Anda di halaman 1dari 17

GANGGUAN TIDUR

Dr Luh Nyoman Alit Aryani, SpKJ (K)

Tidur
• Suatu keadaan berulang, teratur (artinya setiap hari psti berulang tidur), reversibel (bisa sembh,
shg bisa bangun) yang ditandai dengan keadaan relatif tidak bergerak (kecuali nanti klu ada gang
parasomnia) dan tingginya peningkatan ambang respons terhadap stimulus eksternal
dibandingkan dengan keadaan terjaga. Jadi kalu org tidur perlu respo tinggi untuk
membangunkannya.
• Gangguan tidur sering menjadi gejala awal penyakit jiwa yang akan terjadi.
• Beberapa ggn jiwa menyebabkan perubahan fisiologi tidur.

Stage 2: peningkatan amplitudo & masih gel. Theta


Stage 4 : merupakan kondisi ketika di hipnosis yaitu keadaan yang terjaga & terbangun
REM : studiu kita tidur nyenyak & ada pergerakan mata
Kebutuhan tidur yang normal
• Tidak sama pada setiap orang
• Ada 2 kelompok :
- Short sleepers: tidur < 6 jam
- Long sleepers: tidur > 9 jam
• Profil Psikologik (dgn CMI dan MMPI)
- Short sleepersà energik, efisien, mudah bergaul, cuek thd masalah, memiliki rasa
percaya diri tinggi & dapat dikatakan bebas dari psikopatologi
- Long sleepers à score lbh tinggi utk skala anxietas, alam perasaan yang patologik,
tertutup, score rendah utk skala kebohongan, pemalu, banyak kekhawatiran, banyak
berfikir tentang masa depan, diri sendiri, masalah umum yang tidak perlu dirisaukan,
ada psikopatologik ringan seperti anxietas ringan dan depresi ringan.

Fungsi tidur
 melindungi : melindungi organ” dan fungsi tubuh dari kelelahan. Klu tralu capek maka akan
mudah terjatuh & tersandung.
 konservasi energi . penyimpanan energi, kalu tidak tidur mdh lelah, orang” yg memakai napza
itu gk bs tidur shg dia mudah lemah
 restorasi otak
 homeostasis
 meningkatkan fungsi imunitas . imunitas : kekebalan tubuh, kalau ada kuman” yg mau masuk
tbuh kita , tdk akan masuk krn kita terlindungi o/ imunitas. Shg kalu org gak tidur” maka mudah
tertular o/ orang” yang mdh tertular infeksi di sekitar mrk.
 regulasi suhu . kalu tidak tidur” maka suhu tubuh bisa naik atau menurun (hipotermi)

Gangguan Tidur
• Lama tidur tidak selalu berhubungan dengan gangguan tidur. Jadi ada org yang short sleeper
tapi habis bangun dia bisa belajar, bekerja, brrti tidurnya itu pas. Ttp kalu sampe kuantitas
maupun kualitasnya terganggu baru ini namanya gangguan. Ada yang tidur sebentar tp tapi pas
bangun dia kondisisnya bagus brrti kualitas tidurnya bagus.
• Empat gejala utama menandai sebagian besar gangguan tidur:
o insomnia
o hipersomnia
o parasomnia
o ggn jadwal tidur-bangun

Overview Gangguan Tidur


#insomnia kesulitan u/tidur
#hipersomnia : tidurnya berlebihan
#parasomnia: perilaku” yg aneh saat tidur
Pendahuluan
 Penelitian mengenai insomnia tidak banyak
 Epidemiologi 20-30 % dari populasi umum pernah alami insomnia
 Lebih sering pada wanita dan kelompok usia lanjut
 Insomnia à tidur yang tidak adekuat atau yang tidak menyegarkan.

Definisi dan Diagnosis


• Insomnia à persepsi yang tidak adekuat secara kuantitas atau kualitas tidur dgn akibat kelelahan,
konsentrasi terganggu, atau memori terganggu . jadi kognitif dan sensoriknya terganggu.
• tes diagnostik umumnya tidak diperlukan, karena diagnosa bisa dibuat berdasarkan wawancara
riwayatnya . u/ tes diagnostik itu skr ada spt: tes gelombang otak
Keluhan yang paling sering dikemukakan oleh pasien insomnia :
Menurut Kelompok kerja National Center for Sleep Disorders Research
• Sulit jatuh-tidur (memulai tidur). Di tempat tidur sulit u/ tidur , inilah yg menyebabkan
kecemasan. Smakin dipikirkan makin gak bisa tidur, berulang seperti lingkaran setan . ada pasien
yang mengadu kalu susah dia u/ tidur, jadi tidunya 1 jam aja selama 2 bulan
• Sering terbangun dari tidur Bangun di awal dan gak bisa tidur lagi
• Sulit tidur lagi setelah terbangun di malam hari
• Bangun lebih awal di pagi hari. Biasanya bangun jam 5 tetapi bangun jam 3 dan hbis itu gak bisa
tidur lagi.
• Tidur tidak menyenangkan . sebentar” terbangun karena gelisah.

Diagnosis Banding Pada gangguan” apa saja yang terjadi gangguan tidur
• Gangguan Neuropsikiatrik (depresi, ansietas, demensia)
• Penyalahgunaan zat
• Gangguan ritme sirkardian . orang normal memiliki riteme sirkandian, malem di tidur,
melatoninnya muncul, tetapi pd org yang memiliki gangguan tidur maka siklus ritme gak muncul
• Gangguan medis yang menyertai . misal stroke, gangguan di jantng, gangguan apapu di limpisit
akan mempengaruhi tidur.

• Insomnia transient (sementara)


– Saat kesedihan atau perubahan kehidupan à ringan . misal: berkabung, putus pacar
terus cepat dpt yang baru.
– PERHATIAN! Suatu episode psikotik /depresi berat sering kali dimulai dgn insomnia
akut.
– Terapi spesifik tidak diperlukan. Tetapi kalu sangat mengganggu maka perlu terapi
medikasi.
– Terapi dgn medikasi hipnotik à jangka waktu singkat à rekurensi singkat mungkin dpt
terjadi jika medikasi dihentikan.
• Insomnia persisten (menetap)
– Cukup sering
– Terdiri dari beberapa kondisi di mana masalah yang paling sering adalah kesulitan
dalam memulai tidur dan tidak bisa mempertahankan tidur . c/ pasien yang setiaphari
tidur 1 jam selama 2 buln.
– Melibatkan 2 masalah berbeda yang kadang-kadang menjadi suatu masalah :
• ketegangan dan kecemasan yang disomatisasi
• seringkali tdk memiliki keluhan yg jelas selain insomnia.

Penyakit yang sering berkaitan Insomnia


Pada kesukaran masuk tidur yang insom sekunder pada kondisi medis, itu merupakan gangguan pada
pasien” yg di rawat inap.
Pada kesukaran mempertahankan tidur : insom sekunder pada kondisi medis, ada faktor diet, nah itu
hati” karena di dalam obat diet itu ada stimulsnya sehingga kita kita gak nafsu makan, gak bisa tidur , gak
pengn tidur , dan itu merupakan gangguan akibat pada sebagaian besar gangguan fisik. Lalu yag insom
sekunder pada kondisi lingkungan dan kejiwaan : sebagaian besar gangguan kejiwaan diawalnya
mengalamai gangguan tidur.

Dampak Insomnia
 Kualitas hidup penderita insomnia lebih rendah daripada kelompok yang tidak mengalami
insomnia.
 Insomnia dikaitkan dengan tingginya risiko depresi, nyeri pada penyakit reumatik,
absensi/kehilangan hari kerja, kecelakaan, rendahnya produktivitas, tingginya penggunaan
asuransi kesehatan, resiko ansietas dan penyalahgunaan zat

Gangguan psikiatrik pada insomnia


• Insomnia primer dan sekunder à morbiditas, defisit kognitif & ggn fs psikomotor
• 40 % komorbiditas antara ggn psikiatrik dgn insomnia. 60% tidak
• 17% subjek : mengalami ggn memulai tidur dan mempertahankan tidur dalam satu tahun
sebelumnya.
• 47 % ggn tidur : mengalami depresi dan anxietas
• 11 % tdk ada keluhan sulit tidur à ggn psikiatri
• Stresor psikologi tinggi, 80% peningkatan skala MMPI
• Hampir semua pasien gangguan psikiatrik menunjukkan pengurangan efisiensi tidur,
pemanjangan latensi tidur, peningkatan frekuensi keterjagaan dan pengurangan total lama tidur
serta perubahan pola tidur

Insomnia pada pasien depresi


Ditandai dengan:
 Sulit jatuh tertidur (masuk tidur). Early insomnia
 Tidur dangkal (mudah terbangun)
 Banyak mimpi . selalu mimpi orang meninggal dan mimpi bunuh diri
 Bangun dinihari . lead insom
 Lesu setelah bangun di pagi hari

Gangguan Medik pada Insomnia


• Insomniaà dikaitkan dengan buruknya beberapa ggn medik tertentu.
• Ggn tidur àmrp faktor risiko independen peny jantung koroner. 3-10 pasien jantung koroner
konsul ttg masalah tidur.
• Pasien irritable bowel syndrom (IBD)àada hub antara beratnya gejala penyakit dg keadaan tidur
malam sebelumnya.
• Peny fisik lainnya yang sering berkomorbiditas dengan insomnia adalah nyeri dan peny ggn
pernafasan, juga sering ditemui pada wanita perimenopause.

Insomnia (mau tidur tetapi tidak bisa tidur) dan Deprivasi Tidur (bisa tidur tetapi tidak punya waktu u/
tidur)
 Pada insomnia, pasien punya kesempatan tidur ttp mereka tidak bisa tidur sedangkan pd
deprivasi tidur individu tidak mempunyai waktu tidur sedangkan kemampuan tidurnya tidak
terganggu à peningkatan rasa kantuk di siang hari (pengurangan latency tidur), yang dinilai dgn
multiple sleep latency testing (MSLT), dan berkurangnya keterjagaan.
 Insomnia à pemanjangan latency tidur di siang hari
Semakin kurang tidurnya di malam hari semakin kecil kemungkinan tidurnya di siang hari.

Parameter Penilaian Insomnia


 Parameter yang digunakan untuk menilai efikasi pengobatan, menggunakan polisomnografi
(PSG) yaitu:
1. Latency to persistent sleep (LPS)/latensi tidur : waktu yg dibutuhkan untuk tertidur (fall sleep).
Dilihat dari dia msuk ke kamar hingga dia tertidur.
2. Total sleep time (TST)/ lama tidur : total semua waktu tidur pada semua stadium tidur. Total
tidurnya pada semua studiumnya.
3. Sleep efficiency (SE) : TST dibagi total waktu di tempat tidur dan dikalikan dengan 100 . dari hasil
ini dpt dilihat efisiensi/ tidak tidurnya.
4. 4.Wake time after sleep onset (WASO) : total waktu terjaga setelah awitan tidur`. Dinilai o/ ahli
tidur tidur dengan PSG
5. Number of awakenings : jumlah atau frekuensi terjaga di malam hari

Gangguan jadwal tidur-bangun


• Gangguan tidur pada periode circadian. Mempengarhi ritme sirkadian , memepengaruhi
melatonin , untuk gangguan jadwal tidur-bangun, jadi totaltidur sama, sehingga tidak termasuk
insom, tidak kekurangan tidur HANYA ketiduran dengan periode yang beda.
• Gejala à tidak dapat tidur saat ingin tidur & dapat tidur pada waktu lain.
• Tidak mengakibatkan insomnia/somnolensi yang jelas.
• Keluhan awal à insomnia/somnolensi yg ditemukan pada wawancara
• Gangguan jadwal tidur-bangun à misalignment perilaku tidur & bangun.
• Kuesioner riwayat tidur à membantu diagnosis

Klasifikasi DSM-IV-TR
• DSM-IV-TR à kriteria diagnostik klinik dan perkiraan etiologi.
• 3 kategori utama gangguan tidur à
– Gang. tidur primer
– Gang. tidur yg berhubungan dgn gang. mental lain
– Gang. tidur lain, khususnya gang. tidur karena kondisi medis umum atau yg disebabkan
oleh zat.

OVERVIEW GANGGUAN TIDUR BERDASARKAN DSM-IV-TR

Gangguan Tidur Primer : gangguan tidur tanpa penyebab


Gang yg berhubungan dgn gang mental lain : berarti di axis 1 dan axis II nya ada gangguan mental . (Axis
I : gang psikiatri , s/ ansietas, depresi, Axis II : gangguang kepribadian, Axis III: kondisi fisik yang
menyertai, c/ orang depresi yang stroke , strokenya itu Axis III, Axis IV: masalah psikososial, Axis V :
global assement functional : fungsi kehidupan sehari”). Jadi kalau axis I dan II ada diagnose maka
masuk ke gangguan insomnia & hypersonia.

Gangguan Tidur Primer


• Gangguan tidur yang bukan disebabkan oleh kondisi mental yang lain, kondisi fisik, atau
penggunaan obat
• Disebabkan oleh mekanisme bangun-tidur yang abnormal.
• Dua gangguan tidur primer
– Disomnia
• Suatu kelompok gangguan tidur heterogen à insomnia primer, hiperinsomnia
primer, narkolepsi, gangguan tidur berhubungan dengan pernafasan , gangguan
tidur irama circadian (gangguan jadwal tidur-bangun) dan disomnia yang tidak
ditentukan, Not Otherwise Specified (NOS)
– Parasomnia
• gangguan mimpi menakutkan (Nightmare disorder), Gangguan terror tidur,
gangguan tidur berjalan dan parasomnia yang tidak ditentukan(NOS).
 Disomnia
Insomnia Primer
kapan orang di diagnose Insomnia Primer di axis I? jadi kalau ada orang susah tidur tetapi baru 1 hari
itu gak boleh masuk ke Insomnia Primer harus menggunakan kriteria DSM 4 yaitu: kesulitan memulai &
mempertahankan tidur minimal 1 bulan atau lebih , lalu overview , cari juga penyebabnya.
Kalau 1 hari itu namanya insomnia sementara belum bisa di masukkan ke DIANGNOSIS , ttp dapat bisa di
masukkan ke dlm status psikis. Misal : ada keluahan insomnia tetapi bukan ditaru di diagnosis , tarunya
di axis I (gangguan psikiatri).

– KU à kesulitan dlm memulai/mempertahankan tidur selama sekurangnya 1 bulan.


– Bebas dari kondisi fisik atau mental.
– Preokupasi : mendapatkan tidur yg cukup. Terus ingin mendapatkan tidur yang cukup
sehingga pasien selalu bilang “dok, kok saya gak bisa tidur yang baik ?”
– Semakin banyak dicoba, semakin tidak bisa tidur.
Terapi
Higenitas tidur, Hilangkan ketegangan otot (relaksasi, meditasi ), Farmakoterapi, terapi cahaya
Psikoterapi tidak berguna : tidk berguna klau tidak ada penyebab / gangguan mental.

Kondisi lain yang tergolong dalam insomnia primer


– Insomnia psikofisiologik (tidak bisa tidur karena objeknya, gak bis atidur karena
psikologis stimulus yang ada disana).
• Objek yang berkaitan dengan tidur menjadi stimuli yang terkondisi yang
menyebabkan insomniaà kelelahan
• Susah diterapi à obat, menghilangkan stimuli, relaksasi
– Salah persepsi tentang kondisi tidur (bilang kesulitan tidur, tetapi ternyata dia
sebenernya tidurnya ngorok / nyenyak sebenernya)
Didiagnosis ketika pasien mengeluh kesulitan memulai atau mempertahankan tidur & tiada bukti
obyektif
– Insomnia idiopatik
• Dimulai awal kehidupan à tiada sebab jelas . karena conggenital
• Mungkin akibat ketidakseimbangan neurokimia dalam formasio retikular batang
otak
 Parasomnia gangguan perilaku saat tidur
• Fenomena yang tidak umum dan tidak diinginkan dan tampak secara tiba-tiba selama tidur atau
yang terjadi pada ambang antara terjaga dan tertidur.
• Terjadi pada stadium 3 dan 4 (Non- REM)
• Berhubungan dengan gangguan mengingat kembali kejadian tersebut.
• Contohnya : pas tidur ngambil makan di kulkas dll.

Gangguan Mimpi Buruk (Nightmare Disorder). Mimpi yang lama dan menakutkan shg dia berteriak-
teriak, dan menangis.
– mimpi lama dan menakutkan à terbangun ketakutan
– terjadi selama tidur REM (setelah REM yg panjang)
• Tidak diperlukan pengobatan.
• Obat yang menekan tidur REM, seperti obat trisiklik, dpt menurunkan frekuensi mimpi buruk
• Benzodiazepine juga digunakan.
• Membangunkan seseorang dari mimpi buruk tidak berdampak negatif. Dulu mikir kalu
membangunkan malah bahaya, sebenrnya gpp.

Gangguan Teror Tidur. Teriak dan menangis tanpa ada mimpi. Cotoh ketindihan ?
• Keadaan terjaga dalam sepertiga pertama malam hari selama tidur non-REM (stadium 3 dan 4).
• Diawali teriakan atau tangisan tajam dan disertai manifestasi perilaku kecemasan yang kuat.
• Anak laki-laki > anak perempuan
• Mungkin mencerminkan gejala pertama epilepsi lobus temporalis. Jadi kalu ada orang
mengalami gangguan tidur mungkin di epilepsi lobus temporalis ttp klau sudah di CT scan mmg
gak ada brrti gangguan mental.
• Berhubungan erat dengan tidur berjalan dan enuresis tetapi berbeda dengan mimpi buruk.
• Terapi spesifik jarang diperlukan. Hanya terapi psikoterapi suportif.
• Diazepam (Valium) dalam dosis kecil sebelum tidur memperbaiki kondisi.

Gangguan Tidur Berjalan (Somnambulisme) sering


• Perilaku kompleks selama tidur non-REM (stadium 3 dan 4)
• Meninggalkan tempat tidur dan berjalan berkeliling-keliling à tanpa kesadaran
• Tindakan motorik yg dikenal : berjalan, berpakaian, ke kamar mandi, berbicara, berteriak,
mengemudi à berakhir terjaga dgn konfusi bbrp menit.
• Tidak boleh dianggap psikogenik murni (neurologis)
• Pengobatan terdiri dari tindakan untuk mencegah cedera dan obat yang menekan tidur stadium
3 & 4.

Parasomnia Yang Tidak Ditentukan


1. BRUKSISME BERHUBUNGAN TIDUR. Ketika tidur giginya gemeretak
2. GANGGUAN PERILAKU TIDUR REM. Pada saat fase REM org ini berpilaku aneh.
3. TIDUR BERBICARA (SLEEP TALKING; SOMNILOQUY).
4. MEMBANTINGKAN KEPALA YANG BEHUBUNGAN DENGAN TIDUR (JACTATIO CAPITIS
NOCTURNA).
5. PARALIS TIDUR. Paralisis itu ototnya melemah

Hypersomnia
• Jumlah tidur berlebihan & mengantuk (somnolensi) berlebihan di siang hari.
• Istilah “somnolensi”;
– mengeluh mengantuk
– kecenderungan tertidur tiba-tiba dlm keadaan terjaga
- Terdapat serangan tidur, dan susah untuk tetap terjaga
– tidak boleh digunakan untuk orang yang semata-mata mengalami kelelahan fisik.jadi
orang hyepersomnia itu dia gak lelah ttp dia mudah tidur, malem tidur pulas, ttp pas
siang mudah sekali tertidur. Intinya KELEBIHAN TIDUR . kalu tidurnya dala waktu yg
berdekatan maka itu hypersomnia berat.
• Lebih jarang dibandingkan insomnia.
• Kondisi berhubungan zat pada yg sedatif à hipersomnia sering .
• Penyebab hipersomnia à apnea tidur (sleep apnea) & narkolepsi.
• Petidur lama bukan penderita hipersomnia. LONG SLEEPER BUKAN HYPERSOMNIA, karena mmg
segitu kebuthan tidurnya. Kalu hypersomnia dia tidurnya biasa ttp lebih lama, cepat tertidur dan
lebih sering , sdh tertidur tanpa stimuls.
• Hipersomnia transien dan situasional
– suatu kekacauan yang nyata pada pola tidur bangun normal
• Kesulitan berlebihan dalam tetap terjaga
• Kecenderungan untuk tetap di tempat tidur untuk waktu lama
• Sering kembali ke tempat tidur pada siang hari untuk tidur . contoh gak ikut
pleno karn pulang mau tidur
– Dialami secara tiba-tiba à respon perubahan situasi hidup.
– Jarang dibandingkan insomnia.
– Jarang ada serangan tidur
– Ditandai kelelahan atau tertidur lebih cepat dibandingkan biasanya dan kesulitan
bangun di pagi hari.
Penyebab Tersering Hipersomnia (kelebihan tidur, kebutuhhan meninggkat)

• Hipersomnia Primer.
• Diagnosis à tiada penyebab lain somnolensi berlebihan yang terjadi sekurangnya
satu bulan.
• Keluhan subjektif adanya perasaan mengantuk tanpa temuan obyektif.
• Rekuren à periode mengantuk berlebihan sekurangnya tiga hari dan terjadi
berberapa kali dalam setahun untuk sekurang-kurangnya dua tahun. 
– Terapi.
• Obat stimulant à amfetamin (pada pagi /malam)
• Antidepressan non sedative à SSRI

*Narkolepsi.
• Mengantuk disiang hari berlebihan dan manifestasi tidur REM abnormal selama
setiap hari sekurangnya 3 bulan.
• Ditemukan tidur REM dlm 10 menit onset tidur . orang normal itu u/ mencapai
tidurnya itu butuh waktu 20-30 menit, tp kalu narkolepsi 10 menit udh tidurr
• Insidens à 0,02 - 0,16% dewasa ( remaja/dewasa ) familial.
• Bukan tipe epilepsy atau mrpkan gangguan psikogenik.
• Gejala paling sering
– serangan tidur . di dmna” tiba nagtuk
– katapleksi à “jawdrop”, “head drop”, kelemahan pada lutut, atau
paralisis pada semua otot rangka
• Gejala lain
– halusinasi hipnagogik atau hipnopompik . barubangun langsung ada
halusinasi.
– ketakutan
– paralisis tidur

• Gangguan Tidur Berhubungan Dengan Pernafasan


• Kelainan berupa apnea, hipoapnea, dan desaturasi oksigen. Dua gangguan
sistem pernafasan yang dapat menghasilkan hipersomnia adalah
• apnea tidur Ada sindrom apnea tidur obstruktif ada yang sentral dan obstuktif ?
. yang sentral aliran udara dan usahnya hilang keduanya, kalu obstruktif : aliran
udara menghilang tpi ushanya masih ada.
– hipoventilasi alveolar sentral ventilasinya yg terganggu slama tidur
• Kedua gangguan menyebabkan hipersomnia > insomnia.

1. Sindroma Apnea Tidur Obstruktif.


– Terhentinya aliran udara di hidung atau mulut selama 10 detik/ lebih.
– Patologis à sekurangnya lima episode dalam satu jam atau 30 episode apnea selama
semalam
– Apnea tidur sentral murni à aliran udara dan usaha pernafasan (abdomen dan dada)
menghilang selama episode apnea dan mulai saat terbangun.
– Apnea tidur obstruktif murni à aliran udara menghilang, usaha pernafasan meningkat
.Episode menghilang saat terbangun.
– Tipe campuran melibatkan elemen dari apnea tidur obstruktif dan sentral.
– Dapat merupakan suatu kondisi yang berbahaya à menyebabkan perubahan
kardiovaskular

2. Hipoventilasi Alveolar Sentral.


– Gangguan ventilasi à kelainan pernafasan memburuk hanya selama tidur
– Episode apnea yang bermakna tidak ditemukan.
– Disfungsi pernafasan à volume tidal atau kecepatan pernafasan yang tidak adekuat
selama tidur.
– Kematian à kutukan Ondine
– Obat à ventilasi mekanis (ventilasi nasal).

• Gangguan tidur irama sirkadian.


• Kondisi misalignment antara periode tidur yang diinginkan dan yang
sesungguhnya.
• DSM-IV-TR menuliskan empat tipe gangguan tidur irama sirkadian;
• Tipe fase tidur terlambat (delayed sleep type) . lebih lambat dari yang
diinginkan,
• Tipe jet lag
• Tipe pergeseran kerja (shift work type)
• Tidak ditentukan (unspecified)
1. TIPE FASE TIDUR TERLAMBAT.
• Waktu tidur & terjaga yang lebih lambat dari yang diinginkan.
• Keluhan utama à kesulitan tertidur pada waktu konvensional yang dikehendaki.
• Terapi;
– menunda waktu tidur selama periode beberapa hari.
– obat hipnotik waktu paruh singkat, seperti triazolam (Halcion).
– Terapi cahaya

2. TIPE JET LAG. Gangguan tidur akibat habis terbang dr sini ke eropa akibat perbedaan waktu.
• Menghilang secara spontan dalam 2-7 hari
• Tergantung panjang perjalanan dari timur ke barat dan kepekaan individual
• Tidak diperlukan pengobatan spesifik. Hanya perlu adaptasi thd waktu. Dari sini ke jepang beda
6 jam, ke erpoa beda 11jam, itu penyebabnya ada gangguan
• Mengubah waktu makan dan waktu tidurnya dengan arah yang tepat sebelum bepergian.
• Mendapatkan tidur yang cukup akan membantu.

3. TIPE PERGESERAN KERJA. Conth pada org yg bekerja di hotel, keperawatan, kedokteran. Karena
jaga siang pagi malam.
• Terjadi pada orang yang secara teratur dan cepat mengubah jadwal kerjanya.
• Gejala à periode insomnia dan somnolensi yang bercampur à memburuk pada beberapa hari
pertama setelah menggeser jadwal kerja
• Gejala lain à masalah somatik, ulkus peptikum
• Remaja dan dewasa muda bisa tahan terhadap perubahan tersebut dibanding orang tua

4. TIDAK DITENTUKAN.
• Sindroma fase tidur yang maju.
– Onset tidur dan waktu terbangun yang lebih awal dan yang diinginkan
– Tidak mengganggu kerja dan sekolah.
– Keluhan utama à ketidakmampuan untuk tetap terjaga di malam hari dan untuk tidur di
pagi hari.
• Pola tidur-bangun yang terdisorganisasi. Merupakan tidur yang sekejap.
– Perilaku tidur dan bangun yang tidak teratur dan bervariasi yang mengganggu pola tidur
bangun yang teratur.
– Tidur sekejap (naps) sering di siang hari pada waktu yang tidak teratur.
– Tidur pada malam hari tidak dengan lama yang adekuat walaupun jumlah tidur total
dalam 24 jam adalah normal untuk usia pasien.

• Dissomnia Yang Tidak Ditentukan.


– Menurut DSM-IV-TR, dissomnia yang tidak ditentukan adalah termasuk insomnia,
hipersomnia, dan gangguan irama sirkadian yang tidak memenuhi kriteria untuk salah
satu dissomnia spesifik
– Sindroma pergerakan tungkai periodik . kontraksi otot” , tjd 40%
– Sindroma tungkai yang tidak dapat diam. Kalu periodik itu tungkainya bergerak diem,
bergerak diem . tapi kalu ini diem aja.
– Sindroma Kleine-Levin
– Sindroma berhubungan dengan menstruasi.
– Gangguan tidur pada kehamilan.
– Tidur yang tidak cukup
– Sleep drunk

1. SINDROMA PERGERAKAN TUNGKAI PERIODIK.


• Mioklonus nokturnal à kontraksi otot-otot tungkai stereotipik dan tiba-tiba selama tidur.
• Pasien tidak memiliki kesadaran objektif tentang sentakan tungkai.
• Insiden à 40% dari usia >65 tahun
• Gerakan ekstensi ibu jari kaki dan fleksi pergelangan kaki, lutut, dan panggul selama 40-60 detik.
• KU à sering mengantuk di siang hari
• Tidak ada pengobatan yang efektif secara universal.
• Pengobatan à benzodiazepine & levodopa (Larodopa)

2. SINDROMA TUNGKAI YANG TIDAK DAPAT DIAM.


• Sensasi pergerakan di dalam betis saat duduk atau berbaring.
• Jarang menyakitkan à mendorong untuk menggerakkan tungkai à mengganggu tidur.
• Memuncak pada usia pertengahan (5% populasi).
• Penyebab mutlak tidak diketahui
• Dihubungkan dgn kehamilan, anemia defisiensi besi, vitamin B12 dan masalah ginjal
• Bisa dibantu dengan menggerakkan dan memijat tungkai.
• Levodopa bisa digunakan.

3. SINDROMA KLEINE-LEVIN.
• Episode tidur lama yang rekuren (dari mana pasien dapat dibangunkan) dengan diselingi periode
tidur yang normal dan terjaga penuh.
• Periode yang terjaga penuh ditandai penarikan diri dari kontak sosial dan kembali ke tempat
tidur begitu ada kesempatan
• Gangguan lain à apatis, delusi, halusinasi, iritabilitas
• Serangan pertama à selama usia 10 dan 21 tahun.
• Remisi secara spontan sebelum usia 40 tahun pada kasus dengan onset dini.

4. SINDROMA BERHUBUNGAN DENGAN MENSTRUASI. Terjadi karena gangguan hormonal


• Beberapa wanita mengalami hipersomnia intermiten yang jelas, perubahan pola perilaku, dan
makan yang rakus saat atau segera sebelum onset menstruasinya.
• Kelainan EEG yang nonspesifik ditemukan.
• Faktor endokrin kemungkinan terlibat, tetapi kelainan spesifik belum dilaporkan.
• Peningkatan turnover 5-hydroxytryptamine (5-HT) dalam cairan serebrospinalis telah
diidentifikasi pada satu kasus.

5. TIDUR YANG TIDAK CUKUP.


• Keluhan sangat mengantuk di siang hari .
• Tidak mendapatkan tidur yang cukup untuk mempertahankan keterjagaannya
• Secara disengaja, tetapi seringkali tanpa disadari, secara kronis kekurangan tidur.
• Diagnosis à berdasarkan riwayat penyakit, termasuk catatan harian tidur.

6.SLEEP DRUNK
Suatu bentuk terjaga abnormal à tidak terdapatnya sensorium yang jernih dalam transisi antara tidur
dan terjaga penuh secara berkepanjangan dan berat.
• Keadaan konfusional à gangguan individual, sosial dan tindakan kriminal.
• Diagnosis à tidak adanya kekurangan tidur, menyingkirkan keadaan tertentu seperti apnea,
mioklonus nokturnal, narkolepsi, dan pemakaian alkohol dan zat lain secara berlebihan.
• Jarang ditemukan, dan mungkin terdapat kecenderungan familial.

5. GANGGUAN TIDUR PADA KEHAMILAN.


• Beberapa faktor hormonal mengkontribusi.
• Perubahan pada kadar estrogen, progesteron, cortisol dan melatonin dari kadar baseline.
• Perubahan pada pola pernapasan maternal, habitus tubuh, dan pada trimester ketiga
pergerakan janin itu sendiri bisa menyebabkan pengurangan dari kualitas dan kuantitas tidur.
• Gangguan Tidur Berhubungan Dengan Gangguan Mental Lain
DSM-IV-TR mendefinisikan gangguan tidur berhubungan dengan gangguan mental lain yang bisa
terdiagnosis, dan cukup berat sehingga memerlukan perhatian khusus untuk pengobatan secara
tersendiri.

Insomnia Berhubungan dengan Gangguan Mental Lain


 Kesulitan memulai atau mempertahankan tidur, atau tidur tdk menyegarkan, selama
sekurangnya 1 bulan yg disertai kelelahan / gangguan fungsi di siang hari.
 Gangguan tidur à penderitaan klinis atau gangguan dalam fungsi sosial, pekerjaan/ fungsi
penting lain
• Berhubungan dengan gangguan Aksis I atau Aksis II : gangguan mental, kesulitan
mempertahankan tidur, depresi, psikotik, halusinasi
• Gangguan bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat) atau kondisi medis umum.

Hipersomnia Berhubungan dengan Gangguan Mental Lain


 Mengantuk berlebihan selama sekurangnya 1 bulan à episode tidur yang memanjang atau
episode tidur di siang hari yang terjadi hampir setiap hari.
 Rasa kantuk berlebihan à penderitaan bermakna secara klinis /gangguan dalam fungsi sosial &
pekerjaan.
• Berhubungan dengan gangguan Aksis I atau Aksis II
• Bukan karena efek fisiologis langsung dari suatu zat atau kondisi medis umum.

Gangguan Tidur Karena Kondisi Medis Umum


 Hampir semua kondisi medis disertai nyeri dan rasa tidak nyaman à insomnia.
 Penyakit endokrin dan metabolik melibatkan beberapa gangguan tidur.
 Kejang Epileptik
 Nyeri Kepala Kluster Dan Hemikrania Paroksismal Kronik
 Sindroma Menelan Abnormal.
 Asma Berhubungan Dengan Tidur.
 Gejala Kardiovaskular.
 Refluks Gastroesofagus
 Hemolisis (Hemoglobinuria Nokturnal Paroksismal).

Gangguan Tidur Akibat Zat


• Onset gangguan ? intoksikasi atau selama putus zat.
• Somnolensi
– toleransi atau putus dari stimulan sistem saraf pusat (amfetamin, kokain, kafein): untuk
yang kurang tidur
– Pemakaian depresan sistem saraf pusat (alkohol): untuk yang tidur terus
• Mungkin disertai depresi berat à proporsi bunuh diri.
 Efek toleransi dari pemakaian lama sedatif-hipnotik.
 Antimetabolit dan obat kemoterapi kanker
 Putus Obat sedatif atau penenang (tranquilizing)
 Putus nikotin, nikotin dosis besar à tidur terganggu

Penanganan umum gangguan tidur


Terapi gangguan tidur dapat dikelompokkan atas 4 bagian yaitu :
Primer tdk perlu penanganan untuk kausa gangguan mental atau mediknya
Sekunder  harus semua komperhensif
1. Higiene tidur dan profilaksis gangguan tidur : primer
2. Psikoterapi : primer misal gangguan di epilepsi nodus temporalis
3. Intervensi fisikal dan surgikal
4. farmakologis

Higiene Tiduràlakukan hal-hal berikut


1. Tidur dan bangun teratur. Pada jam yang sama setiap hari
2. Tidur dengan waktu yang cukup agar puas di pagi hari
3. Berolahraga tiap hari, tapi jangan sebelum tidur atau larut di sore atau malam hari
4. Makan teratur, jangan makan yg berat-berat sebelum tidur (misal 2 piring)
5. Dengar musik yang lembut sebelum mematikan lampu untuk tidur
6. Pakai tempat tidur twin bila teman tidur anda lasak (parasomnia)
7. Hindari gangguan fisik-suara berisik, cahaya panas,dingin
8. Atur dengan dokter anda mengenai obat yang anda butuhkan, sekiranya ada. Hindari obat yang
merangsang
9. Gunakan kasur yang lembut-menengah dan bantal yang empuk yang menyenangkan.
10. Bila anda biasa tidur siang, lakukan pada waktu yang sama. Jangan tidur lebih drai 45 menit.
Sesudah makan siang merupakan waktu yang baik.

Farmakoterapi
• Benzodiazepine : Obat tidur kerja panjang (flurazepamà utk insomnia tengah malam
Ada short acting (aprazolam, diazepam) untuk org cemas/panik dan long acting (tdk
membuat terlalu mengantuk, sedatif, tapi dia malemnya bisa tidur
• Zaleplon
• Zolpidem : Obat tidur kerja pendek (zolpidem, triazolam à utk yg sukar masuk tidur
secara umum
• Antidepresan
• Antipsikotika dan Anti Konvulsan
• Agonis Melatonin

Psikoterapi
• Edukasi hygiene tidur
• Cognitive Behavior Theraphy (CBT)  minimal 12 sesi latihan

Anda mungkin juga menyukai