Anda di halaman 1dari 6

endahuluan

Hipertensi adalah keadaan dimana tekanan darah sistolik 140 mmHg atau
lebih dan tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih dan diukur lebih dari satu
kali kesempatan. Joint National Committee on Prevention, Detection,
Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC) VII
mengklasifikasikan tekanan darah untuk usia 18 tahun ke atas menjadi
empat kelompok berdasarkan tekanan darah Sistolik/Diastolik yaitu tekanan
darah normal (<120/<80), prehipertensi (120-139/80-89), hipertensi tingkat 1
(140-159/90-99), dan hipertensi tingkat 2 (160/100). Pasien yang tekanan
darahnya berada dalam kategori prehipertensi memiliki risiko dua kali lebih
besar untuk terkena hipertensi dibanding dengan orang yang tekanan
darahnya lebih.

Tujuan dan Sasaran Terapi

Tujuan pengobatan hipertensi adalah mencegah terjadinya morbiditas dan


mortalitas kardiovaskuler akibat tekanan darah tinggi dengan cara-cara
seminimal mungkin mengganggu kualitas hidup pasien. Hal ini dicapai
dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah dibawah 140/90
mmHg sambil mengendalikan faktor-faktor resiko kardiovaskuler lainnya.

Strategi Terapi

Strategi penatalaksanaan hipertensi meliputi beberapa tahap yaitu,


memastikan bahwa tekanan darah benar-benar mengalami kenaikan pada
pengukuran berulang kali, menentukan target dalam penurunan tekanan
darah, melakukan terapi non farmakologis meliputi pengamatan secara
umum terhadap pola hidup pasien, kemudian terapi farmakologis meliputi
pengoptimalan penggunaan obat tunggal anti-hipertensi dalam terapi, bila
perlu berikan kombinasi penggunaan obat anti-hipertensi, dan melakukan
monitoring secara rutin. Terapi hipertensi dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu terapi non farmakologis dan terapi farmakologis.

Diuretik

Diuretik menurunkan tekanan darah terutama dengan cara mendeplesikan


simpanan natrium tubuh. Awalnya, diuretik menurunkan tekanan darah
dengan menurunkan volume darah dan curah jantung, tahanan vaskuler
perifer. Penurunan tekanan darah dapat terlihat dengan terjadinya diuresis.
Diuresis menyebabkan penurunan volume plasma dan stroke volume yang
akan menurunkan curah jantung dan akhirnya menurunkan tekanan darah.
Obat-obat diuretik yang digunakan dalam terapi hipertensi yaitu :Diuretik
golongan tiazid Diuretik kuat Diuretik hemat kalium

Obat-obat pilihan

Golongan Tiazid

1. Bendroflazid/bendroflumetazid ( Corzide )

Indikasi: edema, hipertensi

Kontra indikasi: hipokalemia yang refraktur, hiponatremia, hiperkalsemia, ,


gangguan ginjal dan hati yang berat, hiperurikemia yang simptomatik,
penyakit adison.

Bentuk sediaan obat: tablet

Dosis: edema dosis awal 5-10 mg sehari atau berselang sehari pada pagi
hari; dosis pemeliharaan 5-10 mg 1-3 kali semingguHipertensi, 2,5 mg pada
pagi hari

Efek samping:hipotensi postural dan gangguan saluran cerna yang ringan;


impotensi (reversibel bila obat dihentikan); hipokalemia, hipomagnesemia,
hiponatremia, hiperkalsemia, alkalosis hipokloremanik, hiperurisemia, pirai,
hiperglikemia, dan peningkatan kadar kolesterol plasma; jarang terjadi ruam
kulit, fotosensitivitas, ganggan darah (termasuk neutropenia dan
trombositopenia, bila diberikan pada masa kehamilan akhir); pankreatitis,
kolestasis intrahepatik dan reaksi hipersensitivitas.

Peringatan : dapat menyebabkan hipokalemia, memperburuk diabetes dan


pirai; mungkin memperburuk SLE ( eritema lupus sistemik ); usia lanjut;
kehamilan dan menyusui; gangguan hati dan ginjal yang berat;porfiria.

2. Chlortalidone ( Hygroton, Tenoret 50, Tenoretic )

Indikasi : edema, hipertensi, diabetes insipidus

Peringatan,Kontra indikasi, dan efek samping: lihat pada Bendrofluazid

Dosis : edema, dosis awal 50 mg pada pagi hari atau 100-200 mg selang
sehari, kurangi untuk pemeliharaan jika mungkin.Hipertensi, 25 mg; jika perlu
ditingkatkan sampai 50 mg pada pagi hari

Bentuk sediaan obat: tablet

3. hidroklorotiazid

Indikasi: edema, hipertensi

Peringatan,Kontra indikasi, dan efek samping: lihat pada Bendrofluazid

Dosis : edema, dosis awal 12,5-25 mg, kurangi untuk pemeliharaan jika
mungkin; untuk pasien dengan edema yang berat dosis awalnya 75 mg
sehariHipertensi, dosis awal 12,5 mg sehari; jika perlu ditingkatkan sampai
25 mg pada pagi hari

Bentuk sediaan obat: tablet

b. Diuretik kuat

1. Furosemide ( Lasix, uresix, impugan )

Indikasi: edema pada jantung, hipertensi

Kontra indikasi: gangguan ginjal dan hati yang berat.

Bentuk sediaan obat: tablet, injeksi, infus

Dosis: oral , dewasa 20-40 mg pada pagi hari, anak 1-3 mg/kg bb; Injeksi,
dewasa dosis awal 20-50 mg im, anak 0,5-1,5mg/kg sampai dosis maksimal
sehari 20 mg; infus IV disesuaikan dengan keadaan pasien

Efek samping: Gangguan saluran cerna dan kadang-kadang reaksi alergi


seperti ruam kulit

Peringatan : dapat menyebabkan hipokalemia dan hiponatremia; kehamilan


dan menyusui; gangguan hati dan ginjal; memperburuk diabetes mellitus;
perbesaran prostat; porfiria.

c.Diuretik hemat kalium

1. Amilorid HCL ( Amiloride, puritrid, lorinid )

Indikasi: edema, hipertensi, konservasi kalium dengan kalium dan tiazid

Kontra indikasi: gangguan ginjal, hiperkalemia.

Bentuk sediaan obat: tablet

Dosis: dosis tunggal, dosis awal 10 mg sehari atau 5 mg dua kali sehari
maksimal 20 mg sehari. Kombinasi dengan diuretik lain 5-10 mg sehari

Efek samping: Gangguan saluran cerna dan kadang-kadang reaksi alergi


seperti ruam kulit, bingung, hiponatremia.

Peringatan : dapat menyebabkan hipokalemia dan hiponatremia; kehamilan


dan menyusui; gangguan hati dan ginjal; memperburuk diabetes mellitus;
usia lanjut.

2. Spironolakton ( Spirolactone, Letonal, Sotacor, Carpiaton )

Indikasi: edema, hipertensi

Kontra indikasi: gangguan ginjal, hiperkalemia, hipernatremia, kehamilan dan


menyusui, penyakit adison.

Bentuk sediaan obat: tablet

Dosis: 100-200 mg sehari, jika perlu tingkatkan sampai 400 mg; anak, dosis
awal 3 mg/kg dalam dosis terbagi.

Efek samping: Gangguan saluran cerna dan kadang-kadang reaksi alergi s

eperti ruam kulit, sakit kepala, bingung, hiponatremia, hiperkalemia,


hepatotoksisita, impotensi.

Peringatan : dapat menyebabkan hipokalemia dan hiponatremia; kehamilan


dan menyusui; gangguan hati dan ginjal; usia lanjut.

Daftar Pustaka

Anonim, 2000, Informatorium Obat Nasional Indonesia 2000, hal 47-74, 8390, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai