MODUL 3.1
OLEH :
KELOMPOK BBDM 10
NIM : (22010119140234)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2020
Skenario 4 : BENJOLAN DI INGUINAL
Pria 70 tahun sejak 3 bulan merasakan adanya benjolan pada regio inguinal kanan dan kiri. Pasien
juga terdapat keluhan lain yaitu susah berkemih, kencing tidak puas dan lancar sejak 1 tahun
terakhir yang makin lama makin memberat. Pada pemeriksaan fisik, didapatkan adanya benjolan
diameter berukuran 3 cm berdungkul, batas tidak tegas, immobile, padat, nyeri (-) pada regio
inguinal kanan dan benjolan diameter berukuran 1,5 cm, batas tidak tegas, immobile, padat, nyeri
(-) pada regio inguinal kiri. Pada pemeriksaan rectal toucher didapatkan adanya pembesaran prostat
asimetris, berdungkul, batas tidak tegas. Dokter menyarankan untuk melakukan serangkaian
pemeriksaan radiologis, tumor marker, Fine needle aspiration biopsy (FNAB) pada benjolan
inguinal dan biopsi prostat untuk menegakkan diagnosis. Penderita diberi edukasi tentang nutrisi,
dan kemungkinan terapinya.
1. Terminologi
1. Regio inguinal : batas bawah abdomen dengan fungsi yang terdiri atas lapisan
miopaneurotis. merupakan regio yang terletak di sisi lateral bawah dari abdomen.
2. Rectal toucher : pemeriksaan colok dubur adalah suatu pemeriksaan dengan
memasukkan jari telunjuk yang sudah diberi pelicin dalam dubur. pemeriksaan ini
membantu dokter untuk menemukan penyakit pada anus, rektum, kandung kemih,
dan perineum. pemeriksaan ini dapat menyebabkan kontraksi spincter ani sehingga
dapat menyulitkan pemeriksaan.
3. Prostat : kelenjar pada sistem reproduksi pria yang membungkus saluran kemih.
terbagi menjadi zona anterior fibromuscular, transisi, sentral, periuretral, dan perifer.
4. Tumor marker : tumor marker adalah zat yang dapat ditemukan dalam tubuh sebagai
penanda adanya kanker. sejenis zat yang diproduksi sel kanker, dapat ditemukan
dalam darah, urin dan cairan lainnya. Tinggi nya kandungan dapat mengisyaratkan
terjadinya kanker.
5. Fine needle aspiration biopsy (FNAB) : merupakan suatu metode atau tindakan
pengambilan sebagian jaringan tubuh manusia yang bertujuan untuk mendiagnosis
berbagai penyakit tumor. menggunakan jarum halus yang berukuran 22-27G.
6. Biopsi prostat : pemeriksaan diagnostik untuk memastikan kanker prostat. Pada
pemeriksaan prostat dokter akan menganalisis sampel jaringan yang diambil dari
kelenjar prostat yang diambil menggunakan jarum.
2. Rumusan Masalah
1. Mengapa benjolan dan pembesaran prostat yang terjadi dapat menimbulkan kesulitan
buang air kecil ?
2. Benjolan apakah yang didapatkan dokter pada
saat pemeriksaan fisik regio inguinal kanan dan
kiri?
3. Diagnosa apakah yang dapat diberikan pada
pasien?
4. Mengapa dokter menyarankan serangkaian
pemeriksaan seperti pada skenario?
5. Apa kemungkinan terapi yang dapat diberikan
pada pasien?
3. Analisis Masalah
1. Urin dibuang dari kandung kemih melalui
uretra, uretra pars prostatika akan melewati
prostat. ketika prostat membesar, maka prostat
akan menghimpit uretra, sehingga urin sulit
untuk dibuang. ketika urin terhambat, maka
kandung kemih akan mendorong/kontraksi
semakin besar. sementara itu, urin akan terus
terkumpul dikandung kemih. sehingga penderita tidak merasa lega ketika buang air
kecil. biasanya, prostat yang membesar adalah bagian lobus medius dan akan
menekan bagian belakang dari vesica urinaria sehingga menghambat pembuangan
urin.
