Kom
MODUL PRAKTIKUM
KEPERAWATAN KOMUNITAS 2
BAGI MAHASISWA KELAS ALIH JENJANG
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
TAHUN 2020/2021
1
Modul Praktikum Keperawatan Komunitas 2
Bagi Mahasiswa Kelas Alih Jenjang
Program Studi Sarjana Keperawatan
Dilarang mengutip, memperbanyak dan menterjemahkan sebagian atau seluruh isi modul ini tanpa ijin
tertulis dari penerbit.
Nugraha, J. N
Modul Praktikum Keperawatan Komunitas 2 bagi Mahasiswa Kelas Alih Jenajng, Nandang Jamiat
Nugraha, Bandung, Universitas Aisyiyah Bandung, 2021
2
BIODATA MAHASISWA
Foto 3 x 4
NAMA : .............................................................................................
NIM : .............................................................................................
ALAMAT : .............................................................................................
.............................................................................................
.............................................................................................
NO.TELP/HP : .............................................................................................
3
LEMBAR PENGESAHAN
Mengesahkan bahwa :
Modul Praktikum Keperawatan Gerontik ini sebagai panduan pembelajaran mahasiswa tingkat I
kelas Alih Jenjang Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Bandung
Tahun Akademik 2020 – 2021
Mengetahui,
4
VISI, MISI, DAN TUJUAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
“Menjadi Universitas Islami dan Terkemuka di Bidang IPTEKS tingkat Internasional tahun 2045”
MISI
TUJUAN
1. Terwujudnya pendidikan dan pengajaran yang Islami serta berdaya saing internasional
5
VISI MISI DAN TUJUAN
VISI
“Menjadi Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Terkemuka dalam
Pengembangan Keperawatan Komplementer Berbasis Spiritual Islami Tingkat Internasional
Tahun 2045”.
MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan sarjana dan profesi Ners yang memiliki kompetensi
keperawatan komplementer berbasis Islami yang berdaya saing global.
2. Melaksanakan kegiatan pendidikan yang ditunjang melalui penelitian di bidang keperawatan
yang kreatif, inovatif, serta relevan dengan tantangan global.
3. Menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan untuk meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat melalui pengabdian kepada masyarakat.
4. Menerapkan sistem tata kelola program studi yang efektif dan efisien serta berbasis
nilai-nilai Islami untuk mendukung pelaksanaan proses pendidikan.
5. Melaksanakan kerjasama dengan berbagai mitra dalam dan luar negeri sebagai penunjang
pelaksanaan pendidikan keperawatan yang berdaya saing global.
6
TUJUAN
7
KATA PENGANTAR
Segala Puji hanya milik Allah SWT, yang telah memberikan ilmu dan kesempatan beramal bagi
kita sehingga modul praktikum keperawatan komunitas 2 ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam
tercurah pada Rasulullah SAW, sang rahmatan lil alamin beserta keluarganya yang suci dan pengikut setia
yang mencintainya menjadikannya sebagai teladan sampai akhir zaman.
Mata kuliah keperawatan Komunitas 2 membahas asuhan keperawatan pada kelompok berbagai
usia, dan disertai permasalahan yang sering terjadi di komunitas. Modul praktikum ini berisi tentang jenis
tindakan keperawatan komunitas 2 yang akan dilakukan mahasiswa di lahan praktik. Setelah melakukan
praktikum keperawatan komunitas ini, mahasiswa diharapkan mampu menguasai tindakan keperawatan
komunitas 2 dan dapat mengaplikasikannya dengan benar.
Panduan ini diberikan kepada mahasiswa dan menjadi alat bantu bagi fasilitator dalam
memberikan pembelajaran. Penyusun menyadari bahwa panduan ini masih belum optimal, sehingga
diharapkan adanya saran yang membangun untuk perbaikan panduan ini yang sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Universitas „Aisyiyah Bandung, Pimpinan
Fakultas Ilmu Kesehatan dan Ketua Prodi Sarjana Keperawatan yang telah memberikan fasilitasi
penerbitan buku praktikum ini. Serta tak lupa kepada tim komunitas 2 di Departemen Komunitas (Salami.,
MKep dan Yayat Hidayat., MKep) yang telah berkontribusi dalam konten buku ini. Harapan penyusun,
panduan ini dapat bermanfaat dan menjadi bagian dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di
Universitas „Aisyiyah Bandung. Aamiin.
