Anda di halaman 1dari 47

Oleh : Nandang Jamiat., M.Kep.Ns.Sp.Kep.

Kom

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG

MODUL PRAKTIKUM
KEPERAWATAN KOMUNITAS 2
BAGI MAHASISWA KELAS ALIH JENJANG
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN

Tahun Akademik 2020/2021


Modul Praktikum Keperawatan Komunitas 2
Bagi Mahasiswa Kelas Alih Jenjang
Pada Program Studi Sarjana Keperawatan

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG

TAHUN 2020/2021

1
Modul Praktikum Keperawatan Komunitas 2
Bagi Mahasiswa Kelas Alih Jenjang
Program Studi Sarjana Keperawatan

Disusun Oleh : Nandang Jamiat Nugraha, S.Kp.,MKep. Ns. Sp.Kep.Kom

Hak Cipta buku ini adalah :

 Universitas „Aisyiyah Bandung


Jl. KH Ahmad Dahlan Dalam no. 6 Bandung
Phone : 022 7312423 Fax 022 7305269

Hak Cipta Dilindungi Undang Undang

Dilarang mengutip, memperbanyak dan menterjemahkan sebagian atau seluruh isi modul ini tanpa ijin
tertulis dari penerbit.

Tahun Cetakan : 2021

Perpustakaan Nasional : Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Nugraha, J. N

Modul Praktikum Keperawatan Komunitas 2 bagi Mahasiswa Kelas Alih Jenajng, Nandang Jamiat
Nugraha, Bandung, Universitas Aisyiyah Bandung, 2021

2
BIODATA MAHASISWA

Foto 3 x 4

NAMA : .............................................................................................

NIM : .............................................................................................

ALAMAT : .............................................................................................

.............................................................................................

.............................................................................................

NO.TELP/HP : .............................................................................................

3
LEMBAR PENGESAHAN

Nama Institusi : Universitas ‘Aisyiyah Bandung

Program Studi : Sarjana Keperawatan Keperawatan

Jenis Karya : Modul Praktikum Keperawatan Komunitas 2 (Kelas Alih Jenjang)

Penyusun : Nandang Jamiat Nugraha., S.Kp., M.Kep. Ns.Sp.Kep.Kom

Mengesahkan bahwa :

Modul Praktikum Keperawatan Gerontik ini sebagai panduan pembelajaran mahasiswa tingkat I
kelas Alih Jenjang Program Studi Sarjana Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas ‘Aisyiyah Bandung
Tahun Akademik 2020 – 2021

Bandung, Februari 2021

Mengetahui,

Ketua Program Studi Sarjana Keperawatan

Angga Wilandika, M.Kep


NPP. 2011180886043

4
VISI, MISI, DAN TUJUAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG

SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG


Nomor : 0309/SK/UNISA-BANDUNG/I/2021
VISI

“Menjadi Universitas Islami dan Terkemuka di Bidang IPTEKS tingkat Internasional tahun 2045”

MISI

1. Menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran yang menghasilkan sumber daya manusia


yang Islami.

2. Memajukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat untuk perkembangan ilmu


pengetahuan dan peningkatan kemaslahatan umat

3. Membangun kemitraan internasional

4. Membangun tata kelola kelembagaan universitas yang Islami

TUJUAN

1. Terwujudnya pendidikan dan pengajaran yang Islami serta berdaya saing internasional

2. Terwujudnya inovasi hasil penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang


menunjang dakwah Islam berkemajuan
3. Terwujudnya kerjasama internasional yang mendukung catur dharma

4. Terwujudnya tata kelola kelembagaan yang baik dan berkelanjutan.

5
VISI MISI DAN TUJUAN

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN DAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG

SURAT KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG


Nomor : 0349/SK/UNISA-BANDUNG/II/2021

VISI
“Menjadi Program Studi Sarjana Keperawatan dan Profesi Ners Terkemuka dalam
Pengembangan Keperawatan Komplementer Berbasis Spiritual Islami Tingkat Internasional
Tahun 2045”.

MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan sarjana dan profesi Ners yang memiliki kompetensi
keperawatan komplementer berbasis Islami yang berdaya saing global.
2. Melaksanakan kegiatan pendidikan yang ditunjang melalui penelitian di bidang keperawatan
yang kreatif, inovatif, serta relevan dengan tantangan global.
3. Menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang keperawatan untuk meningkatkan
kualitas kesehatan masyarakat melalui pengabdian kepada masyarakat.
4. Menerapkan sistem tata kelola program studi yang efektif dan efisien serta berbasis
nilai-nilai Islami untuk mendukung pelaksanaan proses pendidikan.
5. Melaksanakan kerjasama dengan berbagai mitra dalam dan luar negeri sebagai penunjang
pelaksanaan pendidikan keperawatan yang berdaya saing global.

6
TUJUAN

1. Menghasilkan lulusan sarjana keperawatan dan ners profesional dengan kemampuan


kompetensi keperawatan komplementer berbasis spiritual Islami dan berdaya saing global.
2. Menghasilkan kegiatan penelitian dosen dan mahasiswa yang kreatif dan inovatif untuk
menunjang pengembangan keilmuandan praktik keperawatan yang mampu menjawab
permasalahan masyarakat.
3. Menghasilkan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dengan pendekatan ilmu dan teknologi
dalam bidang keperawatan untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat.
4. Menghasilkan kegiatan pendidikan yang terjamin secara kualitas melalui pelaksanaan sistem
tata kelola program studi yang efektif dan efisien.
5. Menghasilkan jalinan kerjasama yang sinergis dengan berbagai mitra dalam dan luar negeri
untuk menunjang kegiatan pendidikan keperawatan yang berdaya saing global.

7
KATA PENGANTAR

Segala Puji hanya milik Allah SWT, yang telah memberikan ilmu dan kesempatan beramal bagi
kita sehingga modul praktikum keperawatan komunitas 2 ini dapat diselesaikan. Shalawat dan salam
tercurah pada Rasulullah SAW, sang rahmatan lil alamin beserta keluarganya yang suci dan pengikut setia
yang mencintainya menjadikannya sebagai teladan sampai akhir zaman.

Mata kuliah keperawatan Komunitas 2 membahas asuhan keperawatan pada kelompok berbagai
usia, dan disertai permasalahan yang sering terjadi di komunitas. Modul praktikum ini berisi tentang jenis
tindakan keperawatan komunitas 2 yang akan dilakukan mahasiswa di lahan praktik. Setelah melakukan
praktikum keperawatan komunitas ini, mahasiswa diharapkan mampu menguasai tindakan keperawatan
komunitas 2 dan dapat mengaplikasikannya dengan benar.

Panduan ini diberikan kepada mahasiswa dan menjadi alat bantu bagi fasilitator dalam
memberikan pembelajaran. Penyusun menyadari bahwa panduan ini masih belum optimal, sehingga
diharapkan adanya saran yang membangun untuk perbaikan panduan ini yang sesuai dengan kebutuhan
mahasiswa.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Pimpinan Universitas „Aisyiyah Bandung, Pimpinan
Fakultas Ilmu Kesehatan dan Ketua Prodi Sarjana Keperawatan yang telah memberikan fasilitasi
penerbitan buku praktikum ini. Serta tak lupa kepada tim komunitas 2 di Departemen Komunitas (Salami.,
MKep dan Yayat Hidayat., MKep) yang telah berkontribusi dalam konten buku ini. Harapan penyusun,
panduan ini dapat bermanfaat dan menjadi bagian dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di
Universitas „Aisyiyah Bandung. Aamiin.

