Anda di halaman 1dari 6

e-ISSN : 2621-5152

ISSN : 2477-0604
Volume 6 No. 1 2020 | 43-48

PENGARUH SENAM LANSIA TERHADAP PERUBAHAN NYERI SENDI


PADA LANSIA DI BALAI SOSIAL LANJUT USIA (BSLU)
MANDALIKA MATARAM

Febriati Astuti1, Eva Marvia2, Sri Nurjanah Wulandari3


Pengajar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Mataram
1,2)

Email: putrasuryadi88@gmail.com

ABSTRAK

Penuaan adalah suatu proses alami yang tidak dapat dihindari, berjalan secara
terus-menerus dan berkesinambungan yang selanjutnya akan menyebabkan perubahan
anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh, sehingga akan mempengaruhi fungsi dan
kemampuan tubuh secara keseluruhan. Seiring perubahan usia, tanpa disadari juga pada
orang lanjut usia akan mengalami perubahan-perubahan fisik, psikososial dan spiritual
dimana salah satu perubahan tersebut adalah gangguan muskuloskeletal yaitu nyeri
sendi. Nyeri sendi adalah suatu peradangan sendi yang ditandai dengan pembengkakan
sendi, warna kemerahan, panas, nyeri dan terjadinya gangguan gerak. Pada keadaan ini
lansia sangat terganggu, apabila lebih dari satu sendi yang terserang. Salah satu upaya
untuk mengurangi nyeri sendi adalah senam lansia. Senam lansia adalah olahraga ringan
yang mudah dilakukan dan tidak memberatkan, yang dapat diterapkan pada lansia.
Aktivitas olahraga ini akan membantu tubuh lansia agar tetap bugar dan tetap segar
karena senam lansia mampu melatih tulang tetap kuat, mendorong jantung bekerja
secara optimal dan membantu menghilangkan radikal bebas yang berada di dalam
tubuh. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perubahan nyeri sendi pada
lansia di Balai Sosial Lanjut Usia (BSLU) Mandalika Mataram
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah pra eksperimen dengan
pendekatan one group pretest-posttest. Besar sampel sebanyak 31 responden dengan
teknik sampling menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data menggunakan
obervasi dan wawancara. Analisa data yang digunakan yaitu uji paired t-test dengan
tingkat kepercayaan sebesar 5% atau 0,05. Hasil uji statistik diperoleh hasil p-value =
0,000 lebih kecil dari nilai signifikan 0,05 sehingga Ho ditolak dan Ha diterima, yang
artinya ada pengaruh perubahan nyeri sendi sebelum senam lansia dengan sesudah
senam lansia.
Berdasarkan hasil penelitian ada pengaruh perubahan nyeri sendi sebelum senam
lansia dengan sesudah senam lansia pada lansia di Balai Sosial Lanjut Usia (BSLU)
Mandalika Mataram.

Kata Kunci : Lansia, Nyeri Sendi, Senam Lansia

PENDAHULUAN
Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses alami yang tidak dapat
adalah suatu proses menghilangnya secara dihindari, berjalan secara terus-menerus
perlahan-lahan kemampuan jaringan dan berkesinambungan. Selanjutnya akan
untuk memperbaiki diri atau mengganti menyebabkan perubahan anatomis,
dan mempertahankan fungsi normalnya fisiologis, dan biokimia pada tubuh,
sehingga tidak dapat bertahan terhadap sehingga akan mempengaruhi fungsi dan
infeksi serta memperbaiki kerusakan yang kemampuan tubuh secara keseluruhan
diderita (Maryam,dkk,2008). Penuaan (Maryam,2008).
FEBRIATI ASTUTI
EVA MARVIA 44
SRI NURJANAH WULANDARI