8
DAFTAR ISI
Pendahuluan ..................................... 1
A. Terminologi Deskripsi Mata Kuliah ..................................... 1
B. Deskripsi Mata Kuliah ..................................... 3
C. Kompetensi ..................................... 3
D. Capaian Pembelajaran ..................................... 4
Daftar Pustaka 35
9
PENDAHULUAN
A. Terminologi
Komunitas adalah suatu system baik formal atau non formal dengan karakteristik adanya
saling ketergantungan satu sama lain dalam menjalankan peran dan fungsinya masing- masing
untuk memenuhi tujuan bersama. Teridiri dari komponen manusia, lokasi, iklim sosia;,
aktifitas sosial yang sangat dipengaruhi oleh pengaruh dari luar.
Evaluasi adalah perbandingan status kesehatan klien dengan hasil yang diharapkan dari
asuhan keperawatan yang telah diberikan. Evaluasi terdiri dari 2 komponen yaitu evaluasi
proses dan evaluasi hasil atau dapat berupa evaluasi objektif dan evaluasi subjetif.
Winshield Survey adalah pengamatan secara sepintas dengan cara berjalan atau dapat
menggunakan kendaraan untuk mengetahui kehidupan masyarakat sehari- hari dan kondisi
lingkungannya.
10
Kelompok rawan/ resiko tinggi adalah kelompok dimana anggotanya memiliki
kebutuhan khusus atau masalah kesehatan yang memerlukan asuhan keperawatan.
Usia Lanjut adalah seseorang yang sudah berusia 60 tahun atau lebih.
Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah kebijakan, prosedur dan kegiatan yang dirancang
untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan anak sekolah.
Narkotika. Psikotropika dan zat adiktif NAPZA adalah zat- zat golongan hipnotik dan
sedatif yang mampu menimbulkan ketergantungan sehingga mempengaruhi kesehatan
dirinya serta menimbulkan masalah keperawatan baik individu maupun masyarakat
disekitarnya.
Posyandu adalah bentuk pelayanan kesehatan primer di Indonesia dengan sistem 5 meja yang
terselenggara atas partisipasi aktif warga masyarakat.
Prevensi primer adalah tindakan pencegahan yang meliputi intervensi untuk peningkatan
kesehatan ( promosi ) dan pencegahan proses timbulnya penyakit dan pencegahan proses
perkembangan penyakit.
Prevensi Sekunder adalah tindakan pencegahan yang ditujukan untuk mendeteksi yang baru
pada tahap awal ( early patogenesis) sebelum timbul gejala dan manifestasi klinik sehingga
dapat segera dilakukan intervensi.
Prevensi Tertier adalah tindakan pencegahan yang diberikan kepada orang- orang yang jelas
terjangkit penyakit dan ditujukan untuk memperbaiki derajat penyakit, mengurangi
ketidak mampuan klien atau merehabilitasi.
PHBS adalah suatu wujud operasional promosi kesehatan dalam upaya mengajak,
mendorong kemandirian masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat
11
B. Deskripsi Mata Ajar
Fokus mata kuliah ini membahas tentang asuhan keperawatan komunitas dan
pembahasan yang terkait isu dan kecenderungan masalah kesehatan komunitas dalam
konteks pelayanan kesehatan utama dengan penekanan pada peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan, area-area khusus dalam keperawatan
komunitas, meliputi keperawatan kesehatan sekolah, keperawatan kesehatan kerja,
keperawatan di rumah (“homecare”), jaminan mutu layanan keperawatan komunitas dan
isu/kecenderungan dalam keperawatan komunitas, dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan.
Mata kuliah ini berguna dalam memahami berbagai area khusus dalam keperawatan
komunitas terutama terkait dengan masalah kesehatan yang lazim terjadi di Indonesia,
dan memahami mekanisme jaminan layanan keperawatan komunitas, serta
issue/kecenderungan yang terjadi; Pengalaman belajar meliputi lecture, diskusi (SGD),
PjBL, pembahasan kasus dan praktikum
C. KOMPETENSI
Keterampilan khusus
KK1. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan berkesinambungan yang
menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai standar asuhan keperawatan dan
berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah atau belum tersedia;
KK5. Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan keluasan terbatas
berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian dari berbagai sumber untuk
menetapkan prioritas asuhan keperawatan;
KK7. Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi klien yang
tidak diharapkan secara cepatdan tepat dan melaporkan kondisi dan tindakan asuhan kepada
penanggung jawab perawatan;
KK8. Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara reguler
dengan/atau tanpa tim kesehatan lain;
KK10. Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi, telaah kritis, dan
evaluasi serta peer review tentang praktik keperawatan yang dilaksanakannya
12
KK12. Mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran dalam praktik asuhan
keperawatan;
Keterampilan umum
KU10 : Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan refleksi, telaah kritis dan
evaluasi serta peer review tentang praktik keperawatan yang dilaksanakannya
D. CAPAIAN PEMBELAJARAN
menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas fokus pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit minimal pada area sekolah dan kesehatan kerja tersebut dengan
menggunakan langkah proses keperawatan komunitas dan pelaksanaannya menggunakan
pembelajaran berbasis projek pengabdian masyarakat.
M1 : mampu menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas fokus pada promotif
M2 : mampu memberikan asuhan keperawatan dirumah
M3 : mampu memberikan asuhan keperawatan pada agregat dalam komunitas: kesehatan
sekolah
M4 : mampu memberikan asuhan keperawatan pada agregat dalam Komunitas: Kesehatan
Anak dan Remaja
M5 : mampu memberikan asuhan keperawatan pada agregat dalam Komunitas: Kesehatan
Wanita dan Pria
M6 : mampu memberikan asuhan keperawatan pada agregat dalam Komunitas: kesehatan
lansia
Bahan Kajian :
1. Unit 1 : Pengkajian pada Kelompok di Komunitas
2. Unit 2 : Peer Group pada kelompok anak sekolah
3. Unit 3 : Posyandu Remaja
4. Unit 4 : Self Help Group
5. Unit 5 : Support Group
6. Unit 6 : Posyandu Lansia
13
UNIT 1
PENGKAJIAN PADA KELOMPOK
DI KOMUNITAS
Tujuan Pembelajaran :
2. Mahasiswa mampu menjelaskan langkah langkah pengkajian pada kelompok risiko tinggi di
masyarakat
Materi :
masyarakat
1. Individu yang mempunyai masalah kesehatan dan termasuk dalam golongan rawan
(vulnerable group)
2. Keluarga rentan terhadap kemungkinan timbulnya masalah kesehatan dan keluarga yang
14
3. Kelompok khusus yang rawan terhadap masalah kesehatan
4. Masyarakat yang mempunyai mempunyai masalah kesehatan atau rentan thd kemungkinan
keperawatan/kesehatan
Kelompok merupakan suatu unit yang terdiri dari beberapa individu yang mempunyai
kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya melalui cara dan dasar kesatuan persepsi.
Sasaran kelompok
1. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain : Posyandu,
Kelompok Batita/Balita Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut, Kelompok penderita
2. Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain : sekolah, pontren,
panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga pemasyarakatan (lapas).
Merumuskan masalah
15
Pengkajian pada Kelompok (Form pengkajian Kemenkes 2014)
No Register : ..............................................................................
Alamat : ..............................................................................
No Urut : ..............................................................................
Nama : ..............................................................................
Jenis Kelamin : ..............................................................................
Tanggal lahir : ..............................................................................
Pendidikan : ..............................................................................
Pekerjaan : ..............................................................................
Agama : ..............................................................................
Suku : ..............................................................................
16
Keterangan Lain : .... ..........................................................................
Analisa Masalah Kes : ..............................................................................
