Anda di halaman 1dari 7

ISSN Cetak 2303-1433

ISSN Online: 2579-7301

PENGARUH SENAM ERGONOMIK TERHADAP KUALITAS TIDUR PADA


LANSIA DENGAN GANGGUAN TIDUR DI UPTD GRIYA WERDHA
JAMBANGAN SURABAYA

Dyah Wijayanti *, Tumini **, Dewi Anita Sari ***


*,**,***
Prodi DIII Keperawatan Sutopo Jurusan Keperawatan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Surabaya,
Corresponding Author : dyahwe@gmail.com

Abstrak
Semakin tinggi usia harapan hidup suatu negara menyebabkan tingginya jumlah
lansia yang diikuti pula dengan tingginya masalah kesehatan yang ada pada lansia
diantaranya terjadi penurunan kualitas tidur. Senam ergonomik dapat meningkatkan
serotonin yang dapat membuat rasa tenang dan mengantuk serta meningkatkan kualitas
tidur. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh senam ergonomic terhadap
kualitas tidur lansia di UPTD Griya Werdha Jambangan Surabaya. Desain penelitian
menggunakan pra eksperimen one group pretest-postest design. Tehnik sampling pada
penelitian ini menggunakan probability sampling dengan cara simple random sampling.
Variabel independen penelitian ini adalah senam ergonomik dan variabel dependen adalah
kualitas tidur. Pengumpulan data menggunakan kuesioner kualitas tidur sebelum dan
setelah senam ergonomik. Analisa data menggunakan uji wilcoxon signed rank test. Hasil
penelitian ini didapatkan perbedaan yang bermakna antara kualitas tidur sebelum dan
sesudah diberikan senam ergonomik (pre test dan post test), didapatkan 36 lansia (69,2%)
mengalami peningkatan kualitas tidur. Analisa Wilcoxon menunjukan bahwa senam
ergonomik berpengaruh terhadap peningkatan kualitas tidur pada lansia di Griya Werdha
Jambangan Surabaya (p=0,000). Berdasarkan hasil penelitian ini senam ergonomik dapat
digunakan sebagai salah satu terapi untuk meningkatkan kualitas tidur pada lansia.

Kata kunci : lansia, senam ergonomik, kualitas tidur, gangguan tidur

ABSTRACT
The higher the life expectancy of a country causes the high number of elderly to be
followed by the high health problems that exist in the elderly, including a decrease in the
quality of sleep. Ergonomic exercise can increase serotonin which can make feel calm,
sleepy and improve sleep quality. This study aims to analyze the effect of ergonomic
exercise on the quality of elderly sleep in Griya Werdha Surabaya. The study design used a
pre-experimental one group pretest-posttest design. The sampling technique in this study
uses probability sampling by means of simple random sampling. The independent variable
of this study is ergonomic exercise and the dependent variable is the quality of sleep. Data
collection used a sleep quality questionnaire before and after ergonomic exercise. Data
analysis using the Wilcoxon signed rank test. The results of this study found a significant
difference between the quality of sleep before and after being given ergonomic exercise, it
founded at 36 elderly (69.2%) experienced an increase in sleep quality. Wilcoxon analysis
showed that ergonomic exercise had an effect on improving sleep quality in the elderly at
Griya Werdha Jambangan Surabaya (p = 0,000). Based on the results of this study
ergonomic exercise can be used as one of the therapies to improve sleep quality in the
elderly.

