanrerata power tungkai adalah 41,95cm, kelincahan

meningkat 13,35 detik dimanasebelum latihan rerata kelincahan adalah

14,37 detik, dan daya tahan aerobic (VO2 Max) meningkat 34,63 detik

dimana sebelum latihan rerata daya tahan aerobic (VO2 Max) adalah 32,85

detik.Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa latihan sirkuit (Circuit

Training)adalah latihan yang sangat efektif untuk meningkatkan power

lengan, powertungkai, kelincahan, dan daya tahan. Hal ini terlihat dari hasil

analisis statistic dengan menggunakan uji t, bahwa model latihan sirkuit

7
8

(Circuit Training) berpengaruh signifikan terhadap peningkatan power

lengan.

2.1.2 Mia Kusumawati, (2013). Pengaruh Latihan Circuit Trainng terhadap

Daya Tahan Atlet Futsal Swap Jakarta dalam Indonesia Futsal League

(IFL) 2013. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

eksperimen.Dalam penelitian ini penulis melakukan suatu percobaan berupa

pemberian treatment berupa sirkuit training. Dalam pengambilan data

dilakukan tes awal yang bertujuan untuk mengetahui data awal sampel

sebelum diberikan treatment dan dilakukan tes akhir untuk mengetahui

peningkatan hasil latihannya. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah

peserta Liga Futsal Indonesia dari team SWAP futsal Jakarta, dan dengan

jumlah sampel sebanyak 20 orang. Setelah dilakukan pengolahan dan

analisis data secara statistik diperoleh kesimpulan bahwa: Sirkuit training

memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan

tubuh melalui penghitungan statistik diperoleh t-hitung = 4.8 yang lebih

besar dari t-tabel = 2.26 pada taraf signifikansi α = 0.05 dan dk = 9. Dengan

demikian, maka hipotesis yang diajukan oleh peneliti diterima, jadi Sirkuit

Training memberikan peningkatan daya tahan tubuh atlit futsal yang

signifikan

2.1 Kajian pustaka

2.2.1 Profil Taekwondo Family

2.1 Gambar profil dan personalia pengurus Taekwondo Family Kota Palu

masa bhakti 2018-2020


9

PENGURUS TAEKWONDO FAMILY KOTA


PALU

NAMA : FAHRIZAL RAZALI NASUTION

JABATAN : KETUA TAEKWONDO FAMILY

KOTA PALU

PENGURUS TAEKWOND FAMILY KOTA


PALU

NAMA : Muhammad Iqbal Timumun, S.Si,

M..Pd. JABATAN : PELATIH TAEKWONDO

FAMILY KOTA PALU

PENGURUS TAEKWONDO FAMILY KOTA


PALU

NAMA : Ardiyansya Rahman.

JABATAN : SEKERTARIS TAEKWONDO


FAMLY KOTA PALU

Sumber : T-FLY Kota Palu (2020)

Taekwondo Family adalah salah satu organisasi/team taekwondo yang ada

di kota palu, sulawesi tengah. Awal mula terbentuknya Team taekwondo (T-fly)

merupakan team taekwondo yang terbentuk dari sekumpulan pemikiran dari

beberapa sabuk hitam yang berada di Kota Palu, dimana untuk membentuk suatu

wadah guna dijadikan tempat berlatih atlet-atlet muda untuk berprestasi dan para
10

sabuk hitam Kota Palu pada saat itu berembuk dan sepakat untuk memberikan

nama yaitu TAEKWONDO FAMILY, setelah itu mereka menyurat ke taekwondo

Kota Palu guna mengesahkan nama Dojang taekwondo Family, tepat pada tanggal

14 november 2015 taekwondo Kota Palu mengeluarkan SK Kepengurusan

taekwondo Family yang diakui taekwondo Kota Palu. Beberapa waktu terakhir

tepatnya ditahun 2018 para atlet T-fly mengikuti kejurnas CCOT 2 dan berhasil

memperoleh Juara Umum (1) semua kategory perkataan pelatih Muhammad iqbal.

Gambar 2.2 Foto Pelatih dan Atlet TaekwSondo Family


Sumber : Muhammad Iqbal (2018)

2.2.2 Pengertian Latihan

Latihan adalah suatu proses kegiatan yang sistematis dilakukan dengan

jangka waktu panjang, berulang-ulang dan demi mencapai suatu tujuan tertentu.

Latihan merupakan proses berlatih melatih menguasai gerakan keterampilan atau

kemampuan cabang olahraga dan di bantu peralatan yang menunjang suatu proses

latihan, sehingga dengan latihan seseorang (atlet) dapat berproses untuk mencapai

tingkat kemampuan yang lebih baik dalam suatu berolahraga, dengan waktu

tertentu serta perencanaan yang tepat dan cermat. Latihan adalah untuk

mengembangkan keterampilan dan performa atlet dalam usaha mencapai prestasi


11

puncak (syarif hidayat, 2014:3). Sedangkan menurut Bompa Dalam (Syarif

Hidayat : 2014-2) Latihan adalah sebagai program pengembangan olahragawan

untuk event khusus melalui peningkatan ketrampilan dan kapasitas energi. Dengan

kata lain bahwa latihan merupakan suatu proses kegiatan pengembangan

kemampuan seseorang (atlet) melalui peningkatan ketrampilan dan kapasitas

energi dengan sasaran untuk mencapai prestasi.

2.2.3 Prinsip-prinsip latihan

Prestasi olahraga merupakan suatu dambaan bagi setiap olahragawan,

tetapi jika seorang olahragawan tidak berlatih tanpa berlandaskan prinsip-prinsip

latihan maka prestasi olahraga tidak akan didapatkan. Sebagian besar seseorang

melakukan latihan tetapi tidak melakukan latihan dengan benar. Adapun prinsip

latihan yang dipaparkan oleh peneliti disini adalah prinsip-prinsip dasar yang

perlu diketahui dan diterapkan dalam setiap cabang olahraga. Latihan yang benar

dan tepat memerlukan penerapan prinsip-prinsip dasar latihan guna untuk

mencapai kinerja fisik yang maksimal dan tentunya prestasi bagi setiap seseorang.

Menurut Sukadiyanto dan Muluk (Dalam Dance Cristian, 2011), “menjabarkan

beberapa prinsip-prinsip latihan yang seluruhnya dapat dilaksanakan sebagai

pedoman agar tujuan latihan tercapai dengan baik dalam satu kali tatap muka,

antara lain sebagai berikut :

1) Prinsip Kesiapan

Prinsip kesiapan adalah prinsip dimana materi dan dosis latihan harus

disesuaikan dengan usia olahragawan. Oleh karena itu usia olahragwan berkaitan

erat dengan kesiapan kondisi secara fisiologis dan psikologis dari setiap
12

olahragawan. Artinya para pelatih harus mempertimbangkan dan memperhatikan

tahap pertumbuhn dan perkembangan dari setiap olahrgawan. Menurut Slameto

(2010:115) perinsip”kesiapan meliputi:

1) Semua aspek perkembangan berinteraksi (saling pengaruh mempengaruhi)

2) Kematangan jasmani dan rohani adalah perlu untuk memperoleh manfaat dari

pengalaman

3) Pengalaman-pengalaman mempuyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan

4) Kesiapan dasar untuk kegiatan tertentu terbentuk dalam periode tertentu selama

masa pembentukan dalam masa perkembangan.

2. Prinsip Individual

Setiap olahragawan memiliki potensi dan kemampuan yang berbeda-

beda,sehingga dalam menentukan beban latihan harus di sesuaikan dengan

kemampuan setiap individu.

Adapaun faktor yang dapat mempengaruhi:

1. keturunan/genetika,

2. Nutrisi/gizi,

3. Waktu istirahat,

4.Tingkat kebugaran,

5. Rasa sakit dan cidera,

6. Motivasi

7. Maturation?kematangan,

8. lingkungan
13

3. Prinsip Adaptasi

Tingkat keepatan olahragawan dalam mengadaptasi setiap beban latihan

berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain

Di pengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:

a.Usiah olahragawan

b. Usiah latihan

c. Kualitas kebugaran otot

d.Kualitas sitem kebugaran otot

e. Kualitas / mutu latihan

Ciri-ciri terjadinya poses adaptasi pada tubuh akibat dari latihan

1. Kemampuan fisiologis:

a.Membaiknya sistem pernapasan

b. Membaiknya fungsi jantung

c.Membaiknya fungsi paru

d. membaiknya sirkulasi dan volume darah

2. Meningkatnya kemampuan fisik:

a. Ketahan otot,

b. Kekuatan

c.Power.

3. Tulang dan ligamenta, tendon dn hubungan jaingan otot menjadi lebih

Kuat.
14

4. Prinsip Beban Lebih (Overload)

Beban latihan harus mencapai/sedikit melampaui ambang rangsang, tapi

tidak boleh selalu melebih.

Cara meningkatkan beban latihan:

a. Diperberat

b. Dipercepat

c. Diperlama.

5. Prinsip Progresif (Peningkatan)

Latihan bersifat progresif berarti latihan harus di lakukan secara ajeg,maju,

dan berkelanjutan.

6. Prinsip Spesifikasi (Kekhususan)

Materi yang di berikan harus sesuai dengan kebutuhan cabang

olahraganya.

a. Spesiikasi kebutuhan sistem energi

b. Bentuk/model latihan

c. Pola gerak dan kelompok otot yang terlibat

7.Prinsip Variasi.

Latihan yang akan dilakukan secara monoyon akan mnimbulkan

kejenuhan pada atlit,sehingga dapat mengakibatkan kelelahan baik secara fisik

maupun psikis.

Variasi latihan :

a. Mengubah bentuk latihan,

b. Tempat latihan,
15

c. Sarana dan prasaran latihan,

d. Teman latihan.

