1. Pengertian
Ekstrapiramidal sindrom (EPS) merupakan suatu gangguan pergerakan yang
diinduksi obat. Hal ini merupakan suatu efek samping obat yang umum ditemukan
pada pasien dengam pemberian agen penghambat reseptor dopamine.1
2. Penyebab
Obat yang paling sering menyebabkan EPS adalah agen penghambat resepor
dopamine yang bekerja sentral yaitu Antipsikotika Generasi Pertama (APG-I) atau
obat golongan tipikal. Sementara itu Antipsikotika Generasi II (APG-II) atau
golongan atipikal jarang menyebabkan terjadinya EPS.1
Perphenazine + + +++
Trifluoperazine + + +++
Fluphenazine ++ + +++
Haloperidol + + ++++
Pimozide + + ++
Clozapine ++++ + -
Levomepromazine ++++ ++ +
Sulpiride + + +
Risperidone + + +
Quetiapine + + +
Olanzapine + + +
b. Distonia akut
Distonia akut yaitu spasme otot yang menetap atau intermitten. Otot-otot
yang sering mengalami spasme yaitu otot badan, leher, dan kepala, serta
menyebabkan gerakan involunter. Keadaan ini merupakan efek samping yang
menakutkan.3
Gejala yang paling sering muncul yaitu opistotonus, rigiditas otot
belakang, retrokolis, tortikolis leher, krisis okulogirik,spasme pada sebelah atau
kedua mata sehingga mata mendelik ke atas, makroglosia, protrusi lidah,
sehingga bisa tercekik, dan distonia laring. Distonia laring dan otot faring dapat
menyebabkan kematian mendadak.3
c. Akatisia
Akatisia akut merupakan EPS akut yang paling membuat penderitaan.
Sekitar 41% pasien yang diobati dengan APG-I mengalami akatisia ringan dan
21% mengalami akatisia sedang dan berat. Manifestasi klinik yang paling
sering yaitu ketidakmampuan pasien untuk duduk siam, sering merubah-rubah
posisi ketika sedang duduk, jalan ditempat, kaki tidak bisa diam, dan pasien
merasa gelisah secara subjektif. Pasien akatisia selalu ingin bergerak dan
berjalan. Pada kasus yang ringan, pasien merasa gelisah tetapi tidak
memperlihatkan peningkatan aktivitas motorik.3
Membedakan akatisia dengan kegelisahan yang dikaitkan dengan gejala
psikotik sangat sulit. Kegelisahan pada psikotik biasanya disebabkan oleh
iritabilitas dan ansietas. Pasien pasikotik dengan akatisia kadang-kadang terlihat
lebih hostilitas. Klinikus sering salah menilai keadaan ini yaitu pasien dianggap
gelisah akibat gejala psikotiknya tidak berespons terhadap antipsikotik sehingga
dosis obat dinaikkan. Akibatnya gejala akatisia semakin buruk.3
4. Awitan Gejala3
a. Parkinsonisme
Gejala sering terjadi antara lima hari sampai dengan 30 hari pertama
pengobatan.3
b. Distonia akut
Awitannya biasanya tiba-tiba. Sekitar 10% distonia terjadi pada jam-jam
pertama terapi obat dan 90% terjadi dalam tiga hari pertama penggunaan
obat.3
c. Akatisia
Akatisia dapat terlihat pada hari kedua atau ketiga pengobatan
antipsikotika, tetapi yang paling sering terjadi yaitu pada hari kelima.3
d. Tardive diskinesia (TD)
Sekitar 10-20% pasien skizofrenia yang diobati dengan APG-I, setelah
satu tahun dapat mengalami TD. Risiko TD meningkat dengan
bertambahnya umur, terutama pada perempuan. Angka kumulatif pada
orang tua adalah 25%, 34%, dan 53% setelah 1, 2, dan 3 tahun terapi.3