SKRIPSI
IRA AULIA
2006538970
SKRIPSI
IRA AULIA
2006538970
Tanda Tangan :
Tanggal : Juni 2023
BAB 1
2
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Ditetapkan di : ..........................
Tanggal : ..........................
BAB 2
3
SURAT PERNYATAAN
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.
(Ira Aulia)
4
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana
Kesehatan Masyarakat Peminatan Manajemen Asuransi Kesehatan pada Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Saya menyadari bahwa, tanpa
bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari masa perkuliahan sampai pada
penyusunan skripsi ini, sangatlah sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini.
Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada:
(1) Prof. Dr. drg. Mardiati Nadjib, M.Sc., selaku dosen pembimbing yang
telah menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan saya
dalam penyusunan skripsi ini
(2) Karywan TPA XYZ yang telah banyak membantu dalam usaha
memperoleh data yang saya perlukan
(3) Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan
material dan moral
(4) Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
5
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Universitas Indonesia berhak menyimpan,
mengalihmedia/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database),
merawat, dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : …………………….
Pada tanggal : …………………….
Yang menyatakan
( …………………………………. )
6
ABSTRAK
Nama :
Program Studi :
Judul :
BAB 3
7
Universitas Indonesia
ABSTRACT
Name :
Study Program:
Title :
8
Universitas Indonesia
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN
SURAT PERNYATAAN
KATA PENGANTAR
ABSTRAK
ABSTRACT
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang
1.1.1 18
1.1.1.1 Error! Bookmark not defined.
1.2 18
1.3 Error! Bookmark not defined.
1.4 19
1.4.1 19
1.4.2 19
1.4.2.1 20
1.5 20
1.5.1 20
1.5.2 20
1.6 Error! Bookmark not defined.
9
Universitas Indonesia
BAB 2 21
2.1 21
2.2 22
2.2.1 22
2.2.2 25
2.3 27
2.4 27
2.4.1 27
2.4.2 28
2.5 33
2.6 36
2.7 Error! Bookmark not defined.
BAB 3 41
3.1 41
3.2 42
3.3 43
BAB 4 47
4.1 47
4.2 47
4.3 Error! Bookmark not defined.
4.3.1 48
4.3.2 Error! Bookmark not defined.
4.4 48
4.5 49
4.5.1 Error! Bookmark not defined.
4.5.1.1 Error! Bookmark not defined.
BAB 6 104
6.1 104
6.1.1 104
6.1.2 Error! Bookmark not defined.
6.1.3 106
6.2 107
6.3 108
6.3.1 Error! Bookmark not defined.
6.3.2 Error! Bookmark not defined.
BAB 7 111
7.1 111
7.2 113
7.2.1 Error! Bookmark not defined.
7.2.2 Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA
11
Universitas Indonesia
DAFTAR TABEL
12
Universitas Indonesia
DAFTAR GAMBAR
13
Universitas Indonesia
DAFTAR LAMPIRAN
14
Universitas Indonesia
BAB 1
PENDAHULUAN
15
Universitas Indonesia
keputusan untuk tetap bertahan pada produk atau perusahaan dan melakukan
pembelian kembali atas produk asuransi.
Kualitas adalah suatu ukuran penilaian pada suatu barang atau jasa yang
memiliki nilai guna seperti yang diinginkan (Sunyoto, 2012). Pandangan peserta
asuransi kesehatan yang buruk terhadap penyedia layanan merupakan salah satu
alasan peserta untuk keluar dari suatu program asuransi kesehatan (Robyn, et. al.,
2013). Peserta asuransi kesehatan yang segera mendapatkan perawatan kesehatan
saat mengunjungi provider akan mempengaruhi tingkat kepuasan. Peserta yang
segera mendapatkan pelayanan cenderung merasa puas dengan pemanfaatan
pelayanan kesehatan (Badacho, et al., 2016).
Kepuasan konsumen merupakan rasa yang didapatkan konsumen atas
pelayanan yang diberikan. Loyalitas konsumen dapat didorong oleh kepuasan
konsumen terhadap perusahaan asuransi kesehatan yang merupakan suatu konsep
yang penting dalam pemberian dan perumusan strategi pemasaran jasa (Oliver,
1999). Sebuah perusahaan memiliki tujuan untuk memberikan kepuasan kepada
konsumen dalam hal kualitas produk maupun pelayanan yang diberikan karena
kepuasan konsumen dianggap menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan
manajemen yang memiliki peran penting dalam menjamin keberlangsungan hidup
sebuah perusahaan yang bergerak dibidang jasa (Hasrina, 2018).
Kurangnya pengetahuan peserta mengenai alur pemberian penjaminan
kepada provider dan kurangnya memahami manfaat asuransi yang dimiliki serta
ketentuan polis dapat mengganggu efektivitas berjalannya produk asuransi.
Peserta asuransi yang memiliki pengetahuan tentang keseluruhan asuransi
memiliki tingkat kepuasan yang tinggi dibandingkan yang tidak mengetahui
tentang asuransi (Aldosari, M, 2016).
Saat ini banyak perusahaan asuransi kesehatan sebagai penjamin yang
bekerja sama dengan perusahaan pengelola pihak ketiga atau Third Party
Administration (TPA) guna menjalankan fungsi proses penyelesaian klaim
perusahaan asuransi kesehatan. Secara sederhana, TPA dalam asuransi kesehatan
dapat diartikan sebagai pihak yang menghubungkan provider yang berekanan
seperti rumah sakit, klinik, laboratorium, dan apotek dengan pihak yang
membayar yaitu perusahaan asuransi. Dalam hal ini, TPA XYZ berperan dalam
16
Universitas Indonesia
memberikan penjaminan peserta asuransi ABC kepada provider yang sudah
berekanan.
Surat Jaminan Awal atau Letter of Guarantee (LOG) adalah surat yang
diperlukan untuk mendapatkan manfaat cashless yang dikeluarkan oleh TPA dan
diberikan langsung ke provider atau rumah sakit terkait. Surat jaminan awal dapat
diartikan juga sebagai surat yang menyatakan kasus medis dari pasien memenuhi
syarat untuk pertanggungan. Lamanya waktu penerbitan surat jaminan awal akan
berpengaruh terhadap peserta asuransi yang sedang melakuakn rawat inap di
provider atau rumah sakit yang berekanan seperti tertundanya pemberian obat
yang akan diberikan, pemeriksaan penunjang yang akan dilakukan, dan rencana
tindakan yang akan dilakukan pada peserta karena belum adanya surat jaminan
awal dan peserta pun menolak untuk menggunakan persetujuan keluarga terlebih
dahulu karena khawatir jika tidak dapat dijaminkan oleh asuransi. Hal ini akan
berdampak kepada kepuasan peserta asuransi.
Turn Around Time (TAT) adalah interval waktu yang diperlukan dari saat
atau suatu pekerjaan dimulai masuk kedalam sistem sampai proses tersebut selesai
yang menunjukan suatu siklus kerja. TAT dapat diartikan sebagai waktu dimana
aktivitas atau langkah atau proses yang ditentukan disepakati untuk diselesaikan.
TAT di TPA XYZ adalah suatu proses dimana sejak status pending pada
XYZCore setelah mengirimkan form laporan medis awal dan surat pernyataan
pembayaran ekses sampai dengan status release letter of guarantee (LOG) atau
penerbitan surat jaminan awal. TAT bagi peserta asuransi ataupun provider
merupakan salah satu komponen yang potensial menyebabkan ketidakpuasan.
Lamanya TAT pasien mencerminkan bagaimana fasilitas kesehatan mengelola
komponen pelayanan yang disesuaikan dengan situasi dan harapan pasien.
Pelayanan yang baik dan bermutu tercermin dari pelayanan yang ramah, cepat,
dan nyaman. Lamanya penerbitan surat jaminan awal dapat menyebabkan klinisi
bekerja tidak efisien, mengacaukan rencana kerja yang sudah dibuat serta
meningkatkan risiko pada pasien akibat keterlambatan pemberian atau
pelaksanaan terapi. TAT menjadi indikator yang penting, waktu penerbitan surat
jaminan awal yang lebih cepat dapat membuat perbedaan terhadap keputusan
medis. Waktu TAT ini biasanya digunakan sebagai indikator kinerja pada sebuah
17
Universitas Indonesia
perusahaan, oleh karena itu keterlambatan dari TAT haruslah dapat dihindari dan
juga diminimasi.
Dari data laporan TAT pending rawat inap peserta asuransi ABC tahun
2022 yang peneliti dapatkan selama periode waktu bulan Januari sampai dengan
Desember, terdapat 2.424 klaim cashless peserta asuransi ABC yang dirawat inap
terdiri dari peserta rawat inap non pembedahan dan rawat inap pembedahan. Dari
data laporan didapatkan 462 peserta menerima surat jaminan awal dalam waktu 2
hari dan 158 peserta menerima surat jaminan awal lebih dari 2 hari melebihi
standar waktu TAT yang telah ditentukan yaitu 1 x 24 jam. Peserta ini terdiri dari
peserta Rawat Inap yang berjumlah 515 peserta, Rawat Inap dengan Kemoterapi
berjumlah 1 peserta, Rawat Inap dengan Komplikasi Kehamilan berjumlah 13
peserta, Rawat Inap dengan Kuretase berjumlah 1 peserta, Rawat Inap dengan
Persalinan Normal berjumlah 13 peserta, Rawat Inap dengan Pembedahan
berjumlah 34 peserta, dan Rawat Inap dengan Persalinan Sectio Caesarea (SC)
berjumlah 43 peserta.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti ingin melakukan penelitian di TPA
XYZ untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan ketepatan
penerbitan surat jaminan awal pada pasien rawat inap asuransi ABC. Hal tersebut
selanjutnya melatarbelakangi penelitian skripsi yang berjudul "FAKTOR-
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KETEPATAN PENERBITAN
SURAT JAMINAN AWAL PADA PASIEN RAWAT INAP ASURANSI ABC
DI TPA XYZ PERIODE JANUARI - DESEMBER 2022".
20
Universitas Indonesia
Leader, dan Call Center Staf yang bekerja lebih dari 1 tahun, tidak sedang cuti
panjang atau melahirkan, dan bersedia menjadi informan.
21
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN LITERATUR
22
Universitas Indonesia
kesehatan sosial dan produk asuransi komersial. Asuransi kesehatan
sosial adalah asuransi yang wajib diikuti oleh seluruh atau sebagian
penduduk (misalnya pegawai) premi atau iurannya bukan nilai nominal
tetapi persentase upah yang wajib dibayarkan, dan manfaat asuransi
(benefit) ditetapkan oleh peraturan perundangan dan sama untuk
seluruh peserta. Sedangkan asuransi kesehatan komersial adalah
asuransi yang dijual oleh perusahaan atau badan asuransi lain
karenanya sifat kepesertaan adalah sukarela, tergantung orang
(perusahaan) mau membeli atau tidak, preminya ditetapkan sesuai
dengan manfaat asuransi (benefit) yang ditawarkan, dan karenanya
baik premi maupun manfaat asuransi (benefit) bervariasi luas.
(Thabrany, 2005).
23
Universitas Indonesia
2. Dalam sistem asuransi kesehatan, resiko sakit secara bersama-sama
ditanggung oleh peserta dengan membayar premi ke suatu
perusahaan. Dengan kata lain, fungsi asuransi adalah mentransfer
resiko dari satu individu ke suatu kelompok dan membagi bersama
jumlah kerugian dengan proporsi yang adil kepada seluruh anggota
kelompok.
3. Usaha asuransi kesehatan harus didasarkan pada manajemen risiko
sehingga apabila anggota suatu asuransi kesehatan sebagian
besarnya memiliki resiko besar maka premi yang harus dibayar
oleh anggota menjadi besar.
24
Universitas Indonesia
Asuransi jiwa pada hakikatnya adalah suatu pengalihan atau
pelimpahan risiko (risk shifting) atas kerugian keuangan (financial
loss) oleh tertanggung kepada penanggung. Risiko yang
dilimpahkan kepada penanggung bukanlah risiko hilangnya jiwa
seseorang, melainkan kerugian keuangan akibat hilangnya jiwa
seseorang atau karena mencapai usia lanjut sehingga tidak
produktif lagi (AAMAI, 2011). Nilai hidup manusia tercermin
dalam besarya proteksi atau dalam jumlah sum insured. Secara
teoritis, sum insured atau uang pertanggungan (UP) ditetapkan
sesuai dengan nilai ekonomi hidup manusia, hal ini dimaksudkan
agar tidak terjadi UP terlalu besar (over insured) atau jumlah UP
terlalu kecil (under insured). Sepanjang hidup manusia selalu
dihadapkan pada kemungkinan terjadinya peristiwa-peristiwa yang
dapat menyebabkan hilangnya atau berkurangnya nilai ekonomis
yang dapat mengakibatkan kerugian bagi diri sendiri dan
keluarganya atau orang lain yang berkepentingan. Adapun
peristiwa yang dapat menimbulkan risiko antara lain adalah
meninggal dunia (death) baik secara alamiah (natural death) atau
meninggal yang disebabkan oleh kecelakaan (accidental death),
cacat badan (disability, invalidity, incapability) karena sakit atau
kecelakaan, hilangnya atau merosotnya keadaan kesehatan (loss of
health), usia lanjut atau umur tua (old age), dan pengangguran atau
unemployment (AAMAI, 2011). Asuransi jiwa pada umumnya
hanya mengelola risiko meninggal dunia dan usia lanjut,
sedangkan risiko cacat badan dan kemerosotan keadaan kesehatan
pada umumnya dikelola oleh asuransi kesehatan, akan tetapi
perusahaan asuransi jiwa dapat memasukan pertanggungan atas
kedua risiko tersebut sebagai manfaat tambahan (rider) dalam
produk asuransi jiwa utamanya. Risiko pengangguran biasanya
menjadi salah satu produk yang dikelola oleh perusahaan asuransi
jaminan sosial pemerintah. Asuransi jiwa membayar manfaat
kematian kepada penerima manfaat (beneficiaries) yang ditunjuk
ketika tertanggung meninggal dunia. Perusahaan asuransi jiwa juga
menjual anuitas, rencana pensiun individu dan rencana pensiun
kelompok. Beberapa perusahaan asuransi jiwa juga menjual (1)
paket asuransi kesehatan individu dan kelompok yang menanggung
biaya pengobatan karena sakit atau cedera; (2) rencana pendapatan
disabilitas yang menggantikan pendapatan yang hilang selama
periode disabilitas; dan (3) kebijakan perawatan jangka panjang
yang mencakup perawatan di fasilitas keperawatan (Rejda dan
McNamara, 2014).
25
Universitas Indonesia
2. Asuransi Properti dan Kewajiban
Asuransi properti memberi ganti rugi kepada pemilik properti
terhadap kehilangan atau kerusakan properti nyata atau pribadi
yang disebabkan oleh berbagai bahaya, seperti kebakaran, kilat,
angin ribut, atau tornado. Asuransi pertanggungjawaban mencakup
tanggung jawab hukum tertanggung yang timbul dari kerusakan
harta benda atau cedera tubuh pada orang lain; biaya pembelaan
hukum juga dibayar. Asuransi properti dan kewajiban juga disebut
asuransi properti dan kecelakaan. Adapun cakupan manfaat
asuransi properti dan kewajiban ini terbagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu lini personal (personal lines) dan lini komersial
(commercial lines). Lini personal mengacu pada perlindungan atas
real estate dan properti personal yang dimiliki oleh individu atau
sebuah keluarga, atau dapat berupa perlindungan atas tertanggung
individu atau keluarga dari adanya kewajiban hukum. Lini
komersial mengacu pada cakupan perlindungan untuk properti dan
kewajiban atas perusahaan bisnis, organisasi nonprofit, dan
lembaga pemerintah (Rejda dan McNamara, 2014).
3. Asuransi Sosial
Menurut Rejda dan McNamara (2014), program asuransi sosial
adalah program asuransi pemerintah dengan karakteristik tertentu
yang membedakannya dari program asuransi pemerintah lainnya.
Program-program ini dibiayai seluruhnya atau sebagian besar oleh
kontribusi wajib dari pemberi kerja, karyawan, atau keduanya, dan
bukan terutama oleh pendapatan umum pemerintah. Kontribusi
biasanya dialokasikan untuk dana perwalian khusus; manfaat, pada
gilirannya, dibayar dari dana ini. Sebagian besar program asuransi
sosial bersifat wajib. Pekerja dan pemberi kerja yang dilindungi
undang-undang diwajibkan untuk membayar iuran dan
berpartisipasi dalam program.
26
Universitas Indonesia
pihak penyelenggara asuransi kesehatan sebagai penanggung resiko.
Sedangkan, asuransi kesehatan managed care dapat digambarkan
menggunakan pola tripartit, yaitu pola hubungan antara peserta,
penyelenggara asuransi kesehatan, dan pihak pemberi pelayanan
kesehatan yang telah dikontrak oleh penyelenggara asuransi untuk
memberikan pelayanan kesehatan kepada peserta. Hal ini dapat
digambarkan sebagai berikut:
27
Universitas Indonesia
komersial merespon demand (permintaan) masyarakat sedangkan
asuransi sosial merespon need (kebutuhan) masyarakat. Tujuan
utama penyelenggaraan asuransi kesehatan komersial adalah
pemenuhan permintaan yang beragam sehingga perusahaan
asuransi akan merancang berbagai produk yang dapat mencapai
ribuan jenis produk asuransi kesehatan yang sesuai dengan
permintaan berbagai kelompok masyarakat.
2.3 Klaim
29
Universitas Indonesia
Hal ini menggambarkan secara jelas siapa yang melakukan ikatan
dengan siapa dan kejelasan pihak-pihak yang memiliki hak serta
kewajiban.
2. Adanya ikatan perjanjian yang jelas dan resmi antara kedua belah
pihak
Bentuk ikatan ini akan mempengaruhi kepatuhan kedua pihak
terhadap ikatan perjanjian yang mereka sepakati bersama. Ikatan
tersebut dapat berbentuk saling percaya, saling mengikat secara
etis, secara adat, dan secara hukum.