17
LEMBAR KERJA MAHASISWA :
1. Lakukan pengkajian pada salah satu kelompok dalam komunitas di sekitar
lingkungan mahasiswa
2. Pengkajian menggunakan format wawancara dan pengkajian yang telah dipelajari
3. Buatlah analisa data
4. Buatlah Nursing care Plan
18
UNIT 2
PEER GROUP
PADA ANAK SEKOLAH
Tujuan Pembelajaran :
1. Mahasiswa mampu menyebutkan konsep peer group
2. Mahasiswa mampu menyebutkan konsep peer edukator dan peer konselor
3. Mahasiswa mampu menjelaskan kegiatan peer edukator dan peer konselor
Materi :
A. Konsep Peer Group
Teman sebaya atau peer group adalah kelompok sebaya ialah anak-anak atau remaja yang
memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama yang saling berinteraksi
dengan kawan - kawan sebaya yang berusia sama dan memiliki peran yang unik dalam budaya
atau kebiasaannya (Santosa, 2004 dalam Susanto, 2016)
Sifat yang khas pada kelompok anak sebelum masa remaja adalah bahwa kelompok tadi
terdiri dari jenis kelamin yang sama. Persamaan kelamin yang sama ini dapat membantu
timbulnya identitas jenis kelamin dan juga berhubungan dengan perasaan identifikasi untuk
mempersiapkan pengalaman identitasnya. Sedangkan pada masa remaja ini, anak sudah mulai
berani untuk melakukan kegiatan dengan lawan jenisnya dalam berbagai macam
kegiatan.Selama tahun pertama masa remaja, seorang anak remaja cenderung memiliki
keanggotaan yang lebih luas. Dengan kata lain, tetangga atau teman-temannya seringkali
menjadi anggota kelompoknya. Biasanya kelompoknya lebih hiterogen daripada
berkelompok dengan teman sebayanya. Misalnya kelompok teman sebaya pada masa remaja
cenderung memiliki suatu campuran individu - individu dari berbagai kelompok.
19
Kelompok teman sebaya adalah sekelompok teman-teman dengan usia yang sama dan
status sosial yang hampir sama, kelompok sebaya mempunyai peranan penting dalam
penyesuain diri seseorang. Pada usia remaja, kelompok sepermainan berkembang menjadi
kelompok persahabatan yang lebih luas. Dalam istilah sosiologi, kelompok bermain atau
teman sebaya dikenal dengan sebutan “peer group”. Teman atau persahabatan merupakan
pengelompokan sosial yang melibatkan orang-orang yang berhubungan relatif akrab satu
sama lain. Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja merupakan peranan
yang penting bagi perkembangan prilaku dan kepribadiannya.
Kuatnya pengaruh kelompok teman sebaya juga mengakibatkan melemahnya ikatan
individu dengan orang tua, sekolah, norma- norma konvensional. Selain itu, banyak waktu
yang diluangkan individu di luar rumah bersama teman – teman sebayanya dari pada dengan
orang tuanya adalah salah satu alasan pokok pentingnya peran teman sebaya bagi
individu.Peranan penting kelompok sebaya terhadap individu berkaitan dengan sikap,
pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku remaja seringkali meniru bahwa memakai
model pakaian yang sama dengan anggota kelompok yang popular maka kesempatan bagi
dirinya untuk diterima oleh kelompok sebaya menjadi besar.
20
4) Bentuk keempat adalah kelompok kecil biasanya terdiri dari kelompok teman-teman
dekat.
5) Kelompok teman sebaya yang tidak termasuk kelompok besar dan tidak merasa puas
dengan kelompok yang teroganisir.
2) Peer Konselor
Peer Konselor atau Konseling sebaya adalah memecahkan masalah menggunakan
keterampilan dan mendengarkan secara aktif, untuk mendukung orang-orang yang
sebaya.
Tujuan konseling sebaya adalah:
1) Memanfaatkan proteksi kaum muda
2) Sumber daya manusia yang paling berharga
3) Mempersiapkan kaum muda menjadi pemimpin bangsanya dimasa depan
4) Membantu kaum muda mengembangkan kepribadian mereka
21
5) Membantu kaum muda menjernihkan dan membentuk nilai-nilai hidup mereka,
6) Meningkatkan kemampuan kaum muda melakukan perubahan di tengah
masyarakat mereka
22
c. Summarizing.
Keterampilan konselor untuk mendapatkan kesimpulan atau ringkasan mengenai apa
yang telah dikemukakan oleh konseli.
d. Questioning.
Teknik mengarahkan pembicaraan dan memberikan kesempatan pada konseli untuk
mengolaborasi, mengeksplorasi atau memberikan jawaban dari berbagai kemungkinan
sesuai dengan keinginan konseli dan bersifat mendalam Psikologi konseling.
e. Mengarahkan (Directing).
Yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien melakukan sesuatu. Misalnya
menyuruh klien untuk bermain peran dengan konselor atau menghayalkan sesuatu.
23
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Buatlah analisa data, diagnosa dan nursing care plan dari kasus berikut :
Sekolah dasar keren abis berada di wilayah rw 02 kelurahan Legok Pisan. RW ini padat
penduduknya. banyak warga yang mencari nafkah menjadi pedagang di sekolah tersebut. para
pedagang sudah pernah mendapat informasi kesehatan dari puskesmas, namun pada
kenyataannya para pedagang masih menjual makanan yang tidak hygiene bagi anak sekolah. cara
penyajian makanan tidak ditutup plastik. bahan saus dan sambal dari cabe kering yang sudah
membusuk. sehingga suatu waktu anak-anak mengalami keluhan mual muntah.
terdapat anak kelas 5 yang terdiri dari 3 kelas, yaitu kelas 5a, kelas 5b dan kelas 5c. jumlah
seluruh anak kelas 5 adalah 100 orang. 10 orang diantaranya mengalami gangguan gizi kurang.
usia rata-rata 12 tahun dan tinggi badan rata-rata 135 cm. ciri mereka yang mengalami kurang
gizi adalah : berat badan tidak sesuai, tampak lemas dan tidak semangat belajar, rambut berwarna
kemerahan, dan mata cekung.
namun terdapat juga 12 orang dengan berat badan berlebih. bahkan salah seorang anak berat
badannya mencapai 66 kg. guru-guru kebingunan karena anak anak yang obesitas sulit
melakukan olehraga dengan baik dan hobi nya makan di kelas.
selain itu lingkungan sekolah tidak bersih dan teratur penempatan barang-barangnya. tangga
sudah mulai goyang. halaman tidak bersih banyak berserakan plastik bekas makanan dan sudah 3
orang anak terjatuh dan berdarah. juga pernah terjadi kecelakaan saat bermain di pekarangan
belakang saat guru tidak masuk kelas, anak anak ada yang bermain di halaman dan mengalami
gigitan serangga serta mengalami gatal gatal hebat. selain itu ada juga anak-anak yang membawa
sepeda mencoba melakukan trail namun terjatuh dan berdarah sehingga harus dibawa ke rumah
sakit.
24
25
UNIT 3
POSYANDU REMAJA
Tujuan Pembelajaran :
4. Mahasiswa mampu menyebutkan konsep posyandu remaja
5. Mahasiswa mampu menyebutkan langkah langkah pelaksanaan posyandu remaja
6. Mahasiswa mampu melakukan pelayanan posyandu remaja
Materi :
1. Konsep Posyandu Remaja
Posyandu Remaja merupakan bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
untuk memberikan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan bagi remaja dan
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan keterampilan hidup sehat remaja.
Sasaran posyandu remaja adalah para remaja usia 10-18 tahun
Posyandu remaja dapat dibentuk bila terdapat 50 orang remaja dalam suatu wilayah.
Terdapat 8 kegiatan utama dalam posyandu remaja yaitu : PKHS, Kespro remaja,Jiwa
dan NAPZA, Gizi, aktifitas fisik, PTM, kekerasan pada remaja, penyuluhan terkait
kesehatan remaja saaat ini.
Selain itu juga terdapat beberapa kegiatan tambahan yaitu :
Contoh Kegiatan Pengembangan;
• Bina Keluarga Remaja
• Pemilihan duta kesehatan remaja
• Kampanye Kesehatan diluar kegiatan rutin Posyandu
• Pelatihan kewirausahaan Remaja
• Perayaan hari besar Nasional
26
• Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha\\\
27
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Buatlah Skenario peran kader kesehatan remaja pada pelaksanaan posyandu remaja
Lakukan simulasi pelaksanaan posyandu remaja
28
UNIT 4
Tujuan Pembelajaran :
1. Mahasiswa mampu menyebutkan konsep Self Help Group
2. Mahasiswa mampu menyebutkan langkah langkah Self Help Group
3. Mahasiswa mampu menjadi fasilitator kelompok Self Help Group
Materi :
A. Pengertian
Self Help Group (SHG) pada keluarga dengan gangguan kesehatan merupakan sekumpulan
dua orang atau lebih yang mempunyai keinginan untuk berbagi permasalahan, saling
membantu terhadap hal yang dialami atau yang menjadi fokus perhatian bertujuan
mengatasi gangguan kesehatan dan meningkatkan kemampuan kognitif dan emosional
sehingga tercapai perasaan sejahtera.
SHG dapat diartikan sebagai kelompok swabantu.
29
C. Prinsip Self help group
Pembentukan self help group harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Tiap anggota kelompok berperan secara aktif untuk berbagi pengetahuan dan harapan
terhadap pemecahan masalah serta menemukan solusi melalui kelompok.
2. Sesama anggota saling memahami, mengetahui dan membantu berdasarkan kesetaraan,
respek antara satu dengan yang lain dan hubungan timbal balik
3. Self help group merupakan kelompok informal dan dibimbing oleh volunteer
4. Self help group adalah kelompok self supporting. anggota self help group berbagi
pengetahuan dan harapan terhadap pemecahan masalah serta menemukan solusi melalui
kelompok. Pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan ditanggung bersama kelompok
5. Kelompok harus menghargai privacy dan kerahasiaan dari anggota kelompoknya.
6. Pengambilan keputusan dengan melibatkan kelompok dan kelompok harus bertanggung
jawab dalam pengambilan keputusan
E. Keanggotaan
Syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota self help group ini adalah
1. Keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan kesehatan
2. Tinggal serumah dengan klien
3. Bersedia untuk berpartisipasi penuh
4. Sukarela
5. Dapat membaca dan menulis
F. Pengorganisasian kelompok
1. Leader
Leader dipilih oleh anggota kelompok. Setiap anggota kelompok bergantian menjadi leader
2. Anggota kelompok
30
Anggota kelompok bertugas mengikuti jalannya proses pelaksanaan self help group
sesuai dengan yang kesepakatan kelompok dan leader. Anggota kelompok juga harus
berpartisipasi aktif selama proses kegiatan berlangsung. Memberikan masukan, umpan
balik selama proses diskusi, dan melakukan simulasi.
3. Fasilitator
Fasilitator dalam kelompok ini adalah terapis. Tugas fasilitator mendampingi leader,
memberikan motivasi peserta untuk mengungkapkan pendapat dan pikirannya tentang
berbagai macam informasi. Memberikan penjelasan, masukan dan umpan balik positif
jika diperlukan.
6) Pelaksanaan self help group
Strategi pelaksanaan self help group terbagi menjadi dua tahap yaitu
Pembentukan self help group terdiri dari tiga kali pertemuan : pertemuan pertama
menjelaskan tentang konsep self help group, pertemuan kedua melakukan role play lima
langkah kegiatan self help group dan pertemuan ketiga melakukan role play lima langkah
kegiatan self help group.
31
diberikan adalah memberikan informasi tentang kesehatan kesehatan, tanda sehat
kesehatan, gangguan kesehatan (penyebab, tanda dan gejala, dampak gangguan
kesehatan bagi klien dan keluarga), cara yang dapat dilakukan untuk merawat anggota
keluarga seperti berinteraksi, membantu melakukan perawatan diri (mandi, menyisir
rambut, menggosok gigi, berpakaian atau intervensi lainnya sesuai kebutuhan pasien
), melakukan kegiatan (seperti menyiapkan makan, mencuci piring, merapihkan
rumah, berbelanja), memberikan pujian klien dan keluarga, cara memberi obat,
Pertemuan kedua dan seterusnya kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan cara
penyelesaian masalah yang lain, apakah ada tambahan. Jika cara penyelesaian
masalah tidak ditemukan dapat konsul kepada ahlinya. Hasil dari langkah kedua
adalah kelompok memiliki daftar cara penyelesaian masalah
32
dari langkah kelima adalah daftar cara mencegah kekambuhan dan tindakan yang
dilakukan jika kekambuhan terjadi.
33
FORMAT EVALUASI
PENILAIAN KEMAMPUAN DALAM KEGIATAN SELF HELP GROUP
………………………………………
Penilai
34
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Buatlah skenario dan lakukan role play dalam pembentukan kelompok SHG dan
implementasinya pada kelompok lansia Diabetes Melitus
35
UNIT 5
SUPPORT GROUP
Tujuan Pembelajaran :
1. Mahasiswa mampu menyebutkan konsep Support Group
2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses Support Group
3. Mahasiswa mampu melakukan kegiatan Support group
Materi :
A. Pengertian
Supportif group merupakan sekumpulan orang-orang yang berencana, mengatur dan
berespon secara langsung terhadap issue-isue dan tekanan yang khusus maupun keadaan
yang merugikan. Tujuan awal dari grup ini didirikan adalah memberikan support dan
menyelesaikan pengalaman isolasi dari masing-masing anggotanya (Grant-Iramu, 1997
dalam Hunt, 2004).
Supportif group hampir mirip dengan self help group, hanya saja pada support group
fasilitator kelompok merupakan orang professional yang terlatih dalam pekerjaan social,
psikologi, keperawatan dan lainnya yang dapat memberikan arti dan aturan kepemimpinan
yang benar dalam kelompok.
B. Tujuan
Maksud didirikannya supportif group adalah untuk memberikan support, focus untuk
pemulihan, aksi social termasuk kebijakan organisasi. Tujuan dan harapan dalam group
adalah pengalaman kelompok yang positif. Tujuan penting adalah resolusi permasalahan
dengan segera, memberikan motivasi dan perubahan prilaku individu
36
C. Prinsip
Pembentukan supportif group harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Tiap anggota kelompok berperan secara aktif untuk berbagi pengetahuan dan harapan
terhadap pemecahan masalah serta menemukan solusi melalui kelompok.
2. Sesama anggota saling memahami, mengetahui dan membantu berdasarkan kesetaraan,
respek antara satu dengan yang lain dan hubungan timbal balik
3. supportif group adalah kelompok self supporting. anggota supportif group berbagi
pengetahuan dan harapan terhadap pemecahan masalah serta menemukan solusi
melalui kelompok. Pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan ditanggung bersama
kelompok
4. Kelompok harus menghargai privacy dan kerahasiaan dari anggota kelompoknya.
5. Pengambilan keputusan dengan melibatkan kelompok dan kelompok harus bertanggung
jawab dalam pengambilan keputusan
D. Karakteristik
Kelompok kecil berjumlah 10 -12 orang, homogen, berpartisipasi penuh, mempunyai
otonomi, kepemimpinan kolektif, keanggotaan sukarela, non politik dan saling membantu.
37
Anggota kelompok bertugas mengikuti jalannya proses pelaksanaan supportif group
sesuai dengan yang kesepakatan kelompok dan leader. Anggota kelompok juga harus
berpartisipasi aktif selama proses kegiatan berlangsung. Memberikan masukan, umpan
balik selama proses diskusi, dan melakukan simulasi.
7) Pelaksanaan
Strategi pelaksanaan supportif group terbagi menjadi dua tahap yaitu
a. Pembentukan supportif group terdiri dari tiga kali pertemuan : pertemuan pertama
menjelaskan tentang konsep supportif group, pertemuan kedua melakukan role play lima
langkah kegiatan supportif group dan pertemuan ketiga melakukan role play lima
langkah kegiatan supportif group.
Kelima langkah kegiatan tersebut adalah :
Langkah I : Memahami masalah
Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan masalah yang oleh masing-masing
peserta. Setiap peserta mengungkapkan masalah yang dihadapinya. Pertemuan kedua dan
seterusnya mendiskusikan kembali apa ada masalah lain yang dialami oleh peserta.
Hasil dari langkah pertama adalah kelompok memiliki daftar masalah.
Langkah II : cara untuk menyelesaikan masalah
Kegiatan yang dilakukan adalah peserta saling berbagi informasi bagaimana cara
mengatasi permasalahan yang terjadi berdasarkan daftar masalah yang sudah dibuat. Bila
penyelesaian masalah tidak ditemukan kelompok dapat meminta tenaga kesehatan atau
orang yang ditunjuk dan sepakati oleh kelompok untuk memberikan cara peneyelesaian
masalah. Pertemuan kedua dan seterusnya kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan
cara penyelesaian masalah yang lain, apakah ada tambahan. Jika cara penyelesaian
masalah tidak ditemukan dapat konsul kepada ahlinya. Hasil dari langkah kedua adalah
kelompok memiliki daftar cara penyelesaian masalah
Langkah III: Memilih cara pemecahan masalah
Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan tiap-tiap cara penyelesaian masalah yang
ada dalam daftar penyelesaian masalah dan memilih cara penyelesaian masalah dengan
mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat dalam menyelesaikan masalah
tersebut. Pertemuan ke dua dan seterusnya adalah mendiskusikan apakah ada cara lain
38
yang dipilih dalam mengatasi masalah. Hasil dari langkah ke tiga ini adalah Daftar cara
penyelesaian masalah yang dipilih
Langkah IV : melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah.
Kegiatan yang dilakukan adalah tiap peserta melakukan role play (bermain peran) cara
penyelesaian masalah yang telah dipilih. Pertemuan ke dua dan selanjutnya melakukan
role play cara lain yang telah dipilih oleh kelompok. Hasil dari langkah ke empat adalah
kelompok memiliki daftar penyelesaian masalah yang sudah dilatih.
Langkah V : Pencegahan kekambuhan.
Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan cara – cara mencegah kekambuhan, tanda
dan tanda kekambuhan dan tindakan yang dilakukan saat kekambuhan terjadi. Pertemuan
kedua dan selanjutkan adalah mendiskusikan tentang cara lain untuk mencegah
kekambuhan dan tindakan yang dilakukan saat kekambuhan terjadi. Hasil dari langkah
kelima adalah daftar cara mencegah kekambuhan dan tindakan yang dilakukan jika
kekambuhan terjadi.
39
FORMAT EVALUASI
PENILAIAN KEMAMPUAN
DALAM KEGIATAN SELF HELP GROUP
40
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Buatlah skenario dan role play pembentukan dan implementasi Support Group untuk mendukung
kelompok lansia yang mengalami hipertensi.
41
UNIT 6
POSYANDU LANSIA
Tujuan Pembelajaran :
1. Mahasiswa mampu menyebutkan konsep posyandu lansia
2. Mahasiswa mampu menjelaskan program kegiatan posyandu lansia
3. Mahasiswa mampu menjadi fasilitator posyandu lansia
Materi :
1. Konsep Posyandu Lansia
Pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah
disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan Posyandu lansia.
Merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi
lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta
para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
Tujuan :
Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.
42
Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional
dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.
Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan
denyut nadi selama satu menit.
Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(diabetes mellitus)
Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal.
Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan
pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. dan
Penyuluhan Kesehatan.
Kegiatan Tambahan :
Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi
lanjut usia
kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan
kebugaran.
Untuk pelaksanaan Program KUnjungan Lansia ini minimal dapat dilakukan 1 bulan
sekali atau sesuai dengan program pelayanan kesehatn puskesmas setempat.
43
5. Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia
MEJA 1
pendaftaran lansia,
pengukuran dan penimbangan
berat badan dan atau tinggi
badan
MEJA 2
Melakukan pencatatan berat
badan, tinggi badan, indeks
massa tubuh (IMT). Pelayanan
kesehatan seperti pengobatan
sederhana dan rujukan kasus
juga dilakukan di meja II ini
MEJA 3
penyuluhan atau konseling
44
Buku Sumber :
1. Allender, J. A., Rector, C., & Warner, K.D. (2014), Community and Public Health
Nursing: Promoting the Public Health. 8thed. Philadelphia : Lippincott Williams
& Wilkins
2. Anderson, E.T & Mc Farlane,J. (2011), Community as Partner : Theory and Practice
in Nursing. 6thed. Philadelphia : Lippincott.
3. Hunt (2004). A Resource Kit for Self Help / Support Groups for People Affeccted by
an Eating Disorder dibuka pada
http://www.medhelp.org/njgroups/VolunteerGuide.pdf
45
Universitas „Aisyiyah Bandung
Jl. KH Ahmad Dahlan Dalam no. 6 Bandung
Phone : 022 7312423 Fax 022 7305269
46