8.Prinsip pemanasan dan Pendinginan

a. Pemanasan ( warm-up).

Secara fisiologis:menyiapkan kerja sistem tubuh (menurunkan viskositas

otot,menyiapkan Kekuatan & kecepatan).

Secara psikologis: untuk meningkatkan konsentrasi,ketegaran mental,

Dan menurunkan tingkat kecemasan.

b. Latihan inti.

Latihan utama yang meliputi latihan fisisk, teknik, taktik atau mental.

c.Latihan suplement.

Latihan suplament berisikan tentang bentuk-bentuk latihan yang prinsip

gerakannya menyerupai denga teknik cabang olahraga.

d.Penutup

mengembaliakn fungsi tubuh ke arah normal dan menurunkan tingkat

stres .

9. Prinsip Berkebalikan

Tidak melakukan latihan akan mengalami penurunan kondisi fisik

(detraining).

Latihan terlalu banyak dan tidak terprogram akan mengalami over trining.
16

10. Prinsip Tidak Berlebihan

a. Beban latihan yang diberikan harus disesuaikan dengan tingkat

pertumbuhan dan perkembangan anak latih.

b. Tidak terlalu berat dan tidak terlalu ringan, sehingga dapat

meningkatkan kemampuan fisik sesuai dengan tujuan latihan.

11. Prinsip Sistematik

a. Perlu di terapkan karena perestasi atlet sifatnya sementara dan labil.

b. prinsip sistematik terkait dengan dosis (takarana)bdan skala prioritas dari

sasaran latihan.

c. Untuk itu dosis (takaran) dan skala prioritas latihan harus di perhatikan

selama dalam pelaksanaan latihan sehingga akan membentuk proses

adaptasi dalam organ tubuh.

2.1.2 Kondisi Fisik

Kondisi fisik adalah suatu kondisi atau keadaan seorang atlit dalam keadaan

sehat bugar secara jasmani.Kondisi fisik sangat perlu dalam dunia olahraga karena

kondisi fisik merupakan komponen yang sangat penting dalam melakukan

aktivitas olahraga. Dalam dunia olahraga penilaian potensi ditentukan oleh

kondisi fisik seseorang (atlet), semakin giat melakukan latihan fisik semakin besar

peluang untuk mengapai prestasi. Seperti dikatakan (syarif hidayat, 2014 :50),

pembinaan kondisi fisik atlet yang berpotensi dalam olahraga sangat penting,

harus dilakukan dengan sistematis dan terprogram dengan baik. Kondisi fisik

merupakan dasar untuk peningkatkan aspek teknik, taktik dan mental. Selanjutnya

(Syarif hidayat, 2014: 56-63) Komponen kondisi terbagi atas beberapa bagian
17

diantarannya :

1) Kekuatan

Kekutan adalah kemampuan otot untuk melakukan kontraksi guna

membangkitkan tegangan terhadap suatu tahanan. Latihan yang sesuai untuk

mengembangkan kekuatan ialah melaluai bentuk latihan tahanan (resistence

exercise).

2) Latihan daya tahan

a. Daya tahan aerobik yaitu, kemampuan melakukan kerja dalam waktu lama,

tubuh memerlukan O2 dalam pembentukan energi.

b. Daya tahan anaerobik, kemampuan melakukan kerja dalam waktu lama, tubuh

tidak memerlukan O2 dalam pembentukan energi.

3) Keseimbangan (Balance)

Keseimbangan adalah kemampuan seeorang untuk memperhatikan posisi

tubuh baik dalam kondisi statik maupun dinamik. Dalam keseimbangan ini yang

perlu diperhatikan dalam waktu refleks, waktu reaksi dan kecepatan bergerak.Dan

biasanya latihan keseimbangan dilakukan bersama dengan latihan kelincahan dan

kecepatan, bahkan kelentukan.

4) Kecepatan (speed)

Kecepatan adalah kapasitas gerak dari anggota tubuh atau bagian dari

sistem pengungkit tubuh atau kecepatan pergerakan dari seluruh tubuh yang

dilaksanakan dalam waktu yang singkat atau lebih sederhana kecepatan yaitu

kemampuan menempuh jarak tertentu dalam waktu yang sesingkat-singkatnya.


18

5) Kelincahan (agility)

Kelincahan adalah kemampun seseorang untuk dapat mengubah arah

dengan cepat dan tepat pada waktu bergerak tanpa kehilangan

keseimbangan.Kelincahan ini berkaitan erat antara kecepatan dan

kelentukan.Tanpa unsur keduanya baik, seseorang tidak dapat bergerak dengan

lincah. selain itu, faktor keseimbangan sengat berpengaruh terhadap kemampun

kelincahan seseorang.

6) Power (elastic/ fast strength)

Power adalah kemampuan otot untuk mengerahkan kekuatan maksimal

dalam waktu yang sangat cepat.

7) Stamina

Stamina adalah komponen fisik yang tingkatannya lebih tinggi dari daya tahan.

8) Koordinasi

Kordinasi adalah kemampuan dari tubuh untuk merangkai beberapa gerakan

menjadi satu gerakan yang utuh.

2.1.3 Olahraga Taekwondo

Olahraga Taekwondo adalah olahraga seni beladiri yang berasal dari negeri

gingseng (korea), Olahraga beladiri korea ini juga paling diminati dan populer

sehingga menjadi olahraga nasional korea. Taekwondo merupakan salah satu

cabang olahraga beladiri yang dipertandingan diajang bergengsi Dunia termasuk

salah satunya yaitu Olimpiade. Dalam bahasa Korea, hanya untuk Tae berarti

“menendang atau menghacurkan dengan kaki”; Kwon berarti “tinju”; dan Do

berarti “jalan’ atau “seni”. Jadi, Taekwondo dapat diterjemahkan dengan bebas
19

sebagai “seni tangan dan kaki” atau “jalan” atau “cara kaki dan

kepalan”.Popularitas taekwondo telah menyebabkan seni ini berkembang dalam

berbagai bentuk. Seperti banyak seni bela diri lainnya, taekwondo adalah

gabungan dari teknik perkelahian, bela diri,olah raga, olah tubuh, hiburan, dan

filsafat. (Adang Walatra, 2009:102). Sebutan bagi seseorang yang berlatih

taekwondo adalah taekwondoin. Sebutan nama guru-guru yang mengajar (tingkat

sabuk hitam ke atas) di dalam perguruan taekwondo, dipanggil SABEM. Seragam

latihan yang dipakai oleh seorang taekwondoin berwarna putih- putih yang disebut

Dobok.Ada beberapa tingkatan sabuk dalam olahraga beladiri taekwondo,

tingkatan tersebut menjadi acuan jenjang seorang taekwondoin, sebagai berikut:

1) Filosofi Sabuk Taekwondo :

a) Putih, melambangkan kesucian, awal atau dasar dari semua warna, pemula

untuk mempelajari jurus dasar (taeguk);

b) Kuning, melambangkan bumi. Disinilah mulai di tanamkan dasaar-dasar

taekwondo egan kuat. Sebelum naik sabuk hijau, biasanya naik ke sabuk kuning

strip hijau lebih dahulu.

c) Hijau, melambangkan pepohonan, pada saat inilah dasar taekwondo mulai di

tumbuh kembangkan. Sebelum naik ke sabuk biru biasanya naik ke sabuk hijau

strip biru terlebih dahulu.

d) Biru, melambangkan langit yang menyelimuti bumi dan seisinya. Maknanya

kita harus mengerti apa yan di pelajari. Sebelum ke sabuk merah biasanya ke

jenjang sabuk biru strip merah lebih dahulu.

e) Merah, melambangkan matahari, artinya kita harus menjadi pedoman bagi


20

orang lain dan mengingatkan harus bisa mengontrol diri terhadap tindakan kita.

Sebelum naik ke sabuk hitam biasanya ke sabuk merah strip satu kemudian sabuk

merah strip dua lebih dahulu.

f) Hitam, melambangkan akhir, kedalaman, kematangan dalam berlatih dan

penguasaan diri kita dari takut akan kegelapan. Hitam memiliki tahap dari satu

hingga 10. (AdangWalatra, 2009: 105-106).

Olahraga Taekwondo masuk dalam pertandingan dunia atau olimpiade, ada dua

jenis pertandingan yang ditandingkan yaitu kategori Kyorugi dan poomsae.

Menurut (Gugun Arief Gunawan, 2007:37), pertandingan dalam taekwondo ada

dua, yaitu Kyourugi (pertarungan bebas) dan Poomsae (peragaan jurus). Poomsae

tidak dipertandingkan dalam Olimpiade.Pertandigan dilangsungkan disebuah

arena yabg berukuran 12 x12 meter. Dalam arena ini masih ada lagi kotak

berukuran 8 x 8 meter untuk tempat pertarungan dua taekwondoin. Pertarungan

harus tetap berlangsung didalam batas ini. Di luar itu adalah garis aman. Kedua

taekwondoin mengenakan seragam standar taekwondo beserta pelindung badan,

kepala, selangkang, betis, tangan dan gum shields (karet penahan

gigi).Selanjutnya (Gugun Arief Gunawan, 2007:38), dalam pertandingan

pertarungan bebas taekwondo, daerah yang boleh dikenai serangan adalah badan

atas dan kepala.Kaki, selangkangan, serta bagian belakang kepala tak boleh

diserang. Bagian yang boleh dipakai menyerang adalah tungkai dan kepalan

bagian depan. Menyerang dengan betis, siku, dan bagian punggung tangan tidak

diperbolehkan.Selain itu, mendorong, membanting, dan bergulat, juga

dilarang.Nilai tertinggi yang dicapai jika serangan tendangan masuk secara mutlak
21

pada bagian kepala.Pertandingan dilangsungkan dalam tiga ronde, setiap ronde

berdurasi tiga menit.Terdapat masa jeda satu menit untuk setiap ronde.

2.1.4 Circuit Training

Circuit training adalah latihan yang dilakukan dengan membentuk beberapa

konsep latihan atau serangkaian variasi latihan sirkuit, yang mana gabungan

beberapa variasi latihan inilah yang menjadi perumpamaan sebagai sebuah

sirkuit/Pos. menurut (Apta Mylsidayu dan Febi Kurniawan, 2015:100), circuit

training adalah metode latihan yan terdiri dari beberapa item latihan yang harus

dilakukan dalam waktu tertentu. Selanjutnya Apta Mylsidayu dan Febi Kurniawan

(Dalam Sukadiyanto 2005:103), circuit training adalah metode latihan untuk

meningkatkan kekuatan, ketahanan, speed, power, dan fleksibilitas.

Latihan merupakan salah satu unsur berlatih dan terlatih dalam meningkatkan

kemampuan secar bertahap yang dilakukan secara efisien dengan melalui latihan

sircuit.Unsur dari kompenen tersebut ketahanan otot, kekuatan otot, kelentukan,

kelincahan, dan keseimbangan.Latihan sirkuit dapat dikatekorikan sebagai salah

satu prinsip-prinsip latihan yaitu prinsip variasi, karena prinsip ini bertujuan untuk

menghindari kejenuhan dan keresahan pada seorang atlit. Keutungan berlatih

dengan cara circuit training diantaranya menurut (Syarif Hidayat, 2014:64)

adalah :

a. Meningkatkan berbagai komponen kondisi fisik secara serempak dalam waktu

yang relatif singkat.

b. Setiap atlet dapat berlatih sesuai dengan kemajuan masing-masing.

c. Setip atlet dapat mengobservasi dan menilai kemajuan sendiri.


22

d. Latihan mudah diawasi.

e. Hemat waktu dan dapat dilakukan oleh banyak orang sekaligus.

Akan tetapi kelemahanya adalah beban latihan tidak bisa diatur secara

optimal sesuai dengan beban pada latihan khusus. Maka setiap unsur fisik tidak

dapat berkembang secara maksimal, kecuali stamina. Pemilihan jenis latihan tiap

pos tergantung pada aspek yang menjadi tujuan atau sasaran utama yang ingin

dicapai. Rancangan program latihan sircuit J.P.O’Shea (Dalam M.sajoto 1995:83)

sebagai berikut:

a. Jumlah stasiun 6-8 tempat.

b. Satu stasiun diselesaikan dalam waktu 45 detik.

c. Repitisi antara 5-10 kali.

d. waktu istirahat tiap stasiun 1 menit.

e. frekuensi latihan 3 kali per minggu.

2.1.5 Bentuk-bentuk latihan circuit training

Dalam upaya peningkatan daya tahanan aerobik Dalam peningkatan daya

tahan tubuh kita memerlukan suatu variasi/bentuk latihan yang secara khusus

yang sesuai dengan kemampuan yang ingin dicapai dalam mendukung

peningkatan daya tahan tubuh. Dalam circuit training peneliti akan menggunakan

enam pos atau bentuk tahap latihan dan pada disetiap pos, terdiri dari gerkan yang

berbeda dan diberikan waktu yang sama untuk setiap gerakan tersebut. Gerakan

yang akan diberikan pada sampel sebagai berikut:

1) Push Up

Push Up adalah suatu jenis senam kekuatan yang berfungsi untuk menguatkan
23

otot bisep maupun trisep.

a) Sasaran : otot legan, bahu, dada.

b) Prosedur : Posisi awal tidur tengkurap dengan tangan di sisi kanan kiri badan.

Kemudian badan didorong ke atas dengan kekuatan tangan. Posisi kaki

dan badan tetap lurus atau tegap. Setelah itu, badan diturunkan dengan tetap

menjaga kondisi badan dan kaki tetap lurus. Badan turun tanpa menyentu lantai

atau tanah

Naik lagi dan dilakukan secara berulang.dilakukan selama 60 detik.

Gambar 2.3 Push Up


Sumber : Stack (2012) dan Senamsehat (2016).

2) lari Zigzag

Lari Zigzag adalah salah satu latihan jenis olahraga dengan gerakan berlari

dengan dilakukan dengan cara berlari secepat mungkin melewati rintangan satu

garis lurus (cones)

a) Sasaran : Power Tungkai,otot betis dan paha

b) Prosedur :Dalam melakukan latihan si pelaku harus melakukan lari secepat

mungkin melewati titik (Cones) yang telah di tentukan sebanyak 6 cones dengan
24

interval 2-4 kali. Jarak dari titik satu ke titik berikutnya sekitar 0,5-1 meter dan

dilakukan selama 45 detik .Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar berikut.

Ganbar 2.4 Latihan Zigzag


Sumber: Andri Fadriian 2013

3) High Knee

High knee adalah bentuk latihan dengan cara kaki diangkat dilakukan kedua

kaki secara berulang-ulang.

a) Sasaran : Pinggul, Otot Bokong, Hamstring

b) Prosedur : awalan dengan cara berdiri tegak dengan kedua kaki lurus dan

lengan berada di samping tubuh. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar

berikut .Gerakkan satu lutut ke atas setinggi dan senyaman mungkin. Turunkan

secara perlahan untuk mengulangi gerakan pada lutut lainnya secara berulang-

ulang dilakukan selama 45 detik. .Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar

berikut.
25

Gambar 2.5 high knee


Sumber : Haikal Millah 2015

4) Shuttel Run

Shuttel Run adalah suatu tes latihan dengan cara lari bolak-balik dengan bertujuan

untuk mengukur kelincahan seseorang mengubah posisi dan arah.

a) Sasaran : kelincahan denan mengubah gerak tubuh arah lurus.

b) Prosedur : buatlah jarak 4-5 meter, kemudian atlet berlari bolak-balik

secepatnya dari titik satu ke titik lainnya. Setiap kali sampai pada suatu titik, harus

berusaha secepatnya membalikkan badan untuk lari menuju titik yang lain

dilakukan sebanyak 4 balikan. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar : 2.6 Shuttel Run


Sumber : Dunia Blanter 2016
26

5) Jumping Jack

Jumping Jack adalah suatu aktivitas latihan fisik yang dilakukan dengan

melompat secara vertikal dengan membuka kedua kaki ke arah samping kemudian

kembali ke posisi semula dengan cara berulang-ulang.

a) Sasaran : Bahu, Lengan, dan tungkai.

b) Prosedur : berdiri tegap bertumpu pada kedua kaki dengan kedua tangan di

samping tubuh, lakukan lompatan vertikal dengan membuka kedua kaki ke arah

samping, sambil tangan di angkat ke atas, kemudian tutup kaki, letakkan tangan

kembali ke samping tubuh dilakukan selama 45 detik. Untuk lebih jelas dapat

dilihat pada gambar berikut.

Gambar : 2.7 Jumping Jeck


Sumber: Marzo 2018

6) Sit Up

Sit up sebagai salah satu olahraga yang melatih otot di bagian panggul,

pinggang, dan perut, akan mendukung keseimbangan tubuh saat beraktivitas.

a) Sasaran : Otot Perut, otot panggul, pinggang bagian bawah

b) Prosedur : Memulai sit up yang benar adalah dengan berbaring. Lanjutkan


27

dengan menekuk lutut, dengan kaki menapak di lantai agar tubuh tetap stabil.

letakkan di dekat telinga.Angkat badan ke atas ke arah lutut, sambil

menghembuskan napas saat melakukannya. Kemudian, turunkan badan kembali

ke posisi berbaring seperti semula sambil menarik napas. Untuk lebih jelas dapat

perhatikan gambar berikut.

Gambar: 2.8 Sit Up


Sumber: Womenbliz 2018

2.2.7 Daya Tahan anaerobik

Daya tahan anaerobik adalah kemampuan tubuh seseorang dalam melakukan

aktivitas secara berulang-ulang dengan waktu lama, dan tahan anaerobik adalah

kemampuan melakukan kerja dalam waktu lama, tubuh tidak memerlukan O2

dalam pembentukan energi.(Syarif hidayat, 2014:57).Dan Menurut (M. Sajoto,

1995: 8) daya tahan anerobik adalah satu kesatuan utuh dari komponen-komponen

kondisi fisik yang tidak dapat dipisahkan, baik peningkatan maupun

pemeliharaannya.Artinya dalam meningkatakan kondisi fisik seluruh komponen

harus dikembangkan walaupun dilakukan dengan sistem prioritas sesuai keadaan

atau status yang dibutuhkan. Komponen-komponen kondisi fisik diantarannya:

a. Kekuatan (strength), adalah kemampuan dalam mempergunakan otot

untuk menerima beban sewaktu bekerja.


28

b. Daya tahan (endurance), adalah kemampuan seseorang untuk bekerja

dalam jangka waktu yang relatif lama dengan kelelahan yang tidak berarti.

c. Daya otot (muscular power), kemampuan seseorang dalam

mempergunakan kekuatan maksimum yang dikerahkan dalam waktu yang

sependek pendeknya.

d. Kecepatan (speed), kemampuan seseorang untuk mengerjakan

gerakan berkesinambungan dalam bentuk yang sama dalam waktu sesingkat-

singkatnya.

e. Daya lentur (flexibility), efektifitas seseorang dalam penyesuiaan diri

untuk segala aktivitas dengan penguluran tubuh yang laus.

f. Kelincahan (agility), kemampuan seseorang mengubah posisi di area


tertentu.

g. Koordinasi (coordination), kemampuan seseorang untuk

mengintegrasikan bermacam-macam gerakan yang berbeda ke dalam pola gerakan

tunggal secara efektif.

h. Keseimbangan (balance), kemampuan seseorang mengendalikan organ-

organ syaraf otot.

i. Ketepatan (accuracy), kemampuan seseorang untuk mengendalikan

gerak-gerak bebas terhadap suatu sasaran.

j. Reaksi (reaction), kemampuan seseorang untuk segera bertindak

secepatnya dalam menanggapi rangsangan yang ditimbulkan lewat indera, syarat

atau feeling lainnya.

