Pemberian Campuran Kunyit dan Jahe dengan Tingkat Nyeri Pada Pasien Fraktur
Disusun Oleh :
Annisaa’ Khoiriyah
P1905002
Pemberian Campuran Kunyit dan Jahe dengan Tingkat Nyeri Pada Pasien Fraktur
3. Metodologi Penelitian ini dilakukan menggunakan desain Metode yang digunakan dalam penelitian sudah sesuai
eksperimental-semu (quasi-eksperimental research) dengan dengan masalah penelitian, yaitu tentang pengaruh
rancangan yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini pemberian campuran kunyit dan jahe dengan tingkat
adalah One Group Pretest-Posttest Design. Pengukuran nyeri pada pasien fraktur. Untuk mendapatkan data
dengan menggunakan alat ukur berupa kuesioner dan yang efektif, maka metode yang diterapkan dalam
observasi. penelitian ini sesuai dengan tujuan penelitian yang
Pengumpulan data dilakukan pada 20 Oktober sampai telah ditetapkan sebelumnya.
dengan 20 November 2015 terhadap 48 orang yang diambil Penelitian yang dengan memberikan obat herbal
secara total sampling. Pengolahan data menggunakan berupa olesan campuran kunyit dan jahe dengan
tingkat nyeri pasien fraktur, sehingga didapatkan hasil
komputerisasi.
penelitian yang relevan antara metode dan hasil
penelitian yang diharapkan.
Sampel penelitian dalam jurnal ini sebanyak 48 orang
yang diambil secara total sampling. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini sudah sesuai,
sehingga peneliti dapat menemukan tingkatan nyeri
yang bervariasi.
4. Hasil Berdasarkan hasil penelitian menyatakan bahwa sebagian Penelitian disajikan dalam bentuk tabel sehingga
responden berumur antara 26-35 tahun yaitu 23 orang mudah dimengerti, dengan penjelasan dan
(47,9%), suku Aceh yaitu 40 orang (83.3%), berjenis penyampaian yang detail, sehingga dapat dipahami
kelamin laki-laki yaitu 30 orang (62.5%), tidak pernah oleh pembaca.
mengalami patah tulang sebelumnya yaitu 35 orang (72.9%),
dan jenis patah tulang yang dialami saat ini yaitu patah
tulang tertutup sebanyak 41 orang (85.4%).
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tingkat
nyeri yang paling banyak dialami oleh responden sebelum
pemberian campuran kunyit dan jahe adalah pada skala 9.0
yaitu sebanyak 14 orang (29.2 %).
Berdasarkan bahwa tingkat nyeri yang paling banyak
dialami oleh responden setelah pemberian kunyit dan jahe
adalah pada skala 9.0 yaitu sebanyak 13 orang (27.1 %).
Berdasarkan hasil uji normalitas data didapatkan hasil
bahwa data berdistribusi tidak normal, oleh karena itu
digunakan uji non parametric wilcoxson
Berdasarkan hasil uji Wilcoxon didapat bahwa nilai
P=0.001<0.05 sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan
yang bermakna antara tingkat nyeri sebelum dan sesudah
pemberian campuran kunyit dan jahe pada pasien fraktur
yang berobat di dukun patah.
5. Pembahasan Berdasarkan data hasil penelitian tersebut dapat terlihat Dalam pembahasan penelitian telah dijabarkan
adanya variasi tingkat nyeri pada masing-masing pasien mengenai hasil yang didapatkan dalam penelitian
dengan frekuensi tertinggi pada skala 9.0 dan 9.5. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yang telah ditetapkan.
kemungkinan disebabkan oleh beberapa hal, antara tingkat Pembahasan dalam penelitian ini telah menampilkan
keparahan fraktur, tingkat penyembuhan luka, pengalaman hasil penelitian lain yang dapat memperkuat hasil
fraktur sebelumnya, dan persepsi individu tentang nyeri. penelitian dalam jurnal. Sejauh pengetahuan penulis,
Selanjutnya setelah dilakukan pemberian ramuan belum menemukan hasil penelitian yang sejenis
campuran kunyit dan jahe yang dievaluasi dalam 2 minggu, dengan penelitian ini, namun terdapat penelitian yang
terjadi perbedaan tingkat nyeri setelah pemberian ramuan juga menggunakan terapi lain untuk mengurangu nyeri
karena fraktur.
kunyit dan jahe dan terjadi penurunan pada angka rata-rata
tingkat nyeri pada responden.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan
oleh Jurenka, (2009) dan Lantz, Chen, Jolad, &
Timmermann (2005). yang menemukan bahwa kunyit terdiri
dari tiga kelompok curcuminoid yaitu Curcumin
(diferuloylmethylmethane), demethoxycurcum dan
bichemethoxycurcumin Zat berkhasiat yang terdapat dalan
kunyit yaitu curcumin memiliki efek anti inflamasi.
Curcumin merupakan juga merupakan anti oksidan yang
kuat. Molekul anti oksidan dalam tubuh melawan radikal
bebas yang merusak membran sel tubuh, dan bahkan
menyebabkan kematian sel.
Hasil penelitian ini juga didukung oleh Mashhadi et all
(2013) menjelaskan bahwa Gingerol, shogaol, dan substansi
yang terkait secara struktural lainnya yang terdapat dalam
jahe menghambat biosintesis prostaglandin dan leukotrin
senyawa ini juga menghambat sintesis pro-antinflamasi
sitokinin seperti IL-1, TNF-alpha, dan IL-Beta.
Pada bagian akhir analisa data, didapatkan nilai Z=-2.694
dan p value= 0.007 <0.05. Dengan demikian maka hasil
penelitian ini menolak Ho dan menerima Ha, dimana ada
pengaruh pemberian kunyit dan jahe terhadap tingkat nyeri
pada pasien fraktur yang berobat di dukun patah Kecamatan
Jeumpa Kabupaten Bireuen.
6. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis menggunakan uji Wilcoxon Kesimpulan yang disampaikan dalam jurnal telah
didapatkan hasil bahwa ada pengaruh pemberian campuran sesuai dengan tujuan penelitian yang ditetapkan
kunyit dan jahe terhadap tingkat nyeri pada pasien fraktur sebelumnya.
yang berobat di dukun patah Kecamatan Jeumpa Kabupaten
Bireuen.
7. Implikasi Hasil penelitian ini merupakan hasil nyata yang dapat Dalam hasil penelitian telah disampaikan
dijadikan referensi atu masukan dalam praktek keperawatan keefektifan dari pengobatan campuran kunyit dan jahe
yang dapat dijadikan intervensi keperawatan yang efektif untuk mengurangi nyeri pada pasien fraktur dan
sebagai pengobatan alternative terutana dalam penggunaan diharapkan dari hasil penelitian ini dapat dijadikan
campuran kunyit dan jahe sebagai salah satu obat anti inflamasi pengobatan alternative untuk masyarakatt yang
dan analgetik untuk mengatasi nyeri. hal ini didukung juga oleh mengalami fraktur
karena efek samping yang tidak terlalu berbahaya, jenis
tumbuh-tumbuhan ini juga mudah didapat di masyarakat.