Anda di halaman 1dari 41

ASUHAN KEPERAWATAN

PASIEN DENGAN RISIKO


BUNUH DIRI
JULI MUHAMAD KARTIKO,Skep.Ns.
Bunuh diri
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang
secara sadar dilakukan oleh seseorang untuk
merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri
kehidupannya. Kedaruratan Psikiatri
Penyebab:
Stress tinggi
Kegagalan
mekanisme
koping
Bunuh diri
Bentuk:
Isyarat bunuh diri
Ancaman bunuh diri
Percobaan bunuh diri
Completed suicide
RENTANG RESPON
PERLINDUNGAN DIRI
Respon Respon
Adaptif Mal-
adaptif

Self Growth Indirect self Self injury Suicide


enhanceme promoting destructive
nt risk taking behavior
ResponAdaptif Perlindungan
Diri
Self enhancement (pengembangan diri): menyayangi
kehidupan diri; berusaha selalu meningkatkan
kualitas diri.
Growth-promoting risk taking: berani mengambil
risiko untuk meningkatkan perkembangan diri.
Respon Maladaptif
Indirect self-destructive behavior: perilaku merusak diri
tdk langsung; aktivitas yg dapat mengancam kesejahteraan
fisik dan berpotensi mengakibatkan kematian; individu tak
menyadari/menyangkal bahaya aktivitas tersebut.
Self injury: mencederai diri; tak bermaksud bunuh diri
tetapi perilakunya bisa mengancam jiwa.
Suicide/bunuh diri: perilaku yg disengaja menimbulkan
kematian diri; individu sadar bahkan menginginkan
kematian
Beck, Rawlins, dan Williams (1984)
mengemukakan bahwa individu berharapan.
Rentang harapan – putus harapan merupakan
rentang adaptif dan maladaptive.
Respons Adaptif Respons Maladaptif
Harapan Putus harapan
 Yakin  Tidak berdaya  Ragu-ragu
 Percaya  Putus asa  Sedih
 Apatis  Depresi
 Inspirasi  Gagal dan  Bunuh diri
 Tetap hati kehilangan
Bunuh diri
Bentuk:
Isyarat bunuh diri
Ancaman bunuh diri
Percobaan bunuh diri
Completed suicide
Proses Keperawatan Perilaku
Merusak Diri

Pengkajian
• Perilaku
• F. predisposisi
• Stresor presipitasi
• Penilaian stresor
Implementasi/ • Mekanisme Koping
Dx Keperawatan
evaluasi
• Risiko mutilasi diri
• Perlindungan • Ketidakpatuhan
• Kontrak keamanan • Risiko perilaku kekerasan
• Meningkatkan harga diri
• Mobilisasi duk sosial

Perencanaan
• Pendidikan kesehatan
• Pencegahan bunuh diri
• Gangguan afektif
• Penyalahguna zat
• Schizophrenia
Dx medis

• Suka bermusuhan
• Impulsif
Sifat • Depresif

F. predisposisi • Berduka baru


Lingk psikososial • Perpisahan atau bercerai
• Kehilangan barang
• Berkurangnya dukungan sosial

Riwayat kelg. • Riwayat keluarga BD

• Menurunnya serotonin
F. Boikimia
Perilaku Ketidakpatuhan
Sadar alasan tdk patuh
Meminimalisasi keseriusan
masalah
Penyakit kronik dg periode
asymptomatic
Sering berganti petugas
kesehatan
Mencari mukzizat kesembuhan
Rasa bersalah yg mengganggu
asuhan yg seperti biasa
Memperhatikan kendali
Perilaku mencederai diri
Nama lain: self abuse, self-directed agression, self-harm,
self-inflicted injury, self mutilation.
Melukai diri
Tanpa bantuan orang lain
Perlukaan cukup berat menimbulkan perlukaan
jaringan
Bentuk:
 Memotong/membakar kulit
 Membenturkan kepala
 Mengkorek-korek luka
 Menggigit jari
Populasi:
 Mental retardation
 Psien psikotik
 Narapidana
 Gangguan kepribadian
Perilaku Bunuh Diri
Isyarat bunuh diri;
Ancaman Bunuh diri:
Peringatan verbal atau non verbal untuk bunuh diri
Usaha bunuh diri; kalau tidak dicegah bisa
menimbulkan kematian:
Menggantung diri
Minum racun serangga
Menembak diri
Terjun dari ketinggian
Menabrakkan diri ke kendaraan
Memotong urat nadi
Completed suicide: meninggal karena bunuh
diri
Faktor Pencetus
Peristiwa kehidupan yg
memalukan
Masalah hub interpersonal
Dipermalukan di depan
umum
Kehilangan pekerjaan
Ancaman penahanan
Bisa juga pengaruh media yg
mengekspos peristiwa bunuh
diri
SUMBER KOPING
Sumber di masyarakat.
Adakah dukungan
masyarakat terhadap
klien dalam mengatasi
masalah
MEKANISME KOPING
Merusak diri tak lgs:
Denial
Rasionalisasi
Intelektualisasi
Regresi
Bunuh diri: telah gagal
menggunakan mekanisme
pertahan diri ~ bunuh diri sbg
jalan keluar
Isyarat