3. Adanya informed consent
Informed artinya kedua pihak mengetahui dan memahami semua
aspek yang mengikat mereka. Adapun consent adalah persetujuan
terhadap ikatan tersebut dilakukan dengan dasar kesadaran dan
kesukarelaan dan bukan didasarkan karena paksaan, ancaman, atau
tipuan.
4. Didokumentasikan
Dokumentasi dari pernyataan ikatan antara kedua pihak ini
diperlukan untuk menghindari pertengkaran oleh salah satu pihak
yang bisa disengaja atau tidak. Bentuk perjanjian ini biasanya
berbentuk sertifikat polis yang berisi tentang segala hal yang
berkaitan dengan kewajiban dan tanggung jawab kedua belah pihak
secara tertulis. Sertifikat polis ini biasanya ditandatangani oleh
kedua pihak diatas materai dengan nilai yang berlaku pada saat itu.
32
Universitas Indonesia
pelayanan yang mendapat jaminan dari polis kelompok
perusahaan.
c. Pemegang polis memberikan formulir klaim kepada
tertanggung beserta instruksi pengisiannya.
d. Formulir yang telah diisi lengkap dan telah diterima dari
tertanggung tersebut kemudian diperiksa kembali
kelengkapannya dan dinyatakan oleh pemegang polis bahwa
tertanggung tersebut berhak atas tanggungan dan dikirimkan
kepada perusahaan asuransi.
e. Perusahaan asuransi memproses klaim dan mengirimkan
pembayaran ke pemegang polis untuk diberikan kepada peserta
atau tertanggung, kecuali pembayaran harus dibayarkan kepada
provider. Pembayaran klaim dapat juga dilakukan langsung
kepada peserta asuransi.
3. Pengajuan klaim oleh perusahaan pengelola administrasi (Third
Party Submission)
Perusahaan asuransi bekerja sama dengan perusahaan TPA dengan
memberikan kewenangan untuk melakukan proses klaim dan
melakukan pembayaran klaim dalam batasan jumlah tertentu sesuai
dengan kesepakatan. Namun dengan menggunakan bantuan dari
pihak TPA terdapat beberapa kerugian, antara lain:
a. Perusahaan TPA cenderung menggunakan sistem yang mereka
kembangkan sendiri
b. Pihak TPA terkadang melakukan interpretasi sendiri terhadap
polis dan praktek administrasi
c. Menambah biaya
1. Cashless
Untuk klaim cashless, perawatan hanya boleh dilakukan di rumah
sakit yang berekanan dengan jaringan Administrator Pihak Ketiga
(TPA) yang melayani pemegang polis. Otorisasi atau persetujuan
untuk memanfaatkan perawatan secara cashless harus sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan dan dalam formulir medis yang
ditentukan. Dalam proses penyelesaian klaim cashless, perusahaan
asuransi menyelesaikan pembayaran langsung dengan provider
rekanan. Proses ini sangat menguntungkan untuk pemegang polis
karena mereka tidak perlu membayar dalam jumlah apapun kecuali
jika terdapat kekurangan atau hal yang bertentangan dengan polis
asuransi. Selain itu, karena klaim diselesaikan secara langsung,
pemegang polis tidak perlu melacak tagihan dan penggantian biaya
rumah sakit (Rana, Jagendra. 2022).
2. Reimbursement
Cara pengajuan ganti rugi dengan cara pemegang polis membayar
seluruh biaya perawatan di rumah sakit terlebih dahulu, setelah
dirawat pemegang polis mengurus ke asuransi dengan melengkapi
dokumen yang diperlukan dan mengajukan ke perusahaan asuransi
untuk meminta ganti rugi pembayaran rumah sakit (Taswin, 2022).
34
Universitas Indonesia
2.4 Turn Around Time (TAT)
Turn Around Time (TAT) didefinisikan sebagai waktu dari saat
suatu item memasuki suatu proses hingga saat item keluar dari proses.
TAT mengacu pada waktu yang dibutuhkan oleh suatu proses karena
memasuki antrian siap untuk proses eksekusi sampai selesai
(eksekusinya). TAT akan dipengaruhi oleh dua kondisi proses. Pertama
adalah jumlah item lain atau WIP (work in process), dalam proses yang
harus diselesaikan sebelum pekerjaan berikutnya dimulai. Kedua adalah
seberapa cepat item yang sudah dalam proses sedang diselesaikan. Hal ini
disebut sebagai tingkat keluar dari proses dan terkait dengan waktu siklus.
Tingkat keluar proses dikendalikan oleh waktu siklus paling lambat. TAT
mengacu pada interval waktu total yang ada antara waktu pengajuan
proses dan waktu penyelesaiannya. Perbedaan antara waktu penyelesaian
dan waktu kedatangan dikenal sebagai Turn Around Time dari proses.
1. CT (Completion Time)
Waktu yang tepat ketika suatu proses menyelesaikan bagian eksekusi.
2. AT (Arrival Time)
Waktu kedatangan suatu proses dalam keadaan siap (sebelum
pelaksanaannya).
Jadi, CT – AT = TAT
Sebagai contoh, asumsikan bahwa data kedatangan dan penyelesaian
(dalam jam) untuk suatu proses adalah sebagai berikut:
P1 (waktu kedatangan = 2, waktu penyelesaian = 3)
P2 (waktu kedatangan = 4, waktu penyelesaian = 6)
P3 (waktu kedatangan = 6, waktu penyelesaian = 9)
P4 (waktu kedatangan = 9, waktu penyelesaian = 11)
Di sini, P mewakili prosesnya. Menurut rumus:
TAT = Waktu Penyelesaian (CT) – Waktu Kedatangan (AT)
Terapkan rumus dan menyimpulkan nilai untuk setiap proses.
P1 = 1
P2 = 2
P3 = 3
35
Universitas Indonesia
P4 = 2
Oleh karena itu, TAT kolaboratif berikut:
TAT kolaboratif = P1 + P2 + P3 + P4 (1 + 2 + 3 + 2)
TAT kolaboratif = 8
Sekarang TAT rata-rata dihitung sebagai berikut:
TAT rata-rata = (P1 + P2 + P3 + P4) /4
TAT rata-rata = 8/4 = 2
Dengan demikian, waktu penyelesaian adalah 8 jam, sedangkan waktu
penyelesaian rata-rata adalah 2 jam.
TAT menjadi penting untuk dipahami karena akan mempengaruhi
TPA dalam memberikan pelayanan kepada pada klien. Ada beberapa hal
yang menyebabkan TAT menjadi lebih lama dari yang diharapkan. Berikut
beberapa kemungkinan alasannya:
1. Tenaga kerja terlalu terbebani
2. Kekurangan tenaga kerja
3. Perusahaan tidak dapat memanfaatkan teknologi terbaru
4. Perusahaan berjuang untuk meningkatkan sistem lama
5. Perusahaan menghadapi masalah dengan pengembangan proses
Ketika mengetahui bahwa bisnis asuransi menghadapi masalah
dalam memenuhi TAT yang ditargetkan di area underwriting dan
operasional yang meningkatkan backlog Perusahaan, kemungkinan besar
Perusahaan akan mengambil tindakan berikut:
1. Penempatan karyawan
2. Rekrutmen dan pelatihan
3. Membayar lembur karyawan
4. Jadwalkan lebih banyak pertemuan untuk peningkatan operasional
5. Berinvestasi dalam teknologi seperti Robotic Process Automation
(RPA)
Pentingnya TAT adalah sebagai berikut:
1. Dalam bisnis, waktu sering disamakan dengan uang. Semakin lama
prosesnya, semakin besar pengeluaran moneter. Dalam konteks itu,
36
Universitas Indonesia
TAT yang lebih pendek secara langsung menghasilkan peningkatan
laba.
2. Layanan dengan TAT yang lebih sedikit membantu menciptakan niat
baik dan kepercayaan di antara konsumen. Pelanggan tidak suka
menunggu dalam waktu lama.
3. Sebuah bisnis yang menghadapi TAT yang lebih lama berjuang untuk
bertahan di pasar yang kompetitif.
37
Universitas Indonesia
2.5.1 Karakteristik Sistem
Menurut Liebler (2012) suatu sistem mempunyai karakteristik
yaitu mempunyai komponen-komponen (component), batas
(boundary), lingkungan luar sistem (environment), penghubung
(interface), masukan (input), keluaran (output), pengolahan (process),
dan sasaran atau tujuan (goal).
1. Komponen Sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, artinya saling bekerja sama membentuk suatu
kesatuan. Komponen-komponen sistem dapat berupa subsistem
atau bagian- bagian dari sistem. Setiap subsistem memiliki sifat-
sifat dari sistem untuk menjalankan suatu fungsi tertentu dan
mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu sistem
selain memiliki subsistem juga memiliki supra sistem, yaitu suatu
sistem yang lebih besar.
2. Batas Sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu
sistem dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan
luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipasang
sebagai suatu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang
lingkup (scope) dari sistem tersebut.
3. Lingkungan Luar Sistem
Merupakan apapun diluar batas sistem, yang mempengaruhi
operasi sistem. Lingkungan luar sistem dapat bersifat
menguntungkan maupun merugikan. Lingkungan luar yang
menguntungkan merupakan energy dari sistem dan dengan
demikian harus tetap dijaga dan dipelihara. Sedangkan lingkungan
luar yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan karena apabila
tidak dilakukan maka akan mengganggu kelangsungan hidup dari
sistem.
4. Penghubung Sistem
38
Universitas Indonesia
Merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan
subsistem lainnya. Melalui penghubung ini memungkinkan
sumber- sumber daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem
yang lain. Selain itu, melalui penghubung satu subsistem dapat
berintegrasi dengan subsistem lainnya untuk membentuk suatu
kesatuan.
5. Masukan Sistem (Input)
Masukan sistem (input) adalah sumber daya yang menjadi
masukan kedalam sebuah sistem. Input sebuah sistem dikenal
dengan 5M, yaitu man, money, material, method, and machine.
Sebagai contoh, data mentah merupakan sebuah input yang
akhirnya akan diolah menjadi informasi.
6. Pengolahan Sistem (Proses)
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan
merubah masukan menjadi keluaran.
7. Keluaran Sistem (Output)
Keluaran sistem adalah hasil dari sumber daya yang diolah dan
diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna bagi penggunanya.
Contohnya adalah informasi yang sudah diperoleh dari hasil
pengolahan data mentah.
8. Sasaran atau Tujuan Sistem
Suatu sistem tentunya memiliki sasaran atau tujuan, apabila suatu
sistem tidak memiliki tujuan maka operasi sistem tidak akan ada
gunanya. Sasaran dari sistem sangat menentukan masukan yang
dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem.
Sasaran juga merupakan indikator keberhasilan dari sebuah sistem.
39
Universitas Indonesia
yaitu uang (money), metode (method), peralatan (machine), dan bahan-
bahan (material).
40
Universitas Indonesia
beberapa hal. Salah satunya adalah prosedur kerja yang berisikan
uraian tugas yang jelas.
4. Sumber Daya Peralatan (machine)
Sarwoto (1981) dalam Herlambang (2015) menyatakan bahwa
penggunaan mesin-mesin akan menghasilkan atau membawa
kemudahan dalam melaksanakan pekerjaan dan akan menghasilkan
keuntungan yang besar serta tercapai efisiensi kerja. Ilyas (2011)
juga menyatakan kemajuan teknologi membawa dampak bagi
kemudahan dalam proses klaim. Sebagian perusahaan asuransi
telah melakukan proses klaim secara komputerisasi melalui
imaging system, scanning system, dan fraud detector.
5. Sumber Daya Peralatan (material)
Menurut Sarwoto (1981) dalam Herlambang (2015), dunia usaha
tanpa material atau bahan-bahan, baik itu bahan setengah jadi
ataupun jadi tidak akan dapat mencapai tujuan yang dikehendaki.
Begitu pula dengan proses klaim sebagai sebuah jenis usaha, dalam
proses pengajuan klaim harus melengkapi bahan-bahan pengajuan
klaim.
41
Universitas Indonesia
BAB 3
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
42
Universitas Indonesia
3.2 Kerangka Konsep
43
Universitas Indonesia
Gambar 3.2 Kerangka Konsep
Metode Kualitatif
1 Ketepatan Penerbitan surat jaminan awal yang dilakukan dalam waktu kurang atau tidak lebih dari 1x24 jam terhitung
Penerbitan Surat sejak dokumen yang dikirimkan RS sudah lengkap.
Jaminan Awal
2 Surat Jaminan Awal Surat jaminan awal (Guarantee Letter) adalah surat yang diperlukan untuk mendapatkan manfaat cashless
yang dikeluarkan oleh PT. Fullerton Health dan diberikan langsung ke Rumah Sakit terkait. Standar layanan
penerbitan surat jaminan awal dilakukan dalam waktu kurang dari 1x24 jam sejak status pending di sistem
FHI Core. Surat Jaminan Awal dikeluarkan PT. Fullerton Health via Email ke Rumah Sakit Rekanan
(Provider).
3 SOP Penerbitan SOP atau Standard Operational Procedure yaitu prosedur kerja yang dibuat oleh PT. Fullerton Health
Surat Jaminan Awal Indonesia (FHI). Prosedur ini meliputi alur kerja yang dipergunakan sebagai panduan atau pedoman dalam
menerbitkan proses penerbitan surat jaminan awal peserta asuransi rawat inap.
44
Universitas Indonesia
4 Kualitas SDM Kualitas Sumber Daya Manusia yaitu kemampuan dan keterampilan tenaga kerja case management
department di PT. Fullerton Health Indonesia (FHI) dilihat dari tingkat pendidikan dan kinerja SDM.
5 Kuantitas SDM Kuantitas Sumber Daya Manusia yaitu jumlah tenaga kerja dari tenaga kerja case management department
di PT. Fullerton Health Indonesia (FHI).
6 Sistem Informasi Sistem Informasi yaitu ketersediaan sarana sistem informasi di PT. Fullerton Health Indonesia (FHI) untuk
mendukung proses pengerjaan penerbitan surat jaminan awal peserta asuransi rawat inap.
7 Kelengkapan Kelengkapan dokumen yaitu segala kelengkapan yang harus dipenuhi oleh Rumah Sakit pada saat
Dokumen mengajukan permohonan jaminan rawat inap peserta asuransi. Kelengkapan yang dimaksud adalah: jawaban
laporan medis awal yang telah diisi dokter penanggung jawab, fotokopi kartu peserta, surat pernyataan
bersedia membayarkan ekses, hasil pemeriksaan penunjang, dan khusus untuk kasus kecelakaan : surat izin
mengemudi (SIM) apabila pengendara dan surat kronologi (dibuat oleh Pasien atau Dokter yang merawat).
Metode Kuantitatif
1 Rawat Inap Non Rawat inap adalah proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit tertentu, di
Pembedahan mana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit yang berekanan dengan TPA XYZ tanpa adanya
tindakan elektif atau pembedahan. Rawat inap non pembedahan meliputi:
45
Universitas Indonesia
Rawat Inap
Rawat Inap dengan Persalinan Normal
Rawat Inap dengan Kemoterapi
Rawat Inap dengan Komplikasi Kehamilan
Rawat Inap dengan Kuretase
2 Rawat Inap Rawat inap pembedahan adalah proses perawatan pasien oleh tenaga kesehatan profesional akibat penyakit
Pembedahan tertentu, di mana pasien diinapkan di suatu ruangan di rumah sakit yang berekanan dengan TPA XYZ
dengan dilakukan tindakan pengobatan invasif melalui sayatan untuk membuka atau menampilkan bagian
tubuh yang akan ditangani dan diakhiri dengan penutupan dan penjahitan luka. Rawat inap pembedahan
meliputi:
Rawat Inap dengan Pembedahan
Rawat Inap dengan Persalinan SC
3 Gender Gender dalam penelitian ini yaitu yaitu laki-laki dan perempuan yang dibedakan berdasarkan sistem
reproduksinya.
46
Universitas Indonesia
Balita : 1-5 tahun
Anak prasekolah : 5-6 tahun
Anak : 6-10 tahun
Remaja : 10-19 tahun
Dewasa : 19-44 tahun
Pra lanjut usia : 45-59 tahun
Lansia : lebih dari 60 tahun
5 Diagnosa Masuk Diagnosa yang dituliskan oleh dokter penanggung jawab pada jawaban lembar medis awal yang dikirimkan
ke TPA XYZ.
47
Universitas Indonesia
48
Universitas Indonesia
BAB 4
METODOLOGI PENELITIAN
49
Universitas Indonesia
pengetahuan yang sesuai dengan topik penelitian yang diambil. Informan
dinyatakan cukup (adequate) apabila sampel memenuhi kategori penelitian
seperti jabatan, unit kerja, dan masa kerja. Berdasarkan kriteria tersebut,
peneliti menetapkan informan sebagai berikut:
Tabel 4.1
Susunan Informan
No Informan Jumlah
1. Triangulasi sumber
Dilakukan dengan membandingkan jawaban antara informan satu dan
informan lainnya lalu menarik kesimpulan dari jawaban tersebut.
2. Triangulasi metode
Dilakukan dengan menggabungkan metode pengumpulan data, yaitu
hasil wawancara mendalam, telaah data sekunder, dan hasil observasi
yang dilakukan oleh penulis.
3. Triangulasi data
Dilakukan dengan meminta umpan balik dari informan agar
interpretasi yangdilakukan penulis hasilnya sama dan memperbaiki
kualitas penelitian. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini
bersifat deskriptif untuk mendapatkan gambaran mengenai gambaran
51
Universitas Indonesia
faktor-faktor yang mempengaruhi TAT surat jaminan awal pasien
rawat inap peserta asuransi ABC di TPA XYZ periode waktu bulan
Januari sampai dengan Desember 2022.
52
Universitas Indonesia
BAB 5
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
53
Universitas Indonesia
risiko kesehatan. Dengan akuisisi yang dilakukan ini, PT. XYZ berubah
nama menjadi PT. XYZ (XYZ).
Pada tahun 2017, PT. XYZ menggabungkan semua layanan yang
ada dibawah satu atap dengan terus berinovasi dan memberikan layanan
yang lebih baik kepada pasien dan klien.
5.2 Visi
Memberikan layanan kesehatan yang terjangkau, mudah diakses
dan berkelanjutan dengan mengedepankan Compassion, Teamwork,
Partnership, Innovation dan Integrity.
5.3 Misi
Menjadi penyedia layanan kesehatan terintegrasi terbesar di
Indonesia dan Asia Pasifik yang memberikan layanan kesehatan
terjangkau, mudah diakses dan berkelanjutan.
54
Universitas Indonesia
5.5 Tugas dan Fungsi Case Management Department
55
Universitas Indonesia
8. Melakukan koordinasi dengan team terkait jika terjadi kendala
dalam CM seperti gangguan sistem telepon, gangguan sistem XYZ
Core, gangguan sistem HDC dan lain-lain.
9. Merespon dan memantau email yang berkaitan dengan CM.
10. Memberikan pelatihan dan mendapangi staf agen baru.
11. Mengumpulkan masukan untuk pembaruan sistem ke IT Divisi jika
dibutuhkan.
12. Melakukan UAT untuk sistem baru maupun pembaharuan sistem.
13. Mengajukan permintaan pertambahan agen jika ada penambahan
klien baru (jika dibutuhkan) dan mengajukan penggantian staf agen
yang mengundurkan diri.
14. mengajukan penambahan perangkat, penggantian perangkat
ataupun penyediaan barang yang dibutuhkan oleh tim CM.
57
Universitas Indonesia
provider untuk mengirimkan berkas medis peserta, tanpa memutus
sambungan telepon. Jika agen sudah mendapatkan hasil koordinasi
dengan team terkait ataupun kelengkapan berkas medis (jika
dibutuhkan) maka agen wajib segera menginformasikan hasil
koordinasi ataupun analisa tersebut ke pihak penelepon agar
penelpon tidak menunggu terlalu lama. Namun jika agen masih
belum mendapatkan hasil dari koordinasi dengan team terkait
ataupun berkas medis peserta (jika diperlukan) belum didapatkan,
maka agen wajib memohon izin untuk memutuskan sambungan
telepon terlebih dahulu dikarenakan harus berkoordinasi dengan
team terkait dan meminta pihak provider segera mengirimkan
berkas medis peserta (jika dibutuhkan) dengan catatan agen wajib
menghubungi peserta kembali untuk menginformasikan hasil
koordinasi ataupun keputusan penjaminan perawatan peserta
tersebut.
6. Menanyakan kepada pihak penelepon jika ada hal yang dapat
dibantu kembali. Jika pihak penelepon sudah tidak ada pertanyaan
lanjutan, maka agen menutup komunikasi dengan mengucapkan
salam penutup.
7. Melakukan panggilan keluar jika ada permintaan dari pihak klien
TPA yang diterima melalui whatsapp group klien, email, ataupun
telepon masuk dan jika ada hal-hal yang perlu ditindaklanjuti.
8. Melakukan pencatatan di sistem XYZ Core atau beranda briker
phone terkait informasi yang telah diterima dari hasil koordinasi
panggilan keluar tersebut.
9. Memberikan informasi hasil dari koordinasi panggilan keluar
tersebut kepada pihak klien TPA jika merupakan permintaan
melalui whatsapp group klien, email, ataupun telepon.
10. Menerima informasi pelaporan pasien masuk rawat inap, rawat
inap melahirkan ataupun perawatan pembedahan satu hari dari
pihak provider melalui telepon ataupun email.
58
Universitas Indonesia
11. Memastikan kelengkapan semua berkas pasien masuk rawat inap,
rawat inap melahirkan ataupun perawatan pembedahan satu hari
sudah lengkap. Jika kelengkapan berkas belum lengkap maka agen
menginformasikan agar pihak provider segera mengirimkan
kelengkapan berkas tersebut untuk mempercepat proses
penjaminan awal. Jika kelengkapan berkas pasien masuk sudah
diterima dan lengkap oleh case management melakukan analisa
dan meminta persetujuan medical advisor untuk penerbitan surat
jaminan awal atau penolakan penjaminan.
12. Mengirimkan surat jaminan atau penolakan ke provider.
13. Membuat surat jaminan atau penolak ke provider.
14. Menarik laporan semua pasien yang masih dalam perawatan rawat
inap baik yang sudah diterbitkan jaminannya ataupun belum
diterbitkan.
15. Melakukan panggilan keluar provider dimana peserta sedang rawat
inap melakukan monitoring kondisi peserta dan estimasi biaya
sementara saat itu. Jika pihak provider tidak dapat dimonitoring
secara verbal, maka agen wajib mengirimkan monitoring secara
tertulis melalui email untuk kemudian diisi dan dikirimkan kembali
oleh pihak provider tempat peserta dirawat.
16. Melakukan pencatatan untuk semua informasi medis monitoring
dan informasi biaya sementara yang telah diperoleh baik melalui
telepon ataupun monitoring tertulis di sistem XYZ Core ataupun di
format monitoring sesuai permintaan klien.
17. Membuat laporan biaya besar untuk dikirimkan ke pihak klien
melalui email atau whatsapp sesuai dengan permintaan klien.
18. Mengirimkan laporan monitoring harian kepada pihak klien
berdasarkan permintaan.
19. Menerima informasi pelaporan pasien pulang rawat inap, rawat
melahirkan ataupun perawatan pembedahan satu hari dari pihak
provider melalui telepon ataupun email.
20. Memastikan kelengkapan semua berkas pasien pulang rawat inap.
59
Universitas Indonesia
21. Melakukan analisa dan meminta persetujuan medical advisor untuk
penerbitan surat jaminan akhir atau penolakan penahanan.
22. Melakukan perhitungan tagihan dan membuat jaminan akhir di
sistem XYZ Core jika penjaminan disetujui oleh medical advisor.
Jika penjaminan akhri ditolak, agen membuat surat penolakan
penjaminan akhir.
23. Mengirimkan surat jaminan akhir atau penolakkan ke provider.
60
Universitas Indonesia
Surat jaminan atau Guarantee of Letter (LOG) akan dikeluarkan
dan langsung diberikan ke Rumah Sakit, ketika peserta memperoleh
diagnosis dari Rumah Sakit dimana peserta akan menjalani rawat inap
dengan catatan informasi medis sesuai dengan manfaat yang tertera pada
Polis peserta. Standar layanan penerbitan surat jaminan awal dilakukan
dalam waktu kurang dari 1x24 jam sejak status pending di sistem
XYZCore. Berikut bagan alur prosedur penerbitan surat jaminan awal:
PT. XYZ
PT XYZ
61
Universitas Indonesia
Peserta menunjukkan e-card dari mobile Apps di handphone.
Rumah sakit memasukkan nomor kartu di Hospital Data Capture
(HDC) untuk proses verifikasi dan pengesahan.
2. Rumah Sakit Rekanan (Provider) melakukan pendaftaran rawat inap
melalui Hospital Data Capture (HDC).
3. Rumah Sakit Rekanan (Provider) menghubungi XYZ guna pelaporan
peserta masuk rawat inap.
4. Agen yang menerima pelaporan peserta masuk rawat inap memeriksa
kartu atau e-card peserta.
5. Agen memastikan bahwa pendaftaran yang dilakukan pihak RS sudah
tepat sesuai kebutuhan dan manfaat atau benefit peserta.
6. Agen memastikan penempatan kamar peserta sesuai dengan haknya.
7. Agen mengubah status peserta menjadi pending dan mengirimkan
form laporan medis awal beserta dengan surat pernyataan.
8. Rumah Sakit Rekanan (Provider) mengirimkan kelengkapan berkas
peserta masuk rawat inap:
a. Laporan Medis Awal sebagai bahan review XYZ untuk
mengeluarkan jaminan, apabila Laporan Medis Awal tidak
lengkap (catatan keluhan, diagnosa, pemeriksaan fisik, indikasi
rawat inap, rencana terapi serta tindakan) maka pembuatan
jaminan awal akan ditunda hingga dokumen dinyatakan lengkap
dan bisa dibaca
b. Surat Pernyataan bersedia membayarkan excess
c. Hasil Pemeriksaan Penunjang
d. Khusus untuk kasus kecelakaan:
Surat Izin Mengemudi (SIM) apabila pengendara
Surat Kronologi (dibuat oleh Pasien atau Dokter yang
merawat)
9. Agen melakukan analisa dan dikonsultasikan dengan medical advisor.
10. Surat Jaminan Awal dikeluarkan PT. XYZ via Email ke Rumah Sakit
Rekanan (Provider).
62
Universitas Indonesia
BAB 6
HASIL PENELITIAN
Tabel 6.1 Jumlah TAT Klaim Cashless Rawat Inap yang Penerbitan Surat
Jaminan Awal Periode Januari - Desember 2022
2 2 B 462 19,1
63
Universitas Indonesia
6.2 Rawat Inap
Berdasarkan tabel 6.2 diketahui bahwa surat jaminan awal klaim
cashless rawat inap non pembedahan yang diterbitkan lebih dari 1 x 24
jam berjumlah 543 (87,7%). Sedangkan surat jaminan awal klaim cashless
rawat inap pembedahan berjumlah 77 (12,3).
Tabel 6.2 Jumlah Peserta Rawat Inap yang Penerbitan Surat Jaminan Awal
Lebih dari 1 x 24 Jam Periode Januari - Desember 2022
Tabel 6.3 Jumlah Peserta Rawat Inap Non Pembedahan dan Rawat Inap
Pembedahan yang Penerbitan Surat Jaminan Awal Lebih dari 1 x 24 Jam
Periode Januari - Desember 2022
64
Universitas Indonesia
(n) (%)
6.3 Gender
Berdasarkan tabel 6.4 diketahui bahwa surat jaminan awal klaim
cashless rawat inap yang diterbitkan lebih dari 1 x 24 jam berasal dari
kelompok berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 269 (43,4%).
Sedangkan yang berasal dari kelompok berjenis kelamin perempuan yaitu
berjumlah 351 (56,6).
65
Universitas Indonesia
6.4 Umur
Berdasarkan tabel 6.5 diketahui bahwa surat jaminan awal klaim
cashless rawat inap yang diterbitkan lebih dari 1 x 24 jam berdasarkan
kelompok umur terdiri dari neonatal dan bayi berjumlah 40 (6,5%), balita
berjumlah 124 (20,0%), anak pra sekolah 19 berjumlah 19 (3,1%), anak
berjumlah 63 (10,2%), remaja berjumlah 34 (5,5%), dewasa berjumlah
284 (45,8%), pra lanjut usia berjumlah 50 (8,1%), dan lansia berjumlah 6
(1,0%).
4 Anak 63 10,2
5 Remaja 34 5,5
8 Lansia 6 1,0
66
Universitas Indonesia
Gambar 6.1 Kelompok Umur yang Penerbitan Surat Jaminan Awal Lebih
dari 1 x 24 Jam Periode Januari - Desember 2022
6.5 Provider
Berdasarkan tabel 6.6 diketahui bahwa surat jaminan awal klaim cashless
rawat inap yang diterbitkan lebih dari 1 x 24 jam berdasarkan 2 provider
terbanyak berasal dari RS Hermina Group yang berjumlah 85 (13,4%) dan RS
Mitra Keluarga Group berjumlah 41 (6,5%).
Tabel 6.6 Jumlah Provider yang Penerbitan Surat Jaminan Awal Lebih dari
1 x 24 Jam Periode Januari - Desember 2022
1 AMC Hospital 2
67
Universitas Indonesia
6 Murni Teguh Memorial Hospital Medan 3
12 RS Advent Bandung 1
13 RS Advent Manado 1
14 RS Aisyiyah Bojonegoro 1
15 RS Ananda Bekasi 1
16 RS Antam Medika 1
17 RS AR Bunda Prabumulih 1
18 RS Aulia Jagakarsa 2
21 RS Azra Bogor 6
22 RS Bayukarta Karawang 3
23 RS Bethesda Yogyakarta 3
28 RS Brawijaya Saharjo 4
30 RS Budi Kemuliaan 1
31 RS Bunda Palembang 3
68
Universitas Indonesia
32 RS Ciputra Hospital Citra Garden City 1
33 RS CITAMA BOGOR 3
34 RS Citra Harapan 4
38 RS Darmo Surabaya 4
40 RS Dirgahayu Samarinda 2
46 RS EMC Pekayon 1
47 RS EMC Sentul 1
48 RS Gading Pluit 1
50 RS Gatoel Mojokerto 2
51 RS GRAHA KEDOYA 2
52 RS Grestelina Makassar 3
57 RS Hermina Arcamanik 2
69
Universitas Indonesia
58 RS Hermina Ciledug 1
59 RS Hermina Cilegon 4
60 RS Hermina Depok 15
61 RS Hermina Galaxy 1
63 RS Hermina Karawang 3
64 RS Hermina Makassar 4
65 RS Hermina Manado 1
67 RS Hermina Serpong 3
68 RS Hermina Tangerang 3
69 RS Holistic Purwakarta 1
72 RS Immanuel Bandung 2
74 RS Indriati Boyolali 2
81 RS Islam Malahayati 3
70
Universitas Indonesia
84 RS Islam Siti Rahmah Padang 1
86 RS Jati Sampurna 1
87 RS JIH Solo 1
89 RS Juanda Kuningan 1
90 RS KARINA MEDIKA 1
91 RS Kartika Cibadak 1
92 RS Kartika Kasih 2
98 RS Lira Medika 6
101 RS Medirossa 1
102 RS Medistra 1
71
Universitas Indonesia
110 RS Mitra Keluarga Bekasi Timur 5
72
Universitas Indonesia
136 RS Permata Pamulang 3
73
Universitas Indonesia
162 RS Sari Asih Serang 1
74
Universitas Indonesia
188 RS Trimitra Cibinong 4
75
Universitas Indonesia
214 RSIA Mary Cileungsi Hijau 1
76
Universitas Indonesia
240 RSU Hermina Bekasi 9
Total 620
77
Universitas Indonesia
Gambar 6.2 Kota Provider yang Penerbitan Surat Jaminan Awal Lebih dari
1 x 24 Jam Periode Januari - Desember 2022
Gambar 6.3 Provinsi Provider yang Penerbitan Surat Jaminan Awal Lebih
dari 1 x 24 Jam Periode Januari - Desember 2022
78
Universitas Indonesia
6.6 Diagnosa Awal
Berdasarkan tabel 6.7 diketahui bahwa surat jaminan awal klaim
cashless rawat inap yang diterbitkan lebih dari 1 x 24 jam berdasarkan 3
diagnosa awal terbanyak yaitu dengue hemorrhagic fever berjumlah 59
(9,5%), observasi febris berjumlah 52 (8,4%) dan gastroenteritis berjumlah
36 (5,8%).
Tabel 6.7 Jumlah Diagnosa Awal yang Penerbitan Surat Jaminan Awal
Lebih dari 1 x 24 Jam Periode Januari - Desember 2022
1 Abdominal Pain 13
4 Abses Submandibula 1
5 Acute Appendicitis 1
6 Adenoid Sinus 1
7 Adenomyosis 1
8 Alergi 1
9 Anal fistula 1
10 Anemia 5
12 Appendicitis Akut 1
13 Appendicitis Kronis 1
14 Asthma 1
15 Asthma Bronchial 4
79
Universitas Indonesia
16 Bacterial Infection 18
19 Brain Tumor 1
21 Bronchial Asthma 1
22 Bronchitis 7
23 Bronkopneumonia 33
25 Cellulitis 1
26 Cephalgia 4
27 Cerebral Infarction 1
28 Cerebrovascular Disease 2
29 Chest Pain 1
30 Choledocholithiasis 1
33 Confirmed Covid-19 14
39 Diare Akut 4
80
Universitas Indonesia
42 Disfagia 1
43 Dyspepsia 18
44 Edema Anasarka 1
45 Essential Hypertension 1
46 Faringitis 2
47 Febris 30
48 Fraktur Antebrachii 1
81
Universitas Indonesia
64 G1 P0 A0 H 39 Minggu dengan Fase Aktif Kala I 1
69 G1 P0 A0 H 40 Minggu 1
70 G1 P0 A0 H 40 MInggu 1
75 G2 P0 A1 H 37 MInggu 1
82
Universitas Indonesia
G2 P1 A0 H 38 Minggu dengan Inpartu Kala 1 Fase Laten 1
88 dan Gawat Janin
83
Universitas Indonesia
10 G4 P2 A1 dengan Suspek Kehamilan Ektopik Terganggu 1
8
11 Gastritis 2
5
11 Gastroenteritis 36
6
11 Gastroentritis Akut 5
7
12 Generalized Weakness 1
0
12 Glaucoma secret 1
1
12 Glaukoma Akut 1
2
12 Hemoragik Bronkopneumonia 1
4
84
Universitas Indonesia
12 Hemorrhoid Grade IV 1
5
12 Hiperbilirubinemia 2
7
12 Hiperemesis Gravidarum 1
8
12 Hiperpireksia 7
9
13 Hipoglikemia 1
0
13 Hipoglikemia Neonatus 1
1
13 Hypertensive 1
3
13 Hypertensive Urgency 1
4
13 Hyponatremia 1
5
13 Ileus 3
6
14 Ischialgia 1
0
14 Kista Ovarium 1
3
14 Kolesistitis 1
4
14 Kolik Abdomen 8
5
14 Kondiloma 1
6
14 Konstipasi Kronis 1
7
14 Limfadenitis Tuberculosis 1
8
14 Limfadenopati 1
9
15 Lymphangioma 1
1
15 Mastitis Bilateral 1
4
15 Measles 1
5
15 Mioma Uteri 2
6
15 Neonatorum Hiperbilirubinemia 1
8
86
Universitas Indonesia
15 Neonatus Cukup Bulan 1
9
16 Neuropathy Perifer 1
0
16 Observasi Febris 52
1
16 Observasi Vomiting 3
2
16 Peritonsilar 2
4
16 Perthes Disease 1
5
16 Phimosis 1
6
16 Pneumonia 9
7
16 Preeklamsia Berat 1
8
17 Prolonged Cough 1
0
17 Prolonged Febris 1
1
17 Psoriasis 1
2
17 Rhinofaringitis Akut 1
3
17 Rinofaringitis Akut 2
4
17 Sepsis 1
5
87
Universitas Indonesia
17 Sepsis Neonatorum 1
6
17 Severe Headache 1
7
17 Spondyloarthritis 1
8
18 Stroke 1
0
18 Suspek Ascites 1
1
18 Suspek Bronkopneumonia 1
3
18 Suspek Gastritis 1
5
18 Takikardia Supraventrikular 1
9
19 Tension Headache 1
0
19 Tonsilitis 1
1
19 Tonsillitis 1
2
88
Universitas Indonesia
19 Tonsillitis Chronic Hipertropicans 1
3
19 Tonsilofaringitis 1
4
19 Tonsilofaringitis akut 2
5
19 Trombositopenia 1
7
19 Tuberculosis Paru 3
8
19 Tuberkulosis Paru 1
9
20 Tumor Punggung 1
0
20 Typhoid Fever 29
1
20 Urosepsis 1
2
20 Varicella 2
3
20 Vascular Headache 1
4
20 Vertigo 12
5
20 Vertigo Perifer 1
6
20 Viral Infection 8
7
20 Vomiting 10
8
Total 620
89
Universitas Indonesia
6.7 Karakteristik Informan
Dalam penelitian ini, peneliti menentukan besaran informan
sebanyak tiga orang. Informan yang dipilih dalam penelitian dipilih
berdasarkan dua kriteria, yaitu kesesuaian dan kecukupan. Informan yang
dipilih memiliki pengetahuan yang sesuai dengan topik penelitian yang
diambil. Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah Call Center Section
Head,Call Center Team Leader, dan Call Center Staff Dedicated X yang
bekerja lebih dari 2 tahun, tidak sedang cuti panjang atau melahirkan, dan
bersedia diwawancara. Berikut ini adalah data mengenai informan
penelitian di TPA XYZ:
6.8 Input
Kuantitas SDM
Jumlah sumber daya manusia divisi case management di TPA
XYZ yaitu 75 orang terbagi dalam 4 dedicated. Tim dedicated X
berhubungan dengan proses penerbitan surat jaminan awal rawat inap
90
Universitas Indonesia
peserta asuransi ABC adalah sebanyak 15 orang. 15 orang tersebut
terdiri dari 14 orang Call Center Staff dan 1 Call Center Team Leader.
