PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh:
Wiji Setiani
1803105
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
secara alamiah yaitu tubuh yang akan mengalami penuaan dan ditandai
dengan terjadinya perubahan bentuk fisik serta fungsi tubuh yang mulai
perubahan pola tidur. Perubahan pola tidur akibat proses penuaan pada lansia
Gangguan tidur yang sering terjadi pada lansia dibagi menjadi 3 yaitu,
kondusif, rasa nyeri, aktivitas atau gaya hidup, diet, dan dimensia. Tahapan
tidur dibagi menjadi 2 yaitu tidur Non Repid Eye Moviment (NREM) yang
dibagi menjadi 3 tahap yaitu (N1, N2, N3 dan N4). Tahap N1 merupakan
tahap paling ringan dalam proses tidur yaitu terjadi dalam waktu 10 hingga 20
menit. Pada tahap ini seseorang dapat mudah terbangun dan menyangkal
bahwa dirinya telah tidur dan dapat dipengaruhi oleh usia dan waktu. Tahap
N2 ditandai dengan gerak mata berhenti dan gelombang otak (aktivitas otak)
menjadi lambat dan terjadi selama 20 menit. Pada fase ini, seseorang akan
tahap N3 dan N4 sebagai tahapan tidur yang paling dalam sering disebut
dengan tidur gelombang lambat dan Rapid Eye Moviment (REM) ditandai
dengan gerakan mata cepat. Tidur REM merupakan bentuk tidur aktif disertai
Masalah tidur yang terjadi pada lansia, namun yang sering dialami
terhadap kesehatan fisik dan mental serta penurunan kualitas tidur lansia.
Kualitas tidur yang buruk akan berakibat tidak terpenuhinya kualitas tidur
yang baik bagi lansia sehingga hal itu akan menyebabkan lansia mudah
Prevelensi lansia yang mengalami gangguan tidur cukup tinggi yaitu sebanyak
67%. Di Kabupaten Demak sendiri, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) pada
yang dapat mempengaruhi kualitas tidur yaitu seperti durasi tidur dan
kenyamanan saat tidur. Perubahan kualitas tidur sering kali membuat waktu
tidur lansia menjadi berkurang yang akhirnya akan muncul gejala insomnia. (6)
Insomnia adalah salah satu gangguan penuaan yang normal dan umum yang
terjadi pada orang lanjut usia. Di dunia, angka prevalensi insomnia pada lansia
sebesar 42% dari 9.000 lansia yang berusia diatas 65 tahun mengalami gajala
insomnia. Di Indonesia, angka prevalensi insomnia pada lansia sekitar 67%. (7)
mengeluh rasa kantuk yang berlebihan disiang hari sehingga tubuh terasa
nafsu makan, sakit kepala, dan gangguan aktivitas. Untuk itu, perlu suatu
Hygiene menjadi salah satu faktor penting dalam munculnya kasus insomnia.
Komponen Sleep Hygiene terdiri dari lingkungan tidur dan kebiasaan atau
perilaku yang dilakukan sebelum tidur. Dari segi lingkungan, Sleep Hygiene
tidak terlalu terang maupun gelap, temperatur kamar yang tidak terlalu panas
atau dingin, tidak terdapat suara ribut atau bising, serta menjaga kebersihan
kamar dan dari segi perilaku seperti perilaku diet yang dilakukan dalam siang
kualitas dan kuantitas tidur. Kurangnya kualitas tidur yang dialami lansia
adalah dampak dari perilaku aktivitas Sleep Hygiene yang buruk. Maka dari
Hygiene yang baik dan tepat agar bisa meningkatkan kualitas tidur lansia. (2)
tidur pada lanjut usia, didapatkan hasil bahwa terdapat hubungan antara Sleep
Hygiene dengan kualitas tidur pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Yogyakarta.(2)
insomnia dan 5 lansia mengalami gangguan tidur ringan seperti gelisah pada
saat malam hari sehingga waktu tidur menjadi lebih pendek dan sering
terbangun, dan 5 lansia lainnya tidak mengalami gangguan tidur karena dapat
tertidur tepat waktu dan tidak merasakan dampak buruk pada saat bangun
tidur seperti gelisah. Dampak yang terjadi pada lansia saat tidak bisa tidur
yang tidak baik , hingga penurunan kualitas hidup. Sehingga dari hasil
hygiene untuk meningkatkan kualitas tidur yang lebih baik bagi lansia
tidur insomnia seperti susah tertidur pada malam hari, merasa gelisah, letih
dan susah untuk memejamkan mata dikarenakan pada saat siang hari
tidur lansia yang tidak nyaman seperti pencahayaan, suhu dan kebersihan juga
menjadi faktor pendukung gangguan tidur yang dialami lansia. Jadwal tidur
siang yang tidak teratur juga menjadi faktor pendukung gangguan tidur
waktu jika siang harinya lansia tersebut tidur selama 4-5 jam. Lansia
mengatakkan tidur setelah sholat dzuhur sampai mejelang sholat ashar akibat
pengetahuan lansia terhadap dampak yang akan terjadi jika gangguan tidur
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu “Apakah ada pengaruh terapi
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
terhadap:
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat mendukung teori keperawatan dalam segi
tidur lansia.
4. Bagi lansia
aktivitas Sleep Hygiene yang baik pada lansia dan diharapkan Sleep
E. Originalitas Penelitian
Tabel 1.1 Originalitas Penelitian
Metode
Peneliti, Tahun Judul Hasil Perbedaan
Penelitian
Ifana Z , 2018 Hubungan sleep Deskriptif Hasil dari Penelitian
Hygiene dengan korelatif penelitian ini terdahulu
kualitas tidur yaitu terdapat membahas
pada lanjut usia hubungan yang hubungan
signifikanan sedangkan
antara sleep penelitian
hygiene dengan sekarang
kualitas tidur membahas
pada lansia di tentang pengaruh
panti
wredha harapan terapi sleep
ibu ngaliyan hygine
semarang
Septiana Hubungan antara Non-eksperimen Hasil penelitian Penelitian
Rahma,2014 sleep hygiene yang termasuk menujukkan nilai sebelumnya
dengan kualitas kedalam study chi square menggunakan
tidur pada lanjut korelasi sebesar 56,000 metode penelitian
usia di panti dan sig (p) non-eksperimen
sosial tresna sebesar 0,000. sekarang
werdha Nilai sig menggunakan
yogyakarta (p)=0,000 lebih metode penelitian
kecil dari 0,05 pre dan post test
sehingga terdapat
hubungan antara
sleep hygiene
dengan kualitas
tidur
Mutia Anisa , The relationship Deskriptif Hasil penelitian Penelitian
2020 between sleep dengan cross menunjukkan sebelumnya
hygiene and section bahwa ada menggunakan
sleep quality hubungan yang metode deskriptif
among residents sangat signifikan Penelitian
in DKI Jakarta antara hygiene sekarang
tidur dengan menggunakan
kualitas tidur metode penelitian
pre and post test
Suhaibah Gambaran Deskriptif secara Hasil penelitian Penelitian
Astaniah, 2020 Analisa sleep cross sectional ini di peroleh 40 sebelumnya
hygiene lansia di dengan Teknik orang (45,4%) membahas
panti sosial purposive memiliki sleep tentang gambaran
tresna werdha sampling hygiene sedang sleep hygiene
Budi Sejahtera dan sebanyak 5 pada lansia
orang (5,7%) Penelitian
memiliki sleep sekarang
hygiene buruk membahas
pengaruh terapi
sleep hygiene
terhadap kualitas
tidur lansia
BAB II
TINJAUN PUSTAKA
A. Tinjaun Teori
1. Lansia
a. Pengertian
berikut:
2) Kelompok usia lanjut dengan resiko tinggi lebih dari 70 tahun. (10)
c. Karakteristik Lansia
(2016),sebagai berikut:
1) Jenis kelamin
Jenis kelamin perempuan lenih banyak dari pada laki-laki yang artinya
2) Status perkawinan
3) Living arrangement
Keadaan pasangan yaitu tinggal sendiri Bersama anak dan istri atau
4) Kondisi Kesehatan
kekebalan tubuh.(11)
a) Sel
b) System pernafasan
c) System pendengaran
d) System penglihatan
e) System kardivaskuler
g) System respirasi
h) System gastrointestinal
i) System genitourinaria
j) System endokrin
k) System kulit
l) System musculoskeletal
a. Kenangan ( memory)
b. IQ ( intellgentia Quation )
d) Perubahan ekonomi
e) Penyakit kronik dan ketidakmampuan
2. Sleep Hygiene
a. Definisi
Sleep hygiene adalah pola tidur bersih yang berarti praktik yang
dapat meningkatkan kualitas tidur ,durasi tidur yang cukup. Sleep hygiene
atau kebersihan tidur juga dapat diartikan sebagai Teknik untuk melatih
Jadwal tidur - bangun ini terdiri dari kebiasaan tidur siang, kebiasaan
sebelum tidur, tidur siang yang bagus dilakukan sekitar jam 14:00 –
2. Lingkungan
Lingkungan terdiri dari tempat tidur yang tidak nyaman
( matras bantal dan guling yang tidak nyaman, selimut yang terlalu
terbal atau telalu tipis) ,kamar tidur yang tidak nyaman seperti,
(cahaya terlalu terang, suhu ruangan yang panas atau terlalu dingin,
(marah,strees,khawatir).
kamar yang terang saat tidur akan mempengaruhi sekitar 50% kadar
2. Diet
sudah terjaga dalam waktu yang lama dan akan mulai mereda setelah
tidur dalam otak yang menyebabkan cepat tidur , namun akan mereda
dan menyebabkan seseorang terbangun sebelum seseorang benar-
bangun tidur.
hygiene) dapat dilakukan dengan bangun pada waktu yang sama setiap
mengganggu tidur .
1) perilaku
2) lingkungan
3) diet
4) olah raga
dalam seminggu
3. Tidur
a. Definisi
relatif dan peningkatan dalam ambang respon. Tidur juga dapat di artikan
i. tingkat transisi
menurun
i. Tidur nyenyak
e) Tahapan tidur REM pada tahap ini fungsi otak sangat aktif di
iv. Pernafasan
tidur berlangsung kira-kira 70 hingga 120 menit. Tidur pada malam hari
Insomnia yaitu masalah pada saat akan memulai tidur dan sering
pernafasan dan terjadi karena adanya gangguan jalan nafas bagian atas,
kaki pada satu atau kedua bagian yang terjadi secara tiba-tiba dan singkat
selama 20-40 detik. PLM juga sering di kaitkan dengan penggunaan obat
antidepressant.
terjadi karena karena adanya gangguan atau rangsangan yang terjadi pada
otot kaki.
b. kualitas tidur
mengantuk.
,akan tetapi memiliki dampak yang besar terhadap kualiatas tidur dan
yaitu:
1) Faktor internal
b) Stress emosional
c) Dimensia
2) Faktor eksternal
a) Lingkungan
tidur.
c) Diet
Lapar atau haus dapat membuat seseorang tidak dapat
d). Obat-obatan
gangguan tidur.
c. Fungsi tidur
pembelajaran.
B. Kerangka Teori
Lanjut usia
Sleep hygiene
C. Kerangka Konsep
Variable penelitian ini adalah apa yang menjadi fokus dalam penelitian.
hygiene
E. Hipotesis
Hipotesis adalah bagian terpenting dari suatu penelitian yang harus terjawab
1. Ni Made Putri Suastari, Pande Nyoman Bayu Tirtayasa, I Gusti Putu Suka
Aryana RTK. Hubungan antara Sikap Sleep Hygiene dengan Derajat Insomnia
pada Lansia di Poliklinik Geriatri RSUP Sanglah. Progr Stud Pendidik Dr Fak
Kedokt Univ Udayana. 2014;2–14.
2. Rahmah S. Hubungan Sleep Hygiene dengan Kualitas Tidur Pada Lanjut Usia
di Panti Sosial Tresna Werdha Yogyakarta Unit Abiyosos Pakembinangun
Pakem Sleman. 2014;1–12.
4. Nadyatama MA. Pengaruh terapi aktivitas sleep hygiene terhadap kualitas tidur
pada lansia di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha Unit Budi Luhur
Yogyakarta. 2018;
5. Badan Pusat Statistik. Hasil Sensus Penduduk 2020 di Provinsi Jawa Tengah.
Badan Pus Stat [Internet]. 2021;(07):1–11. Available from:
https://jateng.bps.go.id/pressrelease/2021/01/21/1297/hasil-sensus-penduduk-
2020-provinsi-jawa-tengah.html
7. Montgomery P, Dennis JA. Physical exercise for sleep problems in adults aged
60+. Cochrane Database Syst Rev. 2002;21(1):23–30.
10. Usia SL. Sustamycin and tetrabid: slow-release tetracyclines. Drug Ther Bull.
1972;10(16):63–4.
11. Yusriana. Kombinasi Teknik Relaksasi Progresif Dan Tidur Sehat Untuk
Meningkatkan Kualitas Tidur Lansia. Komb Tek Relaksasi Progresif Dan
Tidur Sehat Untuk Meningkat Kualitas Tidur Lansia. 2018;XII(80):137–45.
13. Sayekti NP. W, Hendrati LY. Analisis Risiko Depresi , Tingkat Sleep Hygiene
Dan. J Berk Epidemiol. 2015;3(2):181–93.