Anda di halaman 1dari 8

DOPAMINE PATHWAYS

Dopamin memiliki empat jalur pada otak yang dilaluinya untuk menjalankan beberapa fungsi penting tubuh.
Keempat jalur tersebut adalah jalur mesolimbik, jalur mesokortikal, jalur nigostriatal dan jalur tuberoinfundibular.
1. Jalur Mesolimbik
− Jalur dari VTA (Ventral Tegmental Area) ke nucleus accumbens dalam sistem limbik
− Hipersensitivitas dopamine di jalur mesolimbic → memediasi gejala psikotik positif dan agresi
− Jalur mesolimbic → jalur yang mengatur mengenai rasa senang dan kepuasan (pleasure and reward)
− Antipsikotik dapat memblokir reseptor D2 di jalur ini → mengurangi rasa senang dan kepuasan. Hal
ini mungkin menjadi salah satu penjelasan mengapa individu dengan skizofrenia memiliki insidensi
merokok yang lebih tinggi karena nikotin meningkatkan dopamine
− Antagonis reseptor D2 di jalur mesolimbic → mengobati gejala psikotik positif
2. Jalur Mesokortikal
− Jalur dari VTA (Ventral Tegmental Area) ke korteks prefrontal
− Proyeksi ke korteks prefrontal dorsolateral → mengatur kognisi dan fungsi eksekutif
− Proyeksi ke dalam korteks prefrontal ventromedial → mengatur emosi dan afek
− Penurunan dopamine dalam jalur mesokortikal ke korteks prefrontral dorsolateral → gejala negatif
dan depresi pada skizofrenia
3. Jalur Nigostriatal
− Jalur dari neuron dopaminergic di substansia nigra ke ganglia basal atau striatum
− Jalur nigrostriatal m→ memediasi gerakan motoric volunter
− Blockade reseptor dopamine D2 di jalur ini → dystonia, EPS, dan akatisia
− Hiperaktivitas dopamine pada jalur nigrostriatal → mekanisme yang terjadi pada gangguan gerak
hiperkinetik seperti chorea, tics, dan dyskinesia
− Long-standing D2 blockade pada jalur nigrostriatal → tardive dyskinesia
4. Jalur Tuberoinfundibular (TI)
− Jalur dari hipotalamus ke hipofisis anterior
− Jalur TI → menghambat pelepasan prolactin
− Blockade reseptor D2 pada jalur ini → hiperprolaktinemia → gejala klinis : amenore, galaktorea, dan
disfungsi seksual
OBAT ANTIPSIKOTIK
− Obat antipsikotik → sebagai "neuroleptik" atau tranquilizer mayor
− Diberikan pada pasien → gangguan psikotik dengan berbagai etiologi (skizofrenia, skizoaktif, gangguan otak
organic dengan gejala psikotik, gangguan bipolar, dan depresi mayor dengan gejala psikotik)
− Digunakan untuk mengontrol psikosis dimana obat antipsikotik tidak bersifat menyembuhkan, namun hanya
menurunkan gejala psikologis yang dialami oleh pasien, seperti halusinasi, waham, gangguan pikiran, serta
gangguan emosi
− Obat antipsikotik digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Tipikal Antipsikotik Generasi I / Obat APG-I
o Obat APG-I :
a. Fenotiazin
Rantai Aliphatik : klorpromazin (largactil), levomepromazine (nozinan)
Rantai Piperazine : perphenazine (trilafon), trifluoperazine (stelazine), fluphenazine
(antensol)
Rantai Piperidine : thioridazine (melleril)
b. Butyrophenone : Haloperidol (Haldol, serenace, dll), droperidol
c. Diphenyl-butyl-piperidine : pimozide (orap)
o Cara kerja : Dopamin reseptor Antagonist (DA) di mesolimbik, mesokortikal, nigrostriatal, dan
tuberoinfundibular
o Dapat meringankan gejala positif, namun tidak mempengaruhi gejala negatif
o Kelebihan : jarang menyebabkan SNM, cepat menurunkan gejala positif
o Kekurangan : dapat memperberat gejala negatif dan kognitif, menyebabkan gangguan pergerakan
(EPS dan tardive dyskinesia)
o Hambatan yang berlebihan pada :
a. Sistem nigrostriatal → gangguan aktivitas motoric (parkinsonism, hiperkinetik)
b. Sistem mesolimbokortikal → mempengaruhi fungsi kognitif
c. Sistem tuberoinfundibular → gangguan endokrin
o Metabolisme obat APG-I secara farmakokinetik dipengaruhi oleh :
a. Pemakaiannya bersamaan dengan obat-obat yang menginduksi enzim /enzyme inducer
(karbamazepin, fenitoin, etambutol, dan barbitural) → mempercepat pemecahan antipsikotika
sehingga memerlukan dosis yang lebih tinggi
b. Clearance inhibitor (SSRI/Selective Serotonin Re-uptake Inhibitor, TCA/Tricyclic
Antidepressant, Beta blocker) → menghambat ekskresi obat APG-I sehingga perlu
dipertimbangkan dosis pemberiannya
c. Kondisi stress, hipoalbumin karena malnutrisi, atau gagal gingal dan gagal hati → mempengaruhi
ikatan protein obat-obat antipsikotropika
o Efek samping :
a. Neurologis
AKUT
Akatisia Kondisi yang secara subjektif dirasakan oleh penderita berupa perasaan yang tidak
nyaman, gelisah, dan merasa halus selalu menggerak-gerakan tungkai (terutama
kaki). Pasien menunjukan kegelisahan dengan gejala-gejala kecemasan dan/ agitasi.
Distonia Akut Terjadi kekakuan dan kontraksi otot secara tiba-tiba (otot leher, lidah, muka, dan
punggung). Kadang-kadang, pasien melaporkan awitan subakut rasa tebal di lidah
atau kesulitan menelan. Mungkin pula terjadi krisis okulogirik atau opistotonus
(biasanya pada minggu pertama pengobatan APG-I)
Parkinsonisme Kumpulan gejala : bradykinesia, ragiditas, fenomena roda gigi, tremor, muka topeng,
postur tubuh kaku, gaya jalan seperti robot, dan drooling (tremor kasar tangan seperti
sedang membuat pil)
Sindroma Nauroleptik Reaksi idiosinkrasi yang sangat serius (gawat darurat) dengan gejala utama berupa
Maligna (SNM) ragiditas, hiperpiretik, gangguan sistem saraf otonom, dan delirium.
− Gejala berkembang dalam beberapa jam hingga beberapa hari setelah pemberian
obat.
− Febris tinggi dapat mencapai ≥41oC, rigiditas dengan ciri kaku seperti pipa disertai
peningkatan tonus otot, kadang sampai terjadi mionecrosis.
− Pasien dehidrasi → myoglobinuria bisa sangat parah hingga terjadi gagal ginjal
− Ketidak stabilan sistem autonomy → HT atau hipotensi, takikardi, diaphoresis dan
pallor
Dalam kondisi ini semua penggunaan antipsikotika harus dihentikan. Lakukan terapi
simtomatik (dantrolene), perhatikan keseimbangan cairan dan observasi TTV
KRONIS
Diskinesia tardiva Gerakan berulang dan tidak diinginkan / involunter yang sering kali tidak disadari
dari lidah, bibir, wajah, badan, serta ekstremitas

b. Non neurologis
1) Sistem kardiovaskular → hipotensi ortostatik (postural hypotension), sudden unexplained
death (jarang)
2) Sistem gastrointestinal → efek antikholinergik perifer, rasa kering di mulut sehingga pasien
merasa haus
3) Fungsi endokrin → peningkatan kadar prolactin dalam darah
4) Fungsi hepar, ginjal, kulit, dan mata
5) Disfungsi seksual

2. Atipikal Antipsikotik Generasi 2 / Obat APG-II


o Obat APG-II : risperidone, quetiapine, aripiprazole, olanzapine, klozapin
o Memiliki dosis yang efektif untuk mengatasi gejala psikosis dan tidak menimbulkan efek samping
ekstrapiramidal
o Cara kerja : Antagonis reseptor serotonin dan dopamine secara simultan pada keempat jalur dopamine
pada otak
o Untuk menurunkan gejala positif dan negatif
o Kelebihan : menurunkan munculnya EPS dan sangat efektif mengatasi gejala negatif
o Kekurangan : pertambahan BB, hipotensi, sedasi, sakit kepala, palpitasi/takikardi, dyspepsia,
insomnia, gangguan seksual, metabolism syndrome (hiperprolaktinemia), gangguan endokrin
(amenore, ginekomasti)
Obat Antipsikotik Gambar Sediaan Dosis Efek Samping Obat
Optimal
ANTIPSIKOTIK TIPIKAL / APG-I
Chlorpromazine Warna : orange Chlorpromazine 300- a. Akathisia
Bentuk : bulat Tab. 25 – 100 mg 1000 b. Gejala ekstrapiramidal,
Promactil mg/hari parkinsonism, tardive
Tab. 100 mg dyskinesia
Meprosetil c. Priapismus
Tab. 100 mg d. Amenorrhea
Cepezet e. Penambahan BB
Tab. 100 mg; f. Toleransi terhadap
Ampul 50mg/2cc sedasi jika digunakan
dalam jangka waktu
lama

Haloperidol Warna : putih Haloperidol 5-20 a. Gejala ekstrapiramidal,


Bentuk : bulat Tab. 0,5-1,5mg mg/hari parkinsonism
Tab. 5 mg b. Tardive dyskinesia
Dores c. Tardive dytonia
Cap. 5 mg d. Akathisia
Tab. 1,5 mg e. Perubahan hematologik
Serenace ringan
Tab. 0,5-1,5mg f. Amenorrhea
Tab. 5 mg
Liq. 2 mg.ml
Amp. 5 mg/cc
Haldol
Tab. 2-5 mg
Govotil
Tab. 2-5 mg
Lodomer
Tab. 2-5 mg
Amp. 5 mg/cc
Haldol decanoas
Amp. 50 mg/cc
Perphenazine Warna : putih Perphenazine 16-64 a. Gejala ekstrapiramidal,
Bentuk : bulat Tab. 4 mg mg/hari parkinsonisme, tardive
Trilafon dyskinesia
Tab. 2-4-8 mg b. Amenorrhea
c. Akathisia
d. Penambahan berat
badan
e. Efek sedasi sementara
Fluphenazine Warna : putih Anatensol 12,5-25 a. Akathisia,
decanoate Bentuk : segitiga Tab. 2,5-5 mg mg/hari b. Tardive dystonia,
Modecate Parkinsonism, tardive
Vial 25 mg/cc dyskinesia,
c. Kaku pada otot, Tremor
Injeksi long acting atau gemetaran,
d. Pusing, Sakit kepala,

Trifluoperazine Warna : biru Stelazine 15-20 a. Gejala ekstrapiramidal,


Bentuk : bulat Tab. 1-5 mg mg/hari terutama reaksi distonia
dan akatisia lebih sering
terjadi.
b. Parkinsonism, tardive
dyskinesia
c. Rash
d. Priapismus
e. Efek sedasi sementara

ANTIPSIKOTIK ATIPIKAL / APG-II


Clozapine Warna : kuning Clozaril 150-600 a. agranulositosis.
Bentuk : bulat Tab. 25 – 100 mg mg/hari b. hipertermia,
Sizoril c. takikardia,
Tab. 25 – 100 mg d. efek sedasi berat,
pusing kepala
e. hipersaliva.
f. Penambahan berat
badan
Risperidone Warna : krem Risperidone 2-8 a. peningkatan berat badan
Bentuk : bulat Tab. 1-2-3 mg mg/hari b. hiperprolaktinemia,
Risperdal c. Gejala ekstrapiramidal
Tab. 1-2-3 mg d. Efek sedasi sementara
Risperdal Consta
Vial. 25 mg/cc
Vial. 50 mg/cc Tablet
Neripros 0.25 mg, 0.5 mg, 1 mg, 2
Tab. 1-2-3 mg mg, 3 mg dan 4 mg per oral
Persidal Oral solution
Tab. 1-2-3 mg 1 mg/mL per oral
Rizodal Injeksi
Tab. 1-2-3 mg (long-lasting)
Zofredal 25 mg/mL, 50 mg/mL IM
Tab. 1-2-3 mg

Quetiapine Warna : Krem Seroquel 300-600 a. Sakit kepala,


Bentuk : Oval Tab. 25 – 100 mg mg/hari b. somnolen, (efek sedasi
Tab. 200 mg kuat)
c. hipotensi,
d. dizziness,
e. peningkatan berat
badan,
f. gangguan metabolik dan
hiperprolaktinemia.
g. Meningkatkan resiko
diabetes dan
dislipidemia
Olanzapine Warna : putih Zyprexa 10-20 a. Peningkatan berat
Bentuk : bulat Tab. 5 – 10 mg mg/hari badan
b. Gangguan metabolik
Tablet yaitu intoleransi
5 mg & 10 mg per glukosa, hiperglikemia,
oral dan hyperlipidemia.
Injeksi c. Efek sedasi sementara
10 mg IM

Aripiprazole Warna : pink Abilify 10-30 a. Mual


Bentuk : bulat Tab. 10 – 15 mg mg/hari b. Insomnia
c. Konstipasi
Injeksi d. Akatisia
97.5 mg/mL IM e. Tremor
f. Sedasi
g. Restlessness
OBAT ANTIKOLINERGIK
− Obat antikolinergik → sekelompok obat yang menghambat kerja neurotransmitter asetilkolin terutama
reseptor-reseptor muskarin yang terdapat di SSP dan organ perifer
− Bila terjadi efek samping EPS, misalnya dystonia akut, akathisia atau parkinsonisme → terlebih dahulu
turunkan dosis obat antipsikotik → jika tidak dapat ditanggulangi → diberikan obat-obat antikolinergik
(trihexyphenidyl, benztropine, sulfas atropine, atau difenhidramin IM/IV) → bila tetap tidak berhasil →
disarankan mengganti obat antipsikotik yang digunakan ke golongan APG-II yang memiliki sedikit
kemungkinan terjadinya EPS

Obat Antikolinergik Gambar Sediaan Dosis Target Efek Samping


Optimal Obat
Trihexyphenidyl Warna : putih Hexymer 1-15 a. Akathisia
hydrochloride Bentuk : bulat Tab. 2 mg mg/hari b. Dystonia
c. Parkinsonism
Waktu
paruh : 4 ESO : mulut kering, mual,
jam muntah, sakit kepala,
malaise, mengantuk

Amantadine Warna : kuning Tab. 0,5-1-2 mg 100-300 a. Akathisia


Bentuk : kapsul mg/hari b. Parkinsonism

Waktu ESO : mual, muntah, sakit


paruh : kepala, mulut kering,
10-14 depresi, kegelisahan, sulit
jam berkonsentrasi

Propranolol Warna : orange Farmadral 30-90 Akathisia


Bentuk : bulat Tab. 10 mg mg/hari
Liblok ESO : mual, muntah,
Tab. 10-20-40 mg Waktu konstipasi, diare, Lelah
paruh : yang berlebihan, gangguan
3-4 jam tidur (insomnia),
impotensi

Lorazepam Warna : kuning Ativan 1-6 Akathisia


Bentuk : bulat Tab. 0,5-1-2 mg mg/hari
Renaquil ESO : kelelahan,
Tab. 1 mg Waktu kelemahan otot, sedasi,
Merlopam paruh : mengantuk, pusing, tidak
Tab. 0.5 mg 12 jam stabil, kebingungan
Tab. 2 mg

Vial 2 mg/ml
Vial 4 mg/ml
Tab. 0,5-1-2 mg
Diphenhydramine Warna : pink Tablet 25 mg 25-50 a. Akathisia
Bentuk : Oval Sirup 12,5mg/5ml mg/hari b. Dystonia
Amp. 1-10 mL c. Parkinsonism
(50mg/ml) Waktu
paruh : ESO : mulut kering,
4-8 jam tenggorokan kering,
ngantuk, pusing, mual,
muntah, konstipasi, sakit
kepala, gelisah

Anda mungkin juga menyukai