Anda di halaman 1dari 30

F5.

REFERAT
INSOMNIA
Pembimbing : dr. Ananditya Sukma Dewi Utami, Sp.KJ

Selvina Indah Permatasari Hutauruk 221022041

Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan Jiwa


BAB I
Pendahuluan
PENDAHULUAN
● Tidur  kebutuhan dasar dan fungsi umum yang dimiliki makhluk hidup
dengan sesuai 24 jam sejalan dengan rotasi bumi yang dikenal dengan
irama sirkadian yang mempengaruhi kualitas hidup manusia.
● Karakteristik insomnia  kesulitan memulai atau mempertahankan tidur
bersamaan dengan gangguan substansial dan fungsi sehari-hari
● Kejadian insomnia di Indonesia  67% dengan insomnia ringan sebesar
55,8% dan 23,3% dengan insomnia berat pada tahun 2018

● Referat ini membahas tidur dan insomnia mengenai basic science dari tidur
BAB II
Tinjauan Pustaka
FISIOLOGI
TIDUR
Definisi
Tahapan dan Siklus
GAMBARAN EEG
Siklus Tidur
Tahap pra tidur  Waktu tidur malam adalah sekitar 7-8 jam,
dimana pada saat itu terjadi pergantian
siklus antara fase NREM dan fase REM
NREM tahap 1 NREM tahap II NREM tahap III NREM tahap IV
sebanyak 4-6 kali
 Bila kekurangan di fase REM  seorang
NREM tahap 1 individu megalami hiperaktif pada
keesokan hari dan kurang dapat
mengendalikan emosinya
NREM tahap IV NREM tahap III
 Bila kekurangan di fase NREM  jika
seorang individu menjadi kurang sigap atau
gesit di keesokan harinya
F5. INSOMNIA
APA ITU INSOMNIA?
Kesulitan baik untuk jatuh atau tetap tertidur yang
disertai dengan gangguan siang hari terkait
dengan masalah tidur tersebut
ETIOLOGI
Tidak ada penyebab yang pasti
No Penyebab Umum Insomnia
Keterangan

Disomnia
 Insomnia Primer
 Gangguan Irama Tidur Sirkadian (Jet-Lag, kerja shift)
 Gangguan Tidur Berhubungan Pernafasan (Sleep Apnea
Syndrome)

1 Gangguan Tidur Primer

Parasomnia
 Kecemasan
Depresi
 Kondisi Nyeri (Keganasan, Arthritis, Reflux Disease)
 Ketidaknyaman kardiorespiratori (dyspnoea, batuk,
palpitasi)

3 Medis  Nocturia (Prostatism, Infeksi Traktus Urinarius)


 Lesi SSP (Brainstem dan Hipotalamus)

 Stimulan dan Kafein


 Alkohol
 Obat Resep (SSRIs, beberapa anti psikotik)
4 Zat
 Sindrom Putus Zat atau Obat
EPIDEMIOLOGI

DUNIA INDONESIA
Perkiraan jumlah penderita Kejadian insomnia di
insomnia kronik sebanyak Indonesia ditemukan sebesar
10% dari populasi orang 67% dengan insomnia ringan
dewasa sebesar 55,8% dan 23,3%
dengan insomnia berat pada
tahun 2018
GEJALA KLINIS
1. Initial Insomnia
2. Maintaining Insomnia
3. Terminal Insomnia

Lainnya yaitu :
● Kelelahan dan malaise
● Kesulitan berkonsentrasi, memperhatikan atau mengingat
sesuatu
● Gangguan pada kinerja dalam lingkungan sosial
● Performa yang jelek pada akademik atau pekerjaan
● Iritabilitas dan gangguan mood
● Kekurangan energi dan motivasi
FAKTOR RISIKO
● Wanita yang melahirkan
● Usia tua
● Status sosial ekonomi yang rendah
● Individu dengan tidur yang ringan
● Riwayat sulit tidur saat stress
● Stressor hidup seperti kehilangan pekerjaan, kematian dari orang
yang dicintai, atau perceraian
● Kecendurangan untuk merasa terlalu khawatir
● Mood disorders termasuk depresi
● Gangguan Kecemasan
● Kondiis medik seperti sindorm restless legs atau GERD
● Kecanduan alkohol
● Konsumsi kafein atau stimulan yang berlebihan
● Adanya kondisi rumah yang tidak stabil atau ada kekerasan
KLASIFIKASI
PATOFISIOLOGI

Model Interaksi Komponen


Sentral dan Perifer pada Stress
dengan Tidur dan REM
DIAGNOSIS
DSM V
Keluhan Utama
1. Kesulitan untuk memulai tidur
2. Kesulitasn untuk mempertahankan tidur
3. Tidak mampu kembali tidur di pagi hari
4. Terjadi selama 3 malam dalam seminggu
5. Ada gangguan mental dan kondisi medik lain (jika ada)

PPDGJ III
● Keluhan adanya kesulitan untuk masuk tidur atau mempertahankan tidur,
atau kualitas tidur yang buruk.
● Gangguan terjadi minimal 3 kali dalam seminggu selama minimal 1 bulan.
● Adanya preokupasi dengan tidak bisa tidur (sleeplessness) dan peduli yang
berlebihan terhadap akibatnya pada malam hari dan sepanjang siang hari.
● Ketidakpuasan terhadap kuantitas dan/atau kualitas tidur menyebabkan
penderitaan yang cukup berat dan mempengaruhi fungsi dalam sosial dan
TATA LAKSANA
BENZODIAPINE
● Sering digunakan
● Harus mengethaui apakah ada riwayat penyalahgunaan zat dan alkohol
● FDA menyetujui untuk hipnotik-sedatif
● Keuntungan :
1. Absorpsi dan distribusi cepat
2. Terbukti efektif dalam insomnia

Kerugian : efek residu berikutnya (ataksia, sedasi di siang hari, depresi


pernafasan)

Contoh :
3. Lorazepam
4. Alprazolam
5. Klonzepam
ANTI DEPRESSAN SEDATIF
● Sering digunakan tetapi tidak ada penelitian pada pasien insomnia
tanpa depresi  tidak ada persetujuan FDA untuk insomnia
● Contoh yang sering digunakan :
1. Trazodone
2. Amitriptyline HCl
3. Mirtazapine

Efek : kurang nyaman dan mengantuk terus


Keuntungan : lama penggunaan tidak terbatas
Kerugian : bukan diindikasikan untuk insomnia
MELATONIN
● Hormon yang dikeluarkan oleh glandula pineal
● SCN mengatur tidur bangun dengan mengontrol glandula pineal
● Glandula pineal mengeluarkan melatonin  rasa mengantuk
meningkat
● Melatonin disekresikan 2 atau 3 jam sebelum waktu tidur
Lainnya
● Terapi Kognitif
● Terapi Relaksasi
● Terapi Kontrol Stimulus
● Terapi Restriksi Tidur
Sleep Hygiene
PROGNOSIS
Prognosis penderita insomnia biasanya baik dengan terapi yang adekuat
dan teratur dengan penyebab mendasar juga diperbaiki serta di kurangi
faktor yang berisiko dan memperberat insomnia tersebut.
Ad vitam : Dubia ad bonam
Ad functionam : Dubia ad bonam
Ad sanationam : Dubia ad bonam
BAB III
Penutup
PENUTUP
● Tidur : suatu keadaan tak sadar yang dapat dibangunkan
dengan pemberian rangsang sensorik atau dengan
rangsangan lainnya
● Tahapan dalam tidur terbagi menjadi dua yaitu Non-Rapid
Eye Movement (Non-REM )/Tidur Gelombang Lambat dan
Rapid Eye Movement (REM)
● Sering tidak terdiagnosis dan terobati
● Sleep hygiene harus ditingkatkan
● Gabungan psikoterapi dan psikofarmakologi akan lebih baik
● Penatalaksananan harus komprehensif
TERIMA
KASIH
selvinaindahph@upnvj.ac.id
+6281290597768

Anda mungkin juga menyukai