Bandung, Februari 2021


Penyusun,

Nandang JN, S.Kp., M.Kep.Ns.Sp.Kep.Kom

8
DAFTAR ISI
Pendahuluan ..................................... 1
A. Terminologi Deskripsi Mata Kuliah ..................................... 1
B. Deskripsi Mata Kuliah ..................................... 3
C. Kompetensi ..................................... 3
D. Capaian Pembelajaran ..................................... 4

Unit 1: Pengkajian Kelompok di Komunitas ..................................... 5


Unit 2 : Peer Group kelompok anak sekolah ..................................... 10
Unit 3 : Posyandu Remaja ..................................... 17
Unit 4 : Self Help Group ..................................... 20
Unit 5 : Support Group ..................................... 26
Unit 6 : Posyandu Lansia ..................................... 32

Daftar Pustaka 35

9
PENDAHULUAN

A. Terminologi
Komunitas adalah suatu system baik formal atau non formal dengan karakteristik adanya
saling ketergantungan satu sama lain dalam menjalankan peran dan fungsinya masing- masing
untuk memenuhi tujuan bersama. Teridiri dari komponen manusia, lokasi, iklim sosia;,
aktifitas sosial yang sangat dipengaruhi oleh pengaruh dari luar.

Keperawatan komunitas adalah usaha pemeliharaan, peningkatan serta perbaikan kualitas


hidup dan kesehatan pada tingkat masyarakat, berupa proses sistematis menggunakan
pendekatan asuhan keperawatan komunitas.

Asuhan Keperawatan Komunitas adalah serangkaian proses yang meliputi pengkajian


sampai dengan evaluasi dalam usaha pemeliharaan, penyehatan dan perbaikan
kesehatan masyarakat.

Pengkajian keperawatan komunitas adalah tahap pertama dalam asuhan keperawatan


komunitas dengan kegiatan pengumpulan data, baik dari sumber langsung ( data primer )
,ataupun data yang sudah tertera ( data sekunder) ) dan data dianalisa.

Diagnosa Keperawatan Komunitas adalah keputusan klinik tentang respon individu,


keluarga dan masyarakat terhadap masalah kesehatan/ proses kehidupan baik actual
maupun resiko dan potensial.

Perencanaan merupakan proses keperawatan yang meliputi komponen


memprioritaskan diagnosa keperawatan, mengembangkan tujuan umum dan khusus
menekankan Kriteria untuk pencapaian hasil, menseleksi tindakan yang paling utama,
mendisain intervensi keperawatan dan merencanakanan komponen evaluasi.

Implementasi adalah mengorganisasikan dan melaksanakan perencanaan keperawatan


berdasarkan pengetahuan dan kemampuan yang tepat, tindakan dapat dipertanggung
jawabkan serta mengenali hambatan- hambatan dan mengkomunikasikan kepada tim
kesehatan lain.

Evaluasi adalah perbandingan status kesehatan klien dengan hasil yang diharapkan dari
asuhan keperawatan yang telah diberikan. Evaluasi terdiri dari 2 komponen yaitu evaluasi
proses dan evaluasi hasil atau dapat berupa evaluasi objektif dan evaluasi subjetif.

Winshield Survey adalah pengamatan secara sepintas dengan cara berjalan atau dapat
menggunakan kendaraan untuk mengetahui kehidupan masyarakat sehari- hari dan kondisi
lingkungannya.

10
Kelompok rawan/ resiko tinggi adalah kelompok dimana anggotanya memiliki
kebutuhan khusus atau masalah kesehatan yang memerlukan asuhan keperawatan.

Usia Lanjut adalah seseorang yang sudah berusia 60 tahun atau lebih.

Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah kebijakan, prosedur dan kegiatan yang dirancang
untuk melindungi dan meningkatkan kesehatan anak sekolah.

KMS Usia Lanjut untuk memantau kesehatan usia lanjut.

Narkotika. Psikotropika dan zat adiktif NAPZA adalah zat- zat golongan hipnotik dan
sedatif yang mampu menimbulkan ketergantungan sehingga mempengaruhi kesehatan
dirinya serta menimbulkan masalah keperawatan baik individu maupun masyarakat
disekitarnya.

Posyandu adalah bentuk pelayanan kesehatan primer di Indonesia dengan sistem 5 meja yang
terselenggara atas partisipasi aktif warga masyarakat.

Prevensi primer adalah tindakan pencegahan yang meliputi intervensi untuk peningkatan
kesehatan ( promosi ) dan pencegahan proses timbulnya penyakit dan pencegahan proses
perkembangan penyakit.

Prevensi Sekunder adalah tindakan pencegahan yang ditujukan untuk mendeteksi yang baru
pada tahap awal ( early patogenesis) sebelum timbul gejala dan manifestasi klinik sehingga
dapat segera dilakukan intervensi.

Prevensi Tertier adalah tindakan pencegahan yang diberikan kepada orang- orang yang jelas
terjangkit penyakit dan ditujukan untuk memperbaiki derajat penyakit, mengurangi
ketidak mampuan klien atau merehabilitasi.

PHBS adalah suatu wujud operasional promosi kesehatan dalam upaya mengajak,
mendorong kemandirian masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat

11
B. Deskripsi Mata Ajar
Fokus mata kuliah ini membahas tentang asuhan keperawatan komunitas dan
pembahasan yang terkait isu dan kecenderungan masalah kesehatan komunitas dalam
konteks pelayanan kesehatan utama dengan penekanan pada peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan, area-area khusus dalam keperawatan
komunitas, meliputi keperawatan kesehatan sekolah, keperawatan kesehatan kerja,
keperawatan di rumah (“homecare”), jaminan mutu layanan keperawatan komunitas dan
isu/kecenderungan dalam keperawatan komunitas, dengan penekanan pada peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit dan pemeliharaan kesehatan.
Mata kuliah ini berguna dalam memahami berbagai area khusus dalam keperawatan
komunitas terutama terkait dengan masalah kesehatan yang lazim terjadi di Indonesia,
dan memahami mekanisme jaminan layanan keperawatan komunitas, serta
issue/kecenderungan yang terjadi; Pengalaman belajar meliputi lecture, diskusi (SGD),
PjBL, pembahasan kasus dan praktikum

C. KOMPETENSI
Keterampilan khusus

KK1. Mampu memberikan asuhan keperawatan yang lengkap dan berkesinambungan yang
menjamin keselamatan klien (patient safety) sesuai standar asuhan keperawatan dan
berdasarkan perencanaan keperawatan yang telah atau belum tersedia;

KK5. Mampu menegakkan diagnosis keperawatan dengan kedalaman dan keluasan terbatas
berdasarkan analisis data, informasi, dan hasil kajian dari berbagai sumber untuk
menetapkan prioritas asuhan keperawatan;

KK6. Mampu menyusun dan mengimplementasikan perencanaan asuhan keperawatan sesuai


standar asuhan keperawatan dan kode etik perawat, yang peka budaya, menghargai
keragaman etnik, agama dan faktor lain dari klien individu, keluarga dan masyarakat;

KK7. Mampu melakukan tindakan asuhan keperawatan atas perubahan kondisi klien yang
tidak diharapkan secara cepatdan tepat dan melaporkan kondisi dan tindakan asuhan kepada
penanggung jawab perawatan;

KK8. Mampu melakukan evaluasi dan revisi rencana asuhan keperawatan secara reguler
dengan/atau tanpa tim kesehatan lain;

KK10. Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan cara refleksi, telaah kritis, dan
evaluasi serta peer review tentang praktik keperawatan yang dilaksanakannya

12
KK12. Mampu melakukan upaya pencegahan terjadinya pelanggaran dalam praktik asuhan
keperawatan;

Keterampilan umum

KU2: Mampu memberikan asuhan keperawatan pada area spesialisasi (keperawatan


medikal bedah, keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan jiwa atau
keperawatan komunitas (termasuk keperawatan gerontik sesuai dengan delegasi dari ners
spesialis

KU10 : Mampu melakukan studi kasus secara teratur dengan refleksi, telaah kritis dan
evaluasi serta peer review tentang praktik keperawatan yang dilaksanakannya

D. CAPAIAN PEMBELAJARAN

CAPAIAN PEMBELAJARAN MATA KULIAH


Setelah mengikuti pembelajaran ini, bila diberi kasus mahasiswa mampu :

menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas fokus pada peningkatan kesehatan dan
pencegahan penyakit minimal pada area sekolah dan kesehatan kerja tersebut dengan
menggunakan langkah proses keperawatan komunitas dan pelaksanaannya menggunakan
pembelajaran berbasis projek pengabdian masyarakat.
M1 : mampu menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas fokus pada promotif
M2 : mampu memberikan asuhan keperawatan dirumah
M3 : mampu memberikan asuhan keperawatan pada agregat dalam komunitas: kesehatan
sekolah
M4 : mampu memberikan asuhan keperawatan pada agregat dalam Komunitas: Kesehatan
Anak dan Remaja
M5 : mampu memberikan asuhan keperawatan pada agregat dalam Komunitas: Kesehatan
Wanita dan Pria
M6 : mampu memberikan asuhan keperawatan pada agregat dalam Komunitas: kesehatan
lansia

Bahan Kajian :
1. Unit 1 : Pengkajian pada Kelompok di Komunitas
2. Unit 2 : Peer Group pada kelompok anak sekolah
3. Unit 3 : Posyandu Remaja
4. Unit 4 : Self Help Group
5. Unit 5 : Support Group
6. Unit 6 : Posyandu Lansia

13
UNIT 1
PENGKAJIAN PADA KELOMPOK
DI KOMUNITAS

Tujuan Pembelajaran :

1. Mahasiswa mampu menyebutkan Konsep peyalanan kesehatan komunitas pada kelompok

2. Mahasiswa mampu menjelaskan langkah langkah pengkajian pada kelompok risiko tinggi di

masyarakat

3. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian pada kelompok risiko tinggi

Materi :

Sasaran Pelayanan Keperawatan

• Sasaran keperawatan kesehatan masyarakat adalah individu, keluarga, kelompok,

masyarakat

• masalah kesehatan akibat faktor ketidaktahuan, ketidakmauan maupun ketidakmampuan

dalam menyelesaikan masalah kasehatannya.

Sasaran Kelompok di Komunitas :

1. Individu yang mempunyai masalah kesehatan dan termasuk dalam golongan rawan

(vulnerable group)

2. Keluarga rentan terhadap kemungkinan timbulnya masalah kesehatan dan keluarga yang

memiliki individu yang bermasalah

14
3. Kelompok khusus yang rawan terhadap masalah kesehatan

4. Masyarakat yang mempunyai mempunyai masalah kesehatan atau rentan thd kemungkinan

timbulnya masalah kesehatan

5. Institusi pendidikan kesehatan yang menyelenggarakan PBL di wilayah kerja puskesmas

6. Institusi kesehatan maupun perorangan yang akan melaksanakan penelitian

keperawatan/kesehatan

Kelompok merupakan salah satu sasaran Perkesmas

Kelompok merupakan suatu unit yang terdiri dari beberapa individu yang mempunyai

kemampuan untuk berbuat dengan kesatuannya melalui cara dan dasar kesatuan persepsi.

Sasaran kelompok

1. Kelompok masyarakat khusus tidak terikat dalam suatu institusi antara lain : Posyandu,

Kelompok Batita/Balita Kelompok ibu hamil, Kelompok Usia Lanjut, Kelompok penderita

penyakit tertentu, kelompok pekerja informal.

2. Kelompok masyarakat khusus terikat dalam suatu institusi, antara lain : sekolah, pontren,

panti asuhan, panti usia lanjut, rumah tahanan (rutan), lembaga pemasyarakatan (lapas).

Prinsip Pengkajian Kelompok

 Pendekatan pada kelompok

 Identifikasi jumlah kelompok

 Identifikasi masalah kelompok

 Analisa data kelompok

 Merumuskan masalah

 Melibatkan kader kes masyarakat

15
Pengkajian pada Kelompok (Form pengkajian Kemenkes 2014)

Fasilitas Yankes : ..............................................................................

Nama Perawat : ..............................................................................

Nama Kelompok : ..............................................................................

No Register : ..............................................................................

Tanggal Pengkajian : ..............................................................................

Alamat : ..............................................................................

Data Dasar Anggota Kelompok

No Urut : ..............................................................................
Nama : ..............................................................................
Jenis Kelamin : ..............................................................................
Tanggal lahir : ..............................................................................
Pendidikan : ..............................................................................
Pekerjaan : ..............................................................................
Agama : ..............................................................................
Suku : ..............................................................................

Status Kesehatan Anggota Kelompok

Keluhan Utama : ..............................................................................


TTV : ..............................................................................
Status Gizi : ..............................................................................
Konjungtiv : ..............................................................................
Riwayat penyakit : ..............................................................................
Alat Bantu : ..............................................................................
Pola OR/Aktivitas : ..............................................................................
Pola Tidur : ..............................................................................

16
Keterangan Lain : .... ..........................................................................
Analisa Masalah Kes : ..............................................................................

Upaya Peningkatan Kesehatan

• Fasilitas pelayanan kesehatan yang tersedia untuk kelompok :


..............................................................................
..............................................................................
• Pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan kelompok
..............................................................................
..............................................................................
• Fasilitas pendidikan ..............................................................................
• Lingkungan tempat tinggal kelompok ..............................................................................

17
LEMBAR KERJA MAHASISWA :
1. Lakukan pengkajian pada salah satu kelompok dalam komunitas di sekitar
lingkungan mahasiswa
2. Pengkajian menggunakan format wawancara dan pengkajian yang telah dipelajari
3. Buatlah analisa data
4. Buatlah Nursing care Plan

18
UNIT 2

PEER GROUP
PADA ANAK SEKOLAH

Tujuan Pembelajaran :
1. Mahasiswa mampu menyebutkan konsep peer group
2. Mahasiswa mampu menyebutkan konsep peer edukator dan peer konselor
3. Mahasiswa mampu menjelaskan kegiatan peer edukator dan peer konselor

Materi :
A. Konsep Peer Group
Teman sebaya atau peer group adalah kelompok sebaya ialah anak-anak atau remaja yang
memiliki usia atau tingkat kematangan yang kurang lebih sama yang saling berinteraksi
dengan kawan - kawan sebaya yang berusia sama dan memiliki peran yang unik dalam budaya
atau kebiasaannya (Santosa, 2004 dalam Susanto, 2016)
Sifat yang khas pada kelompok anak sebelum masa remaja adalah bahwa kelompok tadi
terdiri dari jenis kelamin yang sama. Persamaan kelamin yang sama ini dapat membantu
timbulnya identitas jenis kelamin dan juga berhubungan dengan perasaan identifikasi untuk
mempersiapkan pengalaman identitasnya. Sedangkan pada masa remaja ini, anak sudah mulai
berani untuk melakukan kegiatan dengan lawan jenisnya dalam berbagai macam
kegiatan.Selama tahun pertama masa remaja, seorang anak remaja cenderung memiliki
keanggotaan yang lebih luas. Dengan kata lain, tetangga atau teman-temannya seringkali
menjadi anggota kelompoknya. Biasanya kelompoknya lebih hiterogen daripada
berkelompok dengan teman sebayanya. Misalnya kelompok teman sebaya pada masa remaja
cenderung memiliki suatu campuran individu - individu dari berbagai kelompok.

19
Kelompok teman sebaya adalah sekelompok teman-teman dengan usia yang sama dan
status sosial yang hampir sama, kelompok sebaya mempunyai peranan penting dalam
penyesuain diri seseorang. Pada usia remaja, kelompok sepermainan berkembang menjadi
kelompok persahabatan yang lebih luas. Dalam istilah sosiologi, kelompok bermain atau
teman sebaya dikenal dengan sebutan “peer group”. Teman atau persahabatan merupakan
pengelompokan sosial yang melibatkan orang-orang yang berhubungan relatif akrab satu
sama lain. Kelompok teman sebaya sebagai lingkungan sosial bagi remaja merupakan peranan
yang penting bagi perkembangan prilaku dan kepribadiannya.
Kuatnya pengaruh kelompok teman sebaya juga mengakibatkan melemahnya ikatan
individu dengan orang tua, sekolah, norma- norma konvensional. Selain itu, banyak waktu
yang diluangkan individu di luar rumah bersama teman – teman sebayanya dari pada dengan
orang tuanya adalah salah satu alasan pokok pentingnya peran teman sebaya bagi
individu.Peranan penting kelompok sebaya terhadap individu berkaitan dengan sikap,
pembicaraan, minat, penampilan dan perilaku remaja seringkali meniru bahwa memakai
model pakaian yang sama dengan anggota kelompok yang popular maka kesempatan bagi
dirinya untuk diterima oleh kelompok sebaya menjadi besar.

Bentuk-Bentuk Kelompok Teman Sebaya


1) Kelompok sebaya yang bersifat informal.
Kelompok sebaya ini dibentuk, diatur, dan dipimpin oleh anak itu sendiri misalnya,
kelompok permainan, gang, dan lain-lain. Di dalam kelompok ini tidak ada bimbingan dan
partisipasi orang dewasa.
2) Kelompok sebaya yang bersifat formal.
Di dalam kelompok ini ada bimbingan, partisipasi atau pengarahan orang dewasa.
Apabila bimbingan dan pengarahan diberikan secara bijaksana maka kelompok sebaya ini
dapat menjadi wahana proses sosialisasi nilai-nilai dan norma yang terdapat dalam
masyarakat.
3) Teman dekat atau juga disebut sahabat karib, biasanya terdiri dari dua atau tiga orang.
Yang menjadi anggota biasanya yaitu satu- satunya sahabat paling baik dan paling akrab.
Mereka mempunyai minat dan keinginan yang hampir sama.

20
4) Bentuk keempat adalah kelompok kecil biasanya terdiri dari kelompok teman-teman
dekat.
5) Kelompok teman sebaya yang tidak termasuk kelompok besar dan tidak merasa puas
dengan kelompok yang teroganisir.

B. Konsep Peer Edukator dan Peer Konselor


1) Peer Edukator
Peer Edukator adalah seseorang atau kelompok teman sebaya yang bertugas
memberikan edukasi kepada teman sebaya yang mewakili sekolah atau kelompoknya
yang mempunyai komitmen dan telah mendapat pelatihan untuk memberikan informasi
seputar Kesehatan Reproduksi, IMS, HIV dan AIDS kepada teman sebaya atau
Kelompok Dampingan (KD) secara kontinyu dan bersifat sukarela untuk menanamkan
sex education secara tepat
Pendidik sebaya atau peer educator adalah suatu prinsip yang bekerja menurut dasar
dari remaja, untuk remaja, dan oleh remaja. Umumnya akan lebih terbuka dan bebas
berbicara mengenai permasalahannya dengan teman-teman yang seusia. Metode ini
secara sederhana menggunakan teman sebaya/seusia sebagai konselor/pendidik untuk
membantu teman lainnya agar dapat mengambil keputusan sendiri atas permasalahan
yang dihadapinya

2) Peer Konselor
Peer Konselor atau Konseling sebaya adalah memecahkan masalah menggunakan
keterampilan dan mendengarkan secara aktif, untuk mendukung orang-orang yang
sebaya.
Tujuan konseling sebaya adalah:
1) Memanfaatkan proteksi kaum muda
2) Sumber daya manusia yang paling berharga
3) Mempersiapkan kaum muda menjadi pemimpin bangsanya dimasa depan
4) Membantu kaum muda mengembangkan kepribadian mereka

21
5) Membantu kaum muda menjernihkan dan membentuk nilai-nilai hidup mereka,
6) Meningkatkan kemampuan kaum muda melakukan perubahan di tengah
masyarakat mereka

C. Kegiatan peer edukator dan peer konselor


Langkah-langkah dalam membangun konseling sebaya adalah :
1) Pemilihan calon “konselor” teman sebaya.
Meskipun keterampilan pemberian bantuan dapat dikuasai oleh siapa saja, faktor
kesukarelaan dan faktor kepribadian pemberi bantuan (“konselor” sebaya) ternyata sangat
menentukan keberhasilan pemberian bantuan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemilihan
calon “konselor” sebaya.
2) Pelatihan calon “konselor” teman sebaya.
Tujuan utama pelatihan “konselor” sebaya adalah untuk meningkatkan jumlah remaja
yang memiliki dan mampu menggunakan keterampilan-keterampilan pemberian bantuan.
3) Pelaksanaan dan pengorganisasian konseling teman sebaya.
Dalam praktiknya, interaksi “konseling” teman sebaya lebih banyak bersifat spontan dan
informal. Spontan dalam arti interaksi tersebut dapat terjadi kapan saja dan dimana saja,
tidak perlu menunda.

Teknik Psikologi Konseling antara lain:


a. Attending.
Perilaku attending disebut juga perilaku menghampiri klien yang mencakup komponen
kontak mata, bahasa tubuh, dan bahasa lisan. Contoh: kepala; melakukan anggukan jika
setuju, ekspresi wajah; tenang, ceria, senyum.
b. Empathizing.
Keterampilan atau teknik yang digunakan konselor untuk memusatkan perhatian kepada
klien agar klien merasa dihargai dan terbina suasana yang kondusif, sehingga klien
bebas mengekspresikan atau mengungkapkan pikiran, perasaan, ataupun tingkah
lakunya. Kemampuan untuk mengenali dan berhubungan dengan emosi dan pikiran
orang lain. Melihat sesuatu melalui cara pandang dan perasaan orang lain

22
c. Summarizing.
Keterampilan konselor untuk mendapatkan kesimpulan atau ringkasan mengenai apa
yang telah dikemukakan oleh konseli.
d. Questioning.
Teknik mengarahkan pembicaraan dan memberikan kesempatan pada konseli untuk
mengolaborasi, mengeksplorasi atau memberikan jawaban dari berbagai kemungkinan
sesuai dengan keinginan konseli dan bersifat mendalam Psikologi konseling.
e. Mengarahkan (Directing).
Yaitu teknik untuk mengajak dan mengarahkan klien melakukan sesuatu. Misalnya
menyuruh klien untuk bermain peran dengan konselor atau menghayalkan sesuatu.

23
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Buatlah analisa data, diagnosa dan nursing care plan dari kasus berikut :

LATIHAN KASUS ANAK SEKOLAH

Sekolah dasar keren abis berada di wilayah rw 02 kelurahan Legok Pisan. RW ini padat
penduduknya. banyak warga yang mencari nafkah menjadi pedagang di sekolah tersebut. para
pedagang sudah pernah mendapat informasi kesehatan dari puskesmas, namun pada
kenyataannya para pedagang masih menjual makanan yang tidak hygiene bagi anak sekolah. cara
penyajian makanan tidak ditutup plastik. bahan saus dan sambal dari cabe kering yang sudah
membusuk. sehingga suatu waktu anak-anak mengalami keluhan mual muntah.
terdapat anak kelas 5 yang terdiri dari 3 kelas, yaitu kelas 5a, kelas 5b dan kelas 5c. jumlah
seluruh anak kelas 5 adalah 100 orang. 10 orang diantaranya mengalami gangguan gizi kurang.
usia rata-rata 12 tahun dan tinggi badan rata-rata 135 cm. ciri mereka yang mengalami kurang
gizi adalah : berat badan tidak sesuai, tampak lemas dan tidak semangat belajar, rambut berwarna
kemerahan, dan mata cekung.
namun terdapat juga 12 orang dengan berat badan berlebih. bahkan salah seorang anak berat
badannya mencapai 66 kg. guru-guru kebingunan karena anak anak yang obesitas sulit
melakukan olehraga dengan baik dan hobi nya makan di kelas.
selain itu lingkungan sekolah tidak bersih dan teratur penempatan barang-barangnya. tangga
sudah mulai goyang. halaman tidak bersih banyak berserakan plastik bekas makanan dan sudah 3
orang anak terjatuh dan berdarah. juga pernah terjadi kecelakaan saat bermain di pekarangan
belakang saat guru tidak masuk kelas, anak anak ada yang bermain di halaman dan mengalami
gigitan serangga serta mengalami gatal gatal hebat. selain itu ada juga anak-anak yang membawa
sepeda mencoba melakukan trail namun terjatuh dan berdarah sehingga harus dibawa ke rumah
sakit.

24
25
UNIT 3

POSYANDU REMAJA

Tujuan Pembelajaran :
4. Mahasiswa mampu menyebutkan konsep posyandu remaja
5. Mahasiswa mampu menyebutkan langkah langkah pelaksanaan posyandu remaja
6. Mahasiswa mampu melakukan pelayanan posyandu remaja

Materi :
1. Konsep Posyandu Remaja
Posyandu Remaja merupakan bentuk Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
untuk memberikan kemudahan dalam memperoleh pelayanan kesehatan bagi remaja dan
untuk meningkatkan derajat kesehatan dan keterampilan hidup sehat remaja.
Sasaran posyandu remaja adalah para remaja usia 10-18 tahun
Posyandu remaja dapat dibentuk bila terdapat 50 orang remaja dalam suatu wilayah.
Terdapat 8 kegiatan utama dalam posyandu remaja yaitu : PKHS, Kespro remaja,Jiwa
dan NAPZA, Gizi, aktifitas fisik, PTM, kekerasan pada remaja, penyuluhan terkait
kesehatan remaja saaat ini.
Selain itu juga terdapat beberapa kegiatan tambahan yaitu :
Contoh Kegiatan Pengembangan;
• Bina Keluarga Remaja
• Pemilihan duta kesehatan remaja
• Kampanye Kesehatan diluar kegiatan rutin Posyandu
• Pelatihan kewirausahaan Remaja
• Perayaan hari besar Nasional

26
• Peningkatan kerjasama dengan dunia usaha\\\

2. Langkah-langkah pelaksanaan Posyandu Remaja


Tahap Persiapan : melakukan koordinasi dengan kader kesehatan remaja
menyebarkan informasi jadwal pelaksanaan posyandu remaja
menyiapkan alat dan kebutuhan posyandu remaja

Tahap Pelaksanaan : terdapat 5 meja dalam pelaksanaan posyandu remaja


Meja 1 : pendaftaran
Meja 2 : pengukuran
Meja 3 : pencatatan
Meja 4 : pelayanan kesehatan
Meja 5 : Komunikasi Informasi dan edukasi (KIE)

Tahap Evaluasi : : Evaluasi Struktur, Evaluasi Proses dan Evaluasi Hasil

3. Pelaksanaan Posyandu Remaja

1. Pendaftaran 2. Pengukuran 3. Pencatatan


- Daftar hadir, form data diri, - BB, TB, TD, LILA, anemia - Buku register, buku
form / kuesioner kecerdasan untuk remaja putri pemantauan kesehatan
majemuk remaja
- Kurva tumbuh kembang
WHO
5. KIE 4. Pelayanan Kesehatan
- penyuluhan,pemutaran film, - Konseling, HEEADSSS,
bedah buku,ketrampilan soft tablet tambah darah /
skill, senam vitamin, rujukan

27
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Buatlah Skenario peran kader kesehatan remaja pada pelaksanaan posyandu remaja
Lakukan simulasi pelaksanaan posyandu remaja

28
UNIT 4

SELF HELP GROUP

Tujuan Pembelajaran :
1. Mahasiswa mampu menyebutkan konsep Self Help Group
2. Mahasiswa mampu menyebutkan langkah langkah Self Help Group
3. Mahasiswa mampu menjadi fasilitator kelompok Self Help Group

Materi :

A. Pengertian
Self Help Group (SHG) pada keluarga dengan gangguan kesehatan merupakan sekumpulan
dua orang atau lebih yang mempunyai keinginan untuk berbagi permasalahan, saling
membantu terhadap hal yang dialami atau yang menjadi fokus perhatian bertujuan
mengatasi gangguan kesehatan dan meningkatkan kemampuan kognitif dan emosional
sehingga tercapai perasaan sejahtera.
SHG dapat diartikan sebagai kelompok swabantu.

B. Tujuan self help group


Tujuan self help group dalam kelompok adalah memberikan support terhadap sesama
anggota dan membuat penyelesaian masalah secara lebih baik dengan cara berbagi perasaan
dan pengalaman, belajar tentang penyakit dan meningkatkan kepedulian antar sesama
anggota sehingga tercapainya perasaan aman dan sejahtera, mengetahui bahwa mereka tidak
sendiri

29
C. Prinsip Self help group
Pembentukan self help group harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Tiap anggota kelompok berperan secara aktif untuk berbagi pengetahuan dan harapan
terhadap pemecahan masalah serta menemukan solusi melalui kelompok.
2. Sesama anggota saling memahami, mengetahui dan membantu berdasarkan kesetaraan,
respek antara satu dengan yang lain dan hubungan timbal balik
3. Self help group merupakan kelompok informal dan dibimbing oleh volunteer
4. Self help group adalah kelompok self supporting. anggota self help group berbagi
pengetahuan dan harapan terhadap pemecahan masalah serta menemukan solusi melalui
kelompok. Pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan ditanggung bersama kelompok
5. Kelompok harus menghargai privacy dan kerahasiaan dari anggota kelompoknya.
6. Pengambilan keputusan dengan melibatkan kelompok dan kelompok harus bertanggung
jawab dalam pengambilan keputusan

D. Karakteristik self help group


Kelompok kecil berjumlah 10-12 orang, homogen, berpartisipasi penuh, mempunyai
otonomi, kepemimpinan kolektif, keanggotaan sukarela, non politik dan saling membantu.

E. Keanggotaan
Syarat yang harus dipenuhi untuk menjadi anggota self help group ini adalah
1. Keluarga yang memiliki anggota keluarga dengan gangguan kesehatan
2. Tinggal serumah dengan klien
3. Bersedia untuk berpartisipasi penuh
4. Sukarela
5. Dapat membaca dan menulis

F. Pengorganisasian kelompok
1. Leader
Leader dipilih oleh anggota kelompok. Setiap anggota kelompok bergantian menjadi leader
2. Anggota kelompok

30
Anggota kelompok bertugas mengikuti jalannya proses pelaksanaan self help group
sesuai dengan yang kesepakatan kelompok dan leader. Anggota kelompok juga harus
berpartisipasi aktif selama proses kegiatan berlangsung. Memberikan masukan, umpan
balik selama proses diskusi, dan melakukan simulasi.
3. Fasilitator
Fasilitator dalam kelompok ini adalah terapis. Tugas fasilitator mendampingi leader,
memberikan motivasi peserta untuk mengungkapkan pendapat dan pikirannya tentang
berbagai macam informasi. Memberikan penjelasan, masukan dan umpan balik positif
jika diperlukan.
6) Pelaksanaan self help group
Strategi pelaksanaan self help group terbagi menjadi dua tahap yaitu
Pembentukan self help group terdiri dari tiga kali pertemuan : pertemuan pertama
menjelaskan tentang konsep self help group, pertemuan kedua melakukan role play lima
langkah kegiatan self help group dan pertemuan ketiga melakukan role play lima langkah
kegiatan self help group.

Kelima langkah kegiatan tersebut adalah :


A. Langkah I : Memahami masalah
Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan masalah yang oleh masing-masing
peserta. Setiap peserta mengungkapkan masalah yang dihadapinya. Pertemuan kedua
dan seterusnya mendiskusikan kembali apa ada masalah lain yang dialami oleh
peserta. Hasil dari langkah pertama adalah kelompok memiliki daftar masalah.

B. Langkah II : cara untuk menyelesaikan masalah.


Kegiatan yang dilakukan adalah peserta saling berbagi informasi bagaimana cara
mengatasi permasalahan yang terjadi berdasarkan daftar masalah yang sudah dibuat.
Dari daftar permasalahan yang dipilih masing-masing, tiap anggota mengungkapkan
cara mengatasi permasalahan. Bila penyelesaian masalah tidak ditemukan
kelompok dapat meminta tenaga kesehatan kesehatan atau orang yang ditunjuk dan
sepakati oleh kelompok untuk memberikan cara peneyelesaian masalah/fasilitator
untuk memberikan materi tentang masalah kesehatan kesehatan. Materi yang dapat

31
diberikan adalah memberikan informasi tentang kesehatan kesehatan, tanda sehat
kesehatan, gangguan kesehatan (penyebab, tanda dan gejala, dampak gangguan
kesehatan bagi klien dan keluarga), cara yang dapat dilakukan untuk merawat anggota
keluarga seperti berinteraksi, membantu melakukan perawatan diri (mandi, menyisir
rambut, menggosok gigi, berpakaian atau intervensi lainnya sesuai kebutuhan pasien
), melakukan kegiatan (seperti menyiapkan makan, mencuci piring, merapihkan
rumah, berbelanja), memberikan pujian klien dan keluarga, cara memberi obat,
Pertemuan kedua dan seterusnya kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan cara
penyelesaian masalah yang lain, apakah ada tambahan. Jika cara penyelesaian
masalah tidak ditemukan dapat konsul kepada ahlinya. Hasil dari langkah kedua
adalah kelompok memiliki daftar cara penyelesaian masalah

C. Langkah III: Memilih cara pemecahan masalah


Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan tiap-tiap cara penyelesaian masalah
yang ada dalam daftar penyelesaian masalah dan memilih cara penyelesaian
masalah dengan mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat dalam
menyelesaikan masalah tersebut. Pertemuan ke dua dan seterusnya adalah
mendiskusikan apakah ada cara lain yang dipilih dalam mengatasi masalah. Hasil dari
langkah ke tiga ini adalah Daftar cara penyelesaian masalah yang dipilih

D. Langkah IV : melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah.


Kegiatan yang dilakukan adalah tiap peserta melakukan role play (bermain peran)
cara penyelesaian masalah yang telah dipilih. Pertemuan ke dua dan selanjutnya
melakukan role play cara lain yang telah dipilih oleh kelompok. Hasil dari langkah ke
empat adalah kelompok memiliki daftar penyelesaian masalah yang sudah dilatih.

E. Langkah V : Pencegahan kekambuhan.


Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan cara – cara mencegah kekambuhan,
tanda dan tanda kekambuhan dan tindakan yang dilakukan saat kekambuhan terjadi.
Pertemuan kedua dan selanjutkan adalah mendiskusikan tentang cara lain untuk
mencegah kekambuhan dan tindakan yang dilakukan saat kekambuhan terjadi. Hasil

32
dari langkah kelima adalah daftar cara mencegah kekambuhan dan tindakan yang
dilakukan jika kekambuhan terjadi.

33
FORMAT EVALUASI
PENILAIAN KEMAMPUAN DALAM KEGIATAN SELF HELP GROUP

Nama Peserta : ……………………………..


Petunjuk pengisian:
Berilah tanda √ terhadap daftar kemampuan di bawah ini:
Dilakukan
No Kemampuan
Ya Tidak
A Pembukaan
1 Mengucapkan salam
2 Membacakan doa pembuka
3 Menanyakan perasaan peserta hari ini
4 Menjelaskan tujuan, waktu dan tempat pertemuan
B Kerja
1 Mengungkapkan masalah yang dihadapi
2 Membuat daftar masalah
3 Mengungkapkan cara penyelesaian masalah
4 Membuat daftar penyelesaian masalah
5 Memilih cara penyelesaian masalah
6 Membuat daftar penyelesaian masalah yang dipilih
7 Melakukan cara penyelesaian masalah
8 Membuat daftar penyelesaian masalah yang sudah dilatih
9 Melakukan cara pencegahan kekambuhan
10 Membuat daftar cara pencegahan kekambuhan
C Penutup
1 Menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti pertemuan
2 Meminta setiap peserta melakukan cara yang sudah diajarkan kepada
anggota keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
3 Kesepakatan untuk waktu, tempat dan topik pertemuan berikutnya
4 Doa penutup
5 Mengucapkan salam penutup
Total skor
Nilai akhir

………………………………………
Penilai

34
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Buatlah skenario dan lakukan role play dalam pembentukan kelompok SHG dan
implementasinya pada kelompok lansia Diabetes Melitus

35
UNIT 5

SUPPORT GROUP

Tujuan Pembelajaran :
1. Mahasiswa mampu menyebutkan konsep Support Group
2. Mahasiswa mampu menjelaskan proses Support Group
3. Mahasiswa mampu melakukan kegiatan Support group

Materi :
A. Pengertian
Supportif group merupakan sekumpulan orang-orang yang berencana, mengatur dan
berespon secara langsung terhadap issue-isue dan tekanan yang khusus maupun keadaan
yang merugikan. Tujuan awal dari grup ini didirikan adalah memberikan support dan
menyelesaikan pengalaman isolasi dari masing-masing anggotanya (Grant-Iramu, 1997
dalam Hunt, 2004).
Supportif group hampir mirip dengan self help group, hanya saja pada support group
fasilitator kelompok merupakan orang professional yang terlatih dalam pekerjaan social,
psikologi, keperawatan dan lainnya yang dapat memberikan arti dan aturan kepemimpinan
yang benar dalam kelompok.
B. Tujuan
Maksud didirikannya supportif group adalah untuk memberikan support, focus untuk
pemulihan, aksi social termasuk kebijakan organisasi. Tujuan dan harapan dalam group
adalah pengalaman kelompok yang positif. Tujuan penting adalah resolusi permasalahan
dengan segera, memberikan motivasi dan perubahan prilaku individu

36
C. Prinsip
Pembentukan supportif group harus memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Tiap anggota kelompok berperan secara aktif untuk berbagi pengetahuan dan harapan
terhadap pemecahan masalah serta menemukan solusi melalui kelompok.
2. Sesama anggota saling memahami, mengetahui dan membantu berdasarkan kesetaraan,
respek antara satu dengan yang lain dan hubungan timbal balik
3. supportif group adalah kelompok self supporting. anggota supportif group berbagi
pengetahuan dan harapan terhadap pemecahan masalah serta menemukan solusi
melalui kelompok. Pembiayaan untuk pelaksanaan kegiatan ditanggung bersama
kelompok
4. Kelompok harus menghargai privacy dan kerahasiaan dari anggota kelompoknya.
5. Pengambilan keputusan dengan melibatkan kelompok dan kelompok harus bertanggung
jawab dalam pengambilan keputusan

D. Karakteristik
Kelompok kecil berjumlah 10 -12 orang, homogen, berpartisipasi penuh, mempunyai
otonomi, kepemimpinan kolektif, keanggotaan sukarela, non politik dan saling membantu.

E. Aturan dalam Support Group


Aturan dalam supportif group adalah sebagai berikut :
1. Kooperatif,.
2. Menjaga keamanan dan keselamatan kelompok
3. Mengekspresikan perasaan dan keinginan berbagi pengalaman
4. Penggunaan waktu efektif dan efisien.
5. Menjaga kerahasiaan
6. Komitmen untuk berubah
7. Mempunyai rasa memiliki, berkontribusi,dapat menerima satu sama lain, mendengarkan,
saling ketergantungan, mempunyai kebebasan, loyalitas, dan mempunyai kekuatan.
F. Pengorganisasian kelompok
2. Leader
3. Anggota kelompok

37
Anggota kelompok bertugas mengikuti jalannya proses pelaksanaan supportif group
sesuai dengan yang kesepakatan kelompok dan leader. Anggota kelompok juga harus
berpartisipasi aktif selama proses kegiatan berlangsung. Memberikan masukan, umpan
balik selama proses diskusi, dan melakukan simulasi.

7) Pelaksanaan
Strategi pelaksanaan supportif group terbagi menjadi dua tahap yaitu
a. Pembentukan supportif group terdiri dari tiga kali pertemuan : pertemuan pertama
menjelaskan tentang konsep supportif group, pertemuan kedua melakukan role play lima
langkah kegiatan supportif group dan pertemuan ketiga melakukan role play lima
langkah kegiatan supportif group.
Kelima langkah kegiatan tersebut adalah :
Langkah I : Memahami masalah
Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan masalah yang oleh masing-masing
peserta. Setiap peserta mengungkapkan masalah yang dihadapinya. Pertemuan kedua dan
seterusnya mendiskusikan kembali apa ada masalah lain yang dialami oleh peserta.
Hasil dari langkah pertama adalah kelompok memiliki daftar masalah.
Langkah II : cara untuk menyelesaikan masalah
Kegiatan yang dilakukan adalah peserta saling berbagi informasi bagaimana cara
mengatasi permasalahan yang terjadi berdasarkan daftar masalah yang sudah dibuat. Bila
penyelesaian masalah tidak ditemukan kelompok dapat meminta tenaga kesehatan atau
orang yang ditunjuk dan sepakati oleh kelompok untuk memberikan cara peneyelesaian
masalah. Pertemuan kedua dan seterusnya kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan
cara penyelesaian masalah yang lain, apakah ada tambahan. Jika cara penyelesaian
masalah tidak ditemukan dapat konsul kepada ahlinya. Hasil dari langkah kedua adalah
kelompok memiliki daftar cara penyelesaian masalah
Langkah III: Memilih cara pemecahan masalah
Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan tiap-tiap cara penyelesaian masalah yang
ada dalam daftar penyelesaian masalah dan memilih cara penyelesaian masalah dengan
mempertimbangkan faktor pendukung dan penghambat dalam menyelesaikan masalah
tersebut. Pertemuan ke dua dan seterusnya adalah mendiskusikan apakah ada cara lain

38
yang dipilih dalam mengatasi masalah. Hasil dari langkah ke tiga ini adalah Daftar cara
penyelesaian masalah yang dipilih
Langkah IV : melakukan tindakan untuk penyelesaian masalah.
Kegiatan yang dilakukan adalah tiap peserta melakukan role play (bermain peran) cara
penyelesaian masalah yang telah dipilih. Pertemuan ke dua dan selanjutnya melakukan
role play cara lain yang telah dipilih oleh kelompok. Hasil dari langkah ke empat adalah
kelompok memiliki daftar penyelesaian masalah yang sudah dilatih.
Langkah V : Pencegahan kekambuhan.
Kegiatan yang dilakukan adalah mendiskusikan cara – cara mencegah kekambuhan, tanda
dan tanda kekambuhan dan tindakan yang dilakukan saat kekambuhan terjadi. Pertemuan
kedua dan selanjutkan adalah mendiskusikan tentang cara lain untuk mencegah
kekambuhan dan tindakan yang dilakukan saat kekambuhan terjadi. Hasil dari langkah
kelima adalah daftar cara mencegah kekambuhan dan tindakan yang dilakukan jika
kekambuhan terjadi.

39
FORMAT EVALUASI
PENILAIAN KEMAMPUAN
DALAM KEGIATAN SELF HELP GROUP

Nama peserta : .................


Petunjuk pengisian:
Berilah tanda (V) terhadap daftar kemampuan dibawah ini kemampuan di bawah ini.
No Kemampuan Dilakukan
Ya idak
A Pembukaan
1 Mengucapkan salam.
2 Membacakan doa pembuka.
3 Menanyakan perasaan peserta hari ini .
4 Menjelaskan tujuan, waktu pertemuan (120 menit) dan tempat
B Kerja
1 Mengungkapkan masalah yang dihadapi
2 Membuat daftar masalah
3 Mengungkapkan cara penyelesaian masalah
4 Membuat daftar penyelesaian masalah
5 Memilih cara penyelesaian masalah
6 Membuat daftar penyelesaian masalah yang dipilih
7 Melakukan cara penyelesaian malah
8 Membuat daftar penyelesaian masalah yang sudah dilatih
9 Melakukan cara mencegah kekambuhan
10 Membuat daftar cara pencegahan kekambuhan
C Penutup
1 Menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti pertemuan
2 Meminta setiap peserta melakukan cara yang sudah diajarkan
kepada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
3 Kesepakatan untuk waktu, tempat dan topik pertemuan berikutnya
4 Doa penutup
5 Mengucapkan salam penutup
Total skor
Nilai akhir
Nilai Akhir : Skor akhir x 100
19

40
LEMBAR KERJA MAHASISWA
Buatlah skenario dan role play pembentukan dan implementasi Support Group untuk mendukung
kelompok lansia yang mengalami hipertensi.

41
UNIT 6

POSYANDU LANSIA

Tujuan Pembelajaran :
1. Mahasiswa mampu menyebutkan konsep posyandu lansia
2. Mahasiswa mampu menjelaskan program kegiatan posyandu lansia
3. Mahasiswa mampu menjadi fasilitator posyandu lansia

Materi :
1. Konsep Posyandu Lansia
Pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut di suatu wilayah tertentu yang sudah
disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat dimana mereka bisa mendapatkan pelayanan
kesehatan Posyandu lansia.
Merupakan pengembangan dari kebijakan pemerintah melalui pelayanan kesehatan bagi
lansia yang penyelenggaraannya melalui program Puskesmas dengan melibatkan peran serta
para lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial dalam penyelenggaraannya.
Tujuan :
 Meningkatkan jangkauan pelayanan kesehatan lansia di masyarakat, sehingga terbentuk
pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan lansia
 Mendekatkan pelayanan dan meningkatkan peran serta masyarakat dan swasta dalam
pelayanan kesehatan disamping meningkatkan komunikasi antara masyarakat usia lanjut.

2. Program kegiatan posyandu lansia


Kegiatan Posyandu Lansia
 Pemeriksaan aktivitas kegiatan sehari-hari meliputi kegiatan dasar dalam kehidupan,
seperti makan/minum, berjalan, mandi, berpakaian, naik turun tempat tidur, buang air
besar/kecil dan sebagainya.

42
 Pemeriksaan status mental. Pemeriksaan ini berhubungan dengan mental emosional
dengan menggunakan pedoman metode 2 (dua ) menit.
 Pemeriksaan status gizi melalui penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan
dan dicatat pada grafik indeks masa tubuh (IMT).
 Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter dan stetoskop serta penghitungan
denyut nadi selama satu menit.
 Pemeriksaan hemoglobin menggunakan talquist, sahli atau cuprisulfat
 Pemeriksaan adanya gula dalam air seni sebagai deteksi awal adanya penyakit gula
(diabetes mellitus)
 Pemeriksaan adanya zat putih telur (protein) dalam air seni sebagai deteksi awal adanya
penyakit ginjal.
 Pelaksanaan rujukan ke Puskesmas bilamana ada keluhan dan atau ditemukan kelainan
pada pemeriksaan butir 1 hingga 7. dan
 Penyuluhan Kesehatan.

Kegiatan Tambahan :
 Pemberian Makanan Tambahan (PMT) dengan memperhatikan aspek kesehatan dan gizi
lanjut usia
 kegiatan olah raga seperti senam lanjut usia, gerak jalan santai untuk meningkatkan
kebugaran.
 Untuk pelaksanaan Program KUnjungan Lansia ini minimal dapat dilakukan 1 bulan
sekali atau sesuai dengan program pelayanan kesehatn puskesmas setempat.

3. Pelaksanaan Posyandu Lansia


Posyandu lansia membutuhkan perlengkapan sebagai berikut :
1. Tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka),
2. Meubeler : meja dan kursi, lemari, tempat tidur
3. Alat tulis, buku pencatatan kegiatan,
4. Timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensi meter, peralatan
laboratorium sederhana, thermometer,

43
5. Kartu Menuju Sehat (KMS) lansia

Posyandu lansia terbagi dalam 3 Meja


1. Meja I : pendaftaran lansia, pengukuran dan penimbangan berat badan dan atau tinggi
badan
2. Meja II : Melakukan pencatatan berat badan, tinggi badan, indeks massa tubuh (IMT).
Pelayanan kesehatan seperti pengobatan sederhana dan rujukan kasus juga dilakukan di
meja II ini.
3. Meja III : melakukan kegiatan penyuluhan atau konseling, disini juga bisa dilakukan
pelayanan pojok gizi.

MEJA 1
pendaftaran lansia,
pengukuran dan penimbangan
berat badan dan atau tinggi
badan

MEJA 2
Melakukan pencatatan berat
badan, tinggi badan, indeks
massa tubuh (IMT). Pelayanan
kesehatan seperti pengobatan
sederhana dan rujukan kasus
juga dilakukan di meja II ini
MEJA 3
penyuluhan atau konseling

44
Buku Sumber :

1. Allender, J. A., Rector, C., & Warner, K.D. (2014), Community and Public Health
Nursing: Promoting the Public Health. 8thed. Philadelphia : Lippincott Williams
& Wilkins

2. Anderson, E.T & Mc Farlane,J. (2011), Community as Partner : Theory and Practice
in Nursing. 6thed. Philadelphia : Lippincott.

3. Hunt (2004). A Resource Kit for Self Help / Support Groups for People Affeccted by
an Eating Disorder dibuka pada
http://www.medhelp.org/njgroups/VolunteerGuide.pdf

4. Kemenkes RI (2019) Panduan Praktis untuk Caregiver dalam Perawatan Jangka


Panjang Bagi Lanjut Usia. Direktorat Kesehatan Keluarga Direktorat Jenderal
Kesehatan Masyarakat Kemenkes RI RI tahun 2019

5. Kemenkes RI (2018) Pedoman Standar Nasional Pelayanan Kesehatan Peduli


Remaja (PKPR). Kemenkes RI tahun 2018

6. Nugraha NJ .(2012). Pemberdayaan kader dengan pendekatan intervensi berjenjang


dalam pelayanan dan asuhan keperawatan komunitas pada lansia dengan
gangguan mobilisasi akibat rematik di kelurahan Pasirgunung Selatan kota
Depok. Karya Ilmiah Akhir. FIK UI

7. Susanto (2016). Konsep Peer Group diunduh dari http://repository.unpas.ac

45
 Universitas „Aisyiyah Bandung
Jl. KH Ahmad Dahlan Dalam no. 6 Bandung
Phone : 022 7312423 Fax 022 7305269

46

Anda mungkin juga menyukai