Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

ANTENATAL

Oleh

Novia Ambarwati

SN201182

PRODI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2021
A. Definisi Antenatal

Antenatal Care (ANC) adalah pengawasan wanita hamil secara

teratur dan tertentu dengan tujuan menyiapkan fifik dan mental serta

menyelamatkan inu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan nifas

(Wignjosastro, 2012). Pemeriksaan ANC adalah suatu program terencana

berupa observasi, edukasi, dan penanganan medik pada inu hamil, guna

memperoleh suatu proses kehamilan dn persalinan yang aman dan

memuaskan (Wibowo, 2013).

Pelayanan antenatal adalah pelayanan oleh tenaga kesehatan untuk

ibu selama masa kehamilannya, dilaksanakan sesuai dengan standar

pelayanan antenatal yang ditetapkan dalam standar pelayanan kebidanan

(Pusdiastuti & Dwi, 2011). Menurut Manuaba (2010), pemerikasaan

antenatal merupakan pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan

kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi

persalinaan, kala nifas, persiapan pemberian ASI dan kembalinya

kesehatan reproduksi secara wajar.

B. Tanda dan Gejala Antenatal

Menurut Sutanto (2018) tanda-tanda kehehamilan meliputi:

1. Tanda dan gejala kehamilan pasti

a. Ibu merasakan gerakan kuat bayi di dalam perutnya

b. Bayi dapat dirasawkan di dalam rahim

c. Denyut jantung bayi dapat terdengar

d. Tes kehamilan medis menunjukan bahwa ibu hamil


2. Tanda dan gejala kehamilan tidak pasti

a. Ibu tidak menstruasi

b. Mual atau ingin muntah

c. Payudara menjadi peka

d. Ada bercak darah dank ram perut

e. Ibu merasa letih dan mengantuk sepanjang hari

f. Sakit kepala

g. Ibu sering berkemih sembelit

h. Temperature suhu basal naik

i. Ngidam

j. Perut ibu membesar

3. Tanda dan gejala kehamilan palsu

a. Gangguan menstruasi

b. Perut bertumbuh

c. Payudara membesar dan mengencang, perubahan pada puting dan

mungkin produksi ASI

d. Merasa pergerakan janin

e. Mual dan muntah

f. Kenaikan berat badan

C. Perubahan dan Adaptasi Fisiologi pada Masa Kehamilan

Menurut Rustam Mochar (2012) perubahan fisiologi pada ibu hamil

sebagai berikut:
1. Sistem reproduksi

a. Uterus

Ukuran rahim membesar akibat hipertrofi dan hyperplasia

otot polos rahim, serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik,

endometrium menjadi desidua. Ukuran pada kehamilan cukup

bulan 30x25x20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc.

Berat uterus naaik secara luarbiasa dari semula yang berbobot 30

grm menjadi 1000 gram pada akhir krhamilan (40 minggu). Bentuk

dan konsistensi pada bulan-bulan pertama kehamilan, rahim

berbentuk seperti buah alpukat, pada kehamilan 4 bulan rahim

berbentuk bulat dan pada akhir kehamilan seperti bujur telur.

Rahim yang tidak hamil kira-kira sebesar telur ayam, pada

kehamilan 2 bulan sebesar telur bebek, dan kehamilan 3 bulan

sebesar telur angsa. Pada minggu pertama, isthimud rahim

mengalami hipertrofi dan penambahan panjang sehingga jika

diraba terasa lebih lunak. Hal ini disebut tanda hegar. Pada

kehamilan 5 bulan, rahim teraba seperti berisi cairan ketuban,

dinding rahim terasa tipis olrh karena itu bagian-bagian janin dapat

diraba melalui dinding perut dan dinding rahim.

b. Serviks

Satu bulan setelah konsepsi, serviks akan menjadi lebih

lunak dan kebiruan. Perubahan ini terjadi akibat penambahan

vaskularisasi dan terjadinya edema pada seluruh serviks,


bersamaan dengan terjadinya hipertrofi dan hyperplasia pada

kelenjar-kelenjar serviks (Prawirohardjo, 2014). Hal tersebut

menjadikan serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak

yang disebut sebagai tanda goodell. Kelenjar endoservikal

membesar dan mengeluarkan banyak cairan mucus. Karena

pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, maka endoservikal

berubah warna menjadi livid atau kebiruan yang disebut sebagai

tanda chadwick (Rustam Mochtar, 2012).

