Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PENDAHULUAN

STASE KEPERAWATAN MATERNITAS

ANTENATAL CARE

DISUSUN OLEH :
Diah Arum Ningsih
SN201110

PRODI STUDI PROFESI NERS PROGRAM PROFESI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2020
LAPORAN PENDAHULUAN

A. DEFINISI ANTENATAL
Kehamilan adalah suatu proses reproduksi bermula dengan adanya
pertemuan dan persenyawaan antara sperma dengan ovum kemudian
membentuk zigot dengan fase akhir terbentuk janin. Kehamilan terjadi pada
saat pertemuan ovum dan sperma hingga masa di mana janin siap lahir, dalam
perhitungan medis ± 40 minggu (Masriroh, 2013).
Pelayanan atau perawatan antenatal adalah pelayanan terhadap individu
yang bersifat preventif care untuk penecgahan terjadinya masalah yang
kurang baik bagi ibu maupun janin agar melalui persalinan dengan sehat dan
aman, diperlukan kesiapan fisik dan mental ibu sehingga ibu dalam keadaan
status kesehatan optimal, karena kesehatan ibu berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan janinnya (Winjosastro, 2002).

B. TANDA DAN GEJALA ANTENATAL


1. Adanya tanda – tanda pasti
a) mendengar bunyi jantung janin
b) melihat, meraba, atau mendengar pergerakan anak oleh pemeriksa
c) melihat rangka janin dengan sinar rontgent atau dengan ultrasographi
Apabila ditemukan hanya salah satu dari tanda - tanda ini, maka
diagnosa kehamilan dapat dibuat dengan pasti. Akan tetapi, tanda - tanda
pasti kehamilan baru dapat diketahui pada usia kehamilan diatas empat
bulan, tetapi dengan menggunakan USG kantong kehamilan sudah nampak
pada kehamilan 10 minggu dan bunyi jantung janin sudah dapat didengar
pada kehamilan 12 minggu (Purwaningsih dkk, 2010).
2. Tanda-tanda mungkin
Tanda - tanda mungkin sudah dapat ditentukan pada kehamilan
trisemester I, tetapi dengan tanda - tanda mungkin kehamilan hanya boleh
diduga. Makin banyak tanda-tanda mungkin yang ditemukan, makin besar
kemungkinan hamil.
Tanda - tanda mungkin dibagi menjadi :
a. Tanda - tanda objektif
1) Pembesaran, perubahan bentuk, dan konsistensi rahim
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba bahwa uterus
membesar dan makin lama makin bundar bentuknya. Terkadang
pembesaran tidak rata tetapi di daerah telur bernidasi lebih cepat
tumbuhnya (tanda piskacek).
Konsistensi rahim dalam kehamilan juga berubah menjadi
lunak, terutama daerah isthmus uteri sedemikian lunaknya, hingga
jika kita letakkan 2 jari dalam fornix posterior dan tangan satunya
pada dinding perut di atas symphyse pubis, maka isthmus ini tidak
teraba seolah-olah corpus uteri sama sekali terpisah dari cervix
(tanda hegar).
2) Perubahan pada serviks
Di luar kehamilan, konsistensi serviks keras, kerasnya seperti
kita meraba ujung hidung. Dalam kehamilan, serviks menjadi lebih
lunak selunak bibir atau ujung daun telinga.
3) Kontraksi braxton hicks
Waktu palpasi atau waktu toucher rahim yang lunak
sekonyong-konyong menjadi keras karena berkontraksi.
4) Ballottement
Pada bulan ke-4 dan ke-5 janin lebih kecil dibandingkan
dengan cairan ketuban, maka bila rahim didorong dengan
sekonyong-konyong atau digoyangkan, maka akan melenting di
dalam rahim.
Ballottement dapat ditentukan dengan pemeriksaan luar
maupun pemeriksaan dalam.
5) Meraba bagian anak
Dapat dilakukan jika janin sudah agak besar, hanya kadang-
kadang tumor yang padat seperti myoma, fibroma, dan lain-lain
dapat menyerupai bentuk janin.
6) Pemeriksaan biologis
Tidak dimasukkan dalam tanda pasti karena keadaan lain
dapat menimbulkan reaksi yang positif.
7) Pembesaran perut
Setelah bulan ke-3 rahim dapat diraba dari luar dan mulai
membesarkan perut.
8) Keluarnya colostrums
9) Hyperpigmentasi
Terjadi pada kulit wajah disebut chloasma gravidarum
(topeng kehamilan), areola dan papilla mammae, linea alba (putih)
menjadi linea fusca (coklat) atau linea nigra (hitam).
10) Tanda-tanda chadwicks
Warna selaput lendir vulva dan vagina menjadi ungu.
b. Tanda-tanda subjektif
1) Adanya amenorrhoe
2) Ibu merasa mual dan muntah
3) Ibu merasa pergerakan anak
4) Sering kencing akibat pembesaran rahim yang menekan kandung
kencing
5) Perasaan dada berisi dan agak nyeri. (Kusmiyati, et al, 2008)

C. PERUBAHAN DAN ADAPTASI FISIOLOGI PADA MASA


KEHAMILAN
1. Perubahan fisiologis
a. Uterus
Uterus bertambah besar, dari alat yang beratnya 30 gram menjadi
1000 gram, dengan ukuran panjang 32 cm, lebar 24 cm, dan ukurang
muka belakang 22 cm. Pertumbuhan uterus tidak rata, uterus lebih cepat
tumbuh di daerah implantasi dari ovum dan di daerah insersi placenta.
Pembesaran ini disebabkann oleh hypertrophy dari otot-otot rahim,
tetapi pada kehamilan muda juga terbentuk sel-sel otot yang baru.
Uterus pada wanita hamil sering berkontraksi tanpa perasaan
nyeri. Juga saat disentuh, misalnya pada pemeriksaan dalam, pemeriksa
dapat meraba bahwa sewaktu pemeriksaan konsistensi rahim yang
semula lunak dapat menjadi keras dan kemudian lunak kembali
(Kusmiyati, et al, 2008).
b. Cervix
Perubahan penting yang terjadi pada cervix dalam kehamilan
adalah menjadi lunaknya cervix. Perubahan ini sudah dapat ditemukan
sebulan setelah konsepsi.
Pelunakan cervis terjadi karena pembuluh darah dalam cervix
bertambah dan karena timbulnya oedema dari cervix dan hyperplasia
kelenjar-kelenjar servix.
c. Vagina
Pembuluh darah dinding vagina bertambah, hingga warna selaput
lendirnya membiru, kekenyalan vagina bertambah yang berarti daya
regangnya bertambah sebagai persiapan persalinan. Getah dalam vagina
biasanya bertambah dalam masa kehamilan, reaksinya asam dengan pH
3,5-6,0. reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidum lacticum
sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada dalm sel-sel epitel
vagina oleh basil-basil doderlein. Reaksi asam ini mempunyai sifat
bekterisida.
d. Ovarium
Pada salah satu ovarium dapat ditemukan corpus lutheum
graviditatis, teapi setelah bulan ke-4 corpus lutheum ini akan mengisut.
e. Dinding perut
Pada kehamilan lanjut pada primi gravida sering timbul garis-
garis memanjang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae
gravidarum. Kadang-kadang garis-garis itu terdapat juga pada buah
dada dan paha. Pada seorang primi gravida warnanya menbiru disebut
striae lividae.
Pada seorang multigravida, di samping strie lividae, terdapat juga
garis-garis putih agak mengkilat ialah parut (cicatrick) dari strie
gravidarum yang disebut strie albicans.
f. Kulit
Pada kulit terdapat hyperpigmentasi antara lain pada areolla
mammae, papilla mammae, dan linea alba. Pada umumnya setelah
partus, gejala hyperpigmentasi ini akan menghilang.
g. Payudara
Payudara biasanya membesar disebabkan karena hypertophi
olveoli. Di bawah kulit payudara sering tampak gambaran-gambaran
dari vena yang meluas. Putting susu biasanya membesar dan lebih tua
warnanya dan acapkali mengeluarkan colostrum. Perubahan-perubahan
pada payudara disebabkan karena pengaruh hormonal.
h. Pertukaran zat
Metabolisme basal naik pada kehamilan, terjadi penimbunan
protein sedangkan dalam darah kadar zat lemak naik dan ada
kecenderungan pada ketosis. Kebutuhan akan calcium dan phosphor
bertambah untuk pembuatan tulang-tulang janin begitu pula akan ferum
untuk pembentukan Hb janin.
i. Darah
Volume darah bertambah, baik plasmanya maupun erytrosit,
tetapi penambahan volume plasma yang disebabkan oleh hydramia
lebih menonjol hingga biasanya kadar Hb turun.
Batas-batas fisiologis ialah :
1) Hb 10 gr%
2) erytrosyt 3,5 juta per mm3
3) leucocyt 8.000-10.000 per mm3
Jantung lebih berat bebannya disebabkan penambahan volume
darah, perluasan daerah pengaliran, fetus yang membesar dan adanya
placenta, lagipula jantung terdorong ke atas sehingga sumbunya
berubah.
Kegiatan paru-paru pun bertambah karena selain untuk
mencukupi kebutuhan ibu sendiri juga harus mencukupi kebutuhan
janin akan 02.
j. Gastrointestinal
Sekresi asam lambung dan gerakan lambung berkurang, hal
tersebut mungkin menyebabkan muntah dan kembung pada masa
kehamilan. Tonus usus kurang, yang menimbulkan obstipasi.
k. Urinarius
Kegiatan ginjal semakin bertambah berat karena harus juga
mengeluarkan racun-racun dari peredaran darah janin.
Ureter jelas melebar dalam kehamilan teruatam yang kanan. Hal
ini disebabkan karena pengaruh hormon progesterone, walaupun
mungkin ada juga factor tekanan pada ureter oleh rahim yang
membesar.
Kapasitas kandung kencing juga mengalami penurunan kapasitas
karena desakan oleh rahim yang membesar pada akhir kehamilan oleh
kepala janin yang yang turun ke dalam rongga panggul.
l. Hormonal
Kelenjar endokrin seperti kelenjar tiroid, hipofise anterior, dan
kelenjar suprarenalis menunjukkan hiperfungsi atau hipertropi.
m. Kelenjar adrenal
Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama
bagian kortika yang membentuk kortin. Jumlah ion natrium dan kalium
dalam darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenal
mensekresi epinephrin, hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak
mengubah ukuran atau fungsi bagian medula.
Hormon-hormon yang signifikan dalam kehamilan :
1)      hCG (human chorionic gonadotropin)
a) Dihasilkan oleh sel-sel trofoblast
b) Puncaknya pada minggu ke-9 – 13
c) Mempertahankan korpus luteum sampai plasenta mengambil
alih
2)       hPL (human placental lactogen)
a) Dihasilkan oleh sel-sel synsitio tropoblas
b) Kerjanya berlawanan dengan insulin
c) Mempunyai pengaruh peningkatan asam lemak bebas dan
menurunkan metabolisme glukosa
3)      Estrogen
a) Dihasilkan oleh ovarium dan plasenta.
b) Berperan dalam perkembangan uterus dan mammae,
meningkatkan pigmen kulit, meretensi Na+ dan air, serta
menurunkan hidrokloric asam lambung.
2. Adaptasi Perubahan Psikologis
Konsepsi dan implantasi sebagai titik awal kehamilan
menimbulkan perubahan status emosional seorang calon ibu.
Bagi pasangan dengan perkawinan yang dilandasi oleh rasa cinta
dan saling mencintai, keterlambatan datang bulan merupakan salah satu
tanda yang menggembirakan, karena ikatan batin antara keduanya semakin
kokoh dengan adanya kehamilan yang didambakan.
Keterlambatan datang bulan diikuti perubahan subjektif seperti
perasaan mual, ingin muntah, sebah di bagian perut atas, pusing kepala,
dan nafsu makan berkurang mendesak keluarga untuk melakukan
pemeriksaan.
Setelah terbukti terjadi kehamilan perasaan cinta dan gembira
semakin bertambah, diikuti pula oleh perasaan cemas karena kemungkinan
keguguran. Disamping itu perubahan fisiologis kehamilan juga dapat
mempengaruhi kelabilan mental, hingga menimbulkan ngidam dan
perubahan kelakuan. (Masriroh, 2013).
D. PATOFISIOLOGI (PROSES KEHAMILAN) DAN PATHWAY

Kehamilan

Trimester I &III
Trimester Kesiapan
Trimester III
& Persalinan

Peningkatan Uterus membesar Perubahan fisik Perubahan psikologis


Estrogen Payudara membesar

Perubahan
Ketidak nyamanan Focus perhatian pada
Tonus otot pola seksual
pada ibu keselamatan janin
menurun

HCL lambung Mencari informasi kecemasan


Peristaltik persalinan & perawatan
Tekanan gaster Rahim membesar janin/anak
Kesiapan Gangguan
Mual/muntah kapasitas VU menjadi ortu Pola Tidur
h
Trimester II & III
Trimester II
Perubahan nutrisi Perubahan pola
kurang dari kebutuhan eliminasi &&&
Uterus semakin
Perubahan tubuh
membesar &berat
semakin tampak
membesar
Diafragma Penekanan pada
terdorong ke atas syaraf sekitar
(tulang belakang, Body image
sendi)
Distensi paru-paru
Pelepasan
mediator nyeri

Inefektif pola nafas


Nyeri
E. KOMPLIKASI KEHAMILAN
Ada beberapa komplikasi pada kehamilan, antara lain (Masriroh, 2013) :
1. Hiperemisis gravidarum.
2. Hipertensi dalam kehamilan.
3. Perdarahan trimester I (abortus).
4. Perdarahan antepartum.
5. Kehamilan ektopik.
6. Kehamilan kembar.
7. Molahydatidosa.
8.  Inkompatibilitas darah.
9. Kelainan dalam lamanya kehamilan.
10. Penyakit serta kelainan plasenta dan selaput janin. (Bobak, 2004).

F. PENATALAKSANAAN MEDIS DAN KEPERAWATAN


Pelayanan antenatal mengacu pada konsep 10 T yaitu:
1. Timbang badan dan ukur tinggi badan, tujuannya adalah untuk
mengetahui sesuai tidaknya berat badan ibu. Pemeriksaan berat badan
dilakukan setiap berkunjung ke tempat pelayanan kesehatan. Selama
triwulan I berat badan ibu harus naik 0,5 sampai dengan 0,75 kg setiap
bulan, pada triwulan ketiga harus naik 0,25 kg setiap minggunya. Dan
pada trisemester III berat badan ibu harus naik sekitar 0,5 kg setiap
minggunya, atau secara umum berat badan meningkat sekitar 8 kg selama
kehamilan.
2.  Tekanan darah di periksa. Tujuannya untuk mendeteksi apakah tekanan
darah normal atau tidak. Pemeriksaan ini juga dilakukan pada setiap
kunjungan. Tekanan darah yang tinggi dapat membuat ibu keracunan
kehamilan, baik ringan maupun berat bahkan sampai kejang-kejang.
Sementara tekanan darah yang rendah menyebabkan pusing dan lemah.
3. Skrinin status imunisasi Tetanus Toxoid (TT). Tujuannya untuk
melindungi ibu dan bayi yang dilahirkan nanti dari tenanus neonatorum.
Imunisasi TT diberikan pada kunjungan antenatal I, TT2 deberikan empat
minggu setelah TT1, TT3 diberikan setelah enam bulan TT2, TT4
diberikan 1 Tahun setelah TT3, dan TT5 diberikan setelah setahun TT4.
4. Tinggi fundus uteri diukur. Tujuannya untuk melihat pembesaran rahim,
dilakukan dengan cera meraba perut dari luar, selain itu untuk mengetahui
presentasi janin, serta mengetahui posisi janin dalam rahim. Pada
pemeriksaan ini juga dilakukan pngukuran tinggi puncak rahim untuk
kemudian disesuaikan dengan umur kehamilan. Jika diperoleh besarnya
rahim tidak sesuai dengan umur kehamilan maka direncanakan
pemeriksaan lanjutan.
5. Tablet zat besi (90 Tablet) selama kehamilan. Pemberian tablet besi
diberikan sesuai dengan kebijakan nasional yang berlaku diseluruh
puskesmas di Indonesia. Pemberian satu  tablet besi sehari sesegera
mungkin setelah rasa mual hilang pada awal kehamilan.
6. Temu wicara/ pemberian komunikasi interpersonal atau konseling.
Untuk menghindari kesalahan penanganan kehamilan, komunikasi dengan
suami dan keluarga diperlukan gunan mempersiapkan rujukan nantinya.
Dengan manajemen rujukan yang benar, cepat, dan tepat maka ibu dan
janin akan memperoleh pelayanan persalinan dan kelahiran yang benar
sehingga membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Program
ini lebih diutamakan pada tempat pelayanan kesehatan terpencil dan jauh
dari akses transfortasi yang memadai.
7. Tetapkan status gizi, Penting untuk mengetahui status gizi ibu hamil
dalam rangkaian pemeriksaan ANC. Apabila gizi ibu hamil kurang
tercukupi, maka risiko bayi mengalami berat badan lahir rendah
meningkat. Penetapan status gizi ini dilakukan dengan mengukur lingkar
antara lengan atas dan jarak pangkal bahu ke ujung siku.
8. Tentukan denyut jantung janin, Ketika memasuki usia kehamilan 16
minggu, denyut jantung bayi sudah bisa diperiksa. Ini sangat krusial untuk
mendeteksi adakah faktor risiko kematian karena cacat bawaan, infeksi,
atau gangguan pertumbuhan. Deteksi denyut jantung dan keberadaan janin
ini bisa diketahui lewat pemeriksaan USG
9. Test laboratorium sederhana (Hb,Protein, dan Urine) berdasarkan
indikasi (HbsAg, sifilis, HIV, malaria, tuberkulosis paru (TBC) , PMS).
Wanita  yang sedang hamil merupakan kelompok dengan risiko tinggi
terhadap penyakit menular seksual yang dapat menimbulkan kematian
pada ibu dan janin yang dikandungnya (Bobak, 2004).
10. Tatalaksana Kasus, Bagi ibu hamil dengan risiko tinggi, maka akan ada
tatalaksana kasus yang memastikan calon ibu mendapat perawatan dan
fasilitas kesehatan memadai. Pihak rumah sakit atau dokter akan
mendiskusikan opsi-opsinya dengan ibu.

G. ASUHAN KEPERAWATAN PADA IBU HAMIL


1. Pengkajian Ibu Hamil
a. Anamnesa
1) Anamnese identitas istri dan suami.
2) Anamnese umum :·Tentang keluhan - keluhan, nafsu makan, tidur,
miksi, defekasi, perkawinan dan sebagainya.·Tentang haid, kapan
mendapat haid terakhir (HT). bila hari pertama haid terakhir
diketahui, maka dapat dijabarkan taksiran tunggal persalinan.
b. Pemeriksaan fisik
Inspeksi :
1) Daerah muka : Adakah cloasma gravidarum, keadaan selaput mata
pucat atau merah, adakah oedema padawajah, bagaimana keadaan
lidah dan gigi.
2) Leher : Apakah vena terbendung di leher (mis : pada penyakit
jantung) apakah kelenjar gondok membesar atau kelenjar limpa
membengkak.
3) Dada : Bentuk buah dada, pigmentasi putting susu dan areola
mammae, keadaan putting susu,adakah colostrums.
4) Perut : Perut membesar kedapat atau kesamping (pada ascites perut
membesar ke samping), keadaan pusat, pigmentasi linea alba,
nampak ada gerakan anak atau kontraksi rahim,adakah striae
gravidarum atau jaringan parut.
5) Vulva : Keadaan perineum, adakah varises, tanda Chadwick,
condiloma, flour albus.·Anggota gerak bawahAdakah ascites,
oedema, luka, cykatrik pada lipat paha.
Palpasi
1) Maksud periksa palpasi adalah :
a) Untuk menentukan besarnya rahim (tuanya kehamilan)
b) Untuk menentukan letaknya anak dalam Rahim.
2) Palpasi menurut Leopold, terdiri atas 4 bagian :
a) Leopold I
- Kaki klien dibengkokan pada lutut dan lipatan paha.
- Pemeriksa berdiri sebelah kanan klien dan melihat ke arah
muka klien.
- Rahim dibawah ke tengah
- Tinggi fundus uteri ditentukan
- Tentukan bagian apa dari anak yang terdapat dalam fundus
uteri.Sifat kepala ialah keras, bundar dan melenting, sifat
bokong adalah lunak, kurang bundardan kurang melenting,
pada letak lintang fundus uteri kosong.
- Variasi menurut knebel : menentukan letak kepala atau
bokong dengan satu tangan difundus dan tangan lain di atas
simfisis
b) Leopold II
- Kedua tangan pindah ke samping
- Tentukan batas samping rahim kiri dan kanan
- Tentukan letak punggung anak
- Pada letak lintang, tentukan dimana letak kepala janin
Leopold II untuk menentukan dimana letaknya punggung
anak dan dimana letaknya bagian-bagian kecil). Variasi
menurut poudin : menentukan letak punggung dengan satu
tangan menekan difundus.
c) Leopold III
- Dipergunakan satu tangan saja
- Bagian bawah ditentukan antara ibu jari dan jari lainnya
- Adakah bagian bawah masih dapat dipergunakan
- Leopold III menentukan apa yang terdapat di bawah dan
apakah bagian bawah anak ini sudah atau belum terpegang
oleh pintu atas panggul). Variasi menurut Ahlfeld :
menentukan letak punggung dengan pinggir tangan kiri
diletakkan tegak di tengah perut.
d) Leopold IV
- Pemeriksa merubah sikapnya yaitu melihat ke arah kaki si
penderita.
- Dengan kedua tangan ditentukan apa yang menjadi bagian
bawah.
- Ditentukan apakah bagian bawah sudah masuk ke dalam
pintu atas panggul dan berapamasuknya bagian bawah ke
dalam rongga panggul.
- Jika kita rapatkan kedua tangan akan kita dapatkan :
- Kedua tangan pada pinggir kepala divergent (ukuran tebesar
kepala sudah melewatipintu atas panggul).
- Kedua tangan pada pinggir kepala convergent (ukuran
terbesar kepala belum melewatipintu atas panggul)
- Leopold IV untuk menentukan bagian yang terendah dan
berapa masuknya bagian yangbawah ke dalam rongga
panggul.
c. Fokus pengkajian
1) Aktivitas dan Istirahat
a) Tekanan darah agak lebih rendah daripada normal (8 – 12
minggu) kembali pada tingkat pra kehamilan selama setengah
kehamilan terakhir.
b) Denyut nadi dapat meningkat 10 – 15 DPM.
c) Murmur sistolik pendek dapat terjadi sampai dengan
peningkatan volume episode singkope.
d) Varises.
e) Sedikit edema ekstremitas bawah/tangan mungkin ada (terutama
pada trisemester akhir).
2) Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
3) Eliminasi
a) Perubahan pada konsistensi / frekuensi defekasi.
b) Peningkatan frekuensi perkemihan
c) Urinalisis: Peningkatan berat jenis.
d) Hemoroid
4) Makanan / Cairan
a) Mual dan muntah, terutama trisemester pertama; nyeri ulu hati
umum terjadi.
b) Penambahan berat badan: 2 sampai 4 lb trisemester pertama,
trisemester kedua dan ketiga masing-masing 11 – 12 lb.
c) Membran mukosa kering: hipertropi jaringan gusi dapat terjadi
mudah berdarah.
d) Hb dan Ht rendah mungkin ditemui (anemia fisiologis).
e) Sedikit edema dependen.
f) Sedikit glikosuria mungkin ada.
g) Diastasis recti (separasi otot rektus) dapat terjadi pada akhir
kehamilan.
5) Nyeri dan Kenyamanan
Kram kaki; nyeri tekan dan bengkak pada payudara; kontraksi
Braxton Hicks terlihat setelah 28 minggu; nyeri punggung
6) Pernapasan
a) Hidung tersumbat; mukosa lebih merah daripada normal
b) Frekuensi pernapasan dapat meningkat terhadap ukuran/tinggi;
pernapasan torakal.
7) Keamanan
a) Suhu tubuh 98 – 99,5 ºF (36,1 – 37,6 ºC)
b) Irama Jantung Janin (IJJ) terdengar dengan Doptone (mulai 10 –
12 minggu) atau fetoskop (17 - 20 minggu)
c) Gerakan janin terasa pada pemeriksaan setelah 20 minggu.
Sensasi gerakan janin pada abdomen diantara 16 dan 20 minggu.
d) Ballottement ada pada bulan keempat dan kelima.
8) Seksualitas
a) Penghentian menstruasi
b) Perubahan respon /aktivitas seksual
c) Leukosa mungkin ada.
d) Peningkatan progresif pada uterus mis: Fundus ada di atas
simfisis pubis (pada 10 – 12 minggu) pada umbilikolis (pada 20
– 30 minggu) agak ke bawah kartilago ensiform (pada 36
minggu)
e) Perubahan payudara: pembesaran jaringan adiposa, peningkatan
vaskularitas lunak bila dipalpasi, peningkatan diameter dan
pigmentasi jaringan arcolar, hipertrofi tberkel montgemery,
sensasi kesemutan (trisemester pertama dan ketiga);
kemungkinan strial gravidarum kolostrum dapat tampak setelah
12 minggu
f) Perubahan pigmentasi: kloasma, linea nigra, palmar eritema,
spicler nevi, strial gravidarum.
g) Tanda-tanda Goodell, Hegar Schdwick positif.
9) Integritas Sosial
a) Bingung / meragukan perubahan peran yang dintisipasi.
b) Tahap maturasi/perkembangan bervariasi dan dapat mundur
dengan stressor kehamilan
c) Respons anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan
mendukung sampai disfungsional.
10) Penyuluhan / Pembelajaran
Harapan individu terhadap kehamilan, persalinan/melahirkan
tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman paritas,
keinginan terhadap anak, stabilitas ekonomik.
11) Pemeriksaan Diagnostik
a) Hasil laborat menunjukkan anemia, hemoglobinipatis (mis: sel
sabit)
b) golongan darah : ABO DAN Rh untuk mengidentifikasi resiko
terhadap inkompatibilitas
c) Usap vagina/rectal: tes untuk Neisseria gonorrhea, Chlamydia
d) Tes serologi: menentukan adanya sefilis (RPR: Rapid Plasma
Reagen)
e) Penyakit Hubungan Kelamin lain (PHS) seperti diindikasikan
oleh kutil vagina, lesi, rabas abnormal.
f) Skrining: terhadap HIV, hepatitis, tuberculosis
g) Papanicolaow Smear: mengidentifikasi neoplasia, herpes
simpleks tipe 2
h) Urinalisis: skin untuk kondisi media (mis: pemastian
kehamilan infeksi, diabetes penyakit ginjal)
i) Ter serum/urin untuk gadadotropin karionik manusia (HCG)
positif
j) Titer rubella > a : a O menunjukkan imunitas
k) Tes sonografi: ada janin setelah gestasi 8 minggu
l) Skin glukosa serum / 1 jam tes glukosa: < 140 jam mg/dl
(biasanya dilakukan antara 24 sampai 28 minggu. Evaluasi
selanjutnya dari folus pengkajian dilakukan pada setiap
kunjungan prenatal.

2. Diagnosa Keperawatan (SDKI)


1. Nyeri akut (D.0077) b.d adanya agen pencedera fisik (pembesaran
uterus, penambahan BB janin) yang ditandai dengan :
- DS : klien mengeluh nyeri
- DO : Tampak menahan rasa sakit, Bersikap protektif, Gelisah, Sulit
tidur.
2. Ansietas b.d kekhawatiran mengalami kegagalan (proses
persalinan) dibuktikan dengan :
- DS : Klien mengekspresikan kekhawatiran terhadap proses
persalinan.
- DO : Klien tampak tegang dan bingung
3. Gangguan pola tidur (D.0055) b.d Adanya hambatan lingkungan,
kurang control tidur, kecemasan yang di tandai dengan :
- DS : Klien mengeluh tidak dapat tidur, mengeluh sering terjaga,
mengeluh tidak puas tidur, mengeluh pola tidur berubah
- DO : -
4. Kesiapan peningkatan menjadi orang tua (D.0122) dibuktikan
dengan :
- DS : Klien mengekspresikan keinginan untuk meningkatkan peran
menjadi orang tua.
- DO : Tampak adanya dukungan emosi dan pengertian pada anak
atau anggota keluarga.
5. Kesiapan Persalinan dibuktikan dengan :
- DS : Klien mengatakan ingin menerapkan persiapan persalinan yang
tepat.
- DO : Klien tampak antusias bertanya

3. Intervensi Keperawatan (SIKI)


NO Diagnosa Keperawatan Tujuan, Kriteria Hasil Intervensi Keperawatan
1. Nyeri akut (D.0077) Setelah dilakukan 1) Lakukan Observasi :
berhubungan dengan agen tindakan keperawatan a. Identifikasi skala nyeri
pencedera fisik dibuktikan selama 2 X 24 jam b. Identifikasi PQRST
dengan : maka tingkat nyeri nyeri.
1) Subjektif : Mengeluh menurun, dengan c. Identifikasi respon
nyeri kriteria hasil : nyeri non verbal
2) Objektif : Tampak 1)Keluhan nyeri 5 2) Lakukan Terapeutik
meringis, bersikap (menurun) a. Berikan terapi non
protektif. 2)Meringis 5 farmakologis untuk
Kondisi klinis : Kondisi 3)Sikap protektif 5 mengurangi nyeri
pembedahan, cedera 4)Kesulitan tidur 5 (aromaterapi, guide
traumatis, infeksi imajery, relaksasi
nafas dalam, dll ).
b. Kontrol lingkungan
(beri suasana tenang)
c. Fasilitas istirahat tidur
3) Lakukan Edukasi
a. Edukasi tentang
manajemen nyeri
(strategi meredakan
nyeri).
b. Menganjurkan untuk
menggunakan
analgetik secara tepat.
4) Lakukan Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
analgetik dengan dokter.

2. Ansietas b.d kekhawatiran Setelah dilakukan Reduksi Kecemasan


mengalami kegagalan tindakan keperawatan 1. Identifikasi kemampuan
(proses persalinan) selama 3 X 24 jam mengambil keputusan.
dibuktikan dengan maka tingkat ansietas 2. Monitor tanda ansietas
(D.0080) : menurun, dengan 3. Anjurkan
- DS : Klien kriteria hasil : mengungkapkan
mengekspresikan - Keluhan perasaan dan persepsi
kekhawatiran terhadap Kekhawatiran menurun 4. Diskusi perencanaan
proses persalinan. menurun persalinan
- DO : Klien tampak - Klien tidak tegang 5. Edukasi persiapan
tegang dan bingung persalinan
1.
3. Gangguan pola tidur Setelah dilakukan 1) Lakukan dukungan tidur
(D.0055) b.d Adanya tindakan keperawatan 2) Berikan edukasi
hambatan lingkungan, selama 2 X 24 jam aktivitas / tidur
kecemasan yang di tandai maka tingkat nyeri 3) Manajemen lingkungan
dengan : menurun, dengan 4) Ajarkan terapi relaksasi
- DS : Klien mengeluh kriteria hasil : 5) Anjurkan terapi dzikir /
tidak dapat tidur - Keluhan sulit tidur murotal sebelum tidur
- DO : - menurun
- Keluhan istirahat tidak
cukup menurun
-
4. Kesiapan peningkatan Setelah dilakukan 1) Berikan dukungan
menjadi orang tua tindakan keperawatan penampilan peran
(D.0122) dibuktikan selama 1 x 24 jam maka 2) Promosi antisipasi
dengan : peran menjadi orang tua keluarga : promosi
- DS : Klien membaik, dengan pengasuhan.
mengekspresikan kriteria hasil : 3) Edukasi keluarga / orang
keinginan untuk - Bouding attachment tua :
meningkatkan peran meningkat - Perawatan neonates /
menjadi orang tua. - Perilaku positif bayi.
- DO : Tampak adanya menjadi orang tua - Perkembangan bayi
dukungan emosi dan meningkat -
pengertian pada anak - keinginan
atau anggota keluarga meningkatkan peran
menjadi orang tua
meningkat
5. Kesiapan Persalinan Setelah dilakukan Edukasi Persalinan :
dibuktikan dengan tindakan keperawatan - Identifikasi tingkat
(D.0070) : selama 1 x 24 jam maka pengetahuan, pemahaman ibu
- DS : Klien mengatakan status antepartum tentang persalinan
ingin menerapkan membaik, dengan - Sediakan materi dan media
persiapan persalinan kriteria hasil : penkes
yang tepat. - Kelekatan emosional - jadwalkan penkes
- DO : Klien tampak dengan janin meningkat - berikan reinforcement
antusias bertanya - Koping dengan - anjurkan cukup nutrisi
ketidak nyamanan - ajarkan ibu manajemen
kehamilan meningkat nyeri tiap kala persalinan

DAFTAR PUSTAKA

Bobak, dkk. 2005. Buku Ajar Keperawatan maternitas. Edisi 4. Jakarta : EGC
Masriroh, Siti. (2013).Keperawatan obstetri. Jakarta:EGC
Purwaningsih, Wahyu, dkk. 2010. Asuhan Keperawatan Maternitas. Yogyakarta :
Nuha Medica.
PPNI (2017). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definisi dan Kriteria
Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI

Anda mungkin juga menyukai