PENDAHULUAN
Benda asing pada meatus akustikus eksternus merupakan kasus yang
sering terjadi dan terkadang menjadi kasus yang sulit ditangani. Berbagai
jenis benda asing dapat ditemukan pada meatus akustikus eksternus. Benda
asing pada telinga diklasifikasikan menjadi benda hidup seperti serangga
kecil dan benda mati. Benda mati dibagi menjadi organik seperti kacangkacangan, padi
peluru mainan.1,2
Didapatkan perhiasan merupakan persentase terbesar dari benda
asing yang ditemukan di telinga (39,4%) , benda asing yang paling sering
ditemui pada kelompok 2 sampai 8 tahun. Pada orang dewasa, cotton bud
adalah objek yang paling sering ditemukan. Alat bantu dengar dan aksesoris
telinga-spesifik lainnya juga sering ditemui pada orang dewasa.3
Benda asing sering terjebak di dalam liang telinga dikarenakan
terdapat dua area sempit secara anatomis didalamnya yaitu daerah yang
menghubungkan bagian
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
terletak
sedangkan bagian bawah pars tensa (membran propria). Pars flaksida hanya
berlapis dua, yaitu bagian luar ialah lanjutan epitel kulit liang telinga dan
bagian dalam dilapisi oleh sel kubus bersilia, seperti epitel mukosa saluran
napas. Pars tensa mempunyai satu lapis lagi di tengah, yaitu lapisan yang
terdiri dari serat kolagen dan sedikit serat elastin yang berjalan secara radier
di bagian luar dan sirkuler pada bagian dalam.7
B. DEFINISI
Benda asing adalah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari
dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada. Benda asing di telinga
merupakan masalah yang sering ditemukan oleh dokter THT, dokter anak
dan dokter layanan primer terutama di pelayanan gawat darurat. Benda
asing yang ditemukan di liang telinga dapat sangat bervariasi, baik berupa
benda mati atau benda hidup.2,4 Kejadian tersering adalah pada telinga
bagian luar. Jika tidak ditatalaksana dengan baik, maka dapat menyebabkan
berbagai macam komplikasi seperti perforasi membran timpani, gangguan
pendengaran dan edema pada liang telinga.2,3,10
C. EPIDEMIOLOGI
Benda asing dari telinga relatif umum dalam pengobatan emergency.
Mereka terlihat paling sering tetapi tidak spesifik pada anak-anak. Berbagai
objek dapat ditemukan, termasuk mainan, manik-manik, batu, kertas dilipat,
dan bahan-bahan biologis seperti serangga atau biji-bijian. Sebuah studi oleh
Svider et al menggunakan National Electronic Injury Surveillance System
memperkirakan bahwa 2008-2012, ada 280.939 didapatkan di Amerika
Serikat untuk benda asing aural, dengan anak-anak paling sering berusia 28 tahun. Didapatkan perhiasan merupakan persentase terbesar dari benda
asing yang ditemukan di telinga (39,4%) , benda asing yang paling sering
ditemui pada kelompok 2 sampai 8 tahun. Pada orang dewasa, cotton bud
adalah objek yang paling sering ditemukan. Alat bantu dengar dan aksesoris
telinga-spesifik lainnya juga sering ditemui pada orang dewasa.3
Berbeda dengan yang dilaporkan Ngo bahwa benda asing di telinga
lebih
banyak
terjadi
pada
laki-laki
dibanding
perempuan
dengan
D. ETIOPATOGENESIS
Benda asing yang masuk ke liang telinga dapat berupa benda mati
organik dan non organik, atau benda hidup. 2 Pada orang dewasa, serangga
(misalnya, kecoa, ngengat, lalat, semut rumah tangga) adalah benda asing
yang paling umum ditemukan di telinga. Jarang, benda-benda lain dilaporkan
(misalnya, gigi, beton, obat-obatan terlarang, bahan tanaman). Beberapa
orang dari Meksiko dan Amerika Tengah dilaporkan memasukkan daun dan
bahan tanaman lainnya ke mereka telinga sebagai bentuk obat asli. Juga,
beberapa orang dewasa dengan gangguan kejiwaan datang ke unit gawat
darurat dengan benda asing bersarang di telinga mereka sebagai bentuk
melukai diri sendiri. Pada anak-anak, berbagai benda asing sering ditemui.
Partikel makanan (misalnya, permen, sayuran, kacang-kacangan, permen
karet) dan bahan organik lainnya (misalnya, daun, bunga, buah kapas) yang
biasa
ditemui.
Benda
anorganik
seperti
mainan
kecil,
manik-manik,
adalah
keinginan
untuk
mengeksplorasi
rongga-rongga
tubuh
(orifisium) terutama pada anak. Hal ini terjadi akibat kurangnya pengawasan
orang tua terhadap anak dari benda-benda yang berisiko masuk ke liang
telinga. Faktor lainnya antara lain rasa ingin tahu (curiosity), iritasi karena
otalgia, ketertarikan pada benda-benda kecil, retardasi mental dan ADHD.
Sementara
pada
dewasa
biasanya
disebabkan
karena
kecelakaan/
ketidaksengajaan.2,10,13
E. MANIFESTASI KLINIS
Pasien dewasa pada umumnya dapat mengatakan kepada pemeriksa
bahwa ada sesuatu dalam telinganya. Sementara pada anak, berdasarkan
usianya, mungkin dapat mengetahui bahwa ada benda asing dalam
telinganya atau muncul dengan keluhan nyeri telinga atau telinga berair.
Pasien mungkin dapat merasakan ketidaknyamanan dan keluhan mual atau
muntah jika ada serangga yang hidup di liang telinga. Gejala lainnya dapat
berupa gangguan pendengaran atau rasa penuh di liang telinga.3
Pada pemeriksaan fisik, temuan dapat bervariasi tergantung benda
dan lama waktu benda tersebut sudah berada di liang telinga. Benda asing
yang baru saja masuk ke dalam telinga biasanya muncul tanpa kelainan
selain adanya benda asing tersebut yang terlihat secara langsung atau
dengan otoskopi. Nyeri atau perdarahan dapat terjadi pada benda yang
melukai liang telinga atau jika terjadi ruptur membran timpani akibat usaha
pasien
yang
memaksakan
pengeluaran
benda
tersebut.
Jika
sudah
F. DIAGNOSIS
Diagnosis ditegakkan dari anamnesis dan pemeriksaan fisik. Tidak ada
pemeriksaan laboratorium ataupun radiologi yang direkomendasikan sebagai
pemeriksaan penunjang. Pemeriksaan fisik adalah alat diagnostik yang
utama.
Otoskop
posterosuperior.3
dapat
Pada
digunakan
pasien
sambil
yang
menarik
dicurigai
pinna
terdapat
ke
arah
gangguan
dilaporkan memberikan hasil yang efektif sama dengan anastesi lokal untuk
membunuh serangga di liang telinga.3,13
Pasien dengan benda asing di telinga diharapkan menghindari makan
dan minum selama 8 jam. Beberapa kasus benda asing di telinga
memerlukan sedasi untuk mengeluarkan benda asing tersebut dengan
aman. Sedasi lebih aman diberikan jika pasien puasa selama 8-12 jam.13
Alat-alat yang perlu dipersiapkan untuk tatalaksana benda asing di
telinga yaitu:12
-
benda
asing
yang
tergenggam
keluar
dari
saluran
modifikasi
forsep
dengan
memberikan
telinga
dapat
dikeluarkan
dengan
hook.
Alat
tersebut
dimasukkan disekeliling dan dibelakang benda asing dan perlahanlahan ditarik sambil alat tersebut memegang benda asing serta
mengeluarkannya dari liang telinga. Jika benda asing menyumbat
liang secara total, dapat digunakan pengait sudut-kanan yang kecil
yang dimasukkan disepanjang bagian superior liang dan diputar
setelah alat tersebut berada dibelakang benda asing. Sebelum
mencoba mengeluarkan benda asing yang menyumbat, penting untuk
menilai
terlebih
dahulu
panjang
liang
telinga
berdasarkan
pengalaman.5
Jika benda asing itu logam, instrument yang kita gunakan
dapat dimagnetisasi dahulu. Hal ini untuk mempermudah menggapai
logam tersebut dan stabil ketika dikeluarkan.13
Setiap selesai tindakan nilai kembali liang telinga tersebut
dengan otoskop. Penilaian ini penting untuk mendeteksi adanya
komplikasi paska tindakan.15
2. Irigasi
Irigasi merupakan metode terbaik untuk mengeluarkan benda
asing yang tidak teralu lengket dengan dinding liang telinga. Metode
ini juga minimal invasif. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
sebelum melakukan irigasi adalah ada/tidak perforasi pada membran
timpani pasien (keluhan telinga berair), cairan yang digunakan untuk
mengirigasi, serta tindakan irigasi dan posisi pasien. Tindakan irigasi
menjadi kontraindikasi pada pasien dengan riwayat perforasi pada
membrane timpani. Cairan yang digunakan dapat berupa air steril
atau saline yang telah dihangatkan sesuai suhu tubuh pasien agar
tidak memicu vertigo.12,16
Tindakan irigasi menggunakan spuit yang telah dihubungkan
dengan angioakateter nomor 20 gauge. Posisikan pasien secara aman
dan nyaman. Lindungi lokasi sekitar telinga dengan kain agar tetap
kering. Tempatkan basin di bawah telinga dengan benda asing untuk
mengumpulkan cairan atau benda asing yang diharapkan keluar.
Secara gentle, posisikan ujung angiokateter tadi pada liang telinga
luar (jangan terlalu dalam) dan injeksikan cairan sampai benda asing
tersebut keluar. Setelah keluar evaluasi kembali liang telinga.12,16
3. Suction
Suction adalah pilihan yang tepat untuk mengekstraksi benda
asing di telinga yang rapuh dan mudah terpecah menjadi beberapa
bagian seperti serangga kecil yang telah mati atau beberapa materi
organic. Setelah mesin suction dihidupkan, kateternya dimasukkan
perlahan melalui otoskop dengan lensa removable dan lakukan terus
sampai benda asing tersedot atau jika lebih besar benda asing
tersebut melekat pada ujung kateter. Setelah itu keluarkan kateter
dan evaluasi liang telinga, apakah masih ada benda asing atau
komplikasi yang terjadi setelah tindakan tadi.12
Ketika sedang melakukan salah satu dari tindakan di atas
terjadi komplikasi seperti benda asing terdorong lebih ke dalam, ada
perdarahan, edem, atau nyeri pada telinga semakin bertambah, maka
hentikan tindakan dan segera konsulkan pasien kepada Spesialis THTKL. Pengulangan tindakan pada kasus-kasus dengan komplikasi
seperti yang disebutkan di atas cendrung akan menimbulkan infeksi,
perforasi, ada comorbid lainnya.12
Tidak ada indikasi pemberian antiobiotik profilak untuk pasien
yang diekstraksi benda asing tanpa komplikasi. Jika ada tanda-tanda
infeksi atau abrasi liang telinga pasien dapat diberikan obat tetes
telinga
H. KOMPLIKASI
Banyak faktor yang mempengaruhi terjadinya komplikasi seperti
kemampuan mengeluarkan benda asing, pengalaman, ketersediaan alat dan
keadaan benda asing. Rata-rata 11% kasus gawat darurat THT adalah benda
asing dengan angka komplikasi 22%. Komplikasi yang terjadi dapat ringan
atau berat seperti perforasi membran timpani. Sedangkan kerusakan telinga
dalam merupakan kasus yang jarang terjadi.11
Tabel 1 Komplikasi akibat benda asing di telinga berdasarkan usia 17
merupakan
salah
satu
faktor
yang
menyebabkan
terjadinya
komplikasi iatrogenik.11
Pada pasien ini tindakan pertama mengeluarkan benda asing dilakukan
tanpa bius, ternyata gagal. Pada tindakan kedua dilakukan dalam bius
umum. Setelah itu pasien mengalami pusing berputar dan nyeri pada
telinga. Trauma telinga tengah biasanya menimbulkan tuli konduktif.
Perforasi membran timpani, hemotimpani dan kerusakan tulang-tulang
pendengaran merupakan penyebab terbanyak tuli konduktif pada trauma
telinga tengah. 90 % perforasi membran timpani dapat menutup secara
ke
telinga
tengah
sehingga
mengurangi
gerakan
tulang
sisa
tulang-tulang
pendengaran
berada.
Efek
kedua
terhadap
11
I. PENCEGAHAN
Rasa ingin tahu dan eksplorasi tubuh seseorang adalah tahap alami
dari
perkembangan
anak.
Mengajar
anak
bahwa
tidak
baik
untuk
1. Ogunleye AOA and Sogebi R. Otic Foreign Bodies In Children In Ibadan, Nigeria.
Nigerian journal of surgical Research. 2005; Vol 7 (3-4): 305-308.
2. Shrestha I, Shrestha BL, Amatya RCM. Analysis of Ear, Nose and Throat Foreign
Bodies in Dhulikhel Hospital. Kathmandu University Medical Journal. 2012; Vol 11 (2);
4-8.
3. Mantooth R. Ear Foreign Body Removal in Emergency Medicine. 2013. Diakses dari
http://emedicine.medscape.com/article/763712-overview pada tanggal 11 mei 2016.
4. T. Nagendran MP. Management of Foreign Bodies in the Emergency Department.
Nagendran: Foreign Bodies. 1999; Pp 27-44.
5. Lucente, E.Frank et all. Ilmu THT Esensial. Edisi V. 2011. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
6. Adam, George L. BOIES Buku Ajar Penyakit Telinga, Hidung, Tenggorokan THT Edisi
6. 1997; hal.57-59.
7. Soetirto I, Hendarmin H, Bashiruddin J. Gangguan Pendengaran (Tuli).
Dalam Soepardi EA, dkk. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung
Tenggorok Kepala & Leher. Edisi 7
Indonesia. 2012; hal.10-13.
8. Sloane E. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Penerbit Buku Kedokteran EGC. 2010;
hal.189.
9. A.Bhatt
R.
Ear
Anatomy.
2013.
Diakses
dari
Available
from
http://repository.unand.ac.id/17151/1/Ruptur_