Anda di halaman 1dari 19

SKENARIO 2A 8. Bagaiamana penatalaksanaan dari DS?

9. Bagaimana prognosis dan komplikasi dari DS?


Seorang laki-laki berusia 25 tahun, datang ke poliklinik
pegawai dengan keluhan nyeri kepala setelah sehari sebelumnya JAWABAN
menerima penugasan keluar daerah. Dia mempunyai pengalaman 1. Anatomi dan Fisiologi Organ Terkait
tidak menyenangkan di daerah yang akan dikunjungi itu. Anatomi

KATA SULIT
Nyeri kepala adalah rasa nyeri pada daerah atas kepala
memanjang dari orbita sampai ke daerah belakang kepala (diatas
garis orbitomeatal).

KATA KUNCI
1. Laki-laki
2. 25 tahun
3. Nyeri kepala
4. Penugasan keluar kota a. Sebelum membahas anatomi yang tekait dengan nyeri kepala,
5. Pengalaman tidak menyenangkan disini akan membahas anatomi otak secara garis besar terlebih
dahulu. Walaupun merupakan keseluruhan fungsi, otak
PERTANYAAN disusun menjadi beberapa daerah yang berbeda. Bagian –
1. Jelaskan anatomi dan fisiologi organ terkait! bagian otak dapat secara bebas dikelompokkan ke dalam
2. Jelaskan bagaimana patomekanisme sakit kepala? berbagai cara berdasarkan perbedaan anatomis, spesialisasi
3. Bagaimana hubungan nyeri kepala dengan pengalaman tidak fungsional, dan perkembangan evolusi. Otak terdiri dari (1)
menyenangkan? batang otak terdiri atas otak tengah, pons, dan medulla, (2)
4. Jelaskan bagaimana langkah-langkah diagnosis! serebelum, (3) otak depan (forebrain) yang terdiri atas
5. Apa diagnosis diferensial (DD) dan diagnosis sementara (DS)? diensefalon dan serebrum. Diensefalon terdiri dari
6. Apa etiologi dari DS? hipotalamus dan talamus. Serebrum terdiri dari nukleus basal
7. Bagaimana resiko dan gejala klinis dari DS? dan korteks serebrum .
c. Nukleus basal berfungsi untuk inhibisi tonus otot, koordinasi
Masing – masing bagian otak memiliki fungsi tersendiri. gerakan yang lambat dan menetap, penekanan pola – pola
Batang otak berfungsi sebagai berikut: (1) asal dari sebagian gerakan yang tidak berguna. Korteks serebrum berfungsi
besar saraf kranialis perifer, (2) pusat pengaturan untuk persepsi sensorik, kontrol gerakan volunter, bahasa,
kardiovaskuler, respirasi dan pencernaan, (3) pengaturan sifat pribadi, proses mental canggih misalnya berpikir,
refleks otot yang terlibat dalam keseimbangan dan postur, (4) mengingat, membuat keputusan, kreativitas dan kesadaran
penerimaaan dan integrasi semua masukan sinaps dari korda diri.
spinalis; keadaan terjaga dan pengaktifan korteks serebrum, d. Korteks serebrum dapat dibagi menjadi 4 lobus yaitu lobus
(5) pusat tidur. Serebellum berfungsi untuk memelihara frontalis, lobus, parietalis, lobus temporalis, dan lobus
keseimbangan, peningkatan tonus otot, koordinasi dan oksipitalis. Masing – masing lobus ini memiliki fungsi yang
perencanaan aktivitas otot volunter yang terlatih. berbeda – beda.

b. Hipotalamus berfungsi sebagai berikut: (1) mengatur banyak


fungsi homeostatik, misalnya kontrol suhu, rasa haus,
pengeluaran urin, dan asupan makanan, (2) penghubung
penting antara sistem saraf dan endokrin, (3) sangat terlibat
dalam emosi dan pola perilaku dasar. Talamus berfungsi
sebagai stasiun pemancar untuk semua masukan sinaps,
kesadaran kasar terhadap sensasi, beberapa tingkat kesadaran,
berperan dalam kontrol motorik.

Nyeri kepala dipengaruhi oleh nukleus trigeminoservikalis


yang merupakan nosiseptif yang penting untuk kepala,
tenggorokan dan leher bagian atas. Semua aferen nosiseptif dari
saraf trigeminus, fasial, glosofaringeus, vagus, dan saraf dari C1
– 3 beramifikasi pada grey matter area ini. Nukleus e. Saraf trigeminus terdiri dari 3 yaitu V1, V2, dan V3.
trigeminoservikalis terdiri dari tiga bagian yaitu pars oralis yang oftalmikus, menginervasi daerah orbita dan mata, sinus
berhubungan dengan transmisi sensasi taktil diskriminatif dari frontalis, duramater dari fossa kranial dan falx cerebri serta
regio orofasial, pars interpolaris yang berhubungan dengan pembuluh darah yang berhubungan dengan bagian duramater
transmisi sensasi taktil diskriminatif seperti sakit gigi, pars ini. V2, maksilaris, menginervasi daerah hidung, sinus
kaudalis yang berhubungan dengan transmisi nosiseptif dan paranasal, gigi bagian atas, dan duramater bagian fossa
suhu . kranial medial. V3, mandibularis, menginervasi daerah
Terdapat overlapping dari proses ramifikasi pada nukleus ini duramater bagian fossa cranial medial, rahang bawah dan
seperti aferen dari C2 selain beramifikasi ke C2, juga gigi, telinga, sendi temporomandibular dan otot menguyah.
beramifikasi ke C1 dan C3. Selain itu, aferen C3 juga akan Selain saraf trigeminus terdapat saraf kranial VII, IX, X yang
beramifikasi ke C1 dan C2. Hal ini lah yang menyebabkan innervasi meatus auditorius eksterna dan membran timfani.
terjadinya nyeri alih dari pada kepala dan leher bagian atas. Saraf kranial IX menginnervasi rongga telinga tengah, selain
Nyeri alih biasanya terdapat pada oksipital dan regio fronto itu saraf kranial IX dan X innervasi faring dan laring.
orbital dari kepala dan yang jarang adalah daerah yang
dipersarafi oleh nervus maksiliaris dan mandibularis. Ini
disebabkan oleh aferen saraf tersebut tidak atau hanya sedikit
yang meluas ke arah kaudal. Lain halnya dengan saraf
oftalmikus dari trigeminus. Aferen saraf ini meluas ke pars
kaudal.

Servikalis yang terlibat dalam sakit kepala adalah C1, C2,


dan C3. Ramus dorsalis dari C1 menginnervasi otot
suboccipital triangle - obliquus superior, obliquus inferior
dan rectus capitis posterior major dan minor. Ramus dorsalis
dari C2 memiliki cabang lateral yang masuk ke otot leher
superfisial posterior, longissimus capitis dan splenius Rasa nyeri dimulai dengan adanya perangsangan pada
sedangkan cabang besarnya bagian medial menjadi greater reseptor nyeri oleh stimulus nyeri. Stimulus nyeri dapat dibagi
occipital nerve. Saraf ini mengelilingi pinggiran bagian tiga yaitu mekanik, termal, dan kimia. Mekanik, spasme otot
bawah dari obliquus inferior, dan balik ke bagian atas serta ke merupakan penyebab nyeri yang umum karena dapat
bagian belakang melalui semispinalis capitis, yang mana saraf mengakibatkan terhentinya aliran darah ke jaringan (iskemia
ini di suplai dan masuk ke kulit kepala melalui lengkungan jaringan), meningkatkan metabolisme di jaringan dan juga
yang dikelilingi oleh superior nuchal line dan the aponeurosis perangsangan langsung ke reseptor nyeri sensitif mekanik.
of trapezius. Melalui oksiput, saraf ini akan bergabung Semua jenis reseptor nyeri pada manusia merupakan free
dengan saraf lesser occipital yang mana merupakan cabang nerve endings. Reseptor nyeri banyak tersebar pada lapisan
dari pleksus servikalis dan mencapai kulit kepala melalui superfisial kulit dan juga pada jaringan internal tertentu, seperti
pinggiran posterior dari sternokleidomastoid. Ramus dorsalis periosteum, dinding arteri, permukaan sendi, falx, dan tentorium.
dari C3 memberi cabang lateral ke longissimus capitis dan Kebanyakan jaringan internal lainnya hanya diinervasi oleh free
splenius. Ramus ini membentuk 2 cabang medial. Cabang nerve endings yang letaknya berjauhan sehingga nyeri pada
superfisial medial adalah nervus oksipitalis ketiga yang organ internal umumnya timbul akibat penjumlahan
mengelilingi sendi C2-3 zygapophysial bagian lateral dan perangsangan berbagai nerve endings dan dirasakan sebagai
posterior (lihat gambar 3). slow – chronic- aching type pain.
Daerah sensitif terhadap nyeri kepala dapat dibagi menjadi 2 Nyeri dapat dibagi atas dua yaitu fast pain dan slow pain.
bagian yaitu intrakranial dan ekstrakranial. Intrakranial yaitu Fast pain, nyeri akut, merupakan nyeri yang dirasakan dalam
sinus venosus, vena korteks serebrum, arteri basal, duramater waktu 0,1 s setelah stimulus diberikan. Nyeri ini disebabkan oleh
bagian anterior, dan fossa tengah serta fossa posterior. adanya stimulus mekanik dan termal. Signal nyeri ini
Ektrakranial yaitu pembuluh darah dan otot dari kulit kepala, ditransmisikan dari saraf perifer menuju korda spinalis melalui
bagian dari orbita, membran mukosa dari rongga nasal dan serat Aδ dengan kecepatan mencapai 6 – 30 m/s.
paranasal, telinga tengah dan luar, gigi, dan gusi. Sedangkan Neurotransmitter yang mungkin digunakan adalah glutamat yang
daerah yang tidak sensitif terhadap nyeri adalah parenkim juga merupakan neurotransmitter eksitatorik yang banyak
otak, ventrikular ependima, dan pleksus koroideus. digunakan pada CNS. Glutamat umumnya hanya memiliki
durasi kerja selama beberapa milliseconds.
Fisiologi Slow pain, nyeri kronik, merupakan nyeri yang dirasakan
dalam wkatu lebih dari 1 detik setelah stimulus diberikan. Nyeri
ini dapat disebabkan oleh adanya stimulus mekanik, kimia dan saraf dari fast-sharp pain pathway. Setelah itu, neuron terakhir
termal tetapi stimulus yang paling sering adalah stimulus kimia. yang panjang akan menghubungkan sinyal ini ke otak pada jaras
Signal nyeri ini ditransmisikan dari saraf perifer menuju korda anterolateral.
spinalis melalui serat C dengan kecepatan mencapai 0,5 – 2 m/s.
Neurotramitter yang mungkin digunakan adalah substansi P. 2. Patomekanisme Sakit Kepala
Traktus neospinotalamikus untuk fast pain, pada traktus ini,
serat Aδ yang mentransmisikan nyeri akibat stimulus mekanik Beberapa teori yang menyebabkan timbulnya nyeri kepala
maupun termal akan berakhir pada lamina I (lamina marginalis) terus berkembang hingga
dari kornu dorsalis dan mengeksitasi second-order neurons dari sekarang. Seperti, teori vasodilatasi kranial, aktivasi trigeminal
traktus spinotalamikus. Neuron ini memiliki serabut saraf perifer, lokalisasi dan
panjang yang menyilang menuju otak melalui kolumn fisiologi second order trigeminovascular neurons, cortical
anterolateral. Serat dari neospinotalamikus akan berakhir pada: spreading depression, aktivasi
(1) area retikular dari batang otak (sebagian kecil), (2) nukleus rostral brainstem.
talamus bagian posterior (sebagian kecil), (3) kompleks Rangsang nyeri bisa disebabkan oleh adanya tekanan, traksi,
ventrobasal (sebagian besar). Traktus lemniskus medial bagian displacement maupun
kolumn dorsalis untuk sensasi taktil juga berakhir pada daerah proses kimiawi dan inflamasi terhadap nosiseptor-nosiseptor
ventrobasal. Adanya sensori taktil dan nyeri yang diterima akan pada struktur peka nyeri di
memungkinkan otak untuk menyadari lokasi tepat dimana kepala. Jika struktur tersebut yang terletak pada atau pun diatas
rangsangan tersebut diberikan. tentorium serebelli
Traktus paleospinotalamikus untuk slow pain, traktus ini dirangsang maka rasa nyeri akan timbul terasa menjalar pada
selain mentransmisikan sinyal dai serat C, traktus ini juga daerah didepan batas garis
mentransmisikan sedikit sinyal dari serat Aδ. Pada traktus ini , vertikal yang ditarik dari kedua telinga kiri dan kanan melewati
saraf perifer akan hampir seluruhnya nerakhir pada lamina II dan puncak kepala (daerah
III yang apabila keduanya digabungkan, sering disebut dengan frontotemporal dan parietal anterior). Rasa nyeri ini ditransmisi
substansia gelatinosa. Kebanyakan sinyal kemudian akan oleh saraf trigeminus.
melalui sebuah atau beberapa neuron pendek yang Sedangkan rangsangan terhadap struktur yang peka terhadap
menghubungkannya dengan area lamina V lalu kemudian nyeri dibawah tentorium
kebanyakan serabut saraf ini akan bergabung dengan serabut (pada fossa kranii posterior) radiks servikalis bagian atas dengan
cabang-cabang saraf ketegangan pada otot ataupun posisi tidur yang salah. Ada juga
perifernya akan menimbulkan nyeri pada daerah dibelakang yang mengatakan bahwa pasien dengan sakit kepala kronis bisa
garis tersebut, yaitu daerah sangat sensitif terhadap nyeri secara umum atau terjadi
oksipital, suboksipital dan servikal bagian atas. Rasa nyeri ini peningkatan nyeri terhadap kontraksi otot.
ditransmisi oleh saraf kranial IX, X dan saraf spinal C-1, C-2, Sebuah teori juga mengatakan ketegangan atau stres yang
dan C-3. Akan tetapi kadang-kadang bisa juga radiks servikalis menghasilkan kontraksi
bagian atas dan N. oksipitalis mayor akan menjalarkan nyerinya otot di sekitar tulang tengkorak menyebabkan vasokonstriksi
ke frontal dan mata pada sisi ipsilateral. Telah dibuktikan adanya pembuluh darah sehingga aliran darah berkurang yang
hubungan erat antara inti trigeminus dengan radiks dorsalis menyebabkan terhambatnya oksigen dan menumpuknya hasil
segmen servikal atas. Trigemino cervical reflex dapat dibuktikan metabolisme yang akhirnya akan menyebabkan nyeri.
dengan cara stimulasi n.supraorbitalis dan direkam dengan cara Para peneliti sekarang mulai percaya bahwa nyeri kepala ini
pemasangan elektrode pada otot sternokleidomastoideus. Input bisa timbul akibat perubahan dari zat kimia tertentu di otak –
eksteroseptif dan nosiseptif dari trigemino-cervical reflex serotonin, endorphin, dan beberapa zat kimia lain yang
ditransmisikan melalui polysinaptic route, termasuk spinal membantu dalam komunikasi saraf. Ini serupa dengan perubahan
trigeminal nuklei dan mencapai servikal motorneuron. Dengan biokimia yang berhubungan dengan migren. Meskipun belum
adanya hubungan ini jelaslah bahwa nyeri didaerah leher dapat diketahui bagaimana zat-zat kimia ini berfluktuasi, ada anggapan
dirasakan atau diteruskan kearah kepala dan sebaliknya. bahwa proses ini mengaktifkan jalur nyeri terhadap otak dan
Salah satu teori yang paling populer mengenai penyebab mengganggu kemampuan otak untuk menekan nyeri. Pada satu
nyeri kepala ini adalah sisi, ketegangan otot di leher dan kulit kepala bisa menyebabkan
kontraksi otot wajah, leher, dan bahu. Otot-otot yang biasanya sakit kepala pada orang dengan gangguan zat kimia.
terlibat antara lain m. Splenius capitis, m. temporalis, m.
masseter, m. sternocleidomastoideus, m. trapezius, m. Cervicalis 3. Hubungan Nyeri Kepala dengan Pengalaman Tidak
posterior, dan m. levator scapulae. Penelitian mengatakan bahwa Menyenangkan
para penderita nyeri kepala ini mungkin mempunyai ketegangan
otot wajah dan kepala yang lebih besar daripada orang lain yang Dari skenario diketahui pasien tersebut mengalami depresi
menyebabkan mereka lebih mudah terserang sakit kepala setelah karena mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan di
adanya kontraksi otot. Kontraksi ini dapat dipicu oleh posisi daerah yang akan dikunjunginya.
tubuh yang dipertahankan lama sehingga menyebabkan
Depresi yaitu suatu keadaan yang dicirikan oleh suasana hati bioksipital, atau seperti diikat di sekelilingkepala. Nyeri kepala
tidak menyenangkan yang meresap disertai kehilangan seluruh tipe ini tidak berdenyut.
minat dan ketidak mampuan merasakan kesenangan. Pada
penderita depresi, stres dan gangguan kecemasan (ansietas) Pada nyeri kepala ini tidak disertai mual ataupun muntah tetapi
dijumpai adanya deficit kadar serotonin dan non-adrenalin di anoreksia mungkin saja terjadi. Gejala lain yang juga dapat
otaknya. Serotonin dan non-adrenalin adalah neurontransmiter ditemukan seperti insomnia (gangguan tidur yang sering
yang berperan dalm proses nyeri maupun depresi, yang terbangunatau bangun dini hari), nafas pendek, konstipasi, berat
mengurus mood. Adanya deficit kadar serotonin, sehingga badan menurun, palpitasi dangangguan haid.
terjadi vasokontriksi pada pembuluh darah dan membawanya ke
ambang nyeri kepala (pain threshold). (Mumenthaler dan Mattle, Pada nyeri kepala tegang otot yang kronis biasanya merupakan
2004). manifestasi konflik psikologis yang mendasarinya seperti
kecemasan dan depresi.
4. Langkah-Langkah Diagnosis
` B. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana
Tension Type Headache (Objective)
A. Hasil Anamnesis(Subjective)
- Pemeriksaan Fisik
- Keluhan Tidak ada pemeriksaan fisik yang berarti untuk mendiagnosis
Pasien datang dengan keluhan nyeri yang tersebar secara difus nyeri kepala tegang otot ini. Pada pemeriksaan fisik, tanda vital
dan sifat nyerinya mulai dari ringan hingga sedang.Nyeri kepala harus normal, pemeriksaan neurologis normal. Pemeriksaan
tegang otot biasanya berlangsung selama 30 menit hingga 1 yang dilakukan berupa pemeriksaan kepala dan leher serta
minggu penuh. Nyeri bisa dirasakan kadang-kadang atau terus pemeriksaan neurologis yang meliputi kekuatan motorik, refleks,
menerus. Nyeri pada awalnya dirasakan pasien pada leher bagian koordinasi, dansensoris.
belakang kemudian menjalar ke kepala bagian belakang Pemeriksaan mata dilakukan untuk mengetahui adanya
selanjutnya menjalar ke bagian depan. Selain itu, nyeri ini peningkatan tekanan pada bola mata yang bisa menyebabkan
jugadapat menjalar ke bahu. Nyeri kepala dirasakan seperti sakit kepala.
kepala berat, pegal, rasakencang pada daerah bitemporal dan Pemeriksaan daya ingat jangka pendek dan fungsi mental pasien
juga dilakukan dengan menanyakan beberapa pertanyaan.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menyingkirkan berbagai 3. Rasa nyerinya semakin parah dengan aktivitas fisik.
penyakit yang serius yang memiliki gejala nyeri kepala seperti 4. Rasa nyerinya sedemikian rupa sehingga tidak dapat
tumor atau aneurisma dan penyakit lainnya. melakukan aktivitas sehari-hari.
5. Mual dengan atau tanpa muntah.
C. Penegakan diagnostik(Assessment) 6. Fotofobia atau fonofobia.
7. Sakit kepalanya mereda secara bertahap pada siang hari dan
setelah bangun tidur, kebanyakan pasien melaporkan merasa
- Diagnosis Klinis lelah dan lemah setelah serangan.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan 8. Sekitar 60 % penderita melaporkan gejala prodormal,
fisik yang normal. Anamnesis yang mendukung adalah adanya seringkali terjadi beberapa jam atau beberapa hari sebelum
faktor psikis yang melatarbelakangi dan karakteristik gejala onset dimulai. Pasien melaporkan perubahan mood dan
nyeri kepala (tipe, lokasi, frekuensi dan durasi nyeri) harus jelas. tingkah laku dan bisa juga gejala psikologis, neurologis atau
otonom.
Faktor Predisposisi
- Klasifikasi
1. Menstruasi biasa pada hari pertama menstruasi atau
Menurut lama berlangsungnya, nyeri kepala tegang otot ini
sebelumnya/ perubahan hormonal.
dibagi menjadinyerikepala episodik jika berlangsungnya kurang 2. Puasa dan terlambat makan
dari 15 hari dengan serangan yang terjadi kurang dari1 hari 3. Makanan misalnya akohol, coklat, susu, keju dan buah-
perbulan (12 hari dalam 1 tahun). Apabila nyeri kepala tegang buahan.
otottersebut berlangsung lebih dari 15 hari selama 6 bulan 4. Cahaya kilat atau berkelip.
terakhir dikatakan nyeri kepala tegang otot kronis. 5. Banyak tidur atau kurang tidur
6. Faktor herediter
Migren 7. Faktor kepribadian
Hasil Anamnesis(Subjective)
- Keluhan Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)
Suatu serangan migren dapat menyebabkan sebagian atau - Pemeriksaan Fisik
seluruh tanda dan gejala, sebagai berikut: Pada pemeriksaan fisik, tanda vital harus normal,
1. Nyeri moderate sampai berat, kebanyakan penderita migren pemeriksaan neurologis normal. Temuan-temuan yang abnormal
merasakan nyeri hanya pada satu sisi kepala, namun menunjukkan sebab-sebab sekunder, yang memerlukan pendekatan
sebagian merasakan nyeri pada kedua sisi kepala. diagnostik dan terapi yang berbeda.
2. Sakit kepala berdenyut atau serasa ditusuk-tusuk.
- Pemeriksaan Penunjang Nyeri kepala episodik dalam waktu 4-72 jam dengan
Pemeriksaan laboratorium tidak diperlukan, pemeriksaan ini gejala dua dari nyeri kepala unilateral, berdenyut, bertambah
dilakukan jika ditemukan hal-hal, sebagai berikut: berat dengan gerakan, intensitas sedang sampai berat
1. Kelainan-kelainan struktural, metabolik dan penyebab lain ditambah satu dari mual atau muntah, fonopobia atau
yang dapat menyerupai gejala migren. fotofobia.
2. Dilakukan untuk menyingkirkan penyakit penyerta yang
dapat menyebabkan komplikasi. Cluster
3. Menentukan dasar pengobatan dan untuk menyingkirkan Hasil anamnesis
kontraindikasi obat-obatan yang diberikan. Sekurang-kurangnya terdapat 5 serangan nyeri kepala hebat atau
- Pencitraan (dilakukan di rumah sakit rujukan). sangat hebat sekali di
- Neuroimaging diindikasikan pada hal-hal, sebagai berikut: orbita, supraorbita dan/ atau temporal yang unilateral, berlangsung
1. Sakit kepala yang pertama atau yang terparah seumur hidup 15-180 menit bila tak
penderita. diobati.
2. Perubahan pada frekuensi keparahan atau gambaran klinis  Nyeri kepala disertai setidak-tidaknya satu dari berikut :
pada migren . 1. Injeksi konjungtiva dan atau lakrimasi ipsilateral
2. Kongesti nasal dan atau rhinorrhoea ipsilateral
3. Pemeriksaan neurologis yang abnormal.
3. Oedema palpebra ipsilateral
4. Sakit kepala yang progresif atau persisten.
4. Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral
5. Gejala-gejala neurologis yang tidak memenuhi kriteria
5. Miosis dan atau ptosis ipsilateral
migren dengan aura atau hal-hal lain yang memerlukan
6. Perasaan kegelisahan atau agitasi.
pemeriksaan lebih lanjut.
 Frekuensi serangan : dari 1 kali setiap dua hari sampai 8 kali
6. Defisit neurologis yang persisten. per hari
7. Hemikrania yang selalu pada sisi yang sama dan berkaitan
 Tidak berkaitan dengan gangguan lain
dengan gejala-gejala neurologis yang kontralateral.
8. Respon yang tidak adekuat terhadap terapi rutin.
9. Gejala klinis yang tidak biasa.
5. Diagnosis Diferensial (DD) dan Diagnosis Sementara (DS)
Penegakan diagnostik(Assessment)
- Diagnosis Klinis A. Diferential Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, gejala 1. Migren
klinis dan pemeriksaan fisik umum dan neurologis.
Kriteria Migren:
Gