Anda di halaman 1dari 5

 Lansia

Lanjut usia merupakan suatu keadaan yang terjadi dalam kehidupan manusia. Menua
merupakan suatu proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu waktu tertentu,
tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan. Menjadi tua merupakan proses alamiah, yang
berarti seseorang telah melalui tiga tahapan dalam kehidupannya, yaitu anak, dewasa, dan
tua.
 Masalah degenerative
Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran, misalnya kemunduran fisik yang
ditandai dengan kulit yang mengendur, rambut memutih, gigi mulai ompong, pendengaran
kurang jelas, penglihatan semakin memburuk, gerakan melambat, dan figur tubuh yang tidak
proporsional (Untari, 2019:16)
 Kualitas tidur
Kualitas tidur adalah kepuasan seseorang terhadap tidur (Dahroni et al., 2019).
Kualitas tidur adalah suatu bagian yang penting bagi kualitas hidup seseorang. Kualitas tidur
merupakan suatu keadaan dimana tidur yang dijalani seorang individu menghasilkan
kesegaran dan kebugaran di saat terbangun
 Prevalensi kualitas tidur
World Health Organization (WHO) mencatat pada tahun 2021 kurang lebih 18%
penduduk dunia pernah mengalami gangguan sulit tidur. (Rusiana et al., 2021).
Angka kejadian gangguan kualitas tidur lansia sendiri cukup tinggi, berdasarkan data
yang ditemukan bahwa di Indonesia pada usia 65 tahun terdapat 50% lansia mengalami
gangguan kualitas tidur, setiap tahunnya diperkirakan sekitar 20-50% melaporkan adanya
gangguan kualitas tidur dan 17% mengalami gangguan kualitas tidur yang serius. Pravelensi
gangguan kualitas tidur di Indonesia pada lansia masih tergolong tinggi yaitu sekitar 67%.
Angka ini diperoleh dari populasi yang berusia diatas 65 tahun. Menurut jenis kelamin,
didapatkan bahwa insomnia lebih dominan dialami oleh perempuan yaitu sebesar 78,1% pada
usia 60-74 tahun (Ariana, 2020).
Jumlah data pravalensi di Bali menunjukkan bahwa prevalensi kasus insomnia atau
kualitas tidur yang tidak baik berjumlah 40% dari sampel yang diteliti dan berdasarkan
kelompok usia yang ada lansia berusia antara 60-70 lebih banyak terkena insomnia, yaitu
sebanyak 66,6% dibandingkan yang berumur 71-80 tahun (22,2%). Selain itu menurut
kelompok jenis kelamin, wanita lebih banyak terkena insomnia dibandingkan lelaki (45, 5% :
25%). Menurut data yang didapatkan oleh peneliti di Panti Sosial Tresna Werdha jara Mara
Pati Kabupaten Buleleng, penduduk lansia yang mengalami kualitas tidur yang baik sebanyak
28 orang atau 14%, sedangkan penduduk lansia yang mengalami kualitas tidur yang buruk
yaitu sebanyak 22 orang atau 12%.
 Penanganan non farmakologis
Dari berbagai permasalahan kualitas tidur pada lansia tersebut, maka diperlukan
peningkatan pengetahuan tentang pencegahan kualitas tidur tersebut dengan memberikan
penyuluhan tentang tindakan mencegah insomnia baik itu secara non farmakologis seperti
hindari dan minimalkan penggunaan minimum kopi, teh, soda, dan alcohol, serta merokok
sebelum tidur dapat mengganggu kualitas tidur lansia, hindari tidur siang terutama setelah
pukul 14.00 WITA dan batas untuk tidur kurang dari 30 menit, pergi ketempat tidur hanya
bila mengantuk, mempertahankan suhu yang nyaman di tempat tidur, suara gaduh, cahaya
dan temperature dapat mengganggu tidur, lansia sangat sensitive terhadap stimulus
lingkungannya.
 Manfaat praktis
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan mengenai factor yang mempengaruhi kualitas
tidur.
2. Tempat Penelitian
Dapat memantau lebih lanjut dan menambah pengetahuan mengenai kualitas
tidur yang dialami lansia.
3. Responden (lansia)
Dapat meminimalisir faktor yang mempengaruhi kualitas tidur yang buruk.
4. Institusi STIKES Rana Wijaya
Dapat digunakan sebagai salah satu karya ilmiah bagi mahasiswa STIKES
Rana Wijaya Jurusan Keperawatan dan bahan tambahan untuk pengembangan
ilmu dalam Kesehatan masyarakat.
5. Peneliti Selanjutnya
Dapat bermanfaat dan menjadi referensi dalam pembuatan hasil karya
terutama pada peneliti yang akan membuat judul yang berhubungan dengan
kualitas tidur.

 Perubahan pada lansia


- Perubahan fisik : system pendengaran menjadi menurun/tdk dapat
mendengar dengan jelas, system integument mulai mengendur dan keriput
- Perubahan kognitif : daya ingat menurun
- Perubahan psikososial : mengalami kesepian, gangguan cemas, dan
gangguan tidur

 Tahapan tidur
- Tidur NREM adalah tidur yang nyaman dan dalam, dan tanda-tanda tidur
NREM adalah mimpi yang berkurang, istirahat, penurunan tekanan darah,
penurunan laju pernapasan, penurunan metabolisme, dan gerakan mata
yang lebih lambat.
- Tidur REM adalah tidur dalam keadaan aktif atau paradoks dimana
sebagian besar mimpi terjadi. Selama tidur REM, otak menjadi aktif dan
metabolisme meningkat hingga 20%. Sulit untuk bangun tiba-tiba selama
fase ini, dengan penurunan tonus otot, peningkatan sekresi lambung, dan
sering kali detak jantung dan pernapasan tidak teratur. Tidur REM penting
untuk menjaga fungsi kognitif karena tidur REM meningkatkan aliran
darah ke otak, meningkatkan aktivitas korteks dan konsumsi oksigen, serta
meningkatkan output adrenalin. Tidur REM yang cukup berperan dalam
mengatur informasi, prosesi pembelajaran dan penyimpanan memori
jangka panjang.

 Tujuh komponen kualitas tidur


- Kualitas tidur subjektif : penilaian subjektif diri sendiri terhadap kualitas
tidur yang dimiliki. Adanya perasaan terganggu dan tidak nyaman pada
diri sendiri berperan terhadap penilaian kualitas tidur.
- Durasi tidur : Dinilai dari waktu mulai tidur sampai waktu terbangun,
waktu tidur yang tidak terpenuhi akan menyebabkan kualitas tidur buruk.
- Latensi tidur : Beberapa waktu yang dibutuhkan sehingga seseorang bisa
tertidur, ini berhubungan dengan gelombang tidur seseorang.
- Efisiensi tidur : Didapatkan melaui presentase kebutuhan tidur
manusia ,dengan menilai jam tidur seseorang dan durasi tidur
seseorang ,durasi tidur sehingga dapat disimpulkan apakah sudah
tercukupi atau tidak.
- Gangguan tidur : Seperti adanya mengorok, gangguan pergerakan sering
terganggu dan mimpi buruk dapat mempengaruhi proses tidur seseorang.
- Penggunaan obat tidur : Obat tidur dapat menandakan seberapa berat
gangguan tidur yang dialami karena penggunaan obat tidur diindikasikan
apabila orang tersebut sudah sangat terganggu pola tidurnya dan obat tidur
diaggap perlu untuk membantu tidur.

 Penyebab menurunnya kualitas tidur


Pola makan : Ternyata banyak ada hubungan antara pola makan dan juga kualitas
tidur Dalam studi yang berjudul Effects of Diet on Sleep Quality menunjukkan bahwa
produk susu, ikan, buah, dan sayuran bisa mempermudah untuk tidur. Sedangkan,
asupan karbohidrat yang tinggi dikaitkan dengan waktu tidur yang kurang nyenyak
dan jangka waktu tidur yang lebih pendek. Makan sebelum tidur juga bisa membuat
merasa sulit untuk tidur.

 Metode penelitian
- Populasi : Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh lansia yang
mengalami kualitas tidur yang buruk di Panti Sosial Tresna Werdha Jara
Mara Pati Kabupaten Buleleng, dengan jumlah responden 22 orang.
- Sampel : Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah lansia yang
sering merasa gelisah, nyeri rheumatoid, sakit/nyeri pada kepala, bangun
ditengah malam, dan tidak bisa tidur sampai pagi di Panti Sosial Tresna
Werdha Jara Mara Pati Kabupaten Buleleng yang berjumlah 22 responden.
- Sampling : Pada penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan
“total sampling”, Adapun alasan mengambil total sampling karena jumlah
populasi yang relative kecil dari total lansia yang ada, maka jumlah sampel
dalam penelitian ini adalah 22 responden.

 Definisi operasional

Definisi
Cara Hasil Ukur / Skala
No Variabel Operasional
Ukur Kategori Data
Variabel

1 Variabel bebas Faktor-faktor Kuesioner

(variabel yang PSQI 1. Baik :  ≤ 5


Ordinal
2. Buruk : > 5
independen) : mempengaruhi (Pittsburg

faktor yang kualitas tidur h Skala

mempengaruhi lansia adalah Quality

kualitas tidur. stress Index)

psikologis,
1. Stress
gizi,
psikologis
lingkungan,
2. Lingkungan
motivasi
3. Motivasi
keluarga, gaya
keluarga
hidup dan
4. Olahraga
olahraga

2 Variabel terikat Lansia adalah

(variabel mereka yang - -


-
dependen) : telah memasuki

lansia usia 60 tahun

keatas. Lansia

mengalami
berbagai

perubahan

secara fisik,

psikologis, dan

sosial.

 Pengolahan data
- Editing : Editing merupakan kegiatan pengecekan dan perbaikan isian
formulir atau lembar observasi tersebut apakah lengkap diisi oleh
responden.
- Coding yaitu mengubah data kedalam bentuk kalimat atau huruf menjadi
data angka atau bilangan. Pengelompokan data serta pemberian kode
dilakukan untuk mempermudah untuk memasukkan data dan analisis data.
- Tabulating yaitu membuat tabel-tabel data sesuai dengaan tujuan
penelitian atau yang dinginkan oleh peneliti.

 Analisis data
- Pada penelitian ini, analisis univariat menggambarkan data jenis kelamin
dan umur lansia. Dimana berdasarkan jenis kelamin dalam penelitian,
peneliti mengambil sampel lansia dengan jenis kelamin laki-laki dan
perempuan, sedangkan berdasarkan usia pada penelitian ini mengambil
sampel lansia yang berusia 50 tahun keatas.

 Etika penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan memperhatikan etika penelitian. Prinsip etik
diterapkan dalam kegiatan penelitian dimulai dari penyusunan proposal hingga
penelitian ini di publikasikan (Notoatmodjo, 2018).

Anda mungkin juga menyukai