2.2.8 Metode Latihan Peningkatan Daya Tahan Atau Endurance

Ada banyak metode atau cara latihan untuk meningkatkan kapasitas daya tahan
29

atau endurance, dalam hal ini adalah cardiovascular endurance yaitu mulai dari

beberapa latihan-latihan lari jarak jauh dalam tempo rendah. Menurut (M.Sajoto,

1995:133-139) Dapat dilihat dari 3 komponen latihan peningkatan daya tahan atau

endurance yaitu :

1) Intensitas latihan

Yang dimaksud dengan intensitas latihan suatu latihan adalah suatu dosis

(jatah) latihan yang harus dilakukan seseorang atlet, menurut program yang

ditentukan. Apabila intensitas suatu latihan tidak memadai, maka pengaruh latihan

terhadap peningkatan endurance sangat kecil, atau bahkan tidak ada sama sekali.

Sebaliknya, apabila intensitas latihan terlalu tinggi kemungkinan dapat

menimbulkan cedera atau sakit.

2) Frekuensi latihan

Yang dimaksud dengan frekuensi latihan adalah beberapa kali seseorang

melakukan latihan yang cukup intensif dalam satu minggunya. Pada umumnya

telah disepakati bahwa makin banyak frekuensi latihan tiap minggu, makin cepat

pula peningkatan kpasitas endurance orang tersebut.Namun demikian disarankan

agar dalam menetukan frekuensi latihan, benar-benar memperhatikan batas

kemampuan orang tersebut.

Lama latihan Yang dimaksud lama latihan atau disebut duration, adalah

sampai beberapa minggu, atau beberapa bulan program tersebut

dijalankan.Sehingga seorang atlet memperoleh kondisi endurance yang

diharapkan.
30

2.1 Kerangka Pemikiran

Bentuk Latihan

Circuit Training

Push-up Shutterun Jumping

la zigzag High Knee Sit up

Pengukuran Daya Tahan

Gambar 2.9 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran adalah uraian atau pernyataan mengenai kerangka

konsep pemecahan dari masalah yang telah dirumuskan dalam penelitian oleh

seorang penulis/peneliti tentang masalah yang ditelitinya.Isi kerangka pemikiran

adalah alur jalan pemikira secara logis dalam menjawab suatu masalah

berdasarkan landasan teoretik atau penelitian yang relevan, model penelitian yang

disajikan secara teoritis dalam bentuk model matematis yang menyatakan variabel

penelitian merupakan rangkuman dari kata pemikiran yang digambarkan.Istilah


31

teoritis disini ialah secara sederhana mengacu pada susunan teori yang

dikembangkan berdasarkan sudut pandang dari seorang peneliti.

Oleh karena itu isi dari bagian ini tidak hanya sekedar “kumpulan kutipan”

melainkan sebuah hasil dari uraian mengenai permasalahan pokok penelitian yang

akan menghasilkan kesimpulan secara teoritis (hipotesis) beserta beberapa

indikator pengukuran mengenai variabel (definisi operasional) serta model

penyelesaian. Kerangka pemikiran ini dapat disebut sebagai kerangka konsep

yang menjawab masalah yang akan di teliti secara (teoritis).

2.1 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kajian teori yang dipaparkan di atas, maka dapat

dirumuskan suatu hipotesis sebagai berikut: “Ada pengaruh latihan circuit

training terhadap peningkatan daya tahan anaerobik pada atlet taekwondo

family”.
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif, penelitian kuantitatif

adalah metode yang lebih menekankan pada aspek pengukuran secara obyektif.

Dalam penelitian ini yang diukur adalah Daya Tahan anaerobik (Endurance)

dalam Olahraga Beladiri Taekwondo. Penelitian ini bersifat eksperimental.

Metode penelitian eksperimental digunakan untuk mengetahui apakah ada

pengaruh suatu perlakuan (variabel bebas) terhadap obyek tertentu yang diamati

(variabel terikat) sebagai akibat yang diharapkan. Sesuai tujuan penelitian ini

adalah untuk mengetahui apakah ada Pengaruh Latihan Circuit Training Terhadap

Peningkatan Daya Tahan anaerobik Pada Atlet Taekwondo Family, Maka variabel

yang dimaksud adalah circuit training sebagai variabel bebas dan Daya Tahan

anaerobik sebagai variabel terikat.

3.2 Desain atau Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang digunakan adalah rancangan eksperimen yang

bersifat pre experimental Design (Nondesigns) dengan jenis desain :One-Group

Pretest-posttest design (Sugiyono, 2013). Seperti yang terlihat pada pola berikut

ini.

Tabel 3.1 Desain/Rancangan Penelitian

Pola : O1 x O2
Sumber: Sugiyono (2013:111)

[Type text]
32

Keterangan :

O1 :Nilai pre-test (Tes Awal) X : Perlakuan

O2 :Nilai post-test (Tes Akhir)

Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian adalah sebagai berikut:

1. Pengukuran daya tahan tubuh (Bleep Test) sebelum diberikan perlakuan yang

disebut Tes Awal (O1).

2. Perlakuan berupa latihan Circuit Training (X).

3. Pengukuran daya tahan tubuh (Bleep Test) setelah diberikan perlakuan yang

disebut Tes Akhir (O2).

3.3 Lokasi dan waktu penelitian

Penelitian ini dilakukan di tempat latihan (dojang) Taekwondo Family,

yang terletak di Jl. Sisal-jufri palu Barat dan lapangan Vatulemo palu (Dojang

Taekwondo Family). waktu penelitian dilakukan setelah selesai seminar proposal.

Waktu penelitian selama 8 (delapan) minggu. Minggu partama melakukan Tes

Awal Daya Tahan anaerobik (tes Bleep), enam minggu diberi Latihan circuit

training dan pada minggu (8) terakhir pelaksanaan Tes akhir Daya Tahan

anaerobik (tes Bleep) Adapun jadwal latihan.

Tabel : 3.2 Jadwal latihan

No Hari Jam Pelaksana Keterangan


1 Selasa 15.00 WITA-Selesai Penelitian Dojang
2 Rabu 15.00 WITA-Selesai Penelitian Taekwondo
3 Jum’at 20.00 WITA-Selesai Penelitian Family
32

3.4 Definis Operasional Variabel

Dalam penelitian yang dimaksud dengan variavel penelitian adalah latihan

Circuit Training yang berperan dalam peristiwa yang akan mempengaruhi hasil

penelitian. Menurut Sugiyono (2017 ) variabel adalah segala sesuatu yang

berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga

diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.

1. Pengaruh adalah daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang, benda dan

lain-lain) yang ikut membentuk watak, kepercayaan atau perbuatan seseorang.

2. Latihan adalah suatu proses kegiatan yang sistematis dilakukan dengan jangka

waktu panjang, berulang-ulang dan demi mencapi tujuan tertentu. Latihan

dalam penelitian ini berarti suatu usaha yang dilakukan oleh atlet supaya dapat

melakuan dan meningkatkan daya tahan anaerobik.

3. Circuit Training adalah latihan yang dilakukan dengan membentuk beberapa

konsep latihan atau serangkaian variasi latihan sirkuit/Pos, yang mana

gabungan beberapa variasi latihan yaitu 1). Push-Up 2) Lari Zigzag 3) High

Knee 4) Shuttel Run 5) Jumping Jack 6) sit up. Adapun bentuk variabel yang

menjadi kajian dalam penelitian ini ada dua, yaitu:

a. Variabel bebas adalah Circuit Training

b. Variabel terikat adalah peningkatan daya tahan anaerobik

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.6.1 Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: Obyek/Subyek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
32

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya,(sugiono, 2013:11). Adapun

populasi yang menjadi subyek penelitian ini adalah seluruh atlet yang aktif pada

latihan taekwondo di Dojang Taekwondo family sebanyak 12 orang.

3.6.2 Sampel dan Teknik Pengambilan sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut.Menurut (Sugiono, 2013:118), Jika kita hanya akan meneliti

sebagian dari populasi, maka penelitian tersebut disebut penelitian sampel.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.Sampel dalam penelitian

ini berjumlah 12 atlet Taekwondo putra-putri yang aktif dalam latihan

Taekwondo. Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan

Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel menggunakan teknik

(sampling purposive) adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan

tertentu, (Sugiono, 2013:124).

3.6Jenis dan Sumber Data

1) Data Primer

Jenis data penelitian yaitu data primer, data primer adalah data yang

diperoleh atau dikumpulkan oleh peneliti secara langsung dari sumber datanya.

Sumber data penelitian yaitu pelatih dan atlet.

2) Data Sekunder

Data sekunder yaitu sumber data yang dikumpulkan oleh penulis dari buku,

jurnal dan sebagainya yang berkaitan dengan penelitian dalam rangka penyusunan

skripsi ini.
32

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dilaksanakan dengan tes dan pengukuran, untuk

memperoleh data yang objektif tentang hasil latihan siswa. Pengumpulan data

Peningkatan Daya Tahan Tubuh dalam Olahraga Beladiri Taekwondo dengan

melakukan Bleep Test sebelum dan sesudah memperoleh latihan Circuit Training.

Adapun langkah-langkah pengumpulan data adalah sebagai berikut :

Tes melakukan Latihan daya tahan anaerobik maksimal (tes bleep) sesuai dengan

yang ditentukan.

1) Tujuan

Tes ini bertujuan untuk mengukur kemampuan Daya Tahan Tubuh saat

melakukan latihan.

2) Alat dan perlengkapan

a. Seperangkat alat tulis dan formulir Bleep test

b. Cones

c. Lakban Hitam(Pembatas/Petanda)

d. Flashdisk berisikan instrumen musik Bleep tes dan sound system

3) Pengetes

a. Pencatat jumlah bleep waktu 1 orang

b. Pelaksanaan tes 1 orang

4) Prosedur Pelaksanaan tes Bleep

a. Tes Bleep dilakukan dengan lari menempuh jarak 20 meter bolak-balik,

yang dimulai dengan lari pelan-pelan secara bertahap yang semakin lama

semakin cepat hingga atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari, berarti
32

kemampuan maksimalnya pada level bolak-balik tersebut.

b. waktu setiap level 1 menit.

c. pada level 1 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 8,6 detik dalam 7 kali

bolak-balik.

d. pada level 2 dan 3 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 7,5 detik dalam 8

kali bolak-balik.

e. pada level 4 dan jarak 5 jarak 20 meter ditempuh dalam waktu 6,7 detik

dalam 9 kali bolak-balik, dan seterusnya.

f. setiap jarak 20 meter telah ditempuh, dan pada setiap akhir level, akan

terdengar tanda bunyi 1 kali

g. start dilakukan dengan berdiri, dan kedua kaki berdiri dibelakang garis start.

h. bila tanda bunyi belum terdengar, atlet telah melampaui garis batas, tetapi

untuk lari balik harus menunggu tanda bunyi. Sebaliknya, bila telah ada tanda

bunyi atlet belum sampai pada garis batas, atlet harus mempercepat lari sampai

melewati garis batas dan segera kembali lari ke arah sebaliknya.

i. bila dua kali berurutan atlet tidak mampu mengikuti irama waktu lari berarti

kemampuan maksimalnya hanya pada level dan balikan tersebut. setelah atlet

tidak mampu mengikuti irama waktu lari, atlet tidak boleh terus berhenti, tetapi

harus meneruskan lari pelan-pelan selama 3-5 menit untuk cooling down. Berikut

Tabel Norma Tes Bleep (Kemenpora, 2005: 35-41)


32

Tabel 3.3 norma penilaian bleep test Penilaian bleep test untuk pria :
Age very Excel-
Poor Fair average Good very good
(years) poor lent
12 - 13 < 3/4 - 5/2 - 6/5 - 7/5 7/6 - 8/8 8/9 - 10/9 >
yrs 3/3 5/1 6/4 10/9
14 - 15 < 4/7 - 6/2 - 7/5 - 8/9 8/10 - 9/8 9/9 - 12/2 >
yrs 4/7 6/1 7/4 12/2
16 - 17 < 5/1 - 6/9 - 8/3 - 9/9 9/10 - 11/4 - >
yrs 5/1 6/8 8/2 11/3 13/7 13/7
18 - 25 < 5/2 - 7/2 - 8/6 - 10/2 - 11/6 - >
yrs 5/2 7/1 8/5 10/1 11/5 13/10 13/10
26 - 35 < 5/2 - 6/6 - 7/10 - 8/10 - 10/7 - >12/9
yrs 5/2 6/5 7/9 8/9 10/6 12/9
36 - 45 < 3/8 - 5/4 - 6/5 - 7/7 7/8 - 8/9 8/10 - >
yrs 3/8 5/3 6/4 11/3 11/3
46 - 55 < 3/6 - 4/7 - 5/6 - 6/6 6/7 - 7/7 7/8 - 9/5 > 9/5
yrs 3/6 4/6 5/5
56 - 65 < 2/7 - 3/7 - 4/9 - 5/6 5/7 - 6/8 6/9 - 8/4 > 8/4
yrs 2/7 3/6 4/8
> 65 yrs < 2/2 - 2/6 - 3/8 - 4/8 4/9 - 6/1 6/2 - 7/2 > 7/2
2/2 2/5 3/7
Sumber: (Ramsbottom 1988)

Penilaian bleep test untuk wanita :


Age very very Excel-
Poor Fair average Good
(years) poor good lent
12 - 13 < 2/6 2/6- 3/5 3/6- 5/1 5/2 - 6/2 - 7/4 7/5 - 9/3 > 9/3
yrs 6/1
14 - 15 < 3/3 3/4 - 5/3 – 6/5 - 7/6 - 8/7 8/8 - 10/7 > 10/7
yrs 5/2 6/4 7/5
16 - 17 < 4/2 4/2 - 5/7 - 7/1 7/2 - 8/5 - 9/7 9/8 - >
yrs 5/6 8/4 11/10 11/11
18 - 25 < 4/5 4/5 - 5/8 - 7/2 7/3 - 8/7 - 10/2 - > 12/7
yrs 5/7 8/6 10/1 12/7
26 - 35 < 3/8 3/8 - 5/3 - 6/5 6/6 - 7/8 - 9/4 9/5 - 11/5 > 11/5
yrs 5/2 7/7
36 - 45 < 2/7 2/7- 3/7 3/8- 5/3 5/4 - 6/3 - 7/4 7/5 - 9/5 > 9/5
yrs 6/2
46 - 55 < 2/5 2/5 - 3/6 - 4/4 4/5 - 5/4 - 6/2 6/3 - 8/1 > 8/1
yrs 3/5 5/3
56 - 65 < 2/2 2/2 - 2/7 - 3/5 3/6 - 4/5 - 5/6 5/7 - 7/2 > 7/2
yrs 2/6 4/4
> 65 yrs < 1/5 1/5 - 2/2 - 2/6 2/7 - 3/5 - 4/3 4/4 - 5/7 > 5/7
2/1 3/4
Sumber :(Ramsbottom 1988)
32

3.8 Instrument Penelitian

Instrument atau alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah stopwact,

Seperangkat alat tulis, cones, sound, Lakban Hitam (Pembatas/Petanda), flashdiks

(file audio). Rencana program latihan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sabagai berikut:

Tabel 3.4 Program Latihan circuit training dan daya tahan anaerobik
Minggu Frekuensi Hari Repetisi Set Istirahat
1 Tes Awal Daya Tahan anaerobik (tes Bleep)
Selasa
2 3 kali 2 kali circuit
Rabu 3 1 menit
seminggu training
Jum’at
Selasa
3 kali 2 kali circuit
3 Rabu 3
seminggu training 1 menit
Jum’at
Selasa
3 kali 3 kali circuit
4 Rabu 3 1 menit
seminggu training
Jum’at
Selasa
3 kali 3 kali circuit
5 Rabu 3 1 menit
seminggu training
Jum’at
Selasa
3 kali 4 kali circuit
6 Rabu 3 1 menit
seminggu training
Jum’at
3 kali Selasa
3 kali circuit
7 seminggu Rabu 3 1 menit
training
Jum’at
8 Istirahat
Tes akhir Daya Tahan anaerobik (tes Bleep)

3.9 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang terpenting dalam sebuah penelitian

karena dengan adanya analisis data hipotesis bisa diuji kebenarannya dan

selanjutnya ditarik kesimpulan. Setelah pengumpulan data selesai selanjutnya data


32

yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan SPSS 16.0. Tahapan dalam

analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Uji persyaratan analisis

Uji persyaratan analisis dilakukan untuk mengetahui apakah data yang

didapatkan dapat dilakukan uji analisis parametrik atau non parametrik. Uji

persyaratan analisis yang digunakan adalah one sampel kolmogorov smirnor

test. Persyaratan agar data disebut berdistribusi normal apabila > nilai α = 0.05

2. Uji analisis deskriptif

Uji analisis deskriptif dilakukan untuk mengentahui gambaran umum data

hasil penelitian dengan melihat nilai minimal, maksimal, rata-rata, nilai

standar deviasi dan nilai range.

3. Uji hipotesis

Uji hipotesis dilakukan dengan menggunkn uji t test. Varian uji t test yang

digunakan adalah paired sample t test.


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskriptif Data Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 januari 2021 sampai 23 maret

2021. Pretest diambil pada tanggal 24 januari 2021 dan Posttest pada tanggal 23

maret 2021. Treatment dilakukan 18 kali dengan frekuensi latihan 3 (tiga) kali

dalam satu minggu, yaitu Selasa, rabu, dan jum’at. Hasil Pretest dan Posttest

kemampuan Bleeptest atlet Taekwondo Family Kota Palu disajikan pada table 3.5

sebagai berikut:

No Nama L/P Umur Level Shuttle VO2Max


1 Nuraini P 17 6 1 33,2
Risaldi alexander
2 ruaka L 17 6 2 33,6
3 Nur Sayyidah P 16 6 5 34,7
4 Dito Frianto L 16 5 5 31,4
5 Icmi Kartika P 18 5 8 32,6
Zahwa Alyah
6 Syafitri P 17 6 8 35,7
7 Dinda Faradinka P 18 6 4 34,3
Ni nyoman winda
8 Chelsea P 16 6 8 35,7
9 Nur Alisya P 16 6 4 34,3
10 Moh arun L 16 6 7 35,4
11 Muhamat Rizal L 19 7 1 36,8
12 Difa Dian Safitry P 17 7 3 37,5
JUMLAH 415,2
Tabel 4.1 : Data Tes awal (pre test) Bleep Test atlet Taekwondo Family Kota

Palu sebelum diberikan latihan circuit training

39
40

Berdasarkan dari table 4.1 (tes awal) diatas hasil Bleep Tes daya tahan

(Anaerobik) pada atlet Taekwondo Family Kota Palu, sebelum diberikan latihan

circuit training dari 12 atlet diperoleh hasil kemampuan daya tahan (Anaerobik)

Dengan jumlah tertinggi level 7 balikan 3 dengan nilai VO 2Max adalah 37,5 dan

yang terendah atau jumlah yang paling sedikit adalah level 5 balikan 5. Dengan

nilai VO2Max adalah 31,4 dengan nilai rata-rata 34,60.

Deskriptif tes akhir pada kemampuan tes daya tahan (Anaerobik) pada

atlet Taekwondo Family Kota Palu dapat dilihat pada table dibawah ini.

Tabel 4.2 : Data Hasil tes akhir (pre test) Bleep Test atlet Taekwondo Family

Kota Palu sesudah diberikan latihan circuit training

No Nama L/P Umur Level Shuttle VO2Max


1 Nuraini P 17 9 7 45,5
2 Risaldi A.R. L 17 10 2 47,4
3 Icmi kartika P 18 9 5 44,9
4 Nur alisya P 16 8 6 41,8
5 Difa dian safitry P 17 7 7 38,9
6 Dinda Faradinka P 18 9 8 45,8
7 Ni nyoman winda P 16 9 5 44,9
8 Muhammat rizal L 19 11 2 50,8
9 Nur sayyidah P 16 9 5 44,9
10 Zahwa P 17 9 1 43,6
11 Moh Arun L 16 10 2 47,4
12 Dito Frianto L 16 10 6 48,7
JUMLAH 544,6

Berdasarkan dari Tabel 3.6 diatas, hasil VO2Max pada atlet Taekwondo

Family Kota Palu, sesudah diberikan perlakuan dengan jumlah tertinggi level 11

balikan 2 dengan nilai VO2Max 50,8 dan yang terendah atau jumlah paling sedikit

adalah level 7 balikan 7 dengan nilai VO2Max 38,9.


41

Selanjutnya data Hasil kemampuan daya tahan (Anaerobik) dalam atlet

Taekwondo sebelum dan sesudah diberikan latihan circuit training

dikelompokkan dalam 1 tabel untuk diketahui selisihnya, kemudian dilanjutkan

dengan pengujian persyaratan analisis yaitu uji normalitas data.

4.1.2 Uji Normalitas Data

Uji normalitas data digunakan untuk mengetahui apakah data yang

diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Uji ini menggunakan rumus uji

kolmogrov-smirnov dengan kriteria bahwa data distribusi normal apabila nilai

signifikan atau nilai probabilitas K-S > 0,05 dan sebaiknya apabila nilai signifikan

< 0,05 berarti distribusi data tidak normal. Hasil perhtungan uji normalitas data tes

awal dan akhir kemampuan daya tahan (Anaerobik) Taekwondo sebagai berikut:

Tabel 3.7 Hasil Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Pretest Posttest
N 12 12
Normal Parametersa,b Mean 346.00 453.83
Std. Deviation 17.503 31.249
Most Extreme Differences Absolute .099 .189
Positive .098 .114
Negative -.099 -.189
Kolmogorov-Smirnov Z .492 .881
Asymp. Sig. (2-tailed) .969 .420
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.

Berdasarkan nilai table 3.7 diatas yang merupakan rangkuman hasil

pengujian normalitas data pada tiap-tiap variable penelitian dapat diuraikan

sebagai berikut:
42

1. untuk kemampuan daya tahan (Anaerobik) dalam beladiri taekwondo

sebelum diberikan latihan circuit training (pretest) diperoleh nilai kenormalan

data melalui Kolmogorov-smirnovtest 0,492 dengan tingkat probalitas sig (2-

tailed) atau (P) sebesar 0,969 lebih besar a = (0,969 > 0,05) yang berarti hal ini

menunjukkan bahwa data tersebut telah mengikuti sebaran normal atau

berdistribusi normal.

2. untuk kemampuan daya tahan (Anaerobik) dalam beladiri taekwondo

setelah diberikan latihan circuit training (postest) diperoleh nilai kenormalan data

melalui Kolmogorov-smirnovtest 0,881 dengan tingkat probalitas sig.(2-tailed)

atau (P) sebesar 0,420 lebih besar dari a = 0,05 (0,420 > 0,05) yang berarti hal ini

menunjukkan bahwa data tersebut telah mengikuti sebaran normal atau

berdistribusi normal. Kemudian analisis selanjutnya dapat digunakan untuk uji

parametric dengan Uji t-tes.

4.1.3 Uji Hipotesis

4.4 Hasil uji statistic deskriptif

Descriptive Statistics

Std. Varianc
N Range Minimum Maximum Mean Deviation e

Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Std. Error Statistic Statistic

Awal 12 6.1 31.4 37.5 34.600 .5053 1.7503 3.064

Akhir 12 11.9 38.9 50.8 45.383 .9021 3.1249 9.765

Valid N
12
(listwise)
Dari uji statistik deskriptif di atas dengan jumlah sampel 12 atlet bahwa

terlihat nilai mean tes awal (pretest) =34.60 sedangkan nilai mean tes akhir (post
43

test) = 45.38 dari nilai rata-rata tersebut bahwa terjadi peningkatan yang

signifikan setelah diberikan latihan

Tabel 4.1 Hasil uji paired sampel t test

Paired Differences

95% Confidence
Interval of the
Difference
Std. Std. Error Sig. (2-
Mean Deviation Mean Lower Upper T df tailed)

Pair awal –
10.7833 2.2970 .6631 12.2428 9.3239 16.263 11 .000
1 akhir

Hipotesis yang digunakan adalah:

Hₒ :Tidak ada pengaruh yang signifikan latihan circuit training terhadap

peningkatan daya tahan Anaerobik

Hₐ :Ada pengaruh yang signifikan latihan circuit training terhadap

peningkatan daya tahan Anaerobik

Kriteria pengambilan keputusan :

Dengan tingkat kepercayaan 95% atau (α) = 0,05. Banyak sampel adalah 12 di

peroleh ttabel =2.201

H0 diterima apabila - ttabel ≤ thitung ≤ ttabel

H0 di tolak apabila (thitung < - ttabel atau thitung > ttabel)

Berdasarkan Hasil analisis menggunakan SPSS 16.0 data di atas, dapat

diperoleh

Nilai thitung = 16.263 dengan nilai sig = 0,000, > 2.201, Jadi “H0 di tolak” maka

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh latihan circuit training terhadap


44

peningkatan daya tahan Anaerobik pada atlet Taekwondo Family Kota Palu.

Dengan demikian maka hipotesis kerja (Ha) yang meyatakan bahwa “ada

pengaruh yang signifikan latihan circuit training terhadap peningkatan daya tahan

Anaerobik” dapat diterima.

4.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat pengaruh latihan

Penelitian Circuit Training yang telah dilakukan di Dojang Taekwondo Family

pada atlet Taekwondo Family Kota Palu dibuktikan dengan hasil analisis t hitung

lebih besar dari t table yaitu 16.263 > 2,201 dan nilai signifikan 0,000 < α 0,05.

Circuit Training merupakan system latihan yang menggunakan bentuk-

bentuk latihan semua unsur kondisi fisik untuk meningkatkan semua komponen

kondisi fisik secara serempak dalam tempo waktu yang singkat. Cara latihan yang

dilakukan dengan membentuk beberapa konsep latihan atau serangkaian variasi

latihan sirkuit, yang mana gabungan beberapa variasi latihan inilah yang menjadi

perumpamaan sebagai sebuah latihan (Apta Mylsidayu dan Febi Kurniawan ,

2015:100).

Penelitian ini yang telah dilakukan di Gedung serbaguna Mts Al-Muhajirin

pada atlet Bravo Taekwondo Club Kota Palu dengan menggunakan metode

Circuit Training menunjukan bahwa kondisi Daya tahan Anaerobik atlet

Taekwondo mengalami peningkatan. Hasil Perhitungan uji t, dimana t hitung =

3,570 diperoleh t table = 1,771, karena t hitung lebih t table lebih besar atau 3,570

> 1,771 pada taraf signifikan 5 % dengan derajat perbedaan (d.b) = N-1 = 14-1 =

13 atau peningkatan antara pre-test (tes awal) antara dengan post-test (tes akhir)
45

adalah 141 dengan mean devisiasi sebanyak 10,07 atau 36,54% atau peningkatan

sebanyak 36%.

Hal ini menunjukan bahwa hipotesis menyatakan ada pengaruh latihan

circuit training terhadap peningkatan daya tahan Anaerobik atlet Bravo

Taekwondo Club Kota Palu setelah mengalami latihan circuit training yaitu 36%,

dengan kata lain latihan circuit training dengan periodisasi jangka pendek efektif

untuk meningkatkan kondisi daya tahan Anaerobik atlet.

Faktor-faktor yang mempengaruhi adanya peningkatan daya tahan

anaerobic pada atlet taekwondo family kota palu.

 Bentuk tubuh.

Bentuk tubuh atau faktor konstitusi tubuh antara lain adalah

anthropometris, Postur dan struktur tubuh, seperti : ukuran tinggi dan

panjang tubuh, ukuran besar, lebar dan berat tubuh, somato-type tubuh hal

ini harus sesuai dengan olahraga yang diikutinya.

 Kondisi fisik dan kemampuan fisik

Berdasarkan kriteria fisik meliputi: memiliki kemapuan otot mengatasi


tahanan yang baik (kekuatan), mampu melakukan kerja dalam jangka waktu
lama (daya tahan), memiliki kemampuan untuk bergerak dalam waktu yang
cepat (kecepatan), kemampuan melakukan gerakan persendian melalui
jangkauan daerah yang luas (fleksibilitas), kemampuan melakukan gerakan
pada berbagai tingkat kesukaran dengan cepat dan tepat secara efisien
(koordinasi).
 Sarana dan prasarana

Sarana dan prasaran yang ada di taekwondo family cukup memadai sehingga

menunjang atlit untuk melakukan latihan secara teratur dan ter struktur.
46

 Asupan gizi.

asupan gizi ini diperlukan pada kerja biologik tubuh, untuk penyediaan energi

tubuh pada saat seorang atlet melakukan berbagai aktivitas fisik, misalnya

pada saat latihan (training), bertanding dan saat pemulihan baik setelah latihan

maupun setelah bertanding.

 Dekatnya waktu kejuaraan.

Salah satu faktor yang mempengaruhi adanya penigkatan, adalah keseriusan

atlet dalam melakukan latihan, di karnakan dekatnya waktu kejuaraan yang

akan mereka ikuti.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pada hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka ditarik

kesimpulan bahwa hasil penelitian menunjukkan t hitung adalah sebesar 16.263.

Sedangkan jumlah sampel 12 dengan ttabel adalah 2,201 atau 16.263 > 2,201.

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian dapat diterima atau dengan kata lain t hitung

lebih besar dari ttabel, sehingga itu artinya terdapat pengaruh latihan circuit training

terhadap peningkatan daya tahan Anaerobik atlet taekwondo family Kota Palu.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis data dan kesimpulan, maka dapat dikemukakan

saran-saran sebagai berikut:

5.2.1 Diharapkan pelatih olahraga Taekwondo memberikan latihan Circuit Training

yang terprogram dengan baik untuk meningkatkan daya tahan Anaerobik pada

atlet.

5.2.2 Diharapkan menjadi bahan ajar yang berguna bagi club Taekwondo untuk

meningkatkan daya tahan Anaerobik atau daya tahan tubuh dalam sebuah

pertandingan poomsae dan kyourugi dalam taekwondo.

5.2.3 Kepada pembaca yang berminat dengan penelitian ini dan ingin meneliti

kembali agar kiranya dilaksanakan dalam ruang lingkup yang lebih besar,

49
50

program yang lebih baik serta dengan waktu yang lebih lama dan dapat

kiranya melihat beberapa factor lain yang belum diperhatikan.

5.2.4 Bagi peneliti lainnya hendaknya melanjutkan penelitian ini dengan sampel

yang lain dan bentuk latihan lebih bervariasi agar mendapatkan hasil sebagai

pembanding hasil penelitian ini.


\DAFTAR PUSTAKA

Blanter, D. (2016).InfoSehat000.[Online]. Tersedia: http://www.Bentuk-Bentuk


Latihan Kelincahan dan Cara Melakukannya - InfoSehat000.html [28 maret
2018].
Cristian, D. (2017).pengaruh circuit training terhadap kemampuan jump service
pada ekstrakurikuler bolavoli smk negeri 2 sigi. Skripsi S1.tidak diterbitkan.
Cristian, H. (2018). Wawancara, file foto dan struktur organisasi Bravo TC.[26
Maret 2018].
Dofi, B,A. (2014). Seni Beladiri Taekwondo. Jakarta: PT Golden Terayon Press.
Elba, R.A. (2015).Pengaruh Latihan Sirkuit (Circuit Training) Terhadap
Peningkatan Power Lengan, Power Tungkai, Kelincahan, Dan Daya Tahan
Aerobik (Vo2 Max) Dalam Cabang Olahraga Bulutangkis Pada Siswa Putra
Kelas Xi Smk Trisakti Bandar Lampung. SkripsiS1 pada Universitas
Lampung : tidak diterbitkan [28 maret 2018].
Fadriina, A. (2013).Kumpulan Olahraga. [Online]. Tersedia: http://www.Cara
Melatih Kelincahan - Kumpulan Olahraga.htm [28 maret 2018].
Gunawan, G,A. (2007). Beladiri. Yogyakarta: PT Pustaka Insan Madani.
Gunawan, E (2017).Sumber [Online]. Tersedia: http://www. Wah, Asupan Kafein
Dapat Memperburuk Performa Olahraga!.html [28 maret 2018].
Harsono, M.sc. (2015). Kepelatihan Olahraga Teori Dan Metodologi. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Hidayat, S S.Pd,M.Pd. (2014). Pelatihan Olahraga;Teori dan Metodologi. Singaraja:
Graha Ilmu.
Kusumawati, M (2013).Pengaruh Latihan Circuit Trainng Terhadap Daya Tahan
Atlet Futsal Swap Jakarta Dalam Indonesia Futsal League (IFL) 2013 .Jurnal
Pendidikan Olah Raga[Online],Vol. 3, No. 1,Juni 2014, 8Halaman. Tersedia:
Jurnal Cendikiawan.com [28 Maret 2018].

Millah, H (2015).Dunia Olahraga. [Online]. Tersedia: http://www.Membakar Kalori


dan Lemak dengan HIIT 7 Menit Workout (High Intensity Interval Training)
Konsep dan Contoh Gerakan - Dunia Olahraga.htm [28 maret 2018].
Mylsidayu, A M.Or dan Kurniawan.F, M.Or. (2015). Ilmu Kepelatihan Dasar.
Bandung: Alfabeta,cv.
Marzo. (2018).Gonna Fitness Center[Online].Tersedia:http://www.saltos en tijera –
Gonna Fitness Center Becerril.html [28 maret 2018].

51
52

Sajoto, M Mpd.(1995). Peningkatan & Pembinaan Kekuatan Kondisi Fisik Dalam


Olahraga. Semarang: Dahara Prize
Senamsehat.(2016).Caramelakukanpushupdenganbenar.[online].Tersedia;http://www.
senamsehat.com/blog.[18 maret 2018].
Sugiyono.(2017). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif,kualitatif,dan
R&D.Bandung:Alfabeta.
Setiyawan, A. (2015).Tingkat Daya Tahan Aerobik (Vo2 Max) Siswa Kelas Xi Tata
Boga Smk Ma’arif 2 Tempel SlemanYogyakarta.SkripsiS1 pada Universitas
Negeri Yokyakarta: tidak diterbitkan [28 maret 2018].
Stack. (2012). Perfectpushups. [online].
Tersedia;https://www.stack.com/blog.[18maret2019]
Slameto. (2010:115).perinsip kesiapan
Tuah, Z. (2018).Hidup Berawal dari sebuah Usaha.[Online]. Tersedia:
Http://www.Pengertian Dan Tata Cara Melakukan Bleep Test.htm [21 April
2018]
Walatra, A. (2009). Mengenal Olahraga Bela Diri. Bandung: CV Walatra.
Widiastuti, M.Pd. (2017). Tes dan Pengukuran Olahraga.Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.
Womenblitz. (2018). 5Gerakanringansebelumtiduruntukmengecilkan perut
[Online].Tersedia;https://www.womanblitz.com/blog. [28 maret 2018].
Lampiran 2. TABEL NILAI-NILAI t

Taraf Signifikansi
d.b.
50 % 40 % 20 % 10 % 5% 2% 1% 0,1 %
1 1.000 1.376 3,078 6.314 12.706 31.821 63.657 636.691
2 0.816 1.061 1.886 2.920 4.303 6.965 9.925 31.598
3 0,765 0,978 1.638 2.353 3.182 4.541 5.841 12.941
4 0,741 0,941 1.533 2.132 2.776 3.747 4.604 8.610
5 0,727 0,920 1.476 2.015 2.571 3.365 4.032 6.859

6 0,718 0,906 1.440 1.943 2.447 3.143 3.707 5.959


7 0,771 0,896 1.415 1.895 2.365 2.998 3.499 5.405
8 0,706 0,889 1.397 1.860 2.306 2.896 3.355 5.041
9 0,703 0,883 1.384 1.833 2.262 2.821 3.250 4.781
10 0,700 0,879 1.372 1.812 2.228 2.746 3.169 4.587

11 0,697 0,876 1.363 1.796 2.201 2.718 3.106 4.437


12 0,695 0,873 1.356 1.782 2.179 2.681 3.055 4.318
13 0,694 0,870 1.350 1.771 2.160 2.650 3.012 4.221
14 0,692 0,868 1.345 1.761 2.145 2.624 2.977 4.140
15 0,691 0,866 1.341 1.753 2.131 2.602 2.947 4.073

16 0,690 0,865 1.337 1.746 2.120 2.583 2.921 4.015


17 0,689 0,863 1.333 1.740 2.110 2.567 2.898 3.965
18 0,688 0,862 1.330 1.734 2.101 2.552 2.878 3.922
19 0,688 0,861 1.328 1.729 2.093 2.539 2.861 3.882
20 0,687 0,860 1.325 1.725 2.086 2.528 2.845 3.850

21 0,686 0,859 1.323 1.721 2.080 2.518 2.831 3.819


22 0,686 0,858 1.321 1.717 2.074 2.508 2.819 3.792
23 0,685 0,858 1.319 1.714 2.069 2.500 2.807 3.767
24 0,685 0,857 1.318 1.711 2.064 2.492 2.797 3.745
25 0,684 0,856 1.316 1.708 2.060 2.485 2.787 3.725

26 0,684 0,856 1.315 1.706 2.056 2.479 2.779 3.707


27 0,684 0,855 1.314 1.703 2.052 2.473 2.771 3.690
28 0,683 0,85 1.313 1.701 2.048 2.467 2.763 3.674
29 0,683 0,854 1.311 1.699 2.045 2.462 2.756 3.659
30 0,683 0,854 1.310 1.697 2.042 2.457 2.750 3.646

40 0,681 0,851 1.303 1.684 2.021 2.423 2.704 3.551

60 0,679 0,848 1.296 1.671 2.000 2.390 2.660 3.460

120 0,677 0,845 1.289 1.658 1.980 2.358 2.617 3.373

co 0,674 0,842 1.282 1.645 1.960 2.326 2.576 3.291

59
60

Lampiran 3. Jadwal Latihan dan Program Latihan

1) Jadwal Latihan

No Hari Jam Pelaksana Keterangan


1 Selasa 15.00 WITA-Selesai Penelitian
2 Rabu 15.00 WITA-Selesai Penelitian Dojang Taekwondo
3 Jum’at 20.00 WITA-Selesai Penelitian family

2) Program Latihan

Minggu Frekuensi Hari Repetisi Set Istirahat


1 Tes Awal Daya Tahan anaerobik (tes Bleep)
Salasa
2 2 kali circuit
3 kali seminggu Rabu 3 1 menit
training
Jumat
Selasa
2 kali circuit
3 3 kali seminggu Rabu 3
training 1 menit
Jumat
Selasa
3 kali circuit
4 3 kali seminggu Rabu 3 1 menit
training
Jumat
Selasa
3 kali circuit
5 3 kali seminggu Rabu 3 1 menit
training
Jumat
Selasa
4 kali circuit
6 3 kali seminggu Rabu 3 1 menit
training
Jumat
Selasa
3 kali seminggu 3 kali circuit
7 Rabu 3 1 menit
training
jumat
8 ISTIRAHAT
Tes akhir Daya Tahan anaerobik (tes Bleep)
61

Lampiran 4. Dokumentasi

Gambar 1. Alat dan Bahan Penelitian

Gambar 2. Pemberian instruksi sebelum Latihan


62

Gambar 3. Warming Up Sebelum Latihan

Gambar 4. Pengukuran Lapangan Bleep Test


63

Gambar 5. Saat melakukan Tes Awal (Bleep Test)

Gambar 6. Saat melakukan Tes Awal (Bleep Test)


64

Gambar 7. saat melakukan Tes Akhir (Bleep Test)

Gambar 8. saat melakukan Tes Akhir (Bleep Test)


65

Gambar 9. Saat melakukan latihan circuit training (push up)

Gambar 10. Saat melakukan latihan circuit training(shuttle run)


66

Gambar 11. Saat melakukan latihan circuit training (jumping jack)

Gambar 12. Saat melakukan latihan circuit training (high knee)


67

Gambar 13. Saat melakukan latihan circuit training (sit up)

Gambar 14. Saat melakukan latihan circuit training (lari zig-zag)


68

Gambar 15. Cooling Down setelah latihan

Gambar 16. Cooling Down setelah latihan


69

Gambar 17. Foto bersama Ketua Taekwondo Family kota palu

Gambar 18. Foto bersama pelatih Taekwondo family kota palu


70

Lampiran 5. Norma Tes Bleep Test

Tingkat Bolak- Prediksi Tingkat( Bolak- Prediksi


(Level) balik VO2max Level) balik VO2max
1 17,2 1 20,0
2 17,6 2 20,4
3 18,0 3 20,8
4 18,4 4 21,2
1 2
5 18,8 5 21,6
6 19,2 6 22,0
7 19,6 7 22,4
8 22,8
1 23,2 1 26,4
2 23,6 2 26,8
3 24,0 3 27,2
4 24,4 4 27,2
3 5 24,8 4 5 27,6
6 25,2 6 28,0
7 25,6 7 28,7
8 26,0 8 29,1
9 29,5
1 29,8 1 33,2
2 30,2 2 33,6
3 30,6 3 33,9
4 31,0 4 34,3
5 31,4 5 34,7
5 6
6 31,8 6 35,0
7 32,4 7 35,4
8 32,6 8 35,7
9 32,9 9 36,0
10 36,4

7 1 36,8 8 1 40,2
71

2 37,1 2 40,5
3 37,5 3 40,8
4 37,5 4 411,1
5 38,2 5 41,5
6 38,5 6 41,8
7 38,9 7 42,0
8 39,2 8 42,2
9 39,6 9 42,6
10 39,9 10 42,9
11 43,3
1 43,6 1 47,1
2 43,9 2 47,4
3 44,2 3 47,7
4 44,5 4 48,0
5 44,9 5 48,4
9 6 45,2 10 6 48,7
7 45,5 7 49,0
8 45,8 8 49,3
9 46,2 9 49,6
10 46,5 10 49,9
11 46,8 11 50,2
1 50,5 1 54,0
2 50,8 2 54,3
3 51,1 3 54,5
4 51,4 4 54,8
5 51,6 5 55,1
6 51,9 6 55,4
11 12
7 52,2 7 55,7
8 52,5 8 56,0
9 52,8 9 56,3
10 53,1 10 56,5
11 53,4 11 56,8
12 53,7 12 57,1

13 1 57,4 14 1 60,8
72

2 57,6 2 61,1
3 57,9 3 61,4
4 58,2 4 61,7
5 58,5 5 62,0
6 58,7 6 62,2
7 59,0 7 62,5
8 59,3 8 62,7
9 59,5 9 63,0
10 59,8 10 63,2
11 60,0 11 63,5
12 60,3 12 63,8
13 60,6 13 64,0
1 64,3 1 67,8
2 64,4 2 68,0
3 64,8 3 68,3
4 65,1 4 68,5
5 65,3 5 68,8
6 65,6 6 69,0
7 65,9 7 69,3
15 16
8 66,2 8 69,5
9 66,5 9 69,7
10 66,7 10 69,9
11 66,9 11 70,2
12 67,2 12 70,5
13 67,5 13 70,7
14 70,9

1 71,2 1 74,6
17 18
2 71,4 2 74,8
73

3 71,6 3 75,0
4 71,9 4 75,3
5 72,2 5 75,6
6 72,4 6 76,8
7 72,6 7 76,0
8 72,9 8 76,2
9 73,2 9 76,5
10 73,4 10 76,7
11 73,6 11 76,9
12 73,9 12 77,2
13 74,2 13 77,4
14 74,4 14 77,6
15 77,9

1 78,1 1 81,5
2 78,3 2 81,8
3 78,5 3 82,0
4 78,8 4 82,2
5 79,0 5 82,4
6 79,2 6 82,6
7 79,5 7 82,8
8 79,7 8 83,0
19 20
9 79,9 9 83,2
10 80,2 10 83,5
11 80,4 11 83,7
12 80,6 12 83,9
13 80,8 13 84,1
14 81,0 14 84,3
15 81,3 15 84,5
16 84,8

1 85,0
21
2 85,2
74

3 85,4
4 85,6
5 85,8
6 86,1
7 86,3
8 86,5
9 86,7
10 86,9
11 87,2
12 87,4
13 87,6
14 87,8
15 88,0
16 88,2

(sumber: perkembangan olahraga Terkini, Jakarta, 2003,).

standar-standar yang dapat digunakan dalam norma penilaian bleep test.


75

Lampiran 8. Formulir Hasil pengisian Test Bleep Test( pre-test dan post-test )

(Pre-test)

Form penghitungan Test Multistage

Nama :

Usia :

Pekerjaan :

Tingkatan Balikan

Ke….. Ke…….

Level
Shuttle (balikan
(tingkat)
1 1 2 3 4 5 6 7
2 1 2 3 4 5 6 7 8
3 1 2 3 4 5 6 7 8
4 1 2 3 4 5 6 7 8 9
5 1 2 3 4 5 6 7 8 9
6 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
11 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
13 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
14 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
15 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
16 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
17 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
18 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
19 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
20 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
21 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
76

Lampiran 9. Data Tes Uji Hipotesis

Selisih kemampuan daya tahan (Anaerobik) sebelum dan sesudah diberikan latihan

sirkuit pada atlet Bravo Taekwondo Club Kota Palu.

NO XI X2 D (X2-X1) d (D-MD) d2
1 33,2 45,5 12,3 1,5 2,3
2 33,6 47,4 13,8 13,8 190,4
3 34,7 44,9 10,2 10,2 104,0
4 31,4 41,8 10,4 10,4 108,2
5 32,6 38,9 6,3 6,3 39,7
6 35,7 45,8 10,1 10,1 102,0
7 34,3 44,9 10,6 10,6 112,4
8 35,7 50,8 15,1 15,1 228,0
9 34,3 44,9 10,6 10,6 112,4
10 35,4 43,6 8,2 8,2 67,2
11 36,8 47,4 10,6 10,6 112,4
12 37,5 48,7 11,2 11,2 125,4
Σ 415,2 544,6 129,4 1304,41
MEAN 34,60 45,38 10,78

Lampiran 10. Olah Data Uji Normalitas Data

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Pretest Posttest
N 12 12
Normal Parametersa,b Mean 346.00 453.83
Std. Deviation 17.503 31.249
Most Extreme Differences Absolute .099 .189
Positive .098 .114
Negative -.099 -.189
Kolmogorov-Smirnov Z .492 .881
Asymp. Sig. (2-tailed) .969 .420

a. Test distribution is Normal.


b. Calculated from data.
BIODATA PENULIS/CURRICULUM VITAE

I. UMUM

1. Nama : WAHYU HIDAYAT

2. Tempat dan Tanggal Lahir : Palu, 10 agustus 1999

3. Jenis Kelamin : laki-laki

4. Nama orang tua:

a. Ayah : Dahlan

b. Ibu : Nurhana

5. Agama : Islam

6. Alamat : Jl.sungaiwerah

II. PENDIDIKAN

1. SD : 2005-2011 (SDN AL-khairaat pusat palu)

2. SMP : 2011-2014 (MTS AL-khairaat pusat palu)

3. SMA : 2014-2017 (MA AL-khairaat pusat Palu)

III. PRESTASI

1. Juara 1 Kejurnas Central Celebes 2 SE-INDONESIA under 68kg Ssenior

Putra tahun 2018.

2. Juara 3 PEKAN OLAHRAGA DAERAH cabor TAEKWONDO tahun 2019

3. Mewakili Sul-teng di Kejuaraan nasional Ambassador korea cup tahun

2017
4. Juara 1 kejuaraan Taekwondo poltek Cup 2016 (kyourugi dan poomsae)

SE-INDONESIA.

5. Juara 2 dalam kejuaraan Nasional antar PPLP/PPLPD & SKO 2016

Anda mungkin juga menyukai