Berdasarkan hasil dari wawancara mendalam yang dilakukan
peneliti terhadap ketiga orang informan mengenai kuantitas SDM divisi
case management di TPA XYZ adalah kuantitas SDM yang ada sudah
cukup namun, masih belum mendukung proses kerja yang maksimal,
hal tersebut terlihat melalui kutipan berikut ini:
Informan 2
"Sepertinya belum mencukupi. Butuh 3 orang lagi agar penambahan
tenaga kerja di shift pagi, shift siang dan shift malam khususnya dan
untuk monitoring karena kasus rawat inap lumayan banyak."
Informan 3
"masih kurang karena dengan adanya penambahan klien dan
penjaminan yang relatif lama sehingga kekurangan orang untuk
monitoring dan lain-lain."
Kualitas SDM
Dari hasil wawancara mendalam dengan tiga orang informan
divisi case management di TPA XYZ, semua informan memiliki latar
belakan pendidikan di bidang kesehatan. Dari ketiga orang informan
juga didapatkan bahwa hanya 1 diantaranya yang belum pernah bekerja
di bidang asuransi kesehatan. SDM divisi case management di TPA
XYZ mengakui membutuhkan pendidikan di bidang kesehatan.
Berikut ini adalah tabel jabatan, masa kerja, latar belakang
pendidikan, dan ada tidaknya pengalaman di bidang asuransi tiga orang
informan dalam penelitian:
Tabel 6.9 Komposisi Kualitas SDM Divisi Case Management di TPA XYZ
91
Universitas Indonesia
Kerja Pendidikan Asuransi Kesehatan
Informan 1
“Ini sangat membantu karena di asuransi kesehatan selalu berhubungan
dengan ilmu kesehatan.”
Informan 2
“Sangat membantu karena bekerja di asuransi kesehatan di mana
sebagai analis kesehatan jadi ilmu-ilmu kesehatan yang sudah dipelajari
sebelumnya dan teori bisa diterapkan di sini.”
Informan 3
"Tentu sangat membantu karena memang pada dasarnya harus ilmu
kesehatan."
92
Universitas Indonesia
Informan 1
“Ada banyak dan tidak bisa dirincikan semua. Secara garis besar
memastikan semua proses yang ada di bagian CM berjalan sesuai
dengan SLA dan TAT yang ditetapkan di SOP.”
“Pastinya sudah semua ya sesuai dengan kebutuhan kita saat ini.
Namun SOP akan terus berkembang sesuai dengan kondisi.”
Informan 2
“Membantu dan memastikan pekerjaan yang dilakukan oleh staf call
center dalam menganalisa penjaminan yang akan diberikan
berdasarkan informasi medis dari RS atau Klinik.”
“SOP sudah sangat mendukung. Jika SOP dilakukan dengan baik
maka pekerjaan akan semakin mudah dan lancar.”
Informan 3
"Menerima incall dari rs, peserta atau klien TPA dan membantu
keperluannya. Menulis semua konfirmasi incall atau outcall pada tiket
breaker box. Selain itu juga menganalisa dan memberikan penjaminan
atau penolakan untuk peserta serta merespon email dan whatsapp."
“Cukup mendukung. Namun kadang ada kendala dari RS mungkin
karena pasiennya banyak dan beragam asuransi yang kadang bisa
membuat lama penjaminan disebabkan RS.”
93
Universitas Indonesia
penting dalam performa aplikasi tersebut. Ketika terjadi gangguan
terhadap koneksi internet maka kegiatan operasional akan terhambat.
Kelebihan pada aplikasi XYZcore tidak perlu membuka
berbagai sistem lagi dengan satu sistem XYZcore sudah mendukung.
Sehingga tidak harus ada pengecekan secara manual atau
membutuhkan konfirmasi dengan membuka aplikasi lain. Jadi segala
informasi data sudah terintegrasi di satu sistem. Kelebihan aplikasi
Portal, informasi benefit peserta dapat langsung dilihat dan riwayat
biaya pengobatan peserta sudah terakumulasi dengan mudah.
Sedangkan untuk aplikasi Breaker Box jika staff call center tidak
menuliskan catatanya di dalam tiket yang disediakan Breaker Box
maka riwayat pengobatan peserta tidak tersedia dan tidak dapat
ditelusuri.
Semua aplikasi harus terkoneksi baik dengan jaringan internet.
Jika ada gangguan pada jaringan internet maka akan mengganggu
semua proses pekerjaan di divisi case management dan meningkatkan
komplain atau keluhan dari klien dan provider. Berikut ini adalah
kutipan dari informan mengenai sistem informasi di divisi case
management:
Informan 1
“Web apps atau XYZcore dan Portal. Kemudian kalau untuk incall
dan outcall menggunakan breaker box.”
“Hambatan pasti ada. Misalnya error sistem itu terjadi paling banyak
dalam sebulan itu sekali bahkan kadang enggak pernah terjadi. Cara
untuk mengatasinya dengan menggunakan jasa provider yang
jaringannya bagus dan mempunyai 2 jaringan provider agar bisa
switch ketika ada gangguan jaringan.”
Informan 2
"XYZcore, Portal, dan breaker box."
94
Universitas Indonesia
“Hambatan yang paling terasa kalau ada gangguan internet saja.
Memang harus bisa memilih penyedia layanan internet yang bagus
dan stabil.”
Informan 3
"Ada breaker box, web apps atau XYZcore dan Portal."
“Kalau ada gangguan internet, sistem jadi terganggu. Menggunakan
layanan internet yang memiliki sinyal yang kuat dan stabil.”
Informan 1
“Pertama lembar medis awal tidak dilengkapi dengan lengkap. Kedua
lembar medis lanjutan yang lama pengisiannya oleh DPJP. Ketiga
hasil penunjang tidak dikirimkan. Keempat berkas rawat inap tidak
dikirimkan secara lengkap dan bersamaan.”
Informan 2
“Komitmen dari administrasi rumah sakit yang pertama. Kedua
kendala yang terjadi mungkin dikarenakan jam visit dokter
95
Universitas Indonesia
penanggung jawabnya yang memang belum visit dan lain sebagainya
sehingga ada keterlambatan dalam pengisian lembar medis.”
Informan 3
“Lembar medis awal yang tidak dikirimkan atau bahkan dikirimkan
tapi tidak diisi secara lengkap dan hasil penunjang serta lembar medis
lanjutan jika ada investigasi lebih lanjut.”
“RS mengirimkan kelengkapan berkasnya lama bahkan tidak lengkap.
Sering kali lembar medis awal tidak diisikan secara lengkap dengan
tulisan yang jelas. RS mengirimkan berkas ke alamat email yang tidak
sesuai.”
6.9 Proses
Sosialisasi dan Pelaksanaan SOP Penerbitan Surat Jaminan Awal
Informasi 1
“Pastinya ada. Setiap hari kamis itu akan menerangkan bagaimana proses
yang dilakukan di sini. Sehingga akan mendorong RS untuk mengikuti
SOP TPA XYZ.”
“Cukup. Tapi karena tahun lalu habis pandemi yang seharusnya memang
melakukan kunjungan tapi karena jumlah Provider yang banyak dan sulit
kalau dikunjungi satu per satu akan memakan waktu. Sehingga tidak
semuanya terkunjungi. Namun sosialisasi sekarang dapat melalui google
meet atau zoom. Dalam 1 tahun melakukan sosialisasi sekali.”
96
Universitas Indonesia
Informasi 2
“Pasti ada, baik penjelasan sistem belajar SOP dan alur tahapannya
kemudian akan di refresh secara berkala.”
“Tergolong cukup tapi ada beberapa RS yang mungkin diperlukan
sosialisasi ulang. Biasa sosialisasi dilakukan oleh tim provider tiap tahun
sekali.”
Informasi 1
“Pastinya sudah.”
Informasi 2
“Sangat mendukung, karena memang ada beberapa rumah sakit saja yang
punya kendala.”
Informasi 3
“Sudah cukup bermutu. Tetapi masih ada yang perlu diperbaiki lagi aja
dari prosedurnya karena sekarang suka bolak balik aja karena belum
jelas.”
6.10 Output
Ketepatan Penerbitan Surat Jaminan Awal
98
Universitas Indonesia
Tabel 6.10 Jumlah Klaim Rawat Inap Periode Januari - Desember 2022
1 Januari 226
2 Februari 201
3 Maret 127
4 April 155
5 Mei 180
6 Juni 199
7 Juli 208
8 Agustus 182
9 September 215
10 Oktober 229
11 November 222
12 Desember 280
Tabel 6.11 Jumlah Klaim yang Penerbitan Surat Jaminan Awal Lebih dari 1
x 24 Jam
1 Januari 45
2 Februari 53
3 Maret 30
4 April 34
5 Mei 46
6 Juni 53
7 Juli 56
8 Agustus 60
99
Universitas Indonesia
9 Septembe 53
r
10 Oktober 61
11 November 71
12 Desember 58
100
Universitas Indonesia
BAB 7
PEMBAHASAN
Pada bab ini, peneliti akan melakukan pembahasan khusus terhadap hasil
penelitian mengenai proses penerbitan surat jaminan awal peserta asuransi ABC
di TPA XYZ. Penelitian dilakukan terhadap semua proses penerbitan surat
jaminan awal peserta asuransi ABC di TPA XYZ. Pembahasan penelitian
dibedakan menjadi tiga bagian. Bagian pertama adalah input penelitian yang
terdiri dari faktor internal (sumber daya manusia, Standard Operational Procedure,
dan sistem informasi) dan faktor eksternal (kelengkapan dokumen.) Bagian kedua
adalah proses yaitu sosialisasi dan pelaksanaan SOP penerbitan surat jaminan
awal. Bagian ketiga adalah output yaitu ketepatan penerbitan surat jaminan awal.
7.1 Input
Kuantitas SDM
Informan 2
Kualitas SDM
Informan 2
102
Universitas Indonesia
7.1.2 Standard Operational Procedure (SOP)
Dikutip dari Meiliyawati (2013), menurut HIAA (1997)
efektivitas, penerapan prosedur, efisiensi, serta interaksi yang
kooperatif antara fungsi-fungsi yang berbeda di suatu perusahaan
asuransi akan memperlancar kegiatan administrasi. Dari hasil
wawancara mendalam yang penulis lakukan terkait Standard
Operational Procedure, didapatkan informasi bahwa SOP terkait proses
penerbitan surat jaminan awal sudah tertulis dengan jelas dan baik.
Informan 3
“SOP itu pasti ada dan harus dipahami sejak awal masuk kerja.”
Informan 1
“Hambatan pasti ada. Misalnya error sistem itu terjadi paling banyak
dalam sebulan itu sekali bahkan kadang enggak pernah terjadi. Cara
untuk mengatasinya dengan menggunakan jasa provider yang
jaringannya bagus dan mempunyai 2 jaringan provider agar bisa
switch ketika ada gangguan jaringan.”
103
Universitas Indonesia
7.1.4 Faktor Eksternal
Kelengkapan Dokumen Berdasarkan hasil wawancara
mendalam yang dilakukan terkait dengan proses penerbitan surat
jaminan awal, diperoleh informasi bahwa kelengkapan dokumen yang
paling sering tidak dilengkapi oleh nasabah adalah lembar medis awal
dan hasil penunjang. Kelengkapan dokumen yang dibutuhkan antara
lain adalah jawaban lembar medis awal, jawaban lembar medis
lanjutan jika ada investigasi, surat pernyataan, dan hasil pemeriksaan
penunjang. Belum dikirimkannya jawaban lembar medis awal biasanya
terjadi karena dokter belum visit atau jam kerja dokter sudah berakhir.
Dari sisi RS, biasanya dokter menuliskan jawaban lembar medis awal
tidak lengkap dan kadang menggunakan tulisan yang tidak dapat
terbaca dengan baik serta kadang mengirimkan ke alamat email yang
tidak sesuai. Dari sisi staff call center, biasanya kesulitan membaca
tulisan dokter atau berkas yang di scan dengan kurang jelas sehingga
tidak dapat terbaca dengan baik. Ketidaklengkapan dokumen masuk
peserta rawat inap ini menyebabkan adanya penundaan dalam proses
penerbitan surat jaminan awal serta penjaminan SPT dari RS apabila
berkas yang dibutuhkan belum lengkap.
Informan 3
7.2 Proses
Sosialisasi dan Pelaksanaan SOP Penerbitan Surat Jaminan Awal
Sosialisasi itu sendiri sangat penting adanya karena bila tidak ada
sosialisasi maka bisa dipastikan apapun tujuan yang dimaksudkan tidak
akan tercapai. Sosialisasi merupakan bagian dari suatu pemasaran dalam
104
Universitas Indonesia
setiap kegiatan, baik yang bersifat produk ataupun jasa sehingga sosialisasi
merupakan titik awal konsumen atau pemanfaat mengenai barang ataupun
jasa. Sosialisasi menjadi salah satu kegiatan penting bagi kelangsungan
hidup perusahaan yang dilakukan suatu perusahaan memiliki beberapa
tujuan yang hendak dicapai, baik tujuan jangka panjang maupun jangka
pendek.
Informan 2
“Sangat mendukung, karena memang ada beberapa rumah sakit saja yang
punya kendala.”
7.3 Output
Menurut Jogianto (2005) Keluaran sistem atau output adalah hasil
dari sumber daya yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang
berguna bagi penggunanya.
106
Universitas Indonesia
Gambar 7.3 Perbandingan Jumlah Klaim Rawat Inap yang Penerbitan Surat
Jaminan Awal dalam Waktu 1 x 24 Jam dan Lebih dari 1 x 24 Jam Periode
Januari - Desember 2022
107
Universitas Indonesia
BAB 8
KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian bab pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa:
Gambaran ketepatan proses penerbitan surat jaminan awal peserta
rawat inap asuransi ABC, dilihat dari segi waktu pengiriman surat jaminan
awal melebihi standar waktu yang tertera pada sasaran mutu divisi case
management yaitu 1 x 24 jam sebesar 25,5%. Faktor-faktor yang
menghambat penerbitan surat jaminan awal adalah faktor internal (SDM,
SOP, dan sistem informasi), faktor eksternal (kelengkapan dokumen), dan
tahap proses (sosialisasi dan pelaksanaan SOP penerbitan surat jaminan
awal.
Faktor Internal
Sumber Daya Manusia
Kuantitas SDM divisi case management di TPA XYZ yang terlibat
dengan proses penerbitan surat jaminan awal dirasa belum cukup
untuk proses kerja menjadi lebih maksimal
Kualitas SDM divisi case management di TPA XYZ yang terlibat
dengan proses penerbitan surat jaminan awal sudah sesuai dengan
beban kerja yang ada. SDM memiliki latar belakang pendidikan
kesehatan.
108
Universitas Indonesia
Sistem Informasi
TPA XYZ memiliki 3 aplikasi sistem yaitu XYZcore, Portal, dan
Breaker Box. TPA XYZ juga memiliki 2 jaringan provider untuk
mengantisipasi jika ada gangguan internet.
Faktor Eksternal
Kelengkapan Dokumen
Kelengkapan dokumen pasien masuk rawat inap merupakan
sebuah aspek yang sangat penting dalam proses penerbitan surat
jaminan awal. Kelengkapan dokumen pasien masuk rawat inap
dianggap sangat karena sebuah permohonan penjaminan rawat inap
tidak ada diproses oleh TPA XYZ apabila berkas yang diperlukan
belum lengkap atau belum dikirimkan oleh RS. Ketidaklengkapan
dokumen yang terjadi dapat dikaitkan dengan kurangnya informasi
petugas RS terhadap kelengkapan yang dibutuhkan untuk
melakukan permohonan surat jaminan awal.
111
Universitas Indonesia
BAB 4 DAFTAR PUSTAKA
112
Universitas Indonesia
Lampiran 1 surat izin penelitian
113
Universitas Indonesia
Lampiran 2 kuisioner
114
Universitas Indonesia
Lampiran 3 data spss
115
Universitas Indonesia