c. Indung telur

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan

folikel baru juga ditunda. Hanya satu korpus luteum yng dapat

ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal 6-7

minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai

progesterone dalam jumblah yang relatif minimal (Prawirohardjo,

2014).

d. Vagina dan perineum

Menurut Prawirohardjo (2014) menjelaskan bahwa selama

kehamilan peningkatan vaskularisasi dan hypermia terlihat jelas

pada kulit dan otot-otot di perineum dan vulva, sehingga pada

vagina akan terlihat berwarna keunguan yang dikenal sebagai tanda

chadwick. Perubahan ini meliputi penipisan mukosa dan hilangnya

sejumlah jaringan ikat dan hipertrofi sel-sel otot polos.


e. Kulit

Pada dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi

kemerahan, kusam, dan terkadang juga akan mengenai daerah

payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama striae

gravidarum. Pada multiara selain striae kemerahan itu sering kali

ditemukan garis berwarna perak berkilau yang merupakan sikatrik

dari striae gravidarum sebelumnya. Selain itu, terjadi perubahan

pula di garis pertengahan perut (Linea Alba) yang akan berubah

hitam kecoklatan yang disebur linea nigra (Prawirohardjo, 2014).

2. Payudara

Payudara akan bertambah ukurannya, vena-vena dibawah kulit akan

terlihat jelas. Puting payudara akan membesar, kehitaman dan tegak.

Areola akan lebih besar dan kehitaman. Kelenjar montgomery akan

membesar dan cenderung menonjol keluar. Jika patudara semakin

membesar, striae seperti yan terlihat padaperut akan muncul juga di

payudara (Prawirohardjo, 2014).

3. Sistem Respirasi

Frekuensi pernapasan hanya mengalami sedikit perubahan pada

kehamilan tetapi volume tidal, volume ventilasi per menit dan

pengambilan oksigen permenit akan betambah secara signifikan pada

kehamilan lanjut. Perubahan inni akan mencapai puncaknya pada

minggu ke 37 dan akan kembali hampir seperti semula sebelum hamil

dalam 24 minggy stelah persalinan (Prawirohardjo, 2014).


4. Traktus Digestivus

Perubahan nyata akan terjadi pada penurunan motilitas otot polos pada

traktus digestivus dan penurunan sekresi asam hidroklorid dan peptin

di lambung sehingga menimbulkan gejala berupa pyrosis (heartburn)

yang disebabkan oleh refluks asam lambung ke esophagus bahwa

sebagai akibat perubahan posisi lambung dan menurunnya tonus

sfingter esophagus bagian bawah. Mual terjadi karena penurunan

motilitas usus besar (Prawirohardjo, 2014).

5. Traktus Urinarius

Ginjal akan membesar, glomeerular filtration rate, dan renal plasma

flow juga akan meningkat. Pada ekskresi akan ditemukan kada asam

amino dan vitamin yang larut dalam air dalam jumlah yang lebih

banyak. Glukosuria juga merupakan hal yang umum terjadi, akan

tetapi kewwaspadaan terhadap penyakit diabetes mellitus tetap harus

diwaspadai. Sementara itu, proteinuria dan hematuria merupakan suatu

hal yang abnormal, pada fungsi renal akan dijumpai penigkatan

creatinine clereance lebih tinggi yaitu 30% (Prawirohardjo, 2014).

6. Sistem Endokrin

Kelenjar tyroid akan mengalami pembesaran hingga 15.0 ml pada saat

persalinan akibat dari hiperplasia kelenjar dan peningkatan

vaskularisasi, sedangkan hormone androsteenodion, testoterone,

dioksikrtokosssteron, aldosterone, dan kortisol akan meningkat

(Prawirohardjo, 2014).
D. Patofisiologi (proses kehamilan) dan Pathway

Proses Kehamilan

1. Sel telur (ovum)

Menurut umur wanita jumlah oogonium adalah selama siklus hidup

adalah Pada bayi baru lahir jumlah oogonium adalah 750.000, pada

wanita umur 6 – 15 tahun sebanyak 439.000, pada wanita usia 16 – 25

tahun adalah 159.000, pada wanita usia 26 – 35 tahun sebanyak

59.000, pada wanita usia 35 – 45 tahun sebanyak 34.000 dan pada

masa menopause maka jumlah oogonium akan habis. (Mochtar, 2011).

Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system

hormonal yang kompleks dimana proses pertumbuhan ovum dimulai

dari epitel germinal, oogonium, folikel primer, dan terjadilah proses

pematangan pertama (Manuaba, 2010).

2. Spermatozoa

Sperma berbentuk seperti kecebong, terdiri atas kepala, yang

berbentuk lonjong atau gepeng berisi inti (nukleus), leher, yang

menghubungkan kepala dengan bagian tengah, dan ekor yang dapat

bergetar sehingga sperma dapat bergerak dengan cepat. Panjang ekor

kira – kira 10 kali bagian kepala. (Mochtar, 2011). Pada setiap

hubungan seksual dikeluarkan sekitar 3 cc sperma yang mengandung

40 sampai 60 juta spermatozoa setiap cc (Manuaba, 2010).


3. Pembuahan (Konsepsi = fertilisasi)

Pembuahan adalah suatu peristiwa penyatuan sel mani dengan sel telur

di tuba uterine. Dalam pembuahan satu sperma yang telah mengalami

proses kapasitasi yang dapat melintasi zona pelusida dan masuk ke

vitelus ovum. Setelah itu zona pelusida akan mengalami perubahan

sehingga tidak dapat dilalui oleh sperma lain. (Mohtar, 2011). Setelah

ovum matang maka siap dibuahioleh sperma setelah 12 jam dan hidup

selama 48 jam, sedangkan spermatozoa hidup selama tiga hari didalam

genetalia interna. (Manuaba, 2010).

4. Nidasi atau Implantasi

Menurut Mochtar (2011) Nidasi adalah masuknya atau tertanamnya

hasil konsepsi ke dalam endometrium. Hasil konsepsi yang telah

tertanam tersebut menurut Manuaba (2010) memiliki kromosom

dimana pada manusia terdapat 46 kromosom dengan rincian 44 dalam

bentuk “autosom” sedangkan dua kromosom sisanya sebagai pembawa

tanda seks. Kromosom seks yaitu X dan Y. Ababila kromosom X

bertemu dengan ovum maka akan terjadi jenis kelamin perempuan

sedangkan kromosom Y bertemu dengan ovum maka akan terjadi jenis

kelamin laki-laki.

5. Pembentukan plasenta

Terjadinya nidasi mendorong sel blastula mengadakan diferensiasi. Sel

yang dekat dengan ruangan eksoselom membentuk entoderm dan yolk

sac ( kantong kuning telur) sedangkan sel lain membentuk ectoderm


dan ruangan amnion. (Manuaba, 2010). Ruangamnion inilah akan

bertumbuh pesat mendesak eksoselom sehingga dinding ruang amnion

mendekati korion. Mesoblas diantara ruang amnion dan mudigah

menjadi padat yang disebut dengan body stalk dan nantinya akan

menjadi tali pusat. Pada tali pusat ini terdapat pertama jelly Wharton

yaitu jaringan lembek yang berfungsi untuk melindungi pembuluh

darah, kedua adalah 2 arteri umbilikalis dan 1 vena umbilikalis. Kedua

arteri dan satu vena ini berfungsi untuk menghubungkan sistem

kardiovaskuler janin dengan plasenta. Sistem kardiovaskular akan

terbentuk kira –kira pada kehamilan minggu ke sepuluh. (Mochtar,

2011).
E. Komplikasi Kehamilan

Menurut Prawirohardjo (2010) komplikasi kehamilan

adalah sebagai berikut :

1. Perdarahan.

2. Preeklamsi.

3. Nyeri hebat di daerah abdominopelvikum, terbagi menjadi :

a) Trauma abdomen,

b) Preeklamsia

c) Tinggi fundus uteri lebih besar dari usia kehamilan

d) Bagian-bagian janin sulit teraba

e) Uterus tegang dan nyeri

f) Janin mati dalma rahim.

F. Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan

1. Diet dan Pengawasan Berat Badan

Wanita hamil dan menyusui harus betul-betul mendapat

perhatian susunan dietnya, terutama mengenai jumlah kalori, protein

yang berguna untuk pertumbuhan janin dan kesehatan ibu. Kekurangan

nutrisi dapat menyebabkan anemia, abortus, perdarahan pasca

persalinan dan sebagainya. Sedangkan makanan berlebihan karena

dianggap untuk 2 orang (ibu dan janin), dapat mengakibatkan

komplikasi seperti gemuk, pre-eklamsi, janin besar dan sebagainya

(Mochtar, 2011). Anjurkan wanita tersebut makan secukupnya saja.

Bahan makanan tidak perlu mahal, akan tetapi cukup mengandung


protein baik hewani maupun nabati. Seperti diketahui, kebutuhan akan

gizi selama kehamilan meningkat. Adapun kebutuhan ini dipergunakan

untuk pertumbuhan plasenta, pertambahan volume darah, mammae

yang membesar, dan metabolisme basal yang meningkat. Sebagai

pengawasan akan kecukupan gizi ini dapat dipakai kenaikan berat

badan wanita hamil tersebut. Kenaikan berat badan wanita hamil rata-

rata 6,5 kg sampai 16 kg (Wiknjosastro, 2011).

2. Merokok

Merokok adalah kebiasaan yang dilarang keras, baik saat hamil

maupun tidak hamil dan baik merokok secara pasif maupun aktif.

Adalah kenyataan bahwa wanita-wanita yang terlalu banyak merokok

melahirkan anak yang lebih kecil, atau mudah mengalami abortus dan

partus prematurus. Maka dari itu, sebaiknya wanita hamil dilarang

merokok (Wiknjosastro, 2011).

3. Obat-obatan

Jangan memberikan obat yang tidak perlu benar, terutama pada

triwulan I dan II kehamilan. Ada obat yang teratogenik sehingga dapat

menimbulkan kelainan teratogenik pada janin, misalnya thalidomide,

yang sekarang telah ditarik dari peredaran (Wiknjosastro, 2011).

4. Kebersihan dan Pakaian

Kebersihan harus selalu dijaga pada masa kehamilan. Mandi

diperlukan untuk kebersihan/ hygiene terutama perawatan kulit, karena

fungsi ekskresi dan keringat bertambah. Dianjurkan menggunakan


sabun yang lembut/ ringan. Mandi berendam tidak dianjurkan

(Mochtar, 2011). Baju hendaknya yang longgar dan mudah dipakai.

Sepatu atau alas kaki lain dengan tumit yang tinggi sebaiknya jangan

dipakai, oleh karena tempat titik berat wanita hamil berubah, sehingga

mudah tergelincir atau jatuh (Wiknjosastro, 2011).

5. Koitus

Bila dalam anamnesis ada abortus sebelum kehamilan yang

sekarang, sebaiknya koitus ditunda sampai kehamilan 16 minggu. Pada

waktu itu plasenta telah terbentuk, serta kemungkinan abortus menjadi

lebih kecil. Pada umumnya koitus diperbolehkan pada masa kehamilan

jika dilakukan dengan hati-hati. Pada akhir kehamilan, jika kepala

sudah masuk ke dalam rongga panggul, koitus sebaiknya dihentikan

karena dapat menimbulkan perasaan sakit dan perdarahan

(Wiknjosastro, 2011).

6. Perawatan Gigi

Pada triwulan pertama wanita hamil mengalami enek dan

muntah (morning sickness). Keadaan ini menyebabkan perawatan gigi

tidak diperhatikan dengan baik, sehingga timbul karies, gingivitis, dan

sebagainya. Bila kerusakan gigi ini tidak diperhatikan dengan baik, hal

itu dapat mengakibatkan komplikasi, seperti nefritis, septicemia sepsis

peurperalis, oleh karena infeksi di rongga mulut, misalnya pulpitis

yang telah menahun, dapat menjadi sarang infeksi yang dapat

menyebar kemana-mana. Maka dari itu bila keadaan mengijinkan, tiap


wanita hamil harus memeriksakan giginya secara teratur sewaktu

hamil (Wiknjosastro, 2011).

7. Imunisasi

Tiap wanita hamil yang akan berpergian ke luar negeri dan di

dalam negeri dibolehkan mengambil vaksinasi ulangan terhadap cacar,

kolera, dan tifus. Dahulu di Indonesia pencacaran merupakan suatu

keharusan, maka untuk wanita hamil pencacaran merupakan

pencacaran ulang dan tidak membahayakan. Tapi bila ada wabah,

maka pencacaran walaupun untuk pertama kali tetap dilakukan untuk

melindungi ibu dan janin. Virus vaksin dapat melintasi plasenta dan

dapat menimbulkan kerusakan-kerusakan pada macam-macam alat dan

plasenta. Biasanya infeksi transplasenta hanya terjadi pada wanita

hamil yang baru pertama sekali dicacar. Maka dari itu, dianjurkan agar

pencacaran pertama sebaiknya dilakukan sebelum tua kehamilan

melewati 20 minggu. Untuk melindungi janin yang akan dilahirkan

terhadap tetanus neonatonum dewasa ini dianjurkan untuk diberikan

toxoid tetanus pada ibu hamil (Wiknjosastro, 2011).

8. Perawatan Payudara

Payudara merupakan sumber air susu ibu yang akan menjadi

makanan utama bagi bayi, karena itu, jauh sebelumnya harus sudah

dirawat. Kutang yang dipakai harus sesuai besar payudara, yang

sifatnya adalah menyokong payudara dari bawah, bukan menekan dari

depan. Dua bulan sekali dilakukan massage, kolostrum dikeluarkan


untuk  mencegah penyumbatan. Untuk mencegah putting susu kering

dan mudah pecah, maka putting susu dan areola payudara dirawat

baik-baik dengan dibersihkan menggunakan air sabun dan biocream

atau alcohol. Bila puting susu masuk ke dalam, hal ini diperbaiki

dengan jalan menarik-narik keluar (Mochtar, 2011).

G. Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil

1. Pengkajian ibu hamil

a. Ciptakan hubungan terapeutik perawat dan klien

b. Ada Planing terlebih dahulu

c. Tujuan komunikasi pada topik tertentu : untuk mengumpulkan

data, interpretasi pasien terhadap status kesehatan ( data Subyektif),

hasil observasi perawat.

d. Subyektif data meliputi :identitas, Keluhan utama ,HPHT,riwayat

kesehatan saat ini, Riwayat kehamilan saat ini, riwayat persalinan

yang lalu,riwayat kontrasepsi,riwayat kesehatan keluarga,riwayat

psikososial,persiapan persalinan.

e. Pemerikasaan fisik Ibu Hamil

1) penampilan umum (postur

tubuh,penampilan,kesadaran)

2) TTV (TD,Nadi,RR,BB,TB)

3) Wajah dan kepala

a) Wajah : ada tidaknya edema, cloasma gravidarum


b) Mata : ada tidaknya anemis pada konjungtiva, ikhterik

pada sclera.

c) Mulut : bibir pucat/tidak, kelembaban bibir,

stomatitis,ginggivitis, adakah gigi yang tanggal, caries

gigi, bau mulut.

d) Leher : ada pembesaran kelenjar thyroid/tidak,

pembesaran slauran limfe.

e) Dada

i. Paru : kaji keadaan paru-paru pasien

ii. Jantung :kaji keadaan jantung pasen

iii. Payudara : adakah benjolan/tidak,ksimetrisan, putting

susu menonjol/datar/masuk, ASI sudah keluar/belum,

kebersihan areola mamae.

f) Abdomen

Sebelum memulai pemeriksaan abdomen, ibu dianjurkan

untuk mengosongkan kandung kemihnya bila perlu.

i. Periksa bentuk perut

(melintang,memanjang,asimetris), linea alba,striae

gravidarum,luka bekas operasi,gerakan janin,DJJ)

ii. Pemeriksaan palpasi leopod I – IV

g) Ekstremitas

i. Atas : oedem,refleks bisep/trisep,skin fold,tonus

otot
ii. Bawah : oedem,reflek patella,reflek homman

sign,kekuatan tonus otot,kram kaki.

h) Vulva- vagina

Luka/benjolan,Edema pd vulva/vagina,leukore,keluaran

cairan/darah dari jalan lahir, hemoroid,tanda

Chadwick,godell sign,hegar sign.

f. Persiapan persalinan

g. Obat-obatan yang di pakai saat ini

h. Hasil pemeriksaan penunjang

2. Diagnosa keperawatan

a. TRIMESTER I

1) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

2) Ansietas

3) Perubahan pola eliminasi urin

4) Perubahan pola seksual

5) Kekurangan volume cairan

6) Perubahan proses keluarga

7) Koping individu tidak efektif

b. TRIMESTER II

1) Gangguan citra tubuh

2) Gangguan pola nafas

3) Kurang pengetahuan

4) Resiko cidera janin


c. TRIMESTER III

1) Nyeri akut

2) Perubahan eliminasi urin

3) Gangguan pola tidur

4) Intoleransi aktifitas

5) Kelebihan volume cairan


3. Tujuan dan kriteria hasil

Dx Tujuan Dan Kriteria Hasil Intervensi


Keperawatan
Tri semester I Tujuan : Manajemen Nutrisi

Perubahan Setelah dilakukan intervensi 1. Anjurkan masukan kalori


sesuai kebutuhan
nutrisi kurang keperawatan selama 2x24 jam
2. Ajari klien tentang diet yang
dari kebutuhan kekurangan nutrisi klien
benar sesuai kebutuhan tubuh
tercukupi
3. Monitor catatan makanan
Kriteria hasil :
yang masuk atas kandungan
1. Nafsu makan klien
gizi dan jumlah kalori
meningkat
4. Timbang berat badan secara
2. Klien tidak mual dan teratur
muntah 5. Anjurkan penambahan intake

3. Nilai laboratorium protein, zat besi dan vit C

(transferin, albumin, dan yang sesuai

elektrolit) dalam batas 6. Pastikan bahwa diet


mengandung  makanan yang
normal
berserat tinggi untuk

mencegah sembelit

7. Beri makanan protein tinggi ,

kalori tinggi dan makanan

bergizi yang sesuai

8. Pastikan kemampuan klien

untuk memenuhi kebutuhan

gizinya.
ansietas SLKI: kontrol kecemasan dan

coping, setelah dilakukan

perawatan selama 2x24 jam Penurunan kecemasan

cemas ps hilang atau berkurang Aktifitas:

dengan: 1. Bina Hub. Saling

Indikator: percaya

Pasien mampu: 2. Libatkan keluarga

1. Mengungkapkan cara 3. Jelaskan semua

mengatasi cemas Prosedur

2. Mampu menggunakan 4. Hargai pengetahuan ps

coping tentang penyakitnya

3. Dapat tidur 5. Bantu ps untuk

4. Mengungkapkan tidak ada mengefektifkan sumber

penyebab fisik yang dapat support

menyebabkn cemas 6. Berikan reinfocement

untuk menggunakan

Sumber Coping yang

efektif

Kekurangan SLKI: Kebutuhan volume 1. tentukan frekuensi/beratnya

volume cairan cairan terpenuhi. Setelah mual/muntah.

dilakukan tindakan keperawatan 2. Tinjau ulang riwayat

selama 2 x 24 jam dengan kemungkinan masalah


kriteria hasil : medis lain (ex ; ulkus

1. Tidak ada mual muntah peptikum, gastritis,

2. Turgor kulit DBN kolesistitis.

3. Tidak ada tanda dehidrasi 3. Kaji suhu dan turgor kulit,

4. Pasien mau makan dan membrane mukosa, TD,

minum suhu, masukan/haluran.

5. TTV dalam batas normal 4. Anjurkan klien

mempertahankan

masukan/haluaran, tes urin

dan penurunan BB setiap

hari.