Ancaman
Pengkajian BD

Percobaan
Isyarat Bunuh Diri
Perilaku yang secara tidak langsung untuk bunuh
diri
Berkata: “Tolong jaga anak-anak saya, saya akan
pergi jauh” atau “Segala sesuatu akan lebih baik
tanpa saya.”
Pasien mungkin sudah memiliki ide untuk
mengakhiri hidupnya
Ungkapan perasaan: rasa bersalah, sedih, marah,
putus asa, tidak berdaya.
Ancaman Bunuh Diri
Umumnya diucapkan oleh pasien
Berisi keinginan untuk mati
Disertai rencana cara mengakhiri hidup,
persiapan alat untuk melaksanakan rencana
tersebut.
Belum mencoba.
Percobaan Bunuh Diri
Tindakan yang dilakukan untuk
mengakhiri kehidupan.
Melakukan cara misal: gantung diri, minum
racun, memotong urat nadi, terjun dari
tempat yang tinggi.
Pasien tidak mati dengan usahanya
tersebut
Diagnosa Keperawatan
Risiko bunuh diri.
Prinsip dari kedaruratan
psikiatri adalah kondisi darurat
dan tindakan intensif segera
untuk mencegah hal yang lebih
buruk.
TINDAKAN INTENSIF
Tindakan intensif adalah tindakan yang diberikan
secara terus menerus pada pasien dengan kondisi
darurat.
Tindakan intensif diberikan sesuai dengan level
kedaruratan yang dialami pasien.
• Berdasarkan prinsip tindakan intensif segera,
maka penanganan kedaruratan dibagi dalam fase
intensif I (24 jam pertama), fase intensif II (24-72
jam pertama), dan fase intensif III (72 jam-10 hari).
Tujuan Tindakan Keperawatan
Tujuan untuk pasien:
Pasien tetap aman dan selamat
Mendapat perlindungan dr lingkungan
Dpt mengungkapkan perasaan
Dpt meningkatkan harga diri
Dpt menggunakan penyelesaian masalah yg
baik
Tujuan untuk keluarga:
Memahami masalah risiko bunuh diri
Dapat merawat pasien di rumah
RUFA RISIKO BUNUH DIRI
Domain Intensif I Intensif II Intensif III
1 - 10 11 - 20 21 - 30

Pikiran Terus-menerus Sering Kadang2berpikir


berpikir bunuh dipengaruhi untuk bunuh diri
diri pikiran bunuh
diri
Perasaan Terus menerus Seringkali putus Kadang-kadang
putus asa asa putus asa

Tindakan Mencoba bunuh Mengancam Isyarat bunuh


diri dengan cara bunuh diri diri
yg lethalitasnya
tinggi
Tindakan Keperawatan Intensif I/
Percobaan Bunuh Diri (pasien)
Bina hubungan saling percaya dengan
pasien
Atasi masalah fisik akibat percobaan
bunuh diri (rawat luka atau kondisi
akibat tindakan percobaan bunuh diri)
Identifikasi alasan, cara, dan waktu
klien melakukan tindakan bunuh diri
Tindakan Keperawatan Intensif I/
Percobaan Bunuh Diri (pasien)
Tempatkan di tempat yang mudah
diawasi
Jauhkan benda berbahaya
Awasi kondisi pasien dengan ketat
Observasi variatif
Berikan psikofarmaka
Pertimbangkan mengusulkan ECT jika
perlu
Tindakan Keperawatan Intensif I /
Percobaan Bunuh diri (Keluarga)
Mengajarkan keluarga tentang tanda dan
gejala bunuh diri
Menanyakan keluarga tentang tanda dan
gejala bunuh diri yang penah muncul pada
pasien.
Mendiskusikan tentang tanda dan gejala
yang umumnya muncul pada pasien
berisiko bunuh diri.
Tindakan Keperawatan Intensif I /
Percobaan Bunuh diri (Keluarga)
Mengajarkan keluarga cara melindungi
pasien dari perilaku bunuh diri
Membantu keluarga mencari rujukan
fasilitas kesehatan yang tersedia bagi
pasien
Mengajarkan keluarga tentang hal-hal
yang dapat dilakukan apabila pasien
melakukan percobaan bunuh diri
Tindakan Keperawatan Intensif ll /
Ancaman bunuh diri (pasien)
Dengarkan keluhan pasien tanpa menghakimi
Buat kontrak keamanan
Jauhkan benda berbahaya
(misalnya pisau, silet, gelas, ikat pinggang)
Tingkatkan harga diri pasien
Beri kesempatan ungkapkan perasaan
Beri pujian
Yakinkan bahwa dirinya penting
Bicarakan keadaan yang perlu disyukuri
Rencanakan aktivitas yg dapat dilakukan
Tindakan Keperawatan Intensif ll /
Ancaman bunuh diri (pasien)
Kerahkan dukungan sosial
Awasi dengan ketat
Beri psikofarmaka: anti depresan oral
Identifikasi alternatif penyelesaian masalah selain
tindakan bunuh diri:
ekspresi perasaan kepada orang yang dapat dipercayai
(teman atau keluarga)
berpikir positif
melakukan aktivitas positif yang disenangi
aktivitas spiritual: baca doa, sholat
Tindakan Keperawatan Intensif ll /
Ancaman bunuh diri (pasien)
Observasi pasien setiap 30 menit
sekali, sampai ia dipindahkan ke ruang
intensif III
Lanjutkan perawatan luka atau kondisi
akibat tindakan percobaan bunuh diri
(jika pasien merupakan pindahan dari
ruang intensif I)
Berikan terapi musik untuk pasien
Tindakan Keperawatan Intensif ll /
Ancaman bunuh diri(KELUARGA)
Mengajarkan keluarga tentang tanda dan
gejala bunuh diri
Mengajarkan keluarga cara melindungi
pasien dari perilaku bunuh diri
Mendiskusikan tentang cara yang dapat
dilakukan keluarga bila pasien
memperlihatkan tanda dan gejala bunuh
diri.
Tindakan Keperawatan Intensif ll /
Ancaman bunuh diri(KELUARGA)
Menjelaskan tentang cara-cara melindungi pasien
Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat
dilakukan apabila pasien melakukan percobaan bunuh
diri
Membantu keluarga mencari rujukan fasilitas
kesehatan yang tersedia bagi pasien
Tindakan Keperawatan Intensif lll /
Isyarat bunuh diri (pasien)
Dengarkan keluhan pasien
Tingkatkan harga diri pasien
Memberi kesempatan pasien mengungkapkan
perasaannya.
Berikan pujian bila pasien dapat mengatakan
perasaan yang positif.
Meyakinkan pasien bahwa dirinya penting
Membicarakan tentang keadaan yang
sepatutnya disyukuri oleh pasien
Tindakan Keperawatan Intensif lll /
Isyarat bunuh diri (pasien)
Latih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
dengan menerapkan pola koping yang konstruktif:
Identifikasi pola koping maladaptif dan adaptif
Identifikasi dampak koping yang dilakukan
Pilih pola koping adaptif
Anjurkan menggunakan pola koping konstruktif
Awasi dengan ketat
Jauhkan benda berbahaya
Pertahankan pemberian psikofarmaka oral: anti
depresan
Tindakan Keperawatan Intensif lll /
Isyarat bunuh diri (Keluarga)
Jelaskan kepada keluarga upaya meningkatkan harga
diri pada pasien:
Hargai pasien
Beri kesempatan melakukan aktivitas
Tidak menghakimi
Jelaskan cara memfasilitasi pasien menggunakan pola
koping yang efektif
Hargai pola koping positif yang dipilih pasien
Beri penguatan koping pasien
Evaluasi
Pasien percobaan BD:
Pasien aman dan selamat
Keluarga pasien dengan percobaan BD:
Keluarga mampu melindungi

Pasien ancaman BD:


Mengungkapkan perasaan
Harga diri meningkat
Mampu menyelesaikan masalah
Keluarga pasien dengan ancaman BD:
Berperan serta melindungi anggota keluarganya yang
berisiko bunuh diri.
Pasien isyarat BD:
Mengungkapkan perasaan
Harga diri meningkat
Mampu menyelesaikan masalah

Keluarga pasien dengan isyarat BD:


Menyebutkan tanda dan gejala
Memperagakan cara melindungi
Menggunakan fasilitas kesehatan
Matur
suwun

Anda mungkin juga menyukai