Anda di halaman 1dari 29

PERAN PERAWAT PADA

TERAPI PSIKOFARMAKA

Ns I Ngh Budiawan, S.Pd, S.Kep, M.Kes


RSJ PROV BALI
Pengertian Psikofarmaka
 Terapi gangguan jiwa dengan menggunakan obat-
obatan disebut Psikofarmakoterapi/medikasi
psikotropika.
 Yaitu obat yang mempunyai efek terapeutik
langsung pada proses mental penderita karena
kerjanya pada otak/sistem saraf pusat.
 Obat yg bekerjanya secara epektif pada SSP dan
mempunyai efek utama terhadap aktivitas mental,
serta mempunyai efek utama terhadap aktivitas
mental dan prilaku.
Jenis-jenis obat Psikotropika.

 Antipsikosis/neuroleptika
 Anti cemas/traquiliizer
 Anti depresi
 Anti insomnia
 Anti maniak
 Anti obsesif-konpulsif
Antipsikotik
Jenisnya:
 1 Antipsikotik atipikal : clozapin, risperidon.
 2 Antipsikotik tipikal : Haldol, Fenotiazin, CPZ, THP.
 3. Obat Antipsikotik jenis neuroleptika : CPZ, haldol, TFP,

Indikasi :
 Mengatasi gejala2 psikotik (waham, hall,agitasi, prilaku kacau)
 Skizofrenia, psikosis organik, psikosis akut, meredakan hall,
 Memblokade dopamine pada pasca sinaptik neuron di otak terutama pada sistem limbik
dan sistem ekstrapiramidal.

Efek samping :
1. Gejala ekstrapiramidal: otot kaku atau spasme, wajah topeng, disfagia, akatisia, tardive
diskinesia, sakit kepala, kejang.
2. Takikardia, aritmia, hipertensi, hipotensi orthostatik
3. Mata : pandangan kabur, glaukoma
4. Mulut kering, mual muntah, konstipasi, diare, BB naik.
Efek samping lanjutan
5. Sering buang air kecil, retensi urine, impotensi,
eneuresis,amenorea,gynecomastia
6. Hematologi : anemia,leukopenia,agranulositosis
7. Kulit :rash,dermatitis,fotosensitif
8. Sindrom Neuroleptika Maligna (SNM)

Kontraindikasi:
1. Gangguan kejang
2. Glaukoma
3. Klien usia lanjut
4. Wanita hamil atau sedang menyusui
Tindakan Keperawatan

1. Gejala ekstrapiramidal:turunkan dosis, beri TH.


2. SNM: stop obat,beri tindakan simtomatis
3. Hipotensi orthostatik:monitor tekanan darah
4. Efek antikolinergik:minum banyak,diet tinggi
serat
5. Agranulositosis;isolasi,antibiotik
Antiansietas dan Hipnotik Sedatif

1. Benzodiazepin: diazepam (Valium), lorazepam


(ativan),aprazolam (xanax)
2. Nonbenzodiazepin: buspirob, sulpirid

Indikasi:
1. Gangguan ansietas
2. Meredakan ansietas atau ketegangan karena situasi tertentu
3. Gejala putus zat akut karena alkohol
4. Meredakan spasme otot
5. Menurunkan ansietas berat agar bissa diberikan psikoterapi
Efek samping:
1. Kelambatan mental,sedasi,vertigo,bingung,tremor,lelah,depresi,sakit
kepala,ansietas,insomnia,kejang,delirium,kaki lemas,ataksia,bicara pelo
2. Hipotensi orthostatik,takikardi,perubahan EKG
3. Mata kabur,midriasis,telinga tinitus
4. Anoreksia,mual,mulut kering,diare,konstipasi
5. Kulit:rash,dermatitis,pruritis
Kontraindikasi:
1. Penyakit hati
2. Pansien lansia
3. Penyakit ginjal
4. Glaukoma
5. Kehamilan/menyusui
6. Psikosis
7. Gangguan pernafasan sebelumnya
8. Reaksi hipersensitif
Tindakan keperawatan

1. Anjurkan tidak menggunaka alat berbahaya,


menyetir
2. Benzodiazepin menyebabkan gangguan ereksi
dan kesulitan orgasme
3. Untuk menghentikan obat perlu bertahap
4. Monitor ketat pada lansia
5. Hindari penyalahgunaan
6. Pemberian maksimal 100 hari
Antimanik: Mood Stabilizer
Indikasi : gangguan afektif tife manik
Jenis : Lithium
Efek terapi : Stabilisasi mood
Efek samping : BB meningkat, perubahan EKG,
tremor,nyeri kepala,iritasi gastre
Tindakan keperawatan: awasi dosis, pengobatan
berkelanjutan, atasi gejala.
Antidepresan
 Indikasi : Depresi, nyeri berat dan kronis, eneuresi anak > 6
th, gangguan obsesif konfulsi
 Jenis : trisiklik (amitriptilin), MAO inhibitor
(Maclobemide), tetracyclic compound (amoxapine,
Maprotiline), atipycal antidepressant (Trazodone)
 Efek terapi : meningkatkan mood
 Efek samping : Mengantuk,ganguan fungsi seksual,
gangguan gastrointestinal, tremor, mulut kering, konstipasi,
retensi urine, agitasi, gelisah.
 Tindakan keperawatan : monitor efek samping dan
pengobatan simtomatis
Antiparkinson
 Indikasi : gejala parkinson, EPS.
 Jenis : Trihexyphenidile, Benadryl, SA.
 Kontraindikasi : gangguan jantung, hipertensi,
glaukoma, gastric ulcers, kehamilan, menyusui.
 Tindakan keperawatan: Hindari menggunakan
alat berbahaya, beri setelah makan, anjurkan
berubah posisi betahap, periksa lab rutin, hati2 pd
manula.
Ggg. Motorik akibat Anti Psikotik
 Istilah gejala EPS (Ekstra Piramidal Sindrom)
mengacu pada suatu kelompok/ reaksi yg
ditimbulkan oleh penggunaan antipsikotik.
 Banyak gejala bermanifestasi sbg gerakan otot
skelet, spasme & rigiditas.
 Tipe EPS : Reaksi Distonia Akut, Akatisia, sindrom
Parkinson, Diskinesia Tardif, SNM (Sindrom
Neuroleptik Malignan)

13
Reaksi Distonia Akut

 Spasme/kontraksi involunter akut satu /> otot skelet yg lazim tjd


dlm bbrp menit.
 Klp otot yg sering : otot wajah, leher, lidah, ekstra okuler 
tortikolis, disartria, krisis okulogirik & sikap badan yg aneh.
 Sakit nyeri, bahkan dpt krisis spt distonia laring/ diafragma.
 Sering 1 – 2 hr stl terapi antipsikotik, ttp bisa kapan saja.
 10 % dr pasien dg anti psikotik, pria muda, > sering dg
antipsikotik potensi tinggi ( haloperidol/flufenazin)

14
Akatisia
 Gejala EPS yg paling sering.
 Timul segera atau bbrp lama stl medikasi
antipsikotik.
 Manifestasi : gelisah, gugup, keinginan untuk tetap
bergerak, keluhan ansietas, insomnia.
  eksaserbasi psikosis akibat perasaan tidak
nyaman yg ekstrem.
 Sering dianggap oleh dokter sebagai manifestasi
memberatnya psikotik.

15
Sindrom Parkinson
 Manifestasi gejala :
1. Akinesia/Bradikinesia : wajah topeng, kejedaan dr
gerakan spontan, penurunan ayunan lengan saat
jalan, penurunan kedipan, penurunan mengunyah,
pengeluaran air liur (ngiler).
2. Tremor.
3. Rigiditas ; kekakuan otot ( Cog wheel appearance)

16
Tata Laksana
 Menurunkan/menghentikan sementara/mengganti OAP.
 Medikasi anti kolinergik : Sulfas Atropin, THP/Artane,
antihistamin (difenhidarmin).
 Propanolol untuk mengatasi tremor ( 10 – 30 mg).
 Bensodiazepin untuk kecemasannya (ativan, alprazolam).
 Gejala ES terapi AP dpt sangat menekan sehingga sering perlu
tindakan profilaksis saat pemberian Antipsikotik. (Triheksi
Fenidil/Artane).
 Pemberian THP/Artane  mulut kering, penglihatan kabur,
ggg ingatan, konstipasi, retensi urin.

17
Tardive Diskenesia
 Gejala :
* Gerakan koreoatetoid abnormal, involunter, ireguler,
pada otot2 kepala-anggt gerak-batang tubuh.
* Gerakan perioral: gerak otot skt mulut yg tiba2,
memuntir & menjulurkan lidah, mengunyah, gerakan
rahang ke lateral, mengkerutkan bibir dan
menyeringaikan wajah.
* Gerakan jari & menggenggamkan tangan.
* Diskinesia dieksaserbasi oleh stres & menghilang
saat tidur.

18
SNM (Sindrom Neuroleptik Malignan)
 Komplikasi membahayakan yg dpt terjadi setiap saat.
Gejala biasanya timbul 24 – 72 jam pemberian OAP.
 Laki2 > Wanita.
 Ps Muda > Ps Lanjut Usia.
 Mortalitas 20 - 30% & > tinggi dg OAP Depo (Long
Acting).
 Patofisiologi belum diketahui.
 OAP berisiko terjadinya SNM; terutama pasien dg
kondisi dehidrasi, kelelahan dan malnutrisi.

19
TANDA DAN GEJALA
 Motorik & Perilaku : Rigiditas, distonia,
akinesia, mutisme, Obtudansi Dan Agitasi.
 2. Gejala Otonomik : Hiperpireksia,
berkeringat, peningkatan tekanan darah &
denyut nadi.
 3. Gejala laboratorik : Leukositosis,
peningkatan kreatinin fosfatase, enzim hati,
mioglobin plasma & mioglobin urin kadang
disertai gagal ginjal.

20
Standar Pelayanan Minimal

 Diagnosis sedini
 Stop Antipsikotik
 obat antikolinergik harus segera dimulai atau
jangan dihentikan.
 Sedapat mungkin penderita dirawat di ruang
intensif ( ICU ) dengan fasilitas memadai

21
 Tindakan : ABC(Basic Life support)
 Turunkan suhu tubuh dengan :
› Pemberian aspirin 625-1000 mg tiap 4 jam,
nasogastric tube (enema air dingin)
› Pengobatan komplikasi yang sesuai
› Oksigenasi
 IV line
 Observasi ketat tanda-tanda vital
 Lab: CPK, DL, profil kimia darah, LFT, BUN, SC

22
 Pengobatan spesifik, :
 Dantrolen :
› iv : dosis inisial 2-3 mg/kg BB tiap 10-15 menit
(0,8-10 mg/kg BB/hari ) hati2 hepatotosik
› Oral : dosis inisial 100-250 mg/kg BB/hari dalam
dosis terbagi ( maksimal 700 mg/hari ).
 Bromokriptin : 2,5-10mg-3/24janm(di 60mg/hari
 Amantadine : 200-400 mg/hari -dosis terbagi
 Benzodiazepin ( Lorazepam ) 2 mg IV lanjut oral
 Levodopa dan Carbidopa ( Sinemet ): Carbidopa 25
mg dan Levodopa 100 mg sebanyak 3-8 kali sehari

23
Antipsikotik selanjutnya
 Tunda sampai SNM teratasi ( 2 minggu)
 Selanjunya gunakan dosis efektif tinggi :thioridazine.
 Mulailah dengan dosis rendah dengan pengawasan
ketat di rumah sakit karena adanya kemungkinan
terjadinya serangan ulang.
 Pemberian terapi tambahan seperti Benzodiazepine
( Lorazepam ) neuroleptika yang dibutuhkan

24
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN
OBAT
Perawat memiliki beberapa peran, salah satuperan perawat adalah
caregiver, untuk bisa menjadi seorang caregiver maka perawat harus
memiliki pengetahuan yang memadai tentang pemberian
psikofarmakologis.

Peran perawat dalam proses psikofarmakologis sbb:


1. Pengkajian pasien
2. Koordinasi modalitas terapi
3. Pemberian agens psikofarmakologis.
4. Pemantauan efek obat
5. Penyuluhan pasien
6. Program rumatan obat
7. Partisipasi dalam penelitian
8. Kewenangan untuk memberikan resep
Pengumpulan data sebelum pengobatan,
meliputi:
Pemeriksaan fisik
• Diagnosa medis
• Riwayat penyakit
• Riwayat pengobatan
• Hasil pemeriksaan laboratorium (yang berkaitan)

 Jenis obat yang digunakan, dosis, cara dan waktu pemberian


 Program terapi lain
 Mengkombinasikan obat dengan terapi modalitas
 Pendidikan kesehatan untuk klien dan keluarga, tentang
pentingnya minum obat dan penanganan efek samping
obatMonitor efek samping penggunaan obat
Melaksanakan prinsip pengobatan psikofarmako
. Persiapan
1
• Melihat order pemberian obat di lembaran obat (di status)
• Kaji setiap obat yang akan diberikan termasuk tujuan, cara kerja obat, dosis, efek samping
dan cara pemberian
• Kaji pengetahuan klien dan keluarga tentang obat
• Kaji kondisi klien sebelum pengobatan
2 . Lakukan minimal prinsip lima benar dalam pemberian obat
3. Laksanakan program pemberian obat
• Gunakan pendekatan tertentu
• Bantu klien minum obat, jangan ditinggal
• Pastikan bahwa obat telah diminum
• Bubuhkan tanda tangan pada dokumentasi pemberian obat, sebagai aspek legal
4. Laksanakan program pengobatan berkelanjutan, melalui program rujukan .
5. Menyesuaikan dengan terapi non farmakologik
6. Turut serta dalam penelitian tentang obat-obatan psikofarmako
EVALUASI
Reaksi obat efektif jika:
1. Emosional stabil
2. Kemampuan berhubungan interpersonal
meningkat
3. Halusinasi, agresi, delusi, menarik diri
menurun
4. Perilaku mudah diarahkan
5. Proses berpikir ke arah logika
6. Efek samping obat
7. Tanda-tanda vital: tekanan darah, denyut nadi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai