Anda di halaman 1dari 26

Nama: Torry Tandi Wijaya

102013245
Latar belakang
 Kata”stres” dalam beberapa individu bisa di bedakan
artinya. Sebagian stres sebagai tekanan, desakan atau
respon emosional.
 Tidur merupakan kebutuhan dasar yang mutlak harus
di penuhi oleh semua orang istirahat dan tidur yang
cukup akan membuat tubuh dapat berfungsi secara
optimal
 . Kualitas yang buruk dapat disebakan oleh aktifitas
social, karena pada usia dewasa muda seseorang
sedang dalam puncak keaktifan dan aktifitas social.6
berdasarkan study pendahuluan dari universitas
indonesia di dapatkan 57% mengalami ganggua stres
sedangkan 36% mengalami gangguan tidur.7
Rumusan masalah
 Apakah stres memperngaruhi kualitas tidur pada
mahasiswa UKRIDA angkatan 2014

 Keilmuan : Mengetahui stres terhadap kualtias tidur
terhadap mahasiswa UKRIDA angaktan 2014
 Untuk menjadi bahan informasi dan data dasar bagi
sarana belajar peneliti
 Peneliti : Menambah wawasan, pengalaman, dan
keterampilan peneliti untuk membuat peneliti serta
karya tulis.
Tujuan penelitian
 Tujuan Umum:

 Untuk mengetahui stres terhadap kualitas tidur pada mahasiswa


angkatan UKRIDA 2014.

 Tujuan Khusus:

 Mengetahui stres terhadap mahasiswa UKRIDA angaktan 2014.


 Mengetahui kualitas tidur terhadap mahasiswa ukrida 2014.
 Mengetahui stres terhadap kualtias tidur terhadap mahasiswa
UKRIDA angaktan 2014.
Manfaat penelitian

 Keilmuan : Mengetahui stres terhadap kualtias tidur
terhadap mahasiswa UKRIDA angaktan 2014
 Untuk menjadi bahan informasi dan data dasar bagi
sarana belajar peneliti
 Peneliti : Menambah wawasan, pengalaman, dan
keterampilan peneliti untuk membuat peneliti serta
karya tulis.
stres
 Dibagi menadi tahap 1-6

 Tahap 1.
 Semangat berkeja besar, berlebihan.
 Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya
 Merasa mampu menyelesaikan perkejaan lebih dari
biasanya ; namun tanpa disadari cadangan energy di
habiskan.
 Tahap 2
 merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya
merasa segar.
 merasa letih sewaktu bangun pagi, yang seharusnya
merasa segar.
 Lekas merasa capai menjelang sore hari.
 Sering mengeluh lambung atau perut merasa tidak
nyaman (bowel discomfort)
 Detak jantung lebih keras dari biasanya.
 Tahap 3
 Gangguan lambung dan usus semakin nyata.
 Ketegangan otot-otot semakin terasa.
 Perasaam ketidak-tenangan dan ketegangan
emosional semakin meningkat.
 Gangguan pola tidur
Tahap 4
 Untuk bertahan sepanjang hari saja udah terasa amat sulit
 Aktivitas perkejaan yang semulanya menyenangkan dan
mudah di selesaikan menjadi membosankan dan terasa
lebih sulit.
 Yang semula tanggap terhadap stimulasi menjadi
kehilngan kemampuan untuk merespon secara memadai
 Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin
sehari-hari.
 Gangguan polatidur disertai mimpi-mimpi yang
menegangkan
Tahap 5
 Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam,
 Ketidakmampuan untuk menyelesaikan perkejaan
sahari-hari yang ringan dan sederahana.
 Gangguan sistem pencernaan semakin berat.
Tahap 6
 debaran jantung teramat keras.
 Susah bernafas
 Sekujur badan terasa gemetar, dingin dan keringan
bercucuran.
 Ketiadaan tanafa untk hal-hal yang ringan.
 Pingsan atau kolaps
Gejala stres
 Respon fisiologis, dapat ditandai dengan meningkatkan
darah, detak jantung, detak nadi, dan sistem pernapasan.
 Respon kongnitif, dapat terlighat terganggunuya proses
kongnitif individu, seperti pikiran menjadi kacau,
menurunya daya konsentrasi, pikiran berlulang, dan
pikiran tak wajar.
 Respon emosi, dapat muncul sangat luas, menyangkit
emosi yang mungkin dialami individu, seperti takut,
cemas,malu, marah, dan sebagainya.
 Respon tingkah laku, dapat dibedakan menjadi fight, yaitu
melawan situasi yang menekan.
 Depresi
 Makan berlebihan
 Berpikiran negative
 Tidur berlebihan
 Diare
 cemas
Sumber stres
 ,suara, polusi, radiasi, suhu udara, makanan, zat
kimia, trauma, dan latihan fisik yang terpaksa. Pada
stresor psikologis tekanan dari dalam diri individu
biasanya yang bersifat negatif seperti frustasi,
kecemasan (anxiety), rasa bersalah, kawatir
berlebihan, marah, benci, sedih, cemburu, rasa
kasihan pada diri sendiri, serta rasa rendah diri,
sedangkan stresor sosial yaitu tekanan dari luar
disebabkan oleh interaksi individu dengan
lingkungannya.
Tidur
 NREM
 REM
 perhari. Namun rata-rata dewasa sehat membuthkan
waktu 7,5 jam untuk tidur setiap malam. Walapum
demikian, ada beebrapa orang yang membuhkan tidur
lebih atau kurang terfantung faktor-faktor yang
memperngaruhinya.13
Fungsi Tidur Kualitas tidur
 Keadaan siaga  kualitas tidur adalah sebuah
berkepanjangan sering di fenomena yang sangat
hubungkan dengan ganggua kompleks yang melibatkan
proses berfikir yang progesif, berbagai aspek, antara lain,
dan kadang- kadang bahkan penilaian terhadap durasi
menyebabkan aktivitas tidur, gangguan tidur, onset
perilaku yang abnormal. tidur, gangguan pada siang
hari, efisiensi tidur, kualitas
tidur subjektif, dan
penggunaan obat tidur
Durasi tidur tidak normal
 Rendahnya nilai kongnitif
 Masalah kesehatan
 Depresi
 Mudah menua
 Bertambahnya berat badan
 kematian
Faktor yang memperngaruhi tidur
 kelelahan
 Waktu, durasi dan kerja jag lag
 Stres psikologis
 Obat
 Nutrisi
 penyakit
 Keadaan stres yang dialami individu memperngaruhi
kemapuan indivdu untuk tidur atau tetap tertidur.
Stres yang dialami individu memperngaruhi
kemapuan individu untuk tidur atau tetap tertidur.
Stres berat sangat lekat dengan jam tidur yang rendah.
Selain itu stres berat sangat berpengaruh dan
berhubungan psoitif dengan mimpi buruk dan
keluhan tidur. Stres emosional dapt menyebakan
individu menjadi sulit tidur, sering terbangun saat
tidur atau terlalu banyak tidur. Bila stres
berkapanjangan dapat menyebakan kebiasaan tidur
yang buruk.7
Kerangka teori
REM,NRE stres
M
Kualitas tidur

Fisik,fisiolog
Faktor yang
ik,sosial
memperngaruhi
tidur
Gejala stres
Fisiologis
Kognitif
Durasi tidur Gangguan Tahap1-6
prilaku
emosi
Kerangka konsep

Varibel dependent
Kualitas tidur
Variabel independent Gangguan tidur
stres Ringan
iya Gangguan tidur
tidak sedang
Gangguan tidur
berat
Jenis penelitian digunakan cross sectional terhadap
hubungan stres terhadap kualitas tidur
 Tempat dan tempat peneltian
 Di kampus falkutas kedokteran UKRIDA
 Subjek Peneltian
 Orang yang mengalami kualitas tidur buruk
 Sampling
 Pengambilan sampling dengan dengan metode simple
sampling random
 Perhitungan besar sampel di perhitungkan :

 n1=(Zα)2 x p xq
 L2
 Keterangan :
 n1 = Besar sampel minimal
 Zα = standar variasi, ditentukan, ditentukan oleh tingkat kepercayaan pada α = 0,05; Zα=1,96
 P = Proporsi variabel yang diteliti
 q = 1-p
 L = derajat kecepatan yang di inginkan, dalam hal in diambil 10%

 Berdasarkan rumus di dapatkan angka dengan :
 n1=(Zα)2.p . q = (1,96)2. 0,36.(1-0,36)
 L2 10%
 n1 = 3,8416 . 0,36 . 0,64
 0.01
 n1 = 88.51
 n1= 88

 Bahan penelitian
 Kertas questioner
 Pena
 Alat penelitian
 Kuesioner
 Cara
 Menggunakan metode simple sampling random
 Peneliti membuat kuesinoer sebagai instrument sebagai kumpulan data
 Peneliti melakukan koreksi kuesioner
 Memberikan nomor pada setiap data yang ambil
 Peneliti melakukan pengolahan, analisis, interpretasi data
 Pelaporan penelitian
 Parameter yang diperiksa
 kuesioner
 variebel penelitian
 varibel terkait : kualitas tidur
 variebel bebas : stress

Anda mungkin juga menyukai