NIM : 1910017072
STASE ANESTESI (1 Minggu)
Tugas Pembelajaran 4
2. Bagaimana anda menilai dan mengelola perdarahan pada pasien ini dengan
mempertimbangkan kelas perdarahan sesuai ATLS edisi 10 ?
kita harus melihat tanda-tanda vital pasien. Pada pasien didapatkan tekanan darah menurun
yaitu 80/60 mmHg, Nadi meningkat yaitu 140x/menit dan RR cepat yaitu 30x/menit. Berdasarkan
ATLS tahun 2018 pasien masuk dalam kategori kelas III yaitu kehilangan darah sebanyak 31%-
40%. Manajemen yang harus dilakukan pada pasien dengan perdarahan kelas III yaitu transfusi
darah.
3. Hal apa yang anda pertimbangkan untuk melakukan transfusi pada pasien ini ?
Pertimbangan untuk melakukan transfusi pada pasien adalah karena pasien mengalami
perdarahan lebih dari 30% yang merupakan indikasi untuk dilakukan transfusi darah, darah yang
diberikan yaitu Pack Red Cell (PRC). Selain itu perdarahan juga terjadi pada tulang panjang yang
merupakan salah satu perdarahan massif, sehingga harus ditangani dengan cepat untuk
mengembalikan darah yang hilang agar perfusi organ-organ vital terpenuhi. Sebelum melakukan
transfusi sebaiknya melakukan cross-matched agar tidak terjadi kesalahan pemberian darah
kepada pasien. Tetapi jika tidak dapat dilakukan karena membutuhkan waktu kurang lebih sejam
kita dapat memberikan sesuai dengan golongan darah pasien jika pasien mengetahui golongan
darahnya tetapi jika tidak diketahui maka dapat diberikan darah dari golongan darah O.
5. Saat anda sedang melakukan pertolongan, gambaran EKG pasien ini berubah menjadi
seperti ini. Nadi pasien tidak teraba. Berdasarkan panduan ACLS, algoritme apa yang
anda pilih untuk menolong pasien ini?
Pada pemeriksaan EKG didapatkan gambaran ventrikel takikardi dan nadi pasien tidak
teraba. Sehingga dapat dikatakan bahwa pasien mengalami henti jantung dan harus dilakukan
Cardiopulmonary Resucitation (CRP). Berikut algoritama CRP pada pasien Cardiac Arrest.
6. Pada situasi apa alat dalam gambar ini digunakan untuk menolong pasien ?
didapatkan ventrikel takikardia tanpa nadi yang dapat dilihat pada alat Automatic
Electrical Defibrilator (AED) yang menunjukkan bahwa pasien shockable yaitu dapat dilakukan
shock dengan alat AED pada pasien cardiac arrest.