Seiring perubahan usia, tanpa senam lansia terhadap perubahan nyeri


disadari juga pada orang lanjut usia akan sendi pada lansia.
mengalami perubahan-perubahan fisik,
psikososial dan spiritual. Salah satu TUJUAN PENELITIAN
perubahan tersebut adalah gangguan
kardiovaskular dan muskuloskeletal. Untuk mengetahui Pengaruh Senam
Selain gangguan kardiovaskuler yang Lansia Terhadap Perubahan Nyeri Sendi
diketahui dapat mengancam jiwa lansia, Pada Lansia Di BSLU Mandalika
masalah muskuloskeletal terutama nyeri Mataram
sendi.
Nyeri sendi adalah suatu peradangan METODE PENELITIAN
sendi yang ditandai dengan
pembengkakan sendi, warna kemerahan, A. Populasi, Sampel dan Tehnik Sampling
panas, nyeri dan terjadinya gangguan 1. Populasi
gerak. Pada keadaan ini lansia sangat Populasi adalah wilayah
terganggu, apabila lebih dari satu sendi generalisasi terdiri dari subjek dan
yang terserang (Handono, 2013). objek yang mempunyai kualitas dan
Upaya-upaya untuk karakteristik tertentu yang
mempertahankan kesehatan lansia baik ditetapkan oleh peneliti untuk
yang bersifat perawatan, pengobatan, pola dipelajari dan ditarik kesimpulannya
hidup sehat, diantaranya senam lansia (Sugiyono, 2016). Populasi dalam
(Widianti & Proverawati,2010). penelitian ini adalah semua lansia
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang mengalami nyeri sendi
yang di lakukan di BSLU Mandalika sebanyak 61 orang.
Mataram bulan Oktober 2016, terdapat 76 2. Sampel dan Tehnik Sampling
lansia dan 61 lansia diantaranya mengidap Sampel adalah sebagian atau
nyeri sendi. Hasil wawancara dengan wakil populasi yang diteliti
petugas panti bahwa banyak lansia yang (Arikunto, 2013).
tidak mengikuti senam lansia karena Teknik sampling yang
lansia merasa kesulitan untuk bergerak digunakan adalah purposive
karena nyeri yang dirasakan padahal sampling, dimana sampel diambil
senam lansia sudah menjadi program berdasarkan pada suatu
rutin yang dilakukan di BSLU Mandalika pertimbangan tertentu yang dibuat
Mataram oleh peneliti sendiri berdasarkan
Senam lansia adalah olahraga ringan kriteria inklusi dan eksklusi. Jumlah
yang mudah dilakukan dan tidak sampel 31 orang.
memberatkan, yang dapat diterapkan pada
lansia. Aktivitas olahraga ini akan B. Rancangan Penelitian
membantu tubuh lansia agar tetap bugar Rancangan penelitian yang
dan tetap segar, karena senam lansia ini digunakan dalam penelitian ini adalah
mampu melatih tulang tetap kuat, praeksperimen
mendorong jantung bekerja secara optimal
dan membantu menghilangkan radikal C. Tehnik Pengumpulan Data
bebas yang berkeliaran didalam tubuh 1. Instrumen Penelitian
(Widianti & Proverawati,2010). Instrumen penelitian adalah
Berdasarkan uraian fenomena dan alat atau fasilitas yang digunakan
latar belakang masalah yang dikemukakan oleh peneliti dalam mengumpulkan
maka peneliti tertarik untuk melakukan data agar pekerjaannya lebih mudah
penelitian tentang apakah ada Pengaruh dan hasilnya lebih baik, dalam arti

putrasuryadi88@gmail.c
FEBRIATI ASTUTI
EVA MARVIA 45
SRI NURJANAH WULANDARI

lebih cermat, lengkap dan sistematis dan nyeri sedang sebanyak 10 orang
sehingga lebih mudah diolah (32,26%).
(Arikunto, 2013). Instrumen yang 3. Analisa Pengaruh Senam Lansia
digunakan dalam penelitian ini Terhadap Perubahan Nyeri Sendi
adalah dengan menggunakan pada Lansia
Mankoski pain scale dan wong- t- t- Mean Mean Bed interpretasi
baker faces hitun tabel preste postte a
g st st mea
2. Tehnik Pengumpulan Data n
Pengumpulan data pada 7,33 2,04 4,094 3,216 0,88 t-hitung >
penelitian ini dilakukan dengan cara 0 t-tabel
(7,33>2,04
observasi dan wawancara secara 0), maka
langsung kepada responden Ho ditolak
dan Ha
diterima
D. Analisa Data
Sumber: Data Primer
Berdasarkan tujuan penelitian
maka tekhnik analisa data dalam Paired differences T Df Sig.
Mean Std.dev Std.error 95%
penelitian ini menggunakan uji paired mean confidence
t-test interval the
difference
Lowe Up
r per
HASIL DAN PEMBAHASAN 0.875 0.70711 0.12500 0.620 1.1 7.0 31 0.000
00 06 299 00
4 0
A. HASIL PENELITIAN Sumber: Data primer
1. Identifikasi Perubahan Nyeri Sendi
Sebelum diberikan Senam Lansia Tabel di atas menunjukkan
No. Nyeri Sendi Frekuensi Presentase bahwa nilai beda mean pretest dan
(%)
1. Ringan 11 35,49 posttest sebesar 0,88. Dimana t -
2. Sedang 20 64,51 hitung = 7,33 > t-tabel = 2,040 yang
Total 31 100 artinya
Sumber: Data primer 4. Hasil pengujian Hipotesis
Tabel di atas menunjukkan Dengan menggunakan uji
bahwa sebelum diberikan senam statistik paired t-test didapatkan p
lansia responden sebagian besar value dengan nilai 0,000 sehingga
mempunyai nyeri sedang sebanyak H0 ditolak, maka dapat disimpulkan
20 orang (64,51%) dan nyeri ringan ada pengaruh senam lansia terhadap
sebanyak 11 orang (35,49%). perubahan nyeri sendi pada lansia.
2. Identifikasi Perubahan Nyeri Sendi
Setelah diberikan Senam Lansia B. PEMBAHASAN
No. Nyeri Frekuensi Persentase
Sendi (%)
1. Tidak 1 3,22 Merujuk pada tujuan umum
Nyeri
2. Ringan 20 64,51
penelitian yakni untuk mengetahui
3. Sedang 10 32,26 pengaruh senam lansia terhadap
Total 31 100 perubahan nyeri sendi pada lansia
Sumber : Data primer dengan jumlah sampel sebanyak 31
Tabel di atas menunjukkan responden
bahwa setelah diberikan senam 1. Perubahan nyeri sendi sebelum
lansia didapatkan tidak nyeri diberikan senam lansia
sebanyak 1 orang (3,22%), nyeri Berdasarkan hasil penelitian
ringan sebanyak 20 orang (64,51%) dari 31 responden sebelum
diberikan senam lansia didapatkan

putrasuryadi88@gmail.c
FEBRIATI ASTUTI
EVA MARVIA 46
SRI NURJANAH WULANDARI

bahwa sebagian responden masuk Berdasarkan hasil penelitian


dalam kategori nyeri sedang setelah diberikan senam lansia
sebanyak 20 (64,51%) responden didapatkan bahwa terjadi perubahan
dan nyeri ringan sebanyak 11 nyeri sendi dengan kategori tidak
(35,49% ) responden. nyeri 1 (3,22%) responden, nyeri
Penuaan adalah suatu proses ringan 20 (64,51%)responden dan
alami yang tidak dapat dihindari, nyeri sedang 10 (32,26%) respoden.
berjalan secara terus-menerus dan Senam lansia dapat membantu
berkesinambungan. Selanjutnya tubuh tetap segar dan bugar karena
akan menyebabkan perubahan senam lansia mampu melatih tulang
anatomis, fisiologis, dan biokimia tetap kuat (Anggriana,2010).
pada tubuh, sehingga akan Menurut Indonesian Nursing
mempengaruhi fungsi dan (2008) senam lansia membuat
kemampuan tubuh secara peredaran darah lancar dan
keseluruhan (Maryam,2008). meningkatkan volume darah dan
Berdasarkan hasil penelitian meningkatkan keseimbangan antara
dimana lebih dari setengah osteoblast dan osteoclast. Apabila
responden mengalami nyeri dengan senam terhenti maka pembentukan
skala sedang. Menurut Potter & osteoblast berkurang sehingga
Perry (2005) dalam fundamental pembentukan tulang berkurang dan
keperawatan, yaitu terdapat dapat berakibat pengeroposan
kemungkinan yang berhubungan tulang. Maka dari itu melakukan
dengan tipe nyeri kronis pada daerah senam lansia dengan rutin dapat
sendi tertentu, dimana dikatakan menjaga tulang dan persendian tetap
nyeri kronis bila klien sudah pernah kuat.
merasakan nyeri sebelumnya dan Dari hasil penelitian juga
berlangsung selama 6 bulan. didapatkan bahwa masih ada
Cara lansia bereaksi terhadap beberapa lansia yang masih dalam
nyeri dapat berbeda dengan cara kategori nyeri sedang, hal ini
bereaksi orang yang lebih dikarenakan beberapa lansia yang
muda. Karena individu lansia tidak mengikuti gerakan senam
mempunyai metabolisme yang lebih dengan baik kemudian
lambat dan rasio lemak tubuh dipengaruhi juga oleh factor usia
terhadap massa otot lebih besar dimana makin lama usia lansia maka
dibanding individu berusia lebih metabolisme lebih lambat dan rasio
muda, oleh karenanya analgesik lemak tubuh terhadap massa otot
dosis kecil mungkin cukup untuk lebih besar dibanding lansia yang
menghilangkan nyeri pada lansia. lebih muda, persepsi nyeri pun
Persepsi nyeri pada lansia mungkin berkurang sebagai akibat dari
berkurang sebagai akibat dari perubahan psikologis berkaitan
perubahan patologis berkaitan dengan penyakitnya (Stanley,2007).
dengan beberapa penyakitnya 3. Analisa pengaruh senam lansia
(misalnya diabetes), akan tetapi terhadap perubahan nyeri sendi pada
pada individu lansia yang sehat lansia.
persepsi nyeri mungkin tidak Hasil uji statistic paired t-test
berubah (Le Mone & Burke,2008). diperoleh hasil hasil p value sebesar
2. Perubahan nyeri sendi setelah 0,000 sehingga Ho ditolak dan Ha di
diberikan senam lansia terima yang artinya ada perbedaan
tingkat nyeri sendi sebelum dan

putrasuryadi88@gmail.c
FEBRIATI ASTUTI
EVA MARVIA 47
SRI NURJANAH WULANDARI

sesudah senam lansia yang berarti atau meningkatkan taraf kesegaran


ada pengaruh senam lansia terhadap jasmani yang baik, membentuk
perubahan nyeri sendi pada lansia. kondisi fisik (kekuatan otot,
Senam lansia merupakan suatu kelenturan, keseimbangan,
latihan fisik yang mempunyai ketahanan, keluwesan, dan
pengaruh yang baik untuk kecepatan) dan memperlambat
meningkatkan kemampuan otot proses degenerasi karena perubahan
sendi. Aktifitas fisik berupa senam usia (Maryam dkk, 2008).
dapat mengurangi sensasi nyeri pada
persendian lebih baik daripada KESIMPULAN
hanya dengan beristirahat (Mentes
et al, 2010). Senam lansia dapat 1. Sebelum diberikan senam lansia
meningkatkan kecepatan sebagian besar responden mengalami
metabolisme untuk memproduksi nyeri sedang sebanyak 20 (64,51%)
cairan synovial, sendi lebih respoden dan nyeri ringan sebanyak 11
fleksibel, gerakan lebih bebas, (35,49%) respoden.
meningkatkan sirkulasi darah, 2. Setelah diberikan senam
meningkatkan mobilitas, dan lansia,reponden yang tidak nyeri
meredakan nyeri. sebanyak 1 responden (3,22%), nyeri
Berdasarkan penelitian yang ringan 20 responden (64,54%), dan
dilakukan sebelumnya oleh Bennel nyeri sedang 10 responden (32,26%).
et al., (2012) menjelaskan aktivitas 3. Analisa pengaruh senam lansia terhadap
fisik dapat meningkatkan fungsional perubahan nyeri sendi pada lansia yaitu
fisik lansia dan kualitas hidup ada pengaruh senam lansia terhadap
lansia. Jika lansia enggan mengikuti perubahan nyeri sendi dilihat dari
kegiatan senam, justru dapat perhitungan statistic diperoleh nilai p
menyebabkan kekakuan tulang dan value = 0,000 yang berarti nilai p value
sendi yang menjadi penyebab lebih kecil dari nilai alpha (p < α)
timbulnya nyeri persendian pada dengan α = 0,05 yang artinya Ho
lansia (Michael & Kelley, 2010). ditolak dan Ha diterima, yang berarti
Pada dasarnya nyeri ada pengaruh senam lansia terhadap
persendian yang sering dikeluhkan perubahan nyeri sendi pada lansia.
oleh kebanyakan lansia merupakan
hal yang biasa (fisiologis) namun SARAN
jika nyeri dirasakan sampai
mengganggu aktivitas bahkan Bagi responden diharapkan kepada lansia
istirahat lansia hal tersebut tidak untuk selalu bersemangat untuk mengikuti
bisa dibiarkan. Diperlukan tindakan kegiatan yang sudah dijadwalkan
untuk mengurangi nyeri tersebut, dilingkungan panti sosial khususnya
diantaranya dengan melakukan senam lansia, sehingga dengan lansia rutin
kebiasaan hidup sehat dan melakukan gerakan-gerakan senam
berolahraga (Stanley,2007). dengan baik dan rutin dapat mengurangi
Senam lansia selain mudah nyeri sendi yg dirasakan.
juga dapat dilakukan oleh semua
lansia tanpa mengeluarkan biaya
dan baik untuk melatih kekuatan
otot dan manfaat lainnya
melakukan senam secara teratur
bagi lansia adalah mempertahankan

putrasuryadi88@gmail.c
FEBRIATI ASTUTI
EVA MARVIA 48
SRI NURJANAH WULANDARI

DAFTAR PUSTAKA

Anggriyana dan Atikah. 2010. Senam


Kesehatan. Yogyakarta :
NuhaMedica.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarata:
Rineka Cipta
Handono, S. 2013. Upaya Menurunkan
Keluhan Nyeri Sendi Lutut Pada
Lansia diPosyandu Lansia Sejahtera
(Volume 6,No.1). Jurnal Stikes RS
Baptis Kediri
LeMone, P, Burke, Karen, 2008, Medical
Surgical Nursing, Critical Thinking
inClient Care (4th Edition), New
Jersey: Prentice Hall Health
Maryam, R. Siti, dkk. 2008. Mengenal
Usia Lanjut dan Perawatannya.
Jakarta: SalembaMedika.
Mentes, J.C., & Egan, B.A. 2010. Benefits
of physical activity for knee
osteoarthritis: A brief review.
Journal Of Gerontological Nursing.
Michael, L.T., & Kelley, T. 2010.
Nonsurgical management of
osteoarthritis of the knee. Journal of
the American Academy of Physician
Assistants
Potter, P. A; dan Perry, A, G. 2005.Buku
Ajar Fundamental Keperawatan
:Konsep, Proses dan Praktik. Edisi
4 Volume 1.Jakarta : EGC
Stanley dan Beare. 2007. Buku Ajar
Keperawatan Gerontik. Jakarta :
EGC.
Sudoyo W Aru, dkk. 2006. Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta :
Pusat Penerbitan Departemen Ilmu
Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia
Sugiyono. 2016. Statistika untuk
Penelitian. Bandung: Alpabeta
Widianti, A.T. & Proverawati, A. 2010.
Senam Kesehatan. Yogyakarta:
Nuha Medika.

putrasuryadi88@gmail.c

Anda mungkin juga menyukai