2. Pada regio inguinal pada trigonum femoralis terdapat kelenjar limfe, dan apabila
terjadi metastasis pada kelenjar limfe maka akan menyebar cepat pada sel di
sekitarnya.
3. Kemungkinan terjadi metastasis kelenjar getah bening. indikasinya, dengan
dilakukan rectal toucher. Indikasi ini adalah terjadinya kanker prostat atau
adenocarcinoma prostat. pada stadium lanjut sel akan mengalami metastasis melalui
limfatik lalu vena. Kebanyakan metastasis melalui pembuluh limfatik dan akan
menimbulkan benjolan pada inguinal.
4. Rectal toucher, hal ini untuk menegakkan indikasi bahwa terjadi pembengkakan pada
prostat. Tumor marker dilihat dari PSA (prostate-specific agent), jika terdapat PSA
maka kemungkinan terdapat kanker, namun PSA tidak akurat sehingga harus
dilakukan pemeriksaan biopsi untuk mengetahui apakah terjadi kanker ataupun
tumor jinak. biopsi prostat dilakukan apabila terdapat kecurigaan pada saat colok
dubur. tumor marker, untuk mendeteksi stadium dan perkiraan volume kanker dan
mengelola terapi, mengevaluasi stadium dan lainnya. PSA normal nya ada dan
dihasilkan dari epitel prostat, namun jika kadarnya meningkat, hal ini dapat
mengindikasikan bahwa terjadi keganasan di prostat. radiologi menjadi pemeriksaan
penunjang pada pemeriksaan colok dubur dan apabila nilai PSA darah meningkat,
atau curiga terjadi kanker prostat. Pemeriksaan terdapat USG, CT-Scan, dan Bone
Scan.
5. Melihat terlebih dahulu kondisi kanker. Apabila pada stadium awal dapat diberikan
terapi hormon anti-androgen, karena kanker prostat disebabkan oleh hormon
testosterone. Apabila pada stadium lanjut, dilakukan radiasi. Apabila sudah terlanjur
ganas dapat dilakukan kemoterapi. dokter melakukan pemeriksaan rutin berupa colok
dubur dan PSA darah setiap 6 bulan sekali, karena jenis kanker prostat pada pasien
usia tua dan penyakit menyertai yang menyebabkan pertumbuhan kanker lambat.
4. Skema
5. Sasaran Belajar
1. Mengetahui patogenesis kanker secara umum!
2. Mengetahui patofisiologis dan patogenesis kanker prostat!
3. Mengetahui faktor resiko dari kanker secara umum!
4. Mengetahui pemeriksaan (utama dan penunjang) dari tumor prostat!
5. Mengetahui prinsip penanganan neoplasma dan aspek radioterapi pada kanker
prostat!
6. Mengetahui tindakan rehabilitasi dan pemberian nutrisi sebagai pendamping
pengobatan pada pasien kanker prostat!
7. mengetahui edukasi pada pasien kanker!
Perkembangan Kanker
Salah satu ciri dasar kanker adalah klonalitas tumor , yaitu perkembangan tumor dari sel tunggal yang
mulai berkembang biak secara tidak normal. Asal sel tunggal dari banyak tumor telah dibuktikan dengan
analisis inaktivasi kromosom X ( Gambar 15.2 ). Seperti dibahas di Bab 8, salah satu anggota pasangan
kromosom X dinonaktifkan dengan diubah menjadi heterokromatin dalam sel wanita. Inaktivasi X terjadi
secara acak selama perkembangan embrionik, sehingga satu kromosom X dinonaktifkan di beberapa sel,
sedangkan kromosom X lainnya dinonaktifkan di sel lain. Jadi, jika seorang wanita heterozigot untuk gen
kromosom X., alel yang berbeda akan diekspresikan dalam sel yang berbeda. Jaringan normal terdiri dari
campuran sel dengan kromosom X tidak aktif yang berbeda , sehingga ekspresi kedua alel terdeteksi pada
jaringan normal wanita heterozigot. Sebaliknya, jaringan tumor umumnya hanya mengekspresikan satu
alel dari gen kromosom X heterozigot. Implikasinya adalah bahwa semua sel yang menyusun tumor
tersebut berasal dari satu sel asal, di mana pola inaktivasi X diperbaiki sebelum tumor mulai berkembang.
Tahap paling awal dalam perkembangan tumor adalah peningkatan proliferasi sel epitel usus besar . Salah
satu sel dalam populasi sel proliferatif ini kemudian diperkirakan menimbulkan neoplasma jinak kecil
( adenoma atau polip ).
Putaran selanjutnya dari seleksi klonal mengarah pada pertumbuhan adenoma dengan ukuran yang
meningkat dan potensi proliferasi. Karsinoma ganas kemudian muncul dari adenoma jinak, yang ditandai
dengan invasi sel tumor melalui lamina basal ke jaringan ikat di bawahnya.
Kanker sel kemudian terus berkembang biak dan menyebar melalui jaringan ikat di dinding usus
besar. Akhirnya sel kanker menembus dinding usus besar dan menyerang organ perut lainnya,
seperti kandung kemih atau usus kecil. Selain itu, sel kanker menyerang pembuluh darah dan
limfatik, memungkinkannya untuk bermetastasis ke seluruh tubuh
Penyebab Kanker
Zat yang menyebabkan kanker , yang disebut karsinogen , telah diidentifikasi baik oleh
penelitian pada hewan percobaan maupun dengan analisis epidemiologi frekuensi kanker
pada populasi manusia (misalnya, tingginya insiden kanker paru di antara perokok). Karena
perkembangan keganasan adalah proses multi langkah yang kompleks, banyak faktor yang
dapat mempengaruhi kemungkinan berkembangnya kanker, dan terlalu sederhana untuk
membicarakan penyebab tunggal sebagian besar kanker. Meskipun demikian, banyak agen,
termasuk radiasi, bahan kimia, dan virus, telah ditemukan menyebabkan kanker pada hewan
percobaan dan manusia.
Radiasi dan banyak karsinogen kimiawi ( Gambar 15.6 ) bekerja dengan merusak DNA dan
menyebabkan mutasi. Karsinogen ini umumnya disebut sebagai agen pemicu, karena induksi mutasi
pada gen target kunci dianggap sebagai peristiwa awal yang mengarah pada perkembangan kanker .
Beberapa agen pemicu yang berkontribusi terhadap kanker pada manusia termasuk radiasi
ultraviolet matahari (penyebab utama kanker kulit), bahan kimia karsinogenik dalam asap
tembakau, dan aflatoksin ( karsinogen hati yang kuat yang dihasilkan oleh beberapa jamur yang
mencemari persediaan kacang dan biji-bijian lain yang disimpan secara tidak benar. ). Karsinogen
dalam asap tembakau (termasuk benzo ( a) pyrene, dimethylnitrosamine, dan senyawa nikel) adalah
penyebab utama kanker pada manusia.
Merokok adalah penyebab tak terbantahkan dari 80 hingga 90% kanker paru-paru, serta terlibat
dalam kanker rongga mulut, faring, laring, kerongkongan, dan situs lainnya. Secara total,
diperkirakan bahwa merokok bertanggung jawab atas hampir sepertiga dari semua kematian akibat
kanker — jumlah yang mengesankan untuk satu agen karsinogenik.
Gambar 15.6. Struktur perwakilan karsinogen kimia.
Struktur perwakilan karsinogen kimia.
Karsinogen lain berkontribusi pada perkembangan kanker dengan merangsang proliferasi sel, bukan
dengan menyebabkan mutasi. Senyawa semacam itu disebut sebagai promotor tumor , karena
peningkatan pembelahan sel yang mereka hasilkan diperlukan untuk pertumbuhan populasi sel
proliferatif selama tahap awal perkembangan tumor . The ester phorbol yang merangsang proliferasi
sel dengan mengaktifkan protein kinase C (lihat Gambar 13.26 ) adalah contoh klasik. Aktivitas
mereka ditentukan oleh studi tentang induksi kimiawi tumor kulit pada tikus ( Gambar 15.7 ).
Tumorigenesis dalam sistem ini dapat dimulai dengan pengobatan tunggal dengan karsinogen
mutagenik. Akan tetapi, tumor tidak berkembang kecuali tikus tersebut kemudian diobati dengan
promotor tumor (biasanya ester phorbol) untuk merangsang proliferasi sel yang bermutasi.
Induksi tumor pada kulit tikus. Tumor dimulai oleh mutasi yang disebabkan oleh karsinogen.
Perkembangan tumor kemudian membutuhkan pengobatan dengan promotor tumor untuk
merangsang proliferasi sel yang bermutasi.
Hormon, terutama estrogen, penting sebagai promotor tumor dalam perkembangan beberapa jenis
kanker pada manusia. Proliferasi sel-sel endometrium uterus, misalnya, dirangsang oleh estrogen ,
dan paparan estrogen yang berlebihan secara signifikan meningkatkan kemungkinan seorang wanita
untuk mengembangkan kanker endometrium . Oleh karena itu, risiko kanker endometrium secara
substansial meningkat dengan terapi penggantian estrogen pascamenopause jangka panjang dengan
estrogen dosis tinggi saja. Untungnya, risiko ini diminimalkan dengan pemberian progesteronuntuk
melawan efek stimulasi estrogen pada proliferasi sel endometrium. Namun, terapi jangka panjang
dengan kombinasi estrogen dan progesteron dapat meningkatkan risiko kanker payudara.
Selain bahan kimia dan radiasi, beberapa virus menyebabkan kanker baik pada hewan percobaan
maupun pada manusia. Kanker manusia yang umum disebabkan oleh virus termasuk kanker hati
dan karsinoma serviks , yang bersama-sama menyumbang 10 hingga 20% dari kejadian kanker di
seluruh dunia. Virus ini penting tidak hanya sebagai penyebab kanker pada manusia; Sebagaimana
dibahas kemudian dalam bab ini, penelitian tentang virus tumor telah memainkan peran kunci
dalam menjelaskan peristiwa molekuler yang bertanggung jawab atas perkembangan kanker yang
disebabkan oleh karsinogen virus dan nonviral.i
Pemeriksaan Prostat
1.Kanker prostat (PCa) secara tradisional telah didiagnosis dengan pemeriksaan rektal digital (DRE)
dan tes darah antigen spesifik prostat (PSA), diikuti dengan biopsi yang dipandu dengan USG
transrektal (TRUS). Namun, mengingat resep luas tes PSA untuk PCa, dan pengembangan program
skrining, lebih dari 60% PCa didiagnosis pada pasien asimtomatik, dengan DRE normal dan PSA
tinggi.
Karena PCa adalah penyakit heterogen, mulai dari tumor kecil, malas, tingkat rendah, hingga tumor
besar, agresif, dan mengancam jiwa, tujuan utama para ahli urologi selama evaluasi awal PCa
adalah, setelah menetapkan keberadaan penyakit, untuk mengevaluasi perluasan kanker lokal dan
jauh, dan agresivitasnya dengan pementasan.Pementasan ini penting untuk memperkirakan
prognosis, memandu pengobatan yang dibahas selama dewan multidisiplin dan mengatur tindak
lanjut pasien.
Saat ini, biopsi prostat TRUS tetap menjadi pemeriksaan standar emas untuk memastikan diagnosis
dalam semua situasi klinis ini
2. Biopsi prostat TRUS: Kunci untuk diagnosis PCa
Biopsi sistematis yang dipandu TRUS telah menjadi tes diagnostik standar untuk PCa sejak studi
penting pada tahun 1989 yang menunjukkan bahwa itu lebih unggul daripada pengambilan sampel
biopsi prostat yang diarahkan secara digital. Namun, karena posisi jarum relatif terhadap lokasi
tumor pada dasarnya acak, biopsi TRUS memiliki tingkat negatif palsu 15% -46% dan tingkat
penurunan tumor hingga 38% bila dibandingkan dengan skor Gleason akhir pada prostatektomi
radikal. Juga telah dibuktikan bahwa biopsi TRUS acak mendeteksi kanker lamban tingkat rendah
dan ini dapat menyebabkan pengobatan yang berlebihan.
Oleh karena itu, ahli urologi perlu meningkatkan pemilihan pasien yang membutuhkan biopsi dan
mengevaluasi teknik mereka untuk mengidentifikasi dan mengenai lesi yang "berpotensi agresif".
3. Indikasi biopsi prostat
3.1. DRE
Meskipun pemeriksaan rektal dilakukan secara sistematis untuk mengevaluasi disfungsi berkemih
pada pria, kinerjanya untuk deteksi awal kanker terbatas: Kebanyakan pasien yang terdeteksi
dengan PCa selama skrining program PSA memiliki DRE normal. Namun, palpasi ketidakteraturan
atau nodul selama DRE masih tetap menjadi indikasi biopsi prostat terlepas dari tingkat PSA.
3.2. PSA
Total PSA (tPSA) tetap menjadi landasan tes biologis dalam lanskap penanda tumor yang
berkembang ini, seperti yang dilaporkan dalam ulasan lengkap baru-baru ini. Nilai PSA yang tinggi
jelas terkait dengan peningkatan risiko PCa. Sayangnya, PSA adalah spesifik organ dan bukan
spesifik kanker prostat, dan ini menjelaskan tumpang tindih tingkat PSA antara prostatitis jinak
(BPH) dan PCa . Oleh karena itu relevan bagi ahli urologi yang berbagi indikasi biopsi dengan
pasiennya, untuk menganalisis tingkat PSA dalam konteks status klinis pasien, termasuk
komorbiditas, usia, riwayat keluarga, dan preferensi pasien.
Pada saat yang sama, studi uji pencegahan PCa (PCPT) menunjukkan bahwa PCa dapat dideteksi
meskipun PSA di bawah 4 ng / mL, menunjukkan fakta bahwa tidak ada ambang batas batas PSA di
bawah yang berisiko mendeteksi PCa. biopsi nol. Pilihan ambang batas PSA di mana seorang dokter
dapat merekomendasikan biopsi tetap kontroversial. Hal ini membutuhkan penjelasan menyeluruh
dari ahli urologi mengenai risiko dan manfaat masing-masing prosedur dan kemungkinan
penggunaan penanda biologis lainnya .
Dalam lanskap ini, kalkulator risiko dan nomogram berbeda yang menyatukan data dikembangkan
dalam upaya untuk memperkirakan stadium tumor dan agresivitas dengan lebih baik
( https://www.mskcc.org/nomograms/prostate ). Misalnya, dokter dapat menggunakan tabel terkenal
( https://www.hopkinsmedicine.org/brady-urology-institute/specialties/conditions-and-
treatments/postate-cancer/fighting-prostate-cancer/partin-table.htm ). Beberapa di antaranya dapat
diakses secara online dan mungkin berguna dalam membantu menentukan potensi risiko kanker
secara individual
4.2. Biopsi fusi MRI-TRUS yang ditargetkan
Karena kemajuan dalam teknologi MRI, penggunaannya dengan beberapa urutan (T2-Weighted
Imaging + diffusion-weighted imaging [DWI] +/− contrast injection dynamic contrast-enhanced
[DCE] MRI) telah meningkatkan kemampuan untuk melokalisasi PCa in vivo di dalam kelenjar
prostat.
Secara bersamaan, pedoman interpretasi standar MRI, seperti Sistem Pelaporan dan Data Pencitraan
Prostat (PI-RADS versi 2) , telah meningkatkan kesesuaian laporan ahli radiologi dan interpretasi
gambar, yang mengarah ke peningkatan resep ini pemeriksaan dan pengembangan biopsi fusi TRUS
/ MRI yang ditargetkan.ii
Patofisiologi
Panjang prostat kira-kira 3 sentimeter, seukuran kenari, dan beratnya kira-kira 20 gram. Fungsinya
untuk menghasilkan sekitar sepertiga dari total cairan mani. Kelenjar prostat terletak di panggul pria
di pangkal penis. Letaknya di bawah (inferior) kandung kemih dan segera di anterior rektum.
Prostat mengelilingi bagian posterior uretra, tetapi ini bisa menyesatkan. Uretra posterior, uretra
prostat, dan uretra proksimal semuanya menggambarkan anatomi yang sama karena tidak ada
perbedaan antara lapisan internal prostat dan uretra; mereka adalah entitas yang sama.
Prostat terutama terdiri dari jaringan kelenjar yang menghasilkan cairan yang merupakan sekitar
30% hingga 35% dari air mani. Porsi prostat dari air mani ini memberi makan sperma dan
memberikan alkalinitas yang membantu menjaga pH tinggi. (Vesikula seminalis menghasilkan sisa
cairan mani.)
Kelenjar prostat membutuhkan androgen (testosteron) agar dapat berfungsi secara maksimal. Inilah
mengapa terapi hormonal (deprivasi testosteron) sangat efektif. Tumor yang kebal kebiri dianggap
menghasilkan androgen intraseluler.
Kanker dimulai dengan mutasi pada sel kelenjar prostat normal, biasanya dimulai dengan sel basal
perifer.
Kanker prostat paling sering terjadi di zona perifer yang terutama merupakan bagian prostat yang
dapat dipalpasi melalui pemeriksaan rektal digital (DRE).
• Kanker prostat adalah adenokarsinoma yang berkembang terutama dari bagian kelenjar
organ dan menunjukkan pola kelenjar yang khas pada pemeriksaan mikroskopis.
• Sel kanker tumbuh dan mulai berkembang biak, awalnya menyebar ke jaringan prostat di
sekitarnya dan membentuk nodul tumor.
• Tumor semacam itu dapat tumbuh di luar prostat (ekstensi ekstrakapsular) atau mungkin
tetap terlokalisasi di dalam prostat selama beberapa dekade.
• Kanker prostat biasanya bermetastasis ke tulang dan kelenjar getah bening.
• Metastasis ke tulang dianggap setidaknya sebagian akibat pleksus vena prostat mengalir ke
vena vertebralis.
Prostat mengakumulasi seng dan menghasilkan sitrat. Namun, peningkatan makanan atau suplemen
zinc dan sitrat tampaknya tidak memiliki pengaruh pada kesehatan prostat atau perkembangan
kanker prostat. iii
Paparan Pekerjaan
Tempat kerja bisa berbahaya, baik itu pabrik, pertanian keluarga, jalanan kota, atau tempat kerja
formal atau informal lainnya. Organisasi Perburuhan Internasional ( ILO ) memperkirakan bahwa 2
juta kematian per tahun di seluruh dunia, di antara 2,7 miliar pekerja, disebabkan oleh paparan di
tempat kerja. Beban penyakit dan kecacatan sangat besar, tetapi data untuk mendukung perkiraan
kuantitatif tidak tersedia untuk sebagian besar dunia ( Rosenstock et al., 2006 ).
Polusi
Polusi udara (dalam dan luar ruangan), air, dan tanah menyebabkan sekitar 1 sampai 4 persen dari
semua kanker di seluruh dunia ( Stewart dan Kleihues, 2003 ). Meskipun tingkat risiko per orang
cukup rendah, sejumlah besar orang yang terpapar — secara tidak sengaja — dapat berarti pengaruh
populasi yang besar. Untuk polusi udara di dalam dan luar ruangan, kanker paru-paru adalah jenis
kanker utama yang terlibat. Polusi udara ambien terutama disebabkan oleh knalpot kendaraan yang
merupakan campuran bahan kimia. Meskipun tingkat emisi di negara-negara berpenghasilan tinggi
cenderung menurun selama beberapa dekade terakhir, tingkat tersebut sama atau meningkat di
banyak LMC.
Kontaminan Makanan
Terlepas dari pengaruh substansial makro dan mikronutrien serta keseimbangan energi dalam
mempengaruhi risiko kanker, makanan dapat terkontaminasi oleh karsinogen alami atau buatan
manusia. Beban kanker dari kontaminan makanan belum diperkirakan, tetapi diperkirakan cukup
kecil secara global ( Stewart dan Kleihues, 2003 ). Kontaminan karsinogenik alami yang paling
terkenal (dan mungkin paling penting) adalah mikotoksin yang dihasilkan oleh jamur, yang paling
baik dicirikan adalah aflatoksin.
Aflatoksin diproduksi oleh jamur dari genus Aspergillus , yang hidup dari biji-bijian dan kacang
tanah (kacang tanah). Aflatoksin menumpuk pada makanan ini terutama jika disimpan dalam
kondisi panas dan lembab. Aflatoksin tertentu dan infeksi kronis dengan HBVbersama-sama adalah
faktor risiko utama untuk kanker hati di beberapa bagian Afrika, Asia, dan Amerika Selatan.
Kondisi penyimpanan yang lebih baik dapat sangat mengurangi kontaminasi aflatoksin (lihat Bab
6 ).
Makanan dapat terkontaminasi oleh pestisida dan bahan kimia industri lainnya baik secara langsung
atau saat mereka naik ke rantai makanan. Bahan kimia yang mungkin karsinogenik juga diproduksi
selama memasak (misalnya, hidrokarbon aromatik polisiklik, senyawa N-Nitroso). Semua ini
mungkin penting secara lokal, tetapi sulit untuk dideteksi dan diukur, dan tidak ada strategi luas
yang tersedia untuk mengendalikannya.
Obat Medis
Sejumlah kecil obat — sering kali merupakan senyawa kuat yang disengaja — telah ditemukan
bersifat karsinogenik. Ironisnya, kelompok terbesar adalah obat-obatan yang digunakan untuk
mengobati kanker. Meskipun mereka meningkatkan risiko kanker beberapa dekade kemudian,
manfaat langsungnya lebih besar daripada risiko itu, yang mungkin diterima secara sadar.
Terapi Kanker
Perawatan / Manajemen
Keputusan pertama dalam menangani kanker prostat adalah menentukan apakah diperlukan
pengobatan apa pun. Kanker prostat, terutama tumor tingkat rendah, sering tumbuh sangat lambat
sehingga seringkali tidak diperlukan pengobatan; terutama pada pasien usia lanjut dan mereka
dengan penyakit penyerta yang secara wajar membatasi harapan hidup hingga 10 tahun tambahan
atau kurang.
Pengawasan Aktif
Banyak kasus berisiko rendah sekarang dapat diikuti dengan pengawasan aktif. Dalam pengawasan
aktif, pasien biasanya diharuskan menjalani tes PSA berkala dan teratur dan setidaknya satu biopsi
tambahan 12 sampai 18 bulan setelah diagnosis awal. Surveilans aktif sesuai untuk pria dengan
kanker prostat derajat rendah (Gleason 3 + 3 = 6 atau kurang dengan PSA kurang dari 20) dan
kanker berukuran terbatas. Tes genomik dapat dipertimbangkan dalam kasus ini tetapi mungkin
paling membantu bila PSA berada dalam kisaran 10 sampai 20 ng / ml, atau ada peningkatan
volume tumor.
MRI prostat juga dapat digunakan untuk mengikuti pasien ini dan menghindari ketidaknyamanan
akibat biopsi berulang. Tujuan dari observasi ketat adalah untuk mengidentifikasi pasien-pasien
tersebut, biasanya sekitar 25% dari total, yang secara signifikan akan meningkatkan level PSA,
secara klinis berkembang atau meningkatkan ke skor Gleason yang lebih tinggi. Hal ini
menunjukkan kemungkinan konversi ke kanker yang lebih agresif dan pengobatan definitif
kemudian dapat ditawarkan dengan tepat sementara sebagian besar terhindar dari biaya,
ketidaknyamanan, efek samping, dan komplikasi terapi kuratif dengan aman.
Pilihan terbaik tergantung pada stadium kanker, skor Gleason, dan level PSA serta preferensi
individu pasien, kesehatan, penyakit penyerta, kualitas hidup, dan usia.
Untuk mengubah perilaku manusia, yang terbaik adalah mendekati kebiasaan berisiko melalui
kekuatan yang sama yang mengembangkan dan mempertahankan kebiasaan tersebut. Memberikan
informasi tentang hubungan antara kebiasaan tertentu dan kanker, meskipun diulangi beberapa kali,
akan meningkatkan kesadaran publik dan mendorong beberapa orang untuk melakukan upaya
minimal untuk mengubah perilaku mereka, tetapi secara umum kebiasaan baru tersebut tidak
bertahan dan berlanjut serta semakin intensif. pendekatan ini tidak efektif. Strategi alternatif
menggunakan kekuatan aktif secara sosial untuk mendukung praktik pencegahan dan
menghilangkan kemungkinan hambatan untuk bertindak. Misalnya, program anti rokok harus
menciptakan citra sosial yang baik dari orang yang bukan perokok. Meskipun kampanye media
massa yang relevan secara budaya dan sosial dapat memengaruhi pengetahuan dan keyakinan serta
mendorong orang untuk berpartisipasi dalam aktivitas pemutaran film,hal ini perlu ditambah selama
periode waktu tertentu dengan metode kontak pribadi, seperti diskusi kelompok, percakapan telepon
dan kunjungan rumah, untuk mempromosikan kebiasaan pemutaran film yang teratur. Berlawanan
dengan pendapat umum, metode komunikasi massa bisa mahal berdasarkan efektivitas biaya per
orang karena tingkat partisipasi yang rendah dan kelemahan dalam mempertahankan perilaku
sehat.vii
i.Sel: Pendekatan Molekuler. Edisi ke-2.Cooper GM.Sunderland (MA): Rekan Sinauer ; 2000.
iii.Leslie SW, Soon-Sutton TL, Sajjad H, dkk. Kanker prostat. [Diperbarui 2020 Jun 27]. Dalam:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): Penerbitan StatPearls; 2020 Jan-. Tersedia dari:
https://translate.googleusercontent.com/translate_c?
depth=1&hl=id&prev=search&pto=aue&rurl=translate.google.co.id&sl=en&sp=nmt4&u=https://w
ww.ncbi.nlm.nih.gov / books / NBK470550 / & usg =
AlkJrhjEOso_YY1A8S5myA1fYoDPC2VrMQ
v.Leslie SW, Soon-Sutton TL, Sajjad H, dkk. Kanker prostat. [Diperbarui 2020 Jun 27]. Dalam:
StatPearls [Internet]. Treasure Island (FL): Penerbitan StatPearls; 2020 Jan-. Tersedia dari:
https://translate.googleusercontent.com/translate_c?
depth=1&hl=id&prev=search&pto=aue&rurl=translate.google.co.id&sl=en&sp=nmt4&u=https://w
ww.ncbi.nlm.nih.gov / books / NBK470550 / & usg =
AlkJrhjEOso_YY1A8S5myA1fYoDPC2VrMQ