NARAPIDANA DI PENJARA
Guy Oprey seorang tahanan yang ditahan di HMP Frankland sejak tahun 1996.
Ia dihukum penjara seumur hidup masuk penjara dengan beberapa penyakit
yang sudah diderita sebelumnya, seperti COPD.
Tn. Oprey memiliki riwayat penyalahgunaan zat dan perokok & mendapatkan
pemeriksaan rutin dan pemantauan obat dari tenaga kesehatan pada sarana
tersebut.
Maret 2019, tenaga kesehatan menemukan adanya massa pada abdomen Tn.
Oprey. Mereka mengajukan surat rujukan karena mencurigai kemungkinan
kanker.
Setelah dilakukan beberapa pemeriksaan, rumah sakit mengkonfirmasi bahwa
Tn. Oprey menderita kanker hati.
Tim kesehatan penjara melakukan monitoring terhadap Tn. Oprey.
Pada bulan Juli 2019, RS menyatakan bahwa kanker yang diderita oleh Tn.
Oprey tidak dapat dioperasi dan tidak dapat dilakukan kemoterapi. (hanya bisa
paliatif).
Pada 12 Agustus 2019, Tn. Oprey mengatakan bahwa ia merasakan nyeri
abdomen yang parah. Tn. Oprey kemudian dibawa ke Rumah Sakit Royal
Worcester dengan ambulan dan dirawat di rumah sakit tersebut
Kondisi Tn. Oprey semakin memburuk hingga ia meninggal pada
30 Agustus 2019 pukul 22.30 waktu setempat.
Dokter rumah sakit menyatakan kematiannya pada 31 Agustus
2019 pukul 00.25 waktu setempat.
Pemeriksaan post-mortem tidak dilakukan, petugas forensik
menerima penyebab kematian yang disampaikan oleh dokter
rumah sakit yaitu hepatocellular carcinoma, hepatitis B dan C,
serta COPD.
DEFINISI TAHANAN
Tahanan adalah tersangka atau terdakwa yang ditempatkan dalam rumah tahanan.
Tahanan juga sering disebut dengan narapidana. Secara bahasa dalam KBBI arti
dari narapidana adalah orang yang sedang menjalani hukuman karena telah
melakukan suatu tindak pidana.
Dalam KUHAP tercantum pada Pasal 1 ayat 32, terpidana adalah seseorang yang
dipidana berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan
hukum tetap.
Pasal 5
Setiap penerimaan tahanan di RUTAN/ Cabang RUTAN, LAPAS/ Cabang LAPAS atau
tempat tertentu wajib:
1. Didaftar
2. Dilengkapi surat penahanan yang sah yang dikeluarkan oleh pejabat yang
bertanggung jawab secara yuridis atas tahanan yang bersangkutan sesuai dengan
tingkat pemeriksaan.
Penerimaan tahanan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) berlaku bagi tahanan sipil.
BAGIAN 2: PENDAFTARAN
Pasal 6
Pendaftaran meliputi:
1. Pencatatan
2. Surat perintah atau surat penetapan penahanan
Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam
ayat (1) huruf a harus dilakukan dalam 3. Jati diri
buku register yang disediakan sesuai 4. Barang dan uang yang dibawa.
dengan tingkat pemeriksaannya.
5. Pemeriksaan kesehatan
6. Pembuatan pasphoto
7. Pengambilan sidik jari
8. Pembuatan Berita Acara Serah Terima Tahanan.
BAGIAN 3: PENEMPATAN
Pasal 7
Penempatan tahanan ditentukan berdasarkan penggolongan:
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Jenis tindak pidana
4. Tingkat pemeriksaan perkara
5. Untuk kepentingan tertentu yang sesuai dengan kebutuhan dan
perkembangan.
BAGIAN 4: TATA CARA
PENERIMAAN, PENDAFTARAN DAN
PENEMPATAN
Pasal 8
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penerimaan, pendaftaran dan
penempatan tahanan di RUTAN/ Cabang RUTAN, LAPAS/ Cabang LAPAS
dan tempat tertentu diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri.
BAGIAN 5: PROGRAM PERAWATAN
Pasal 9
Perawatan tahanan meliputi perawatan jasmani dan rohani yang dilaksanakan
berdasarkan program perawatan.
Pasal 10
1. Program perawatan bagi tahanan harus sesuai dengan bakat, minat, dan bermanfaat
bagi tahanan dan masyarakat.
2. Program perawatan bagi tahanan dilaksanakan paling lama 7 (tujuh) jam sehari.
3. Program perawatan tahanan diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri.
BERAKHIRNYA MASA
PERAWATAN TAHANAN
Pasal 48
Perawatan tahanan berakhir karena: Tahanan yang telah berakhir masa
1. Adanya putusan hakim yang membebaskan perawatannya sebagaimana dimaksud
atau melepaskan terdakwa dari segala dalam ayat (1) wajib:
tuntutan hukum. 1. Dikeluarkan dari RUTAN/ Cabang
2. Adanya putusan hakim yang berkekuatan RUTAN atau LAPAS/ Cabang LAPAS.
hukum tetap dan terhadap terdakwa telah 2. Dicatat dalam buku register.
diaksekusi untuk menjalani pidana di
LAPAS. 3. Diambil sidik jarinya.
3. Masa penahanan habis atau perpanjangan
penahanannya telah habis.
4. Meninggal dunia.
Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) huruf b meliputi:
1. Putusan hakim yang membebaskan atau melepaskan terdakwa, putusan hakim
yang menjatuhkan pidana.
2. Terdakwa diperintahkan menjalani pidana, Keputusan Kepala RUTAN/ Cabang
RUTAN atau LAPAS/ Cabang LAPAS.
3. Yang membebaskan terdakwa atau surat keterangan kematian yang dibuat oleh
dokter.
4. Jati diri.
5. Berita acara
PENYEBAB KEMATIAN
TAHANAN DI PENJARA
HIV/AIDS
Penggunaan obat suntik tanpa ketersediaan jarum steril
1. Sakit Risiko hepatitis B/C penggunaan bersama, tato, tindik
Hubungan seksual tak terlindungi; prostitusi, perkosaan
Akses kesehatan yang terbatas
Kurangnya keamanan peralatan medis