Oleh :
Preseptor :
dr. Rossy Rosalinda, Sp.THT-KL
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Daun telinga merupakan gabungan dari tulang rawan yang di liputi kulit.
Bentuk tulang rawan ini unik dan dalam merawat trauma telinga luar, harus di
usahakan untuk mempertahankan bagunan ini. Kulit dapat terlepas dari rawan di
bawahnya oleh hematom atau pus, dan eawan yang nekrosis dapat menimbulkan
deformitas kosmetik pada pinna (telinga kembang kol).6
Liang telinga memiliki tulang rawan pada bagian lateral namun bertulang
di sebelah medial. Seringkali ada penyempitan liang telinga pada perbatasan
tulang dan rawan ini. Sendi temporomandibularis dan kelenjar parotis terletak di
depan terhadap liang teling sementara prosesus mastoideus terletak di
belakangnya. Saraf fasialis meninggalkan foramen stilomasteodeus dan berjalan
ke lateral menuju prosesus stilodeus di posteroinferior liang telinga, dan kemudian
berjalan di bawah liang teling untuk memasuki kelnjar parotis. Rawan liang
3
telinga merupakan salah satu patokan pembedahan yang digunakan untuk mencari
saraf fasialis; patokan lainnya adalah sutura timpanomasteodeus.6
Pada sepertiga bagian luar kulit liang telinga terdapat banyak kelenjar
serumen (kelenjar keringat) dan rambut. Kelenjar keringat terdapat pada seluruh
kulit liang telinga. Pada duapertiga bagian dalam hanya sedikit dijumpai kelenjar
serumen.7
4
Gambar 2. Anatomi membran timpani 9
Pada pars flaksida terdapat daerah yang disebut atik. Di tempat ini terdapat
aditus ad antrum, yaitu lubang yang menghubungkan telinga tengah dengan
antrum mastoid.7
B. DEFINISI
Benda asing adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari dalam
tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada. Benda asing di telinga merupakan
masalah yang sering ditemukan oleh dokter THT, dokter anak dan dokter layanan
primer terutama di pelayanan gawat darurat. Benda asing yang ditemukan di liang
5
telinga dapat sangat bervariasi, baik berupa benda mati atau benda hidup. 2,4
Kejadian tersering adalah pada telinga bagian luar. Jika tidak ditatalaksana dengan
baik, maka dapat menyebabkan berbagai macam komplikasi seperti perforasi
membran timpani, gangguan pendengaran dan edema pada liang telinga.2,3,10
C. EPIDEMIOLOGI
Benda asing dari telinga relatif umum dalam pengobatan emergency.
Mereka terlihat paling sering tetapi tidak spesifik pada anak-anak. Berbagai objek
dapat ditemukan, termasuk mainan, manik-manik, batu, kertas dilipat, dan bahan-
bahan biologis seperti serangga atau biji-bijian. Sebuah studi oleh Svider et al
menggunakan National Electronic Injury Surveillance System memperkirakan
bahwa 2008-2012, ada 280.939 didapatkan di Amerika Serikat untuk benda asing
aural, dengan anak-anak paling sering berusia 2-8 tahun. Didapatkan perhiasan
merupakan persentase terbesar dari benda asing yang ditemukan di telinga
(39,4%) , benda asing yang paling sering ditemui pada kelompok 2 sampai 8
tahun. Pada orang dewasa, cotton bud adalah objek yang paling sering ditemukan.
Alat bantu dengar dan aksesoris telinga-spesifik lainnya juga sering ditemui pada
orang dewasa.3
Berbeda dengan yang dilaporkan Ngo bahwa benda asing di telinga lebih
banyak terjadi pada laki-laki dibanding perempuan dengan perbandingan 2:1,
dengan usia terbanyak antara 4-8 tahun. Berdasarkan lokasi benda asing di telinga,
Ribeiro melaporkan insersi benda asing lebih banyak terjadi di telinga kanan
dibanding telinga kiri.11
D. ETIOPATOGENESIS
Benda asing yang masuk ke liang telinga dapat berupa benda mati organik
dan non organik, atau benda hidup.2 Pada orang dewasa, serangga (misalnya,
kecoa, ngengat, lalat, semut rumah tangga) adalah benda asing yang paling umum
ditemukan di telinga. Jarang, benda-benda lain dilaporkan (misalnya, gigi, beton,
obat-obatan terlarang, bahan tanaman). Beberapa orang dari Meksiko dan
Amerika Tengah dilaporkan memasukkan daun dan bahan tanaman lainnya ke
mereka telinga sebagai bentuk obat asli. Juga, beberapa orang dewasa dengan
6
gangguan kejiwaan datang ke unit gawat darurat dengan benda asing bersarang di
telinga mereka sebagai bentuk melukai diri sendiri. Pada anak-anak, berbagai
benda asing sering ditemui. Partikel makanan (misalnya, permen, sayuran,
kacang-kacangan, permen karet) dan bahan organik lainnya (misalnya, daun,
bunga, buah kapas) yang biasa ditemui. Benda anorganik seperti mainan kecil,
manik-manik, penghapus pensil, dan batu juga umum ditemui.12
Faktor-faktor yang berperan dalam masuknya benda asing di liang telinga
adalah keinginan untuk mengeksplorasi rongga-rongga tubuh (orifisium) terutama
pada anak. Hal ini terjadi akibat kurangnya pengawasan orang tua terhadap anak
dari benda-benda yang berisiko masuk ke liang telinga. Faktor lainnya antara lain
rasa ingin tahu (curiosity), iritasi karena otalgia, ketertarikan pada benda-benda
kecil, retardasi mental dan ADHD. Sementara pada dewasa biasanya disebabkan
karena kecelakaan/ ketidaksengajaan.2,10,13
E. MANIFESTASI KLINIS
7
Berdasarkan penelitian oleh Yaroko gejala klinis yang paling banyak
dikeluhkan adalah nyeri telinga (56,9%) diikuti oleh keluarnya darah (8,6%). Dua
gejala tersebut muncul karena tekanan langsung oleh benda asing atau akibat
trauma dalam mengeluarkan benda asing. Mudahnya terjadi nyeri dan tauma
karena secara alamiah liang telinga sempit, dikelilingi tulang, banyak
mengandung vaskular dan sangat sensitif.10
F. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tidak ada
pemeriksaan laboratorium ataupun radiologi yang direkomendasikan sebagai
pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik adalah alat diagnostik yang utama.
Otoskop dapat digunakan sambil menarik pinna ke arah posterosuperior. 3 Pada
pasien yang dicurigai terdapat gangguan pendengaran dapat dilakukan
pemeriksaan audiometri nada murni. CT scan dapat dilakukan untuk menentukan
lokasi dan komplikasi akibat benda asing.14
G. PENATALAKSANAAN
Benda asing di liang telinga harus dikeluarkan. Liang telinga luar terdiri
dari bagian tulang rawan dan bagian tulang yang dilapisi oleh lapisan tipis dari
kulit dan periosteum. Bagian tulang sangat sensitif karena kulit hanya
memberikan sedikit bantal yang melapisi periosteum. Dengan demikian, upaya
mengeluarkan benda asing dapat sangat menyakitkan. Selain itu, liang telinga luar
menyempit di bagian perhubungan antara bagian tulang rawan dan bagian tulang.
Benda asing dapat menjadi tersangkut di tempat tersebut sehingga meningkatkan
kesulitan pada saat dikeluarkan. Upaya untuk mengeluarkan benda asing dapat
mendorongnya lebih jauh ke dalam liang telinga dan tersangkut di titik yang
sempit tersebut. Selain itu, membran timpani dapat rusak akibat penekanan benda
asing yang terlalu dalam atau akibat peralatan yang digunakan selama proses
pengangkatan. Oleh sebab itu, visualisasi yang adekuat, peralatan yang memadai,
pasien yang kooperatif, dan kemampuan dokter adalah kunci untuk mengangkat
benda asing,15
8
Pengeluaran benda asing di telinga merupakan suatu prosedur umum yang
dilakukan di departemen emergensi. Pengeluaran benda asing menjadi terindikasi
harus segera dilakukan tiap ditemukan benda asing yang tampak jelas terlihat pada
pemeriksaan liang telinga dan tidak dtemukan komplikasi lain. Adanya perforasi
membran timpani, kontak benda asing dengan membran timpani, atau visualisasi
inkomplit dari liang telinga menjadikan kasus benda asing ditelinga harus segera
dikonsulkan ke departemen emergengi dari THT-KL untuk pengeluaran benda
asing melalui prosedur operasi mikroskopik dan spekulum.12
Pada kasus-kasus tertentu, seperti baterai, konsultasi ke konsul cito ke
departemen THT-KL harus segera dilakukan karena time-sensitive berkaitan
dengan nekrosis likuefaksi dapat menyebabkan perforasi membrane timpani dan
komplikasi-komplikasi lain lebih lanjut. Irigasi pada kasus seperti ini tidak
direkomendasikan karena dapat mempercepat proses nekrosis.12
Tidak ada indikasi khusus pasien dengan benda asing di telinga untuk
dirawat inap. Kadang-kadang, tatalaksana untuk atasi nyeri atau mual diperlukan.
Pada pasien dengan benda asing di telinga berupa serangga memerlukan perhatian
khusus. Iritasi serta komplikasi lain seperti sengatan atau gigitan dapat terjadi jika
serangga masih hidup di liang telinga. Oleh karenanya serangga tersebut harus
dimatikan dulu dengan meneteskan mineral oil atau lidokain 2% ke liang telinga.
Penggunaan krim EMLA dilaporkan memberikan hasil yang efektif sama dengan
anastesi lokal untuk membunuh serangga di liang telinga.3,13
Pasien dengan benda asing di telinga diharapkan menghindari makan dan
minum selama 8 jam. Beberapa kasus benda asing di telinga memerlukan sedasi
untuk mengeluarkan benda asing tersebut dengan aman. Sedasi lebih aman
diberikan jika pasien puasa selama 8-12 jam.13
Alat-alat yang perlu dipersiapkan untuk tatalaksana benda asing di telinga
yaitu:12
- Otoskop (dengan lensa yang removeable)
- Otoskop mikroskopik
- Spekulum telinga
- Lampu kepala
- Forsep Bayonet
9
- Forsep Aligator
- Right-angle hook
- Spuit
- Angiokateter nomor 20 gauge
- Basin
- Peralatan suction
- Magnet untuk benda asing berupa logam
10
digenggam. Dengan lembut menarik forcep bersama dengan benda asing
yang tergenggam keluar dari saluran pendengaran. Selalu periksa benda
asing yang telah dikeluarkan, perforasi membran timpani, dan lecet dari
saluran pendengaran.12
Kadang-kadang modifikasi forsep dengan memberikan beberapa
tetes cyanoacrylate (lem super) memberikan hasil efektif untuk
mengeluarkan benda asing yang lunak, bersih, dan kering. Cyanoacrylate
dapat dikeluarkan secara manual setelah 24-48 jam setelah terjadi
deskuamasi epitel liang telinga. Jika lengket dan melekat pada membran
timpani, segera rujuk ke spesialis THT-KL untuk tatalaksana lebih lanjut.
3
11
pasien (keluhan telinga berair), cairan yang digunakan untuk mengirigasi,
serta tindakan irigasi dan posisi pasien. Tindakan irigasi menjadi
kontraindikasi pada pasien dengan riwayat perforasi pada membrane
timpani. Cairan yang digunakan dapat berupa air steril atau saline yang
telah dihangatkan sesuai suhu tubuh pasien agar tidak memicu
vertigo.12,16
Tindakan irigasi menggunakan spuit yang telah dihubungkan
dengan angioakateter nomor 20 gauge. Posisikan pasien secara aman dan
nyaman. Lindungi lokasi sekitar telinga dengan kain agar tetap kering.
Tempatkan basin di bawah telinga dengan benda asing untuk
mengumpulkan cairan atau benda asing yang diharapkan keluar. Secara
gentle, posisikan ujung angiokateter tadi pada liang telinga luar (jangan
terlalu dalam) dan injeksikan cairan sampai benda asing tersebut keluar.
Setelah keluar evaluasi kembali liang telinga.12,16
3. Suction
Suction adalah pilihan yang tepat untuk mengekstraksi benda
asing di telinga yang rapuh dan mudah terpecah menjadi beberapa bagian
seperti serangga kecil yang telah mati atau beberapa materi organic.
Setelah mesin suction dihidupkan, kateternya dimasukkan perlahan
melalui otoskop dengan lensa removable dan lakukan terus sampai benda
asing tersedot atau jika lebih besar benda asing tersebut melekat pada
ujung kateter. Setelah itu keluarkan kateter dan evaluasi liang telinga,
apakah masih ada benda asing atau komplikasi yang terjadi setelah
tindakan tadi.12
Ketika sedang melakukan salah satu dari tindakan di atas terjadi
komplikasi seperti benda asing terdorong lebih ke dalam, ada perdarahan,
edem, atau nyeri pada telinga semakin bertambah, maka hentikan
tindakan dan segera konsulkan pasien kepada Spesialis THT-KL.
Pengulangan tindakan pada kasus-kasus dengan komplikasi seperti yang
disebutkan di atas cendrung akan menimbulkan infeksi, perforasi, ada
comorbid lainnya.12
12
Tidak ada indikasi pemberian antiobiotik profilak untuk pasien
yang diekstraksi benda asing tanpa komplikasi. Jika ada tanda-tanda
infeksi atau abrasi liang telinga pasien dapat diberikan obat tetes telinga
yang mengandung antibiotik dan kortikosteroid seperti kortisporin
(hidrokortison/neomisin/polimiksin) 5 tetes/hari selama 5-7 hari.3,12
H. KOMPLIKASI
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya komplikasi seperti
kemampuan mengeluarkan benda asing, pengalaman, ketersediaan alat dan
keadaan benda asing. Rata-rata 11% kasus gawat darurat THT adalah benda asing
dengan angka komplikasi 22%. Komplikasi yang terjadi dapat ringan atau berat
seperti perforasi membran timpani. Sedangkan kerusakan telinga dalam
merupakan kasus yang jarang terjadi.11
13
hemotimpani dan kerusakan tulang-tulang pendengaran merupakan penyebab
terbanyak tuli konduktif pada trauma telinga tengah. 90 % perforasi membran
timpani dapat menutup secara spontan. Miringoplasti dilakukan apabila penutupan
spontan tidak terjadi dalam 3 bulan. Pembedahan dilakukan bila terdapat
kerusakan yang serius di telinga, benda asing di telinga dalam atau ada gejala
kerusakan di telinga tengah.11
14
penggunaan mikroskop lebih disarankan untuk menghindari terjadinya
komplikasi. 11
I. PENCEGAHAN
Rasa ingin tahu dan eksplorasi tubuh seseorang adalah tahap alami dari
perkembangan anak. Mengajar anak bahwa tidak baik untuk menempatkan
sesuatu ke telinga dapat mencegah beberapa kecelakaan tersebut. Jika diduga anak
telah memasukkan sesuatu ke dalam nya telinga, penting untuk mendekati situasi
ini dengan cara yang tidak menghakimi, sehingga objek dapat ditemukan dan
aman dihilangkan sebelum komplikasi berkembang.13
15
BAB II
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny.FYN
• Umur : 49 tahun
• Alamat : Padang
ANAMNESIS
M.Djamil dengan :
rumah sakit.
terasa sakit dan terasa ada yang bergerak di dalam telinga. Pasien
16
- Riwayat keluar cairan dari telinga tidak ada
telinga sebelumnya.
Riwayat Pekerjaan
PEMERIKSAAN FISIK
Status Generalis
Nadi : 80 kali/menit
Nafas : 20 kali/menit
Suhu ; 36,5°C
17
Pemeriksaan sistemik
Telinga
18
Bulging - -
Retraksi - -
Atrofi -
-
Jumlah perforasi - -
Jenis - -
Perforasi
Kwadran - -
Pinggir - -
Gambar
pemeriksa pemeriksa
Tes Garpu tala
Weber Tidak ada lateralisasi
Kesimpulan Normal
Audiometri -
Hidung
Sinus Paranasal
Rinoskopi Anterior
19
Vestibulum Vibrise Ada Ada
Radang Tidak ada Tidak ada
Kavum nasi Cukup lapang (N) + +
Sempit - -
Lapang - -
Lokasi - -
Jenis - -
Sekret Jumlah - -
Bau - -
Konka inferior Ukuran Eutrofi Eutrofi
Warna Merah muda Merah muda
Permukaan Licin Licin
Edema Tidak ada Tidak ada
lurus/deviasi
Permukaan Licin Licin
Warna Merah muda Merah muda
Spina Tidak ada Tidak ada
Krista Tidak ada Tidak ada
Abses Tidak ada Tidak ada
Perforasi Tidak ada Tidak ada
Massa Lokasi Tidak ada Tidak ada
Bentuk Tidak ada Tidak ada
Ukuran Tidak ada Tidak ada
Permukaan Tidak ada Tidak ada
Warna Tidak ada Tidak ada
Konsistensi Tidak ada Tidak ada
Mudah digoyang Tidak ada Tidak ada
Pengaruh Tidak ada Tidak ada
vasokonstriktor
Rinoskopi Posterior
20
Warna Merah muda Merah muda
Mukosa Edema Tidak ada Tidak ada
Jaringan granulasi Tidak ada Tidak ada
Ukuran Eutrofi Eutrofi
Warna Merah muda Merah muda
Konka superior
Permukaan Rata Rata
Edema Tidak ada Tidak ada
Adenoid Ada/tidak Tidak ada Tidak ada
Muara tuba Tertutup secret Terbuka Terbuka
Edema mukosa
Tidak ada Tidak ada
eustachius
Massa Lokasi Tidak ada Tidak ada
Ukuran Tidak ada Tidak ada
Bentuk Tidak ada Tidak ada
Permukaan Tidak ada Tidak ada
Ada/tidak Tidak ada Tidak ada
Post Nasal Drip
Jenis - -
dengan pilar
Peritonsil Warna Merah muda
Edema Tidak ada Tidak ada
Abses Tidak ada Tidak ada
Tumor Lokasi Tidak ada Tidak ada
Bentuk Tidak ada Tidak ada
Ukuran Tidak ada Tidak ada
Permukaan Tidak ada Tidak ada
Konsistensi Tidak ada Tidak ada
21
Karies/radiks Tidak ada
Gigi
Kesan Higiene oral cukup baik
Warna Merah muda Merah muda
Bentuk Normal Normal
Lidah
Deviasi Tidak ada Tidak ada
Massa Tidak ada Tidak ada
Laringoskopi Indirek
Pemeriksaan Penunjang:
- Tidak ada
22
Penatalaksanaan:
- Ekstraksi benda asing : berhasil
- Evaluasi telinga kiri : Liang telinga lapang, membran timpani utuh, refleks
cahaya ada searah jam 7, ekskoriasi ada, hiperemis ada.
Prognosis :
Quo ad vitam
:
Bonam
Quo ad
functionam : Bonam
Quo ad sanationam : Bonam
23
BAB III
DISKUSI
dokter THT, dokter anak dan dokter layanan primer terutama di pelayanan gawat
darurat. Benda asing yang ditemukan di liang telinga dapat sangat bervariasi, baik
berupa benda mati atau benda hidup. Pasien dewasa pada umumnya dapat
mungkin dapat merasakan ketidaknyamanan dan keluhan mual atau muntah jika
ada serangga yang hidup di liang telinga. Gejala lainnya dapat berupa gangguan
Pada pasien ini ditemukan benda asing pada telinga kiri berupa serangga
kecil yang menyebabkan adanya rasa sakit dan rasa seperti benda yang bergerak
di dalam telinga pasien. Pada orang dewasa, serangga (misalnya, kecoa, ngengat,
lalat, semut rumah tangga) adalah benda asing yang paling umum ditemukan di
telinga.
lama waktu benda tersebut sudah berada di liang telinga. Benda asing yang baru
saja masuk ke dalam telinga biasanya muncul tanpa kelainan selain adanya benda
asing tersebut yang terlihat secara langsung atau dengan otoskopi. Nyeri atau
perdarahan dapat terjadi pada benda yang melukai liang telinga atau jika terjadi
dikeluhkan adalah nyeri telinga (56,9%) diikuti oleh keluarnya darah (8,6%). Dua
24
gejala tersebut muncul karena tekanan langsung oleh benda asing atau akibat
trauma dalam mengeluarkan benda asing. Mudahnya terjadi nyeri dan tauma
mengandung vaskular dan sangat sensitif.10 Pada pasien ini dinyatakan bahwa
pasien merasa seperti adanya serangga yang masuk ke dalam telinga kiri setengah
jam sebelum masuk rumah sakit. Setelah dilakukan ekstraksi pada benda asing
ekskoriasi. Hal ini disebabkan oleh serangga yang kemungkinan menggigit liang
telinga pasien ketika masuk ke dalam telinga. Tidak ditemukan sekret atau darah
pada liang telinga hal ini disebabkan singkatnya waktu dari awal serangga masuk
terindikasi harus segera dilakukan tiap ditemukan benda asing yang tampak jelas
terlihat pada pemeriksaan liang telinga dan tidak ditemukan komplikasi lain.
Sebuah benda asing berukuran kecil yang tidak menyumbat liang telinga dapat
benda asing dan perlahan-lahan ditarik sambil alat tersebut memegang benda
asing serta mengeluarkannya dari liang telinga. Jika benda asing menyumbat liang
secara total, dapat digunakan pengait sudut-kanan yang kecil yang dimasukkan
disepanjang bagian superior liang dan diputar setelah alat tersebut berada
hook yang dimasukkan disekeliling dan dibelakang benda asing dan perlahan-
25
lahan ditarik sambil alat tersebut memegang benda asing serta mengeluarkannya
kembali evaluasi pada liang telinga kiri dan didapatkan hasil liang telinga lapang,
membran timpani utuh, refleks cahaya ada searah jam 7, terdapat hiperemis dan
keadaan benda asing. Rata-rata 11% kasus gawat darurat THT adalah benda asing
dengan angka komplikasi 22%. Komplikasi yang terjadi dapat ringan atau berat
26
DAFTAR PUSTAKA
27
http://repository.unand.ac.id/17151/1/Ruptur_ tingkap_lonjong.pdf.
Diakses pada tanggal 27 Juni 2016.
12. Kwong AO, Provataris JM. 2014. Ear Foreign Body Removal Procedures.
Diakses dari http://emedicine.medscape.com/article/80507. Diakses pada
tanggal 27 Juni 2016.
13. Buccino K, Plantz SH, Talavera F, Taylor JP. 2014. Foreign Body, Ear.
Diakses dari www.emedicinehealth.com/foreign_body_ear/. Diakses pada
tanggal 27 Juni 2016.
14. Asokarathinam K, Shwetha, Prabakaran J. Unrolling Stone Gathers no
Moss! Asymptomatic Long-Standing Foreign Body in the External Ear- A
Case Report. International Journal of Basic and Applied Medical
Sciences. 2014;4(1):7-9.
15. Heim SW, Maughan KL. Foreign Bodies in the Ear, Nose, and Throat.
Am Fam Physicians. 2007;76:1185-9
16. Feled C, Smith M, Handler J, Gillam M. 1985. Common Simple
Emergencies. Diakses dari www.ncemi.org/cse/cse0305.htm. Diakses
pada tanggal 27 Juni 2016.
17. Fornazieri MA, Cutolo D, Moreira JH, et al. Foreign-body in External
Auditory Meatus: Evaluation of 462 Cases. Intl. Arch. Otorhinolaryngol.,
São Paulo – Brazil. 2010;14(1):45-49.
28