Keywords: elderly, ergonomic exercise, sleep quality

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2, Mei 2019 330


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

PENDAHULUAN Menurut National Sleep Foundation


Peningkatan angka harapan hidup (2013), berolahraga secara teratur akan
penduduk merupakan salah satu indikator mendapatkan kualitas tidur yang lebih
keberhasilan pembangunan suatu negara. baik dan tidur lebih konsisten daripada
Namun demikian, kondisi tersebut akan yang tidak berolahraga. Olahraga yang
diikuti oleh peningkatan jumlah dapat dilakukan oleh lansia yaitu jalan
penduduk lanjut usia atau lansia dengan kaki, olahraga yang bersifat rekreatif dan
berbagai permasalahannya (Tamher dan senam. Beberapa senam yang dapat
Noorkasiani, 2009). Menua bukanlah dilakukan oleh lansia yaitu senam tera,
suatu penyakit bagi lansia dan bukan yoga, senam kegel, dan senam ergonomik
suatu halangan untuk tetap (Sutantri, 2014).
mempertahankan produktivitas dan Senam ergonomik mampu
kemandirian dalam kehidupan sehari- mengembalikan dan memperbaiki posisi
hari, meskipun memasuki usia lanjut dan kelenturan sistem saraf dan aliran
banyak mengalami kemunduran fisik darah, memaksimalkan suplai oksigen ke
maupun mental yang dapat menimbulkan otak, sistem kesegaran tubuh dan sistem
berbagai masalah diantaranya intoleransi kekebalan tubuh dari energi negatif/virus,
aktivitas, timbulnya berbagai penyakit, dan sistem pembuangan energi negatif
depresi, serta gangguan tidur, yaitu dari dalam tubuh (Wratsongko, 2014).
terjadi penurunan kualitas tidur REM Gerakan senam ergonomik
(Rapid Eye Movement) dan NREM (Non dikombinasikan dengan gerakan olah
Rapid Eye Movement) yang dapat nafas dan relaksasi sehingga mampu
mengakibatkan gangguan tidur dan salah mengoptimalkan oksigen ke otak,
satunya adalah insomnia (Bandiyah, meningkatkan sirkulasi dan
2009). Kemampuan fisik yang menurun meningkatkan serotonin yang dapat
juga menyebabkan perubahan kualitas membuat rasa tenang dan mengantuk
tidur pada lansia (Putra, 2011). serta meningkatkan kualitas tidur
Setelah usia 65 tahun, 13% pria dan (Wratsongko, 2008). Berdasarkan teori
36% wanita dilaporkan perlu waktu lebih diatas, senam ergonomik yang
dari 30 menit untuk dapat tidur. Pada dikombinasikan dengan tehnik nafas
lansia, kualitas tidur pada malam hari dalam dan relaksasi akan meningkatkan
mengalami penurunan menjadi sekitar hormon serotonin sehingga akan
70-80% sedikit efektif dari usia dewasa meningkatkan kualitas tidur pada lansia,
(Rohmawati, 2012). Kelompok lansia maka peneliti melakukan penelitian
mengeluh mengalami sulit tidur sebanyak pengaruh senam ergonomik terhadap
40%, sering terbangun pada malam hari kualitas tidur lansia. Tujuan penelitian ini
sebanyak 30% dan sisanya gangguan adalah menganalisis pengaruh senam
pemenuhan kebutuhan tidur lain ergonomik terhadap kualitas tidur lansia
(Silvanasari, 2012).
Kurangnya kegiatan harian atau METODE PENELITIAN
kegiatan-kegiatan terstruktur akan Desain
mempengaruhi pengurangan waktu tidur Desain Penelitian ini adalah pra
atau kualitas tidur pada lansia (Fakihan, eksperimen one group pretest-postest
2016). Upaya-upaya untuk design.
mempertahankan kesehatan lanjut usia Setting
baik yang bersifat perawatan, Data senam ergonomik dan data
pengobatan, pola hidup sehat, diantaranya kualitas tidur lansia didapatkan dengan
senam (Widianti & Proverawati, 2010). cara pemberian intervensi senam
ergonomik dan pengisian kuesioner

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2, Mei 2019 331


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

kualitas tidur lansia sebelum dan setelah menggunakan lembar observasi


periode intervensi senam ergonomik. pelaksanaan sesuai frekuensi dan
Lokasi penelitian di Griya Werdha dosis latihan.
Jambangan Surabaya.
Populasi dan Sampel 2. Kualitas tidur yang dimodifikasi
Populasi pada penelitian ini Kualitas tidur lansia diukur
adalah lansia yang mengalami gangguan menggunakan Kuisioner Pittsburgh
tidur di Griya Werdha Jambangan Sleep Quality Index (PSQI) yang
Surabaya sebanyak 60 orang. Sampel dimodifikasi Iriana (2013), yang
dalam penelitian ini adalah seluruh lansia terdiri dari Terdiri dari 7 kompenen
yang mengalami gangguan tidur di Griya 1. Kualitas tidur subjektif
Werdha Jambangan, menggunakan 2. Latensi tidur
probability sampling dengan cara simple 3. Durasi tidur
random sampling, Sampel dipilih dengan 4. Efisiensi tidur sehari-hari
menggunakan rumus dan didapatkan 52 5. Gangguan tidur
orang. 6. Penggunaan obat tidur
Besar sampel dalam penelitian ini 7. Disfungsi aktivitas siang hari
menggunakan rumus (Sugiono, 2006) :
n= N Ethical consideration
1 + N (d)²
Sebelum dilakukan penelitian, responden
n= 60
diberikan informed consent untuk
1 + 60 (0,05)²
memberikan informasi mengenai tujuan,
n= 60
manfaat dan prosedur penelitian yang
1 + 0,15
akan dilakukan kepada calon responden.
= 52,17 orang dibulatkan
Penelitian ini sudah mendapat perijinan
menjadi 52 orang
penelitian dari Griya Werdha Jambangan
Keterangan
Surabaya.
n = besar sampel
N = besar populasi
Analisis Data
d = tingkat kepercayaan atau
Data penelitian tentang senam
ketepatan yang diinginkan
ergonomik dan kualitas tidur lansia
Data penelitian tentang senam
disajikan secara deskriptif dengan
ergonomik dan kualitas tidur lansia
menggunakan tabel frekuensi. Analisis
disajikan secara deskriptif dengan
statistik untuk mengukur kualitas tidur
menggunakan table frekuensi. Analisis
lansia sebelum dan sesudah diberikan
statistik untuk mengukur hubungan
senam ergonomik menggunakan uji
senam ergonomik dan kualitas tidur
wilcoxon signed rank test α < 0,05
lansia yang menggunakan Kuisioner
Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI)
HASIL PENELITIAN
yang dimodifikasi Iriana (2013),
Kualitas Tidur Lansia Pre Intervensi
menggunakan uji wilcoxon signed rank
Sebelum diberi perlakuan senam
test.
ergonomik, banyak lansia yang kualitas
Instrumen
tidurnya agak buruk sebanyak 78,8%,
Instrumen pada penelitian ini
sedangkan yang kualitas tidurnya agak
menggunakan :
baik hanya 11,5%.
1. Senam ergonomik 2 kali seminggu.
Pelaksanaan senam 20
menit/frekuensi. Senam Ergonomik
dilakukan selama 4 minggu.
Penilaian intervensi dengan

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2, Mei 2019 332


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

Tabel 1 Kualitas tidur lansia sebelum Tabel 4 Kualitas tidur lansia sebelum dan
diberikan intervensi senam setelah intervensi senam
ergonomik di Griya Werdha ergonomik di Griya Werdha
Jambangan Surabaya tahun 2018 Jambangan Surabaya tahun 2018
Senam ergonomik Kualitas tidur N Mean Sum of
Kualitas Tidur Rank Ranks
Sebelum
Lansia Post test – Negative 5a 6.50 32.50
f %
Pre Test Ranks
Buruk 5 9,6
Positive 36b 23.01 828.50
Agak buruk 41 78,8 Ranks
Agak baik 6 11,5 Ties 11c
Baik 0 0 Total 52
Total 52 100
Tabel 4 menunjukkan bahwa sebagian
Kualitas Tidur Lansia Post Intervensi besar lansia sebanyak 36 orang
Setelah diberi perlakuan senam mengalami peningkatan skor kualitas
ergonomik, terjadi peningkatan pada tidur (Positive Ranks), dengan Mean
kategori kualitas tidur agak baik yaitu Rank sebesar 23,01 dan Sum of Ranks
sebesar 34,6%, sedangkan kategori sebesar 282,50
kualitas tidur buruk mengalami
penurunan yaitu menjadi 7,7%. Hasil Uji Statistik Wilcoxon Signed
Tabel 2 Kualitas tidur lansia setelah Ranks Test
diberikan intervensi senam ergonomik di
Tabel 5 Pengaruh senam ergonomik
Griya Werdha Jambangan Surabaya
terhadap kualitas tidur lansia di
tahun 2018
Griya Werdha Jambangan
Senam ergonomik
Kualitas Tidur Surabaya tahun 2018
Setelah
Lansia Kualitas tidur Post-Pre
f %
Z -5.289a
Buruk 4 7,7
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
Agak buruk 30 57,7
a. Based on negative ranks
Agak baik 18 34,6 b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Baik 0 0 Tabel 5 menunjukkan Asymp.Sig 0,000,
Total 52 100 < 0,05 hal ini menunjukkan ada pengaruh
Kualitas tidur lansia sebelum dan senam ergonomik di Griya Werdha
setelah intervensi senam ergonomik Jambangan Surabaya, tahun 2018
Tabel 3 Distribusi Kualitas Tidur Lansia Pembahasan
di Griya Werdha Jambangan Kualitas tidur lansia sebelum diberi
Surabaya Sebelum (Pre Test) dan perlakuan senam ergonomik, sebagian
Sesudah (Post Test) Senam besar dalam kategori agak buruk sebesar
Ergonomik pada Bulan Mei 2018 78,8 %, sedangkan kualitas tidur lansia
Kualitas Tidur Total
Buruk Agak Agak Baik dalam kategori buruk sebesar 9,6%.
Buruk Baik Menurut hasil penelitian, paling banyak
Kualitas pre F 5 41 6 - 52
lansia mengeluh kesulitan untuk memulai
tidur % 9,6 78,8 11,5 0 100
post F 4 30 18 -
tidur, sering terbangun pada malam hari,
52
% 7,7 57,7 34,6 0 dan bangun lebih awal. Beberapa otot
100
akan mengalami ketegangan ketika lansia
mengalami stres sehingga mengaktifkan
saraf simpatis dan membuat lansia tidak
dapat santai atau relaks sehingga tidak

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2, Mei 2019 333


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

dapat memunculkan rasa kantuk (Erliana, lansia menjadi 18 orang lansia (34,6 %).
2008). Kurangnya aktivitas fisik dan stres Sesuai dengan teori yang menyatakan
psikologis seperti cemas dan depresi akan bahwa ada beberapa manajemen
menyebabkan gangguan pada frekuensi nonfarmakologi untuk penatalaksanaan
tidur. Hal ini disebabkan karena pada gangguan tidur, salah satunya adalah
kondisi cemas akan meningkatkan melakukan latihan gerak badan/ olahraga
norepinefrin darah melalui sistem saraf setiap hari dan salah satunya adalah
simpatis dan zat ini akan mengurangi senam (Putra, 2011). Senam ergonomik
tahap REM dan NREM (Asmadi, 2008). terdiri dari gerakan yang efektif, efisien,
Beberapa faktor yang mempengaruhi dan logis yang disesuai dengan kaidah-
kualitas maupun kuantitas tidur pada kaidah penciptaan tubuh yang diilhami
lansia diantaranya adalah stress, kondisi dari gerakan sholat dan aman dilakukan
penyakit kronis, pola makan serta oleh para lansia yang dapat dilakukan
aktifitas lansia. Peran perawat di panti selama 15 sampai 20 menit, sehingga
werdha sangat diperlukan untuk lansia mudah mengaplikasikan gerakan
memodifikasi kondisi maupun senam ini (Wratsongko,2008).
lingkungan pada lansia dengan gangguan Berdasarkan uji statistik dengan
tidur, diantaranya adalah melalui menggunakan Wilcoxon Signed Rank Test
pendekatan aplikasi teori Self care menggunakan komputerisasi program
dengan tehnik Supportive educative. SPSS 20,0 diketahui Asymp Sig (2-tailed)
Pemberian edukasi pada lansia tentang atau p-value = 0,000. Pada penelitian ini
tatalaksana gangguan tidur antara lain, nilai α < 0,05, hal tersebut menunjukkan
pola nutrisi misalnya menghindari bahwa H1 diterima dan H0 ditolak yang
makanan atau minuman yang dapat artinya senam ergonomik berpengaruh
mengganggu kuantitas maupun kualitas terhadap kualitas tidur pada lansia dengan
tidur (kafein, tinggi karbohidrat), dapat gangguan tidur di Griya Werdha
diganti dengan minum susu hangat sesaat Jambangan Surabaya. Peningkatan
sebelum tidur, mendampingi lansia dalam oksigen didalam otak akan merangsang
mengelola stress, misalkan dengan tehnik peningkatan sekresi serotonin yang dapat
dzikir atau pendekatan religi, serta membuat tubuh menjadi tenang dan lebih
memberikan latihan aktivitas fisik yang mudah untuk tidur yang sekaligus dapat
dapat mengatasi gangguan tidur, memperbaiki siklus dan pola tidur REM
misalkan jalan kaki, senam ergonomik, dan NREM (Wratsongko, 2008).
sedangkan modifikasi lingkungan di panti Sejalan dengan pernyataan Potter &
werdha misalkan membuatkan jadwal Perry (2009) yang menyatakan bahwa
tidur, menawarkan metode yang dapat lingkungan tempat lansia tidur
menstimulasi tidur, bisa dilakukan berpengaruh penting terhadap
dengan mendengarkan musik tradisional, kemampuan untuk tertidur, sehingga
atau mendengarkan sholawat, selain itu penting bagi lansia untuk mempunyai
lingkungan dapat dimodifikasi dengan kemampuan memodifikasi lingkungan
memberikan penerangan yang redup atau dalam menstimulasi tidur, yang dalam hal
mematikan lampu ketika akan tidur dapat ini masing-masing lansia mempunyai
meningkatkan hormon tidur (hormon cara tersendiri.
melatonin). Senam ergonomik yang dilakukan
Setelah dilakukan intervensi senam oleh lansia, menggabungkan gerakan otot
ergonomik selama 8 kali dalam 4 tubuh dan teknik pernafasan. Teknik
minggu, terjadi peningkatan kualitas tidur pernapasan yang dilakukan secara rutin
pada 36 orang (69,2 %). Peningkatan dengan menggunakan otot bantu
kategori kualitas tidur lansia agak baik diafragma, akan memungkinkan abdomen
juga mengalami peningkatan dari 6 orang terangkat perlahan dan dada

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2, Mei 2019 334


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

mengembang penuh. Teknik pernapasan Sesudah Latihan Relaksasi Otot


tersebut, mampu memberikan pijatan Progresif (Progressive Muscle
pada jantung yang menguntungkan akibat Relaxation) di BPSTW Ciparay
naik turunnya diafragma, membuka
Bandung.
sumbatan-sumbatan dan memperlancar
aliran darah ke jantung serta http://pustaka.unpad.ac.id/wp-
meningkatkan aliran darah ke seluruh content/-uploads/2009/07/
tubuh. Oksigen yang berikatan dengan perbedaan tingkat insomnia
hemoglobin, dapat meningkatkan lansia.pdf. diakses pada tanggal 1
transportasi oksigen ke seluruh tubuh. Juli 2018 pukul 14.13 WIB.
Peredaran darah di otak yang baik, akan Fakihan, Ahmad. (2016). Hubungan
meningkatkan hormon tidur (serotonin)
Aktivitas Fisik dengan Kualitas
pada lansia. Didukung dengan modifikasi
lingkungan fisik di sekitar griya Wredha, Tidur Pada Lanjut Usia. (Skripsi).
kebersihan lingkungan, penggunaan Surakarta : Fakultas Ilmu
lampu redup ketika akan tidur, suhu Kesehatan Universitas
kamar tidur nyaman, dan suasana yang MuhammadiyahSurakarta.repositor
tenang di malam hari, telah memperbaiki y.ums.ac.iddspacebitstream123456
gangguan tidur pada lansia yang selama 78.AHMAD%20FAKIHAN-
ini terjadi, sehingga kualitas tidur lansia
FKIK.pdf. diakses pada tanggal 12
meningkat, ditandai dengan jarang
terbangun di malam hari dan kondisi Februari 2018 pukul 13.00 WIB
yang segar ketika bangun tidur di pagi Iriana, D.K. 2013. Hubungan Kecemasan
hari. dan gangguan kenyamanan Fisik
terhadap kualitas tidur ibu hamil di
KESIMPULAN DAN SARAN Puskesmas Helvetia medan.
Senam ergonomik memberikan
Skripsi. Tersedia di
pengaruh yang signifikan terhadap
kualitas tidur lansia di Griya Wedha http://repository.usu.ac.id/
Jambangan Surabaya, sehingga akan bitstream/123456789/40399/7/Cove
membantu lansia yang mengalami r. pdf. Diakses tanggal 14 Pebruari
gangguan tidur. 2018.
Peran perawat dalam memberikan Potter Perry. (2009). Fundamental of
intervensi non farmakologis pada Nursing, Buku 1, Edisi :7. Jakarta :
masalah gangguan tidur pada lansia perlu
Salemba Medika.
dilakukan secara berkesinambungan,
salah satunya dengan senam ergonomik, Putra, A. W. (2011). Survei Tingkat
ditunjang dengan suasana lingkungan Kebugaran Jasmani Masyarakat
yang nyaman. Usia Di Atas 40 Tahun Pada
DAFTAR PUSTAKA Anggota Arca HashClub
Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Kabupaten Madiun. Pendidikan
Kepelatihan Olahraga, Fakultas
Keperawatan : Konsep dan
Ilmu Keolahragaan, Universitas
Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Negeri Surabaya.
Jakarta : Salemba Medika Putra, S.R. (2011). Tips Sehat dengan
Bandiyah, S. (2009). Lanjut Usia dan Pola Tidur Tepat dan Cerdas.
Keperawatan Gerontik. Yogyakarta Jogjakarta: Buku Biru.
: Nuha Medika. Rohmawati, Z. (2012). Korelasi Antara
Erliana. 2008. Perbedaan Tingkat Frekuensi Senam Lansia Dengan
Insomnia Lansia Sebelum dan Kualitas Tidur Pada Lanjut Usia di

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2, Mei 2019 335


ISSN Cetak 2303-1433
ISSN Online: 2579-7301

Dusun Tilaman, Wukisari, Imogiri,


Bantul. Yogyakarta : Skripsi Tidak
Dipublikasikan. PSIK STIKES
‘Aisyiyah Yogyakarta.
Silvanasari, I. A. (2012). Faktor-faktor
yang Berhubungan dengan Kualitas
Tidur yang Buruk pada Lansia di
Desa Wonojati Kecamatan
Jenggawah Kabupaten Jember.
Skripsi. Jember, Universitas
Jember: 41-42.
Sutantri. (2014). Pengaruh Senam
Ergonomis terhadap Perubahan
Kualitas Tidur pada Lansia di
Padukuhan Bonosoro Bumirejo
Ledah Kulon Progo. Skripsi :
STIKES ‘Aisyiyah Yogyakarta.
Tamher, S. & Noorkasiani. (2009).
Kesehatan Usia Lanjut dengan
Pendekatan Asuhan Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
Widianti, A.T. & Proverawati, A. (2010).
Senam Kesehatan. Yogyakarta :
Nuha Medika.
Wratsongko, M. 2008. Shalat Jadi Obat.
Jakarta : PT Media Komputindo
Kelompok Grahamedia
Wratsongko, M. (2014). Mukjizat
Gerakan Shalat & Rahasia 13
Unsur Manusia. Jakarta : Mizan
Digital Publishing.

Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 7 No. 2, Mei 2019 336

Anda mungkin juga menyukai