5. Anjurkan peningkatan

masukan minuman

berkarbonat, makan enam

kali sehari dengan jumlah

yang sedikit dan makanan

tinggi karbohidrat

Tri Semester ii SLKI: Setelah dilakukan Airway management

Gangguan pola tindakan keperawatan selama 1. Posisikan klien u/

nafas 1x24 jam, diharapkan : memaksimalkan ventilasi

1. Tidak ada retraksi dinding 2. Identifikasi klien perlunya

dada pemasangan alat jalan nafas

2. Tidak menggunkan otot buatan


bantu pernafasan 3. Lakukan fisioterpi dada

3. Bunyi paru vasikuler jika perlu

4. Menunjukkan jalan nafas 4. Keluarkan sekret

yang paten RR 16-20 x/m 5. Dengan batuk atau suction

6. Auskultasi suara nafas,

catat adanya suara

tambahan
Tri Semester iii SLKI: Klien dapat toleransi Manajemen energy

Intoleransi terhadap aktivitas setelah 1. Observasi kemampuan

aktivitas dilakukan tindakan keperawatan klien

1 x 24 jam , dengan kriteria 2. Bantu klien dalam

hasil pemenuhan ADL

1. Klien mampu memenuhi 3. Ajarkan pada keluarga

aktivitas sehari-hari tentang pentingnya

2. Pasien mengerti akifitas apa perawatan diri

saja yang boleh dilakukan 4. Observasi TTV sebelum

selama kehamlan dan sesudah aktivitas

3. Ttv dalam batas normal 5. Kolaborasi pada keluarga

4. Hb dalam batas normal pemberian pengawasan

5. Tidak ada anemis ekstra

6. Tentukan siklus tidur

bangun yang normal dan

komitmen terhadap

pekerjaan, keluarga,
komunitas dan diri sendiri.

7. Anjurkan tidur siang 1

sampai 2 jam setiap hari.

8. Pantau kadar Hb. Jelaskan

peran zar besi dalam

tubuh ; anjurkan

mengkonsumsi suplemen

zat besi setiap hari, sesuai

indikasi.

Kelebihan SLKI: Kelebihan volume cairan

volume cairan teratasi setelah dilakukan 1. Pantau berat badan secara

tindakan keperawatan 2 x 24 teratur.

jam , dengan kriteria hasil : 2. Kaji adanya tanda-tanda

1. Indeks massa tubuh dalam HAK, perhatikan tekanan

batas normal darah, pantau lokasi/luasnya

2. TTV dalam batas normal edema, masukan atau haluaran

3. Tidak ada tanda-tanda Hak cairan.

3. Berikan informasi tentang

diet (mis ; peningkatan protein,

tidak menambahkan garam

meja, menghindari makanan


dan minuman tinggi natrium).

4.Anjurkan meninggikan

ekstremitas secara periodic

selama sehari

Perubahan SLKI: Pasien mengerti akan

eliminasi urin terjadi perubahan eliminasi urin 1. Berikan informasi tentang

selama kehamilan , Setelah perubahan perkemihan

dilakukan tindaka keperawatan sehubungan dengan

Dengan kriteria hasil : trimester ketiga.

1. Klien mengerti tentang 2. Berikan informasi

perubahan perkemihan mengenaia perlunya

selama kehamilan denga tri masukan cairan 6 – 8 gelas

semester ketiga sehari.

2. Pasien mengerti perlunya 3. Berikan informasi

masukan cairan sesuai mengenai bahaya

kebutuhan menggunakan diuretic dan

penghilangan natrium dan

diet.

4. Anjurkan klien untuk

melakukan posisi miring

kiri saat tidur, perhatikan

keluhan-keluhan nokturia.
5. Anjurkan klien untuk

menghindari posisi tegak

atau supine dalam waktu

yang lama.
4. Evaluasi

Evaluasi merupakan langkah akhir dalam proses keperawatan.

Evaluasi adalah kegiatan yang di sengaja dan terus-menerus dengan

melibatkan klien, perawat, dan anggota tim kesehatan lainnya. Dalam

hal ini diperlukan pengetahuan tentang kesehatan, patofisiologi, dan

strategi evaluasi. Tujuan evaluasi adalah untuk menilai apakah tujuan

dalam rencana keperawatan tercapai atau tidak dan untuk melakukan

pengkajian ulang (Potter & Perry, 2010).


DAFTAR PUSTAKA

Mochtar.(2011).Sinopsis Obstetric.Jakarta: EGC

Prawirohardjo.(2010). Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono

Prawirohardjo.(2014). Ilmu Kebidanan. Edisi 4. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono
PPNI.(2017).SDKI.Edisi: 12. Team PPNI

PPNI.(2019).SLKI.Team PPNI

Sutanto.(2018).Asuhan Kebidanan Nifas Dan Menyusui.Yogyakarta: Pustaka


Baru

Wibowo.(2013). Managemen Kinerja.Jakarta: Rajawali Press

Wiknjosastro, H.(2011). Ilmu Kebidanan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai