Anda di halaman 1dari 16

SUDDEN DEATH

Oleh: Soleha Adipinasthika Putri

Pembimbing:
1. dr.Pembimbing:
Daniel Umar, S.H., Sp.F
1. dr. Daniel Umar,
2. dr.. Kristina S.H., Sp.F
Uli, Sp.F.M
2. dr.. Kristina Uli, Sp.F.M
SUDDEN NATURAL
DEFINISI UNEXPECTED DEATH
Simpson (1985) dalam bukunya “Forensic Medicine” menulis dua
alternatif definisi, yaitu:

1) Sudden death adalah kematian yang tidak terduga, non


traumatis, non self inflicted fatality, yang terjadi dalam 24 jam
sejak onset gejala.
2) Definisi yang lebih tegas adalah kematian yang terjadi dalam satu
jam (very sudden death) sejak timbulnya gejala.
EPIDEMIOLOGI
SUDDEN DEATH

FEMALE
20%

MALE
80%

Hakim (2010)
Hakim (2010)
KATEGORI SUDDEN DEATH /
KEMATIAN MENDADAK:

1. Kematian yang terjadi seketika (Instantaneous death), contohnya saat sedang bertamu,
duduk, dan tiba-tiba meninggal,
2. Kematian yang tidak terduga (Unexpected death), contohnya seorang pasien dengan
riwayat gastritis akut saat diperiksakan kemudian meninggal,
3. Kematian yang tidak diketahui penyebabnya (Unwitness death), dimana sehari sebelumnya
orang tersebut terlihat masih sehat namun keesokan harinya ditemukan meninggal.

Yandhi (2009)
Yandhi (2009)
Pada dasarnya kematian disebabkan oleh gagalnya fungsi salah satu
dari tiga pilar kehidupan manusia yaitu :
1. Gagalnya fungsi otak (central nervous system) yang ditandai dengan keadaan koma,
2. Gagalnya fungsi jantung (circulatory system) dengan gejala sinkop,
3. Gagalnya fungsi paru-paru (respiratory system) yang menyebabkan asfiksia.

Suryadi (2019)
Suryadi (2019)
PENYEBAB SUDDEN DEATH
Penyebab mati mendadak dapat diklasifikasikan menurut sistem tubuh, yaitu
1. sistem susunan saraf pusat,
2. sistem kardiovaskular,
3. sistem pernapasan,
4. sistem gastrointestinal,
5. sistem haemopoietik ,
6. sistem endokrin.

Perdanakusuma (1984)
Perdanakusuma (1984)
SISTEM KARDIOVASKULAR
>49,55%
 Penyakit jantung coroner
 Infark miokard
 Miokarditis
 Ruptur Aneurisma Aorta
 Hipertensi
 Tamponade Jantung
 Kardiomiopati
 dll

Restrictive
cardiomyopathy

Zanjad & Nanadkar (2006)


Zanjad & Nanadkar (2006)
SISTEM PERNAPASAN 27,23%
 Tuberkulosis
FIBROSIS
 Infeksi PARU
 Neoplasma
 Emboli paru
 Pneumothorax
 Asma
 dll

Zanjad & Nanadkar (2006)


Zanjad & Nanadkar (2006)
SISTEM SUSUNAN SARAF
PUSAT 12,05%
 Stroke
 Perdarahan Subarachnoid
 Berry Aneurisma Ruptur
 Ateroma Plaque
 Arteri Ruptur Haemorhage

 Neoplasma
 dll

Zanjad & Nanadkar (2006)


Zanjad & Nanadkar (2006)
SISTEM PENCERNAAN DAN
UROGENITAL 8,93%
 Varises esophagus

 Carcinoma hepar

 Penyakit metabolik

 Sirosis hepatic

 Obstruksi usus

 Ruptur limpa

 Abortus

 Kehamilan ektopik
Sirosis
 Penyakit ginjal

 Uremia
Zanjad & Nanadkar (2006)
 dll Zanjad & Nanadkar (2006)
PENENTUAN SEBAB
KEMATIAN

Suryadi (2019)
Suryadi (2019)
SYARAT PERLU DILAKUKAN
AUTOPSI:
Prakoso (1992) mengutip pernyataan Gonzales yang menyebutkan beberapa kondisi yang
mendukung untuk dilakukannya autopsi pada kasus mati mendadak, yaitu:
1. Jika jenazah ditemukan dalam keadaaan yang mencurigakan, seperti ditemukan adanya
tanda kekerasan.
2. Autopsi dilakukan atas permintaan keluarga, yang ingin mengetahui sebab kematian
korban.
3. Autopsi dilakukan untuk kepentingan asuransi.
Pada autopsi kasus yang diduga kematian mendadak, hampir selalu pemeriksaan
toksikologi harus dilakukan. Tanpa pemeriksaan toksikologi, penegakan sebab mati menjadi
kurang tajam (Simpson, 1985).
PERSIAPAN SEBELUM
AUTOPSI
Sebelum dilakukan autopsi forensik yang perlu diperhatikan adalah hal-hal sebagai berikut :
1. Melengkapi surat-surat yang berkaitan dengan autopsi yang akan dilakukan termasuk izin
keluarga, surat permintaan pemeriksaan/pembuatan visum et repertum,
2. Memastikan mayat yang akan diautopsi adalah mayat yang dimaksud dalam surat tersebut.
3. Mengumpulkan keterangan yang berhubungan dengan terjadinya kematian selengkap
mungkin membantu memberi petunjuk pemeriksaan dan jenis pemeriksaan penunjang yang
harus dilakukan
4. Memastikan alat-alat yang diperlukan telah tersedia.

Mansjoer et al (2000)
Mansjoer et al (2000)
TEKNIK PEMERIKSAAN
AUTOPSI
Dalam autopsi forensik ada 2 teknik yang dilakukan yaitu teknik pemeriksaan luar dan teknik
pemeriksaan dalam.
 Teknik pemeriksaan luar
 Teknik pemeriksaan dalam Dalam

Dimulai dari lidah, tonsil, kelenjar gondok, kerongkongan (eofagus), batang tenggorok
(trakea), tulang lidah, rawan gondok (kartilago tiroidea), rawan cincin (kartilago krikoidea),
arteri karotis interna, kelenjar kacangan (timus), paru-paru, jantung, aorta torakalis, aorta
abdominalis, anak ginjal (kelenjar suprarenalis), ginjal, ureter, kandung kencing, hati,
kandung empedu, limpa, kelenjar getah bening, lambung, usus halus, usus besar, kelenjar
liur perut, otak besar, otak kecil, batang otak, alat kelamin dalam (genitalia interna).

Mansjoer et al (2000)
Mansjoer et al (2000)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Histopatologi
 Pemeriksaan Biologi Molekuler
 Pemeriksaan Toksikologi
 Pemeriksaan bakteriologi
 Pemeriksaan parasitologk
 Pemeriksaan serologik
 Pemeriksaan virologik
TERIMA KASIH…

Anda mungkin juga menyukai