Anda di halaman 1dari 14

ANALISIS JURNAL

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU


PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI PUSKESMAS KABUPATEN
BANDUNG

Oleh Kelompok A :
Cempaka Mertanadi 17091110040
Dewa Ayu Riska Imaniawati 17091110054
Ni Luh Putu Yunita Krisna Yanti 17091110063
Ni Putu Ari Wijayanti 18101110001
Ni Putu Nita Ardani 18101110002

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


STIKES ADVAITA MEDIKA TABANAN
TAHUN 2021
Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VIII No. 1 April 2020

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN


PERILAKU PEMBERIAN IMUNISASI DASAR DI
PUSKESMAS KABUPATEN BANDUNG
Maidartati1, Ida Yuli Yuniarti2
1
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, maidartati@yahoo.co.id
2
Universitas Adhirajasa Reswara Sanjaya, ida.yuniarti96@gmail.com

ABSTRAK
Imunisasi merupakan salah satu pencegahan penyakit menular khususnya penyakit yang dapat
dicegah dengan imunisasi. Dalam pemberian imunisasi, peran orang tua khususnya ibu menjadi
sangat penting, karena orang terdekat dengan bayi dan anak adalah ibu. Pengetahuan dan pendidikan
ibu akan mempengaruhi perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi dan anak, sehingga
dapat mempengaruhi status imunisasinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan
pengetahuan dengan perilaku Ibu dalam pemberian Imunisasi dasar di Puskesmas Kabupaten
Bandung. Metode penelitian korelasional dengan pendekatan cross sectional. Responden penelitian
adalah ibu yang melakukan imunisasi dasar di Puskesmas Kabupaten Bandung. Metode
pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah sampel penelitian adalah
42 responden. Selanjutnya dilakukan Analisa data Univariat menggunakan Prosentase dan Bivariat
menggunakan Chi-Squaere. Hasil penelitian didapatkan sebagian besar yaitu 26 (61,9%) responden
melakukan imunisasi dasar lengkap. Selanjutnya hampir setengahnya sebanyak 17 (40,5%)
responden dengan pengetahuan baik dan sebagian besar yaitu 25 (59,5%) responden berperilaku
positif. Hasil analisa data pada uji Chisquare diperoleh p-value 0,000 artinya terdapat hubungan
tingkat pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar di Puskesmas Kabupaten
Bandung. Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan penyuluhan kesehatan
tentang imunisasi untuk meningkatkan pengetahuan dengan perilaku ibu tentang imunisasi.
Kata kunci : Pengetahuan, Prilaku, Imunisasi Dasar

ABSTRACT
Immunization is one of the prevention of infectious diseases, especially diseases that can be prevented by
immunization. In providing immunizations, the role of parents, especially mothers, is very important, because
the closest person to the baby and the child is the mother. Knowledge and education of the mother will
influence the behavior of the mother in providing basic immunization to infants and children, so that it can
affect the status of immunization. This study aims to identify the relationship of knowledge with maternal
behavior in the provision of basic immunization in Bandung Public Health Center. Correlational research
method with cross sectional approach. Research respondents were mothers who carried out basic
immunizations at the Bandung District Health Center. The data collection method uses purposive sampling
technique with the number of research samples is 42 respondents. Then Univariate data analysis is done
using Percentage and Bivariat uses Chi-Squaere. The results showed that most of the 26 (61.9%) respondents
did complete basic immunization. Furthermore, almost half as many as 17 (40.5%) respondents with good
knowledge and most of them (25 (59.5%) respondents behaved positively. The results of data analysis in the
Chi-square test obtained p-value of 0,000, there is a relationship between the level of knowledge and behavior
of mothers in providing basic immunizations in the Bandung public Health Center. It is expected that health
workers can further enhance health education on immunization to increase knowledge of maternal behavior
about immunization.
Keywords: Knowledge, Behavior, Basic Immunization

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 114 http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan


Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VIII No. 1 April 2020

Naskah diterima: Januari 2020 ; Naskah direvisi: Februari 2020 ; Naskah diterbitkan :
April 2020

PENDAHULUAN World Health Organization (WHO, 2014)


Imunisasi adalah salah satu jenis usaha memberikan melaporkan bahwa terjadi penurunan angka kematian
kekebalan kepada anak dengan memasukkan vaksin balita (AKB) pada tahun 19902013. Pada tahun 1990
ke dalam tubuh guna membuat zat anti untuk kematian balita sebesar 12,6 juta anak, sedangkan
mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan pada tahun 2013 kematian balita sebesar 6,3 juta
yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang anak. Menurut Kemenkes RI (2014) angka kematian
digunakan untuk merangsang pembentukan zat anti, balita pada tahun 2015 masih jauh dari target AKB
yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan yaitu sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. AKB
(misalnya, vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG), secara global di dunia masih tinggi yaitu sebesar 46
Difteri, Pertusis dan Tetanus (DPT) dan Campak) dan
per 1000 kelahiran hidup (WHO, 2014).
melalui mulut (contohnya vaksin polio) (Mahayu, Saat ini di Indonesia masih ada anak-anak yang
2014).
belum mendapatkan imunisasi secara lengkap bahkan
Pemberian imunisasi dasar berguna untuk memberi tidak pernah mendapatkan imunisasi sedari lahir.
perlindungan menyeluruh terhadap penyakit-penyakit Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menunjukkan
yang berbahaya, dengan imunisasi dasar lengkap sejak 2014-2016, terhitung sekitar 1,7 juta anak
sesuai jadwal pemberiannya, tubuh bayi dirangsang belum mendapatkan imunisasi atau belum lengkap
untuk memiliki kekebalan tubuh sehingga tubuh status imunisasinya. Kementerian Kesehatan
mampu bertahan melawan serangan penyakit (Kemenkes) mengubah konsep imunisasi dasar
berbahaya (Mandesa, 2014) lengkap menjadi imunisasi rutin lengkap. Imunisasi
Diperkirakan di seluruh dunia pada tahun 2013, 1 dari rutin lengkap itu terdiri dari imunisasi dasar dan
5 anak atau sekitar 21,8 juta anak tidak mendapatkan lanjutan. Imunisasi dasar saja tidak cukup, diperlukan
imunisasi yang dapat menyelamatkan nyawa mereka. imunisasi lanjutan untuk mempertahankan tingkat
Di berbagai negara di dunia, kurangnya persediaan kekebalan yang optimal. (Kemenkes RI, 2015 )
vaksin, akses terhadap layanan kesehatan, kurangnya Kemenkes (2016) menyatakan bahwa target imunisasi
pengetahuan masyarakat serta kecilnya dukungan dasar lengkap tahun 2016 adalah
politis dan finansial menjadi penyebab kesenjangan 91,5%, pada tahun 2016 cakupan desa/kelurahan
cakupan imunisasi. Kondisi geografis Indonesia juga UCI, sebanyak 5.483 desa/kelurahan tersebar di 27
merupakan tantangan bagi program imunisasi, selain Kabupaten/Kota dengan cakupan antara 75%-100%,
kurangnya pengetahuan masyarakat dan kurangnya Kab/Kota yang cakupannya masih dibawah target
informasi tentang imunisasi, Pemerintah juga telah Provinsi adalah Kab Bandung, Kab Garut, Kota
menggiatkan program promosi kesehatan dalam Cimahi, Kab Cirebon, Kab Cianjur, Kab Ciamis,
rangka penyebarluasan informasi tentang pentingnya Kota Cirebon, Kab Subang dan Kab Kuningan.
imunisasi (Kemenkes RI, ( Dinkes Jabar, 2016 ) Di Kabupaten Bandung pada
2015). tahun 2017 didapatkan data imunisasi dasar lengkap

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 115 http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan


Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VIII No. 1 April 2020

sebanyak (78,70%) bayi yang sudah diimunisasi, Terbentuknya suatu perilaku baru, terutama pada
sedangkan cakupan orang dewasa dimulai pada domain kognitif, dalam
desa/kelurahan UCI di Kabupaten arti subjek tahu terlebih dahulu terhadap stimulus,
Bandung, sebanyak 220 desa/kelurahan dari 280 yang sehingga menimbulkan pengetahuan baru pada subjek
ada di Kabupaten Bandung. Tiga Puskemas tertinggi tersebut dan selanjutnya menimbulkan respon batin
jumlah bayinya diantaranya adalah Puskesmas dalam bentuk sikap pada subjek terhadap objek yang
Bojongsoang jumlah bayinya sebanyak 1897, UCI diketahui, akhirnya rangsangan menimbulkan respons
83,3% yang sudah di imunisasinya dasar sebanyak lebih jauh lagi, yaitu berupa tindakan (cation)
(84%), Puskesmas Banjaran DTP jumlah bayinya sehubungan dengan stimulus atau objek
sebanyak 1677 yang sudah di imunisasi dasar (78%), (Notoatmodjo,
UCI 33,3% dan Puskesmas Dayeuhkolot jumlah 2007)
bayinya 1159 yang sudah di imunisasi dasar (61%) , Notoatmodjo (2012) mengatakan bahwa kepercayaan
UCI 33,3 %. ( Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, dan perilaku kesehatan ibu mempunyai peranan yang
2017). sangat besar dalam program imunisasi dasar. Perilaku
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang kesehatan tersebut merupakan suatu respon yang
sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang ditunjukkan ibu terhadap rangsangan yang berasal
(over behavior). Dari penelitian membuktikan bahwa dari luar maupun dari dalam diri ibu itu sendiri dan
perilaku yang di dasari oleh pengetahuan akan lebih dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Berdasarkan
bertahan dari perilaku yang tidak di dasari oleh penelitian yang dilakukan oleh Rizani (2009)
pengetahuan (Fitriani, 2011). Tanpa pengetahuan Pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi
seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil hepatitis B sebagian besar baik (83,53%).
keputusan dan menentukan tindakan terhadap Pengetahuan yang kurang mempunyai risiko 5,96 kali
masalah yang dihadapi. Faktor yang mempengaruhi untuk berperilaku yang tidak baik dalam pemberian
pengetahuan seseorang adalah pendidikan, pekerjaan, imunisasi hepatitis dibanding pengetahuan baik.
umur, minat, pengalaman, kebudayaan dan informasi Hasil penelitian Riyanto (2013) menunjukan hasil uji
(Iqbal, 2007). Perilaku kesehatan seseorang dapat statistik tingkat pengetahuan ibu diperoleh nilai P =
dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi 0,001 dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
yang meliputi pengetahuan, sikap, pendidikan, tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
kepercayaan masyarakat, sosial budaya dan tingkat dengan perilaku pelaksanaan imunisasi dasar pada
ekonomi. Selanjutnya yaitu faktor pemungkin yang balita. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan
mencakup pada ketersediaan sarana dan prasarana Worang (2014) Dimana uji statistik pada penelitian
dan yang terakhir faktor penguat yang mencakup ini menggunakan uji Chi-Square menunjukan bahwa
pada sikap dan prilaku petugas kesehatan. Oleh ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan
karena itu pemahaman dan keikut sertaan ibu dalam dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar
program imunisasi ini tidak akan menjadi halangan pada balita di Desa Taraitak Satu Kecamatan
yang besar jika ibu mempunyai perilaku kesehatan Langowan Utara.
yang baik (Notoatmodjo, 2012).

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 116 http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan


Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VIII No. 1 April 2020

Hasil penelitian Maghfirah (2017) menunjukkan Imunisasi adalah salah satu jenis usaha memberikan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara kekebalan kepada anak dengan memasukkan
pengetahuan ibu terhadap pemberian imunisasi polio vaksin ke dalam tubuh guna membuat zat anti untuk
di Gampong Jawa Kecamatan Kuta Raja Banda mencegah terhadap penyakit tertentu. Sedangkan
Aceh. Responden yang memiliki pengetahuan tentang yang dimaksud dengan vaksin adalah bahan yang
imunisasi dasar dengan kategori cukup sebanyak 38 digunakan untuk merangsang pembentukan zat anti,
responden (71,7%). Hasil penelitian yang dilakukan yang dimasukkan ke dalam tubuh melalui suntikan
oleh Maimunah (2017) menyatakan bahwa terdapat (misalnya, vaksin Bacille Calmette-Guerin (BCG),
hubungan positif antara pengetahuan ibu dengan Difteri, Pertusis dan Tetanus (DPT) dan Campak) dan
pelaksanaan imunisasi dasar pada bayi di Desa melalui mulut (contohnya vaksin polio) (Mahayu,
Karang Sari Huta 3 Kecamatan Gunung Maligas 2014).
Kabupaten Simalungun. Sejalan dengan penelitian Banyak sekali manfaat dari pemberian imunisasi
Kadir (2014) mengenai pengetahuan orang tua diantara nya manfaat bagi anak, keluarga dan negara.
tentang imunisasi menunjukan hasil 80,6% responden Manfaat untuk anak adalah mencegah
berpengetahuan tinggi dan 19,4% responden penderitaan yang disebabkan oleh
berpengetahuan rendah, Setelah dilakukan uji statistic penyakit, dan kemungkinan cacat atau
untuk pengetahuan menggunakan uji chi square, kematian, manfaat untuk keluarga yaitu
disimpulkan bahwa ada hubungan bermakna antara menghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan
pengetahuan ibu terhadap pemberian imunisasi dasar bila anak sakit serta mendorong pembentukan
pada bayi di Puskesmas Buntu Batu Kecamatan keyakinan orang tua bahwa anaknya akan menjalani
Buntu Batu Kabupaten Enrekang masa kanak-kanak yang nyaman. Sedangkan manfaat
Berbeda dengan penelitian yang di lakukan oleh bagi negara adalah memperbaiki tingkat
Heraris (2015) yang menyatakan bahwa tidak ada kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal
hubungan antara pengetahuan dengan untuk melanjutkan pembangunan negara (Atikah,
kelengkapan imunisasi dasar (p= 0,081), sedangkan 2010).
pada penelitian Suharti (2016) yang menyatakan Menurut (Hidayat, 2009) dalam pemberian imunisasi,
bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dengan peran orang tua khususnya ibu menjadi sangat
perilaku ibu pada pemberian imunisasi hepatitis (p= penting, karena orang terdekat dengan bayi dan anak
0,056). adalah ibu. Demikian juga tentang pengetahuan dan
KAJIAN LITERATUR pendidikan ibu. Pengetahuan dan
Pemberian imunisasi dasar berguna untuk memberi pendidikan ibu akan mempengaruhi
perlindungan menyeluruh terhadap penyakit- perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada
penyakit yang berbahaya, dengan imunisasi bayi dan anak, sehingga dapat mempengaruhi
dasar lengkap sesuai jadwal pemberiannya, tubuh status imunisasinya. Masalah pengertian,
bayi dirangsang untuk memiliki kekebalan tubuh pemahaman dan perilaku ibu dalam program
sehingga tubuh mampu bertahan melawan serangan imunisasi bayinya tidak akan jadi halangan yang
penyakit berbahaya (Mandesa, 2014).

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 117 http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan


Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VIII No. 1 April 2020

besar jika pendidikan dan pengetahuan yang memadai Teknik Pengambilan Sampel
tentang hal itu diberikan. Dalam penelitian ini, teknik sampling penelitian ini
Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan menggunakan purposive sampling. Adapun kriteria
akal budinya untuk mengenali benda atau inklusi dan ekslusi. Kriteria inklusi yaitu ibu yang
kejadian tertentu, perilaku yang didasari oleh memiliki balita berusia 12 bulan, ibu yang
pengetahuan akan lebih langgeng dibandingkan memiliki dan membawa KMS atau kartu imunisasi,
dengan perilaku yang tidak di ibu yang bersedia menjadi responden. Kriteria
dasari oleh pengetahuan. eksklusi yaitu Ibu yang mengisi kuesioner tidak
Pengetahuan akan menentukan perilaku seseorang, lengkap, ibu yang tidak tinggal serumah dengan
seorang ibu yang memiliki pengetahuan tinggi tentu anaknya, ibu yang tidak memiliki dan membawa
akan berpikir sebelum bertindak (Notoatmodjo, KMS.
2012). Pengetahuan ibu dapat diperoleh dari Teknik Pengumpulan Data
pendidikan atau pengamatan serta Dalam penelitian ini variabel independennya yaitu
informasi yang didapat seseorang. Semua aktivitas tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
yang dilakukan para ibu seperti dalam pelaksanaan terdiri dari 12 pertanyaan dengan penilaian
imunisasi balita tidak lain adalah hasil yang diperoleh kategori Baik, bila subjek mampu menjawab
dari pendidikan. Tawi (2008) dalam Kadir (2014). dengan benar 76-100% dari seluruh pernyataan.
Kategori Cukup, bila subjek mampu menjawab
METODE PENELITIAN Desain Penelitian dengan benar 56-75% dari seluruh pernyataan.
Menurut Polit & Beck dalam Swarjana (2015) Katerogi kurang, bila subjek mampu menjawab
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian dengan benar ≤ 55% dari seluruh pernyataan.
kuantitatif yaitu dengan menggunakan Variabel dependennya yaitu Perilaku ibu dalam
rancangan penelitian crosssectional. Penelitian cross- pemberian imunisasi dasar terdiri dari 11
sectional yaitu desain penelitian yang pengumpulan pertanyaan dengan penilaian Perilaku positif jika
data variabel independen ( tingkat pengetahuan ibu nilai T skor yang diperoleh responden dari
dan perilaku ibu) dengan variabel dependen kuesioner > T mean, Perilaku negatif jika nilai T
( pemberian imunisasi Dasar) dilakukan dalam satu skor yang diperoleh responden dari kuesioner < T
waktu. Variabel responden hanya diukur satu kali mean.
pada saat penyebaran kuesioner. Analisis yang digunakan dalam manguji hipotesis
Populasi Penelitian penelitian ini menggukanan analisis Univariat dan
Populasi yang diteliti dalam penelitian ini adalah ibu Bivariat. Uji statistik digunakan ialah uji
yang mempunyai bayi dan berada di Wilayah Chisquare.
Puskesmas Dayeuhkolot Kabupaten Bandung
dengan jumlah populasinya sebanyak 42 ibu yang PEMBAHASAN Hasil Penelitian Karakteristik
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Responden
Data dari karakteristik responden pada penelitian
ini terdiri dari karakteristik ibu. Pada karakteristik

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 118 http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan


Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VIII No. 1 April 2020

ibu didapatkan sebagian besar responden berusia termasuk dalam kategori pengetahuan Cukup, dan 12
36-45 tahun sebanyak 17 (40.5%), sedangkan sampel (28.6%) yang termasuk dalam kategori
responden dengan usia 26-35 tahun sebanyak 16 pengetahuan Kurang.
(38.1%), dan responden dengan usia 17-25 Perilaku ibu
(21.4%). Pendidikan terakhir ibu SMA sebanyak Tabel 3 frekuensi perilaku dalam pemberian
13 (31%), ibu yang berpendidikan SMP imunisasi dasar
sebanyak 12 (28,6%), ibu yang ibu yang tidak Perilaku Frekuensi Persentase
sekolah sebanyak 8 (19%). Dan didapatkan Positif 25 59.5
sebagian besar responden adalah tidak bekerja Negatif 17 40.5
Total 42 100.0
sebanyak 15 (35.7%) dan honorer sebanyak 15
(35.7%), ibu yang bekerja wirausaha sebanyak 10
Tabel 3 menunjukan perilaku ibu dalam pemberian
(23.8%), dan bekerja PNS atau swasta sebanyak 2
imunisasi dasar diketahui bahwa didapatkan sebanyak
(4.8%).
25 sampel (59.5%) mempunyai perilaku positif dalam
Imunisasi Dasar
pemberian imunisasi dasar dan sebanyak 17 sampel
Tabel 1 frekuensi imunisasi dasar
(40.5%) mempunyai perilaku negatif dalam
Imunisasi Frekuensi Persentase pemberian imunisasi dasar.
Dasar Hubungan tingkat pengetahuan dengan perilaku
Lengkap 26 61.9
ibu dalam pemberian imunisasi dasar
Tidak 16 38.1
Tabel 4 Hubungan tingkat pengetahuan dengan
Lengkap
perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar
Total 42 100.0
Prilaku
Tabel 1 menunjukan distribusi kelengkapan imunisasi positi negati
f f Total P
dasar diketahui bahwa dari 42 sampel didapatkan 2

hasil sebanyak 26 sampel (61.9%) yang di imunisasi 15 (11.8 17


Bai (60% % (40.5
dasar lengkap dan sebanyak 16 sampel (38.1%) yang
k ) ) %
tidak lengkap. 3
Cu 10 (17.6
Tingkat Pengetahuan
k (40% % 13
Tabel 2 frekuensi Tingkat Pengetahuan up ) ) (31%)
Pengeta
12 12
Pengetahuan Frekuensi Persentase huan
Kur (70.6 (28.6
Baik 17 40.5 a 0 % %
Cukup 13 31.0 ng (0%) ) )
0.
Kurang 12 28.6 25
(100 17 42 0
Total 42 100.0
% (100 (100 00

Total ) %) %)
Tabel 2 diketahui bahwa 42 sampel didapatkan 17
sampel (40.5%) yang termasuk dalam kategori
Tabel 4 didapatkan p value 0,000 lebih kecil dari α
dengan pengetahuan baik, 13 sampel (31%) yang
= 0,05 ini menunjukan bahwa Ho ditolak yang

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 119 http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan


Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VIII No. 1 April 2020

berarti ada hubungan antara tingkat pengetahuan menurut Worang (2014) mengemukakan uji statistik
dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi pada penelitian ini menggunakan uji ChiSquare
dasar. Dari hasil penelitian pengetahuan baik dengan menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna
perilaku positif sebanyak 60.0%, dan pengetahuan antara pengetahuan dengan perilaku ibu dalam
baik dengan perilaku negatif sebanyak 11.8%, pemberian imunisasi dasar pada balita di Desa
pengetahuan sedang dengan perilaku positif 40% Taraitak Satu
dan pengetahuan sedang dengan perilaku negatif Kecamatan Langowan Utara yang mendapatkan hasil
17,6% sedangkan pengetahuan buruk dengan penelitian bahwa ada hubungan antara tingkat
perilaku positif sebanyak 0%, dan pengetahuan pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemberian
buruk dengan perilaku negatif sebanyak 70.6%. imunisasi dasar. Hasil penelitian ini tidak sesuai
Pembahasan Hubungan Tingkat pengetahuan dengan Suharti (2016) menyatakan bahwa tidak ada
dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi hubungan pengetahuan dengan perilaku ibu pada
dasar pemberian imunisasi hepatitis (p= 0,056).
Hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan
Dayeuhkolot Kabupaten akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian
Bandung dari 42 responden, hasil penelitian tertentu, perilaku yang didasari oleh pengetahuan
menunjukan bahwa persentase pengetahuan baik akan lebih langgeng dibandingkan dengan perilaku
dengan perilaku positif sebanyak 60.0%, dan yang tidak di dasari oleh pengetahuan. Pengetahuan
pengetahuan baik dengan perilaku negatif sebanyak akan menentukan perilaku seseorang, seorang ibu
11.8%, pengetahuan sedang dengan perilaku positif yang memiliki pengetahuan tinggi tentu akan berpikir
40% dan pengetahuan sedang dengan perilaku sebelum bertindak
negatif 17,6%, sedangkan pengetahuan buruk (Notoatmodjo, 2012)
dengan perilaku positif sebanyak 0%, dan
pengetahuan buruk dengan perilaku negatif PENUTUP
1. Didapatkan 26 sampel dengan imunisasi dasar
sebanyak 70.6% , dari hasil analisis bivariat lengkap dan 16 sampel dengan imunisasi dasar
menggunakan SPSS didapatkan p value 0,000 < α = tidak lengkap.
2. Tingkat Pengetahuan di dapatkan hasil 17
0,05 yang artinya H1 diterima sehingga dapat responden berpengetahuan baik.
disimpulkan adanya hubungan yang signifikan 3. Perilaku didapatkan hasil 25 reponden
berpengetahuan positif
antara tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu 4. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan
dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi di dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi
dasar di wilayah puskesmas Dayeuhkolot
puskesmas Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.
kabupaten
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang di bandung
lakukan Riyanto (2013) mengemukakan hasil uji
Saran
statistik tingkat pengetahuan ibu diperoleh nilai p =
1. Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar lebih
0,00, dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara
meningkatkan pengetahuan dengan perilaku ibu
tingkat pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar
dalam pemberian imunisasi dasar dengan
dengan perilaku pelaksanaan imunisasi dasar, dan

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 120 http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan


Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VIII No. 1 April 2020

memberikan edukasi melalui Iqbal, W. M. (2007). Promosi kesehatan sebuah


penyuluhanpenyuluhan tentang imunisasi atau pengantar proses belajar mengajar
membagikan brosur mengenai dalam pendidikan.
imunisasi dasar kepada ibu Yogyakarta: Graha Ilmu.
2. Diharapkan kepada ibu yang mempunyai bayi Kadir, L., & Hadia, H. (2014). Pengetahuan dan
dapat meningkatkan perhatian dan meluangkan kepatuhan ibu pada pemberian imunisasi dasar
waktu untuk mengimunisasi anaknya karena bagi bayi. Journal of Pediatric Nursing, 1(1), 9-
imunisasi dasar sangat penting dalam mencegah 13.
penyakit. Kemenkes RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia
3. Dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai Tahun 2014. Jakarta : Kementrian Kesehatan
hubungan tingkat RI 2015
pengetahuan dan perilaku ibu dalam pemberian Notoatmodjo. (2007). Pengetahuan Dan Sikap.
imunisasi dasar dengan sampel lebih banyak lagi Jakarta: Rineka Cipta.
dalam penelitian Notoatmodjo. (2012). Promosi Kesehatan dan
Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT Rineka Cipta
REFERENSI Maghfirah, N., Yusuf, S., & Hajar, S. (2017).
Atikah (2010), Imunisasi dan vaksinasi. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita
Bantul. Yogyakarta Nuha Medika. terhadap Pemberian Imunisasi Polio di
Gampong Jawa Kecamatan Kuta Raja Banda
Dinas Kesehatan Jabar. (2016): Aceh. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kedokteran
http://www.depkes.go.id/resource Medisia, 2(3).
s/download/profil/PROFIL KES Mahayu, P. (2014). Imunisasi dan Nutrisi.
PROVINSI 2016 Jogjakarta : Buku Biru.
Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung . (2017). Mandesa, E., Sarimin, D. S., & Ismanto, A. Y.
Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap pada bayi (2014). Pengaruh
dan Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Pedidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan
Immunization (UCI). Dan Sikap Orang Tua Tentang Kejadian
Fitriani. S. (2011). Promosi Kesehatan. Ed 1. Ikutan Paska Imunisasi (Kipi). JURNAL
Yogyakarta: Graha Ilmu KEPERAWATAN, 2(1).
Heraris, S.(2015). Hubungan Pengetahuan Ibu Maimunah, M. (2017). Hubungan
Tentang Imunisasi Dasar Pengetahuan Ibu Dengan
Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Pelaksanaan Imunisasi Dasar Pada
Anak Di Posyandu Wilayah Kerja Puskesmas Bayi Di Desa Karang Sari Huta 3 Kecamatan
Pembina Plaju Palembang Gunung Maligas Kabupaten Simalungun.
Hidayat, A. A. (2009). Pengantar ilmu keperawatan Jurnal
anak 1. Jakarta: Salemba Medika. Keluarga Sehat Sejahtera, 15(29).

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 121 http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan


Jurnal Keperawatan BSI, Vol. VIII No. 1 April 2020

Tawi (2008). Imunisasi dan faktor yang Maidartati,S.Kep., Ns., M.Kep. sebagai
mempengaruhinya. Jakarta. pembimbing, serta staf akademik Fakultas
http://www.klinikku.com Keperawatan, Universitas Adhirajasa Reswara
Riyanto, D. A. (2013). Hubungan Sanjaya.
Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Imunisasi
Dasar dengan Perilaku Pelaksanaan Imunisasi Ida Yuli Yuniarti merupakan mahasiswa Fakultas
Dasar pada Balita di Kampung Cantilan Ilmu Keperawatan, Universitas Adhirajasa Reswara
Kelurahan Kagungan Kecamatan Kasemen Sanjaya.
Kota Serang tahun 2013. Bandung: Jurnal
Kesehatan Sekolah Tinggi Kesehatan
Borromeus.
Rizani, A., Hakimi, M., & Ismail, D. (2009).
Hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu
dalam pemberian imunisasi hepatitis B 0-7 hari
di Kota Banjarmasin. Berita Kedokteran
Masyarakat, 25(1), 12.
Suharti, S., Suryani, S., & Suryanti, Y. (2016).
Analisis Faktor Yang
Berhubungan Dengan Perilaku Ibu Dalam
Pemberian Imunisasi Hepatitis B 0-7
Hari. Jurnal
Kesehatan, 4(1)
Swarjana, I Ketut.(2015). Metodologi
Penelitian
Kesehatan.Yogyakarta:CV.Andi Offset.
WHO, (2014). Immunization. WHO :
http://www.who.int/topics/immu nization/en/
Worang, R., Sarimin, S., & Ismanto, A. Y. (2014).
Analisis faktor-faktor yang berhubungan
dengan perilaku ibu dalam pemberian
imunisasi dasar pada balita di desa taraitak satu
kecamatan Langowan utara wilayah kerja
Puskesmas walantakan. Jurnal Keperawatan, 2.

BIODATA PENULIS

ISSN: 2338-7246, e-ISSN: 2528-2239 122 http://ejurnal.ars.ac.id/index.php/keperawatan


Analisis Jurnal

1. Judul : Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pemberian Imunisasi Dasar Di Puskesmas


Kabupaten Bandung
2. Identitas Jurnal :
a) Nama Penulis : Maidartati, Ida Yuli Yuniarti
b) Tahun : 2020
c) Judul tulisan : Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Pemberian Imunisasi Dasar
Di Puskesmas Kabupaten Bandung
d) Kota terbit : Bandung
3. Tujuan penelitian jurnal :
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan pengetahuan dengan perilaku Ibu
dalam pemberian Imunisasi dasar di Puskesmas Kabupaten Bandung.
4. Fakta unik jurnal :
a. Hasil penelitian lama
- Suharti (2016) menyatakan bahwa tidak ada hubungan pengetahuan dengan perilaku
ibu pada pemberian imunisasi hepatitis (p= 0,056).
- Heraris (2015) yang menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara
pengetahuan dengan kelengkapan imunisasi dasar (p= 0,081)
- Kadir (2014) mengenai pengetahuan orang tua tentang imunisasi menunjukan hasil
80,6% responden berpengetahuan tinggi dan 19,4% responden berpengetahuan rendah.
- Maghfirah (2017) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
pengetahuan ibu terhadap pemberian imunisasi polio di Gampong Jawa Kecamatan
Kuta Raja Banda Aceh. Responden yang memiliki pengetahuan tentang imunisasi
dasar dengan kategori cukup sebanyak 38 responden (71,7%).
b. Hasil penelitian baru
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar yaitu 26 (61,9%) dan sebanyak 16 sampel
(38.1%) yang tidak lengkap responden melakukan imunisasi dasar lengkap. Selanjutnya
hampir setengahnya sebanyak 17 (40,5%) responden dengan pengetahuan baik, 13 sampel
(31%) yang termasuk dalam kategori pengetahuan Cukup, dan 12 sampel (28.6%) yang
termasuk dalam kategori pengetahuan Kurang. Dan sebagian besar yaitu 25 (59,5%)
responden berperilaku positif dan sebanyak 17 sampel (40.5%) mempunyai perilaku
negatif dalam pemberian imunisasi dasar. Jadi hasil yang didapatkan p value 0,000 lebih
kecil dari α = 0,05 ini menunjukan bahwa Ho ditolak yang berarti ada hubungan antara
tingkat pengetahuan dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar.
5. Pembahasan Jurnal
a) Latar belakang :
Masih banyaknya anak-anak yang belum mendapatkan imunisasi secara lengkap bahkan
tidak pernah mendapatkan imunisasi sejak lahir dikarenakan kurangnya pengetahuan yang
dimiliki oleh orang tua khususnya ibu. Faktor yang mempengaruhi kurangnya pengetahuan
seseorang adalah pendidikan, pekerjaan, sikap, kepercayaan masyarakat, social budaya,
minat, dan pengalaman. Selain itu ada faktor lain yang mempengaruhi orang tua tidak
memberikan imunisasi kepada anaknya adalah yakni ketersediaan sarana dan prasarana
dan sikap dan prilaku petugas kesehatan sehingga pemahaman dan keikutsertaan ibudalam
pemberian imunisasi tidak menjadi halangan yang besar jika ibu mempunyai prilaku
kesehatan yang baik. Pengetahuan dan perilaku ibu sangat mempengaruhi dalam
pemberian imunisasi karena imunisasi dasar sangat penting dalam mencegah penyakit.
b) Rumusan masalah
Apakah ada hubungan pengetahuan dengan perilaku Ibu dalam pemberian Imunisasi dasar
di Puskesmas Kabupaten Bandung ?
c) Metode penelitian
Metode pengumpulan data menggunakan teknik purposive sampling dengan jumlah
sampel penelitian adalah 42 responden. Selanjutnya dilakukan Analisa data Univariat
menggunakan Prosentase dan Bivariat menggunakan Chi-Squaere.
d) Pokok penekanan pada tulisan
Hasil penelitian menunjukan bahwa persentase pengetahuan baik dengan perilaku positif
sebanyak 60.0%, dan pengetahuan baik dengan perilaku negatif sebanyak 11.8%,
pengetahuan sedang dengan perilaku positif 40% dan pengetahuan sedang dengan perilaku
negatif 17,6%, sedangkan pengetahuan buruk dengan perilaku positif sebanyak 0%, dan
pengetahuan buruk dengan perilaku negatif sebanyak 70.6% , dari hasil analisis bivariat
menggunakan SPSS didapatkan p value 0,000 < α = 0,05 yang artinya H1 diterima
sehingga dapat disimpulkan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan
dengan perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar pada bayi di puskesmas
Dayeuhkolot Kabupaten Bandung.
e) Kelemahan dan kelebihan
- Kelemahan :
Dalam jurnal ini tidak disertakan bagaimana cara meningkatkan pengetahuan ibu
tentang imunisasi sehingga dapat meningkatkan informasi dan pengetahuan dimiliki,
serta meningkatkan perilaku positif agar ibu memberikan anak informasi.
- Kelebihan :
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif yaitu dengan menggunakan
rancangan penelitian crosssectional. Penelitian cross-sectional yaitu desain penelitian
yang pengumpulan data variabel independen ( tingkat pengetahuan ibu dan perilaku
ibu) dengan variabel dependen ( pemberian imunisasi Dasar) dan dalam penelitian ini,
teknik sampling penelitian ini menggunakan purposive sampling. Sehingga
mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang pemberian imunisasi.
f) Saran penulis
- Diharapkan kepada tenaga kesehatan agar lebih meningkatkan pengetahuan dengan
perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar dengan memberikan edukasi melalui
penyuluhanpenyuluhan tentang imunisasi atau membagikan brosur mengenai imunisasi
dasar kepada ibu
- Diharapkan kepada ibu yang mempunyai bayi dapat meningkatkan perhatian dan
meluangkan waktu untuk mengimunisasi anaknya karena imunisasi dasar sangat
penting dalam mencegah penyakit.
- Dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai hubungan tingkat pengetahuan dan
perilaku ibu dalam pemberian imunisasi dasar dengan sampel lebih banyak lagi dalam
penelitian
6. Kesimpulan
Pengetahuan dan pendidikan ibu akan mempengaruhi prilaku ibu dalam pemberian imunisasi
dasar pada bayi dan anak, sehingga dapat mempengaruhi status imunisasinya. Masalah
pengertian, pemahaman dan perilaku ibu dalam program imunisasi bayinya tidak akan jadi
halangan yang besar jika pendidikan dan pengetahuan yang memadai tentang pemberian
imunisasi dasar dan lengkap.
7. Pertanyaan muncul
- Umur berapa mulai di berikan imunisasi, dan imunisasi apa yang diberikan?
- Seberapa efektifkah pemberian imunisasi terhadap peningkatan imun tubuh pada bayi?
8. Refleksi :
Saran perbaikan :
Diharpakan agar jurnal mencantumkan cara untuk meningkatkan pengetahuan kepada ibu bahwa
imunisasi dasar yang diberikan sangat penting untuk kekebalan tubuh anak.
.

Anda mungkin juga menyukai