Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik
Dosen Pengampu :
Yayat Hidayat, S. Kep., Ners., M.Kep
Disusun oleh :
TINA HARYATI
NIM : 402021083
A. PICO
P (PATIEN/PROBLEM ) :
I ( INTERVENSI ):
C ( COMPARISON ) :
Perbedaan intensitas nyeri sebelum dan sesudah diberikan kompres jahe merah
O ( OUTCOME )
Efektif untuk menurunkan intensitas nyeri sendi pada lansia penderita rheumatoid
arthritis
V5 (Validitas Eksternal)
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Susanti (2014), melihat pengaruh
kompres hangat jahe terhadap penurunan skala
nyeri Rheumatoid Arthitis pada lansia di PTSW
Kasih Sayang Ibu Batu Sangkar Tahun 2014
menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
kompres hangat jahe terhadap penurunan skala
nyeri Rheumatoid Arthitis pada lansia dengan p-
value 0,000.
Kesimpulan:
Terdapat penjelasan logis dari referensi yang
dipercaya dan pembahasan mengenai internal
validitiy.
V4 (Validitas Seleksi)
Analisa data univariat di dapatkan rentang usia
responden berusia 60-69 tahun. Dan berjenis
kelamin laki-laki sebanyak 21 orang , perempuan
9 orang. Sebagian besar responden mengalami
nyeri berat sebanyak 15 orang sebelum dilakukan
kompres kompres jahe merah dan mengalami
nyeri ringan sebanyak 14 orang , setelah
pemberian kompres jahe merah.
Analisa bivariat menggunakan uji tes dependen
dengan hasil menunjukkkan bahwa jahe merah
efektif menurunkan nyeri sendi ditandai dengan
rata-rata skala nyeri sebelum diberikan kompres
jahe merah means 6,77 dan setelah dilakukan
kompres jahe merah mean 2,93 dengan p value
0,00.
V5 (Validitas Eksternal)
Penelitian ini sejalan dengan penelitin yang
dilakukan Izza (2014) yang berjudul “ perbedaan
efektifitas pemberian kompres air hangat dan
pemberian kompres jahe merah terhadap
penurunan nyeri sendi pada Lansia di Unit
Rehabilitasi Sosial Wardoyo Ungaran “ Tujuan
penelitian adalah untuk menganalisa bahwa ada
perbedaan efektifitas pemberian kompres air
hangat dan pemberian kompres jahe merah
terhadap penurunan nyeri sendi pada Lansia. Hasil
penelitiannya adalah ada perbedaan skala nyeri
lansia yang mengalami nyeri sendi setelah
dilakukan terapi kompres air hangat dan kompres
jahe merah.dengan jumlah rata-rata penurunan
skala nyeri 1 skala untuk kompres air hagat dan 2
skala untuk kompres jahe merah.
Outcome Jurnal 1
Pengaruh/ hasil Penelitian ini penting dilakukan dalam pengembangan ilmu praktik keperawatan mandiri agar
perawat dapat melakukan tindakan mandiri sebelum tindakan kolaborasi dalam memberikan
intervensi non farmakologi yang dapat dilakukan perawat secara mandiri dalam menurunkan
skala nyeri rheumatoid Arthitis yaitu
Dengan kompres jahe ( Zinger Officinale (L) Rosc) mempunyai manfaat yang beragam antara
lain sebagai rempah, minyak atsiri, pemberi aroma ataupun sebagai obat. Secara tradisional
kegunaannya antara lain untuk mengobati rematik, asma, stroke, sakit gigi, diabetes, sakit otot,
tenggorokan, kram, hipertensi,mual, demam dan infeksi. Beberapa komponen jahe seperti
gingerol,shagaol dan zingerone memberi efek farmakologi dan fisiologi seperti antioksidan , anti
inflamasi, analgesic , antikarsinogenik
Prosedur Instrument penelitian berupa lembar observasi pretest post test
Lama pemberian Kompres jahe dilakukan selama 20 menit
Outcome Jurnal 2
Pengaruh/ hasil Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada usia lansia (60-69)
yaitu sebanyak 30 responden ( 100 persen ). Menurut asumsi peneliti tingginya angka Rheumatoid
Arthitis pada usia 60-69 tahun dikarenakan pada saat usia tersebut cairan shinovial dalam sendi
berkurang akibat pemakaian yang berlebihan di waktu muda seperti olahraga berlebihan, bekerja
berlebihan, gerakan sendi berlebihan serta berat badan yang berlebihan menyebabkan kelenturan
sendi menjadi berkurang. Akibatnya sendi menjadi sangat nyeri saat digerakkan karena pelumas
yang ada sudah berkurang akibat pemakaian yang berlebihan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian kompres jahe merah dapat menurunkan skala
nyeri rata-rata 2,93 dengan standar deviasi 2,132. Hal ini sesuai dengan teori bahwa jahe merah
mengandung gingerol diduga dapat memblok produksi prostaglandin sehingga dapat menurunkan
nyeri sendi pada penderita Rheumatoid Arthitis.
Prosedur Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian skala nyeri numeric scale (0-10)
responden diukur skala nyeri sebelum dilakukan intervensi setelah itu responden diberikan
kompres jahe merah selama 20 menit lalu dilakukan kembali pengukuran skala nyeri.
Rheumatoid Arthitis adalah penyakit inflamasi sistemik kronik yang tidak diketahui
penyebabnya. Karakteristiknya adalah terjadinya kerusakan dan floriferasi pada membrane
synovial. Yang menyebabkan kerusakan pada tulang sendi, ankilosis dan deformitas mekanisme
imunologis tampak berperan penting dalam memulai dan timbulnya penyakit ini. ( Zairin, 2012).
RA adalah gangguan kronik yang menyerang berbagai system organ. Penyakit ini adalah salah satu
dari kelompok penyakit jaringan penyambung difusi yang diperantarai oleh imunitas ( Lukman,
2011)
Pada RA reaksi autoimun terutama terjadi pada jaringan synovial. Proses pagositosis menghasilkan
enzim-enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi edema,
proliferasi membrane synovial dan akhirnya membentuk panus. Panus akan menghancurkan tulang
rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya menghilangkan permukaan sendi yang akan
menggangu gerak sendi. Otot akan turut terkena kerana serabut otot akan mengalami perubahan
generative dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot ( Lukman, 2011).
Pada lansia tingginya angka RA dikarenakan pada saat usia tersebuat cairan synovial dalam
sendi berkurang akibat pemakaian yang berlebihan di waktu muda seperti olahraga berlebihan,
bekerja berlebihan, gerakan sendi yang berlebihan,serat berat badan yang berlebihan menyebabkan
kelentuan sendi menjadi berkurang. Akibatnya sendi menjadi terasa sangat nyeri saat digerakkan
karena pelumas yang ada sudah berkurang akibat pemakaian yang berlebihan tersebut. Hal ini
sesuai dengan teori price (1999), menjelaskan bahwa usia diatas 40 tahun 5 kali lebih besar terken
RA dibandingkan usia muda. Penyakit RA biasanya pertama kali muncul pada usia 25-50 tahun.
Puncaknya antara usia 60-80 tahun.
Faktor berdasarkan kesepakatan Para ahli dibidang rematologi, reumatik dapat terungkap
sebagai keluhan dan atau tanda Dari kesepakatan dinyatakan ada 3 keluhan utama pada system
musculoskeletal yaitu : pembengkakan sendi, kelemahan otot, dan gangguan gerak ( divisi geriatric
bagian SMF penyakit dalam RSUP Adam Malik, medan ). Nyeri adalah proses biologis,
psikologis, dan social yang komplek dan factor penting yang mempengaruhi fungsi dan kualitas
hidup bagi individu dengan Arthritis ( Sridhor dkk, 2003).
Penatalaksanaan nyeri yang direkomendasikan oleh World Health Organization
menganjurkan pengobatan nyeri pada lansia dilakukan secara konservatif dan bertahap untuk
mengurangi terjadinya efek samping ( Kasran & Rina, 2006) prinsip utama pada penatalaksanaan
rasa nyeri adalah menghilangkan serangan rasa nyeri . managemen nyeri yang efektif bagi lansia
dapat dilakukan dengan pendekatan secara farmakologi dan non farmakologik ( Kasran & Rina,
2006). Salah satu intervensi non farmakologik yang dapat dilakukan perawat secara mandiiri
dalam menurunkan skala nyeri Rheumatoid Arthritis yaitu dengan kompres jahe ( Santoso, 2013).
Jahe mempunyai manfaat beragam antara lain sebagai rempah, minyak atsiri, pemberi aroma,
ataupun sebagai obat. Secara tradisional kegunaannya antara lain untuk mengobati rematik, asma,
stroke, sakit gigi, diabetes, sakit otot, tenggorokan, kram, hipertensi, mual, demam dan infeksi
( Ali et al, 2008 dalam Hernani & Winarti, 2010).
Jahe (Zingiber officinale Rosc) adalah salah satu bumbu dapur yang sudah lama
dimanfaatkan sebagai tanaman obat. Sebagai bumbu dapur , rimpang jahe digunakan untuk
mengolah masakan dan panganan.pemakaian jahe sebagai tanaman obat semakin berkembang
pesat seiring semakin berkembang pemakaian bahan-bahan alami untuk pengobatan (Lentera,
2002).
Jahe merah adalah jahe yang sangat cocok untuk herbal dengan kandungan minyak atsiri dan
oleoresinnya yang lebih tinggi dibandingkan dengan jahe lainnya. Sehingga ampuh
menyembuhkan berbagai macam penyakit. Jahe merah ( Zingiber officinale Rosc) memiliki
rimpang berwarna merah sampe jingga muda dan lebih kecil dari jahe gajah dan jahe kecil.
Kandungan kimia gingerol dalam jahe merah mampu memblokir prostaglandin sehingga dapat
menurunkan nyeri sendi pada penderita RA.
Dari kedua jurnal yang dianalisa terdapat kesamaan Penelitian yang digunakan adalah
penelitian kuantitatif dengan design penelitian quasy eksperiment dengan one group pre test and
post test. Responden dilakukan wawancara terlebih dahulu.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah penilaian skala nyeri numeric scale (0-10)
responden diukur skala nyeri sebelum dilakukan intervensi setelah itu responden diberikan
kompres jahe merah selama 20 menit dengan memakai jahe merah sebanyak 20 gram jahe yang di
parut dan direndam dalam air hangat lalu dikompreskan ke pasien selama 20 menit, lalu dilakukan
kembali pengukuran skala nyeri.
Dari kedua jurnal yang telah dianalisa dapat disimpulkan bahwa kompres jahe terlihat
memiliki pengaruh dalam mengurangi intensitas nyeri Rheumatoid Arthritis dimana seluruh
responden mengalami penurunan intensitas nyeri setelah perlakuan kompres jahe selama 20 menit,
namun penurunan intensitas nyeri yang dialami responden berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan
teori bahwa kompres jahe merah mengandung gingerol yang diduga dapat memblokir
prostaglandin sehingga dapat menurunkan nyeri pada penderita RA.
DAFTAR PUSTAKA
Price S.A dan Wilson L.M.(1995). Patofisiologi Proses-Proses Penyakit. Penerjemah : Peter
Anugrah. Jakarta : EGC
Utami, 2007. Manfaat Jahe Merah Dalam Pengobatan Rheumatoid Arthritis Diperoleh di
http.www.Tanaman Herbal Rheumatoid Arthritis
Hernani Winarti. 2010. Kandungan Bahan Aktif Jahe Dan Pemanfaatannya Dalam Bidang
Kesehatan , Status Tekhnologi Hasil Penelitian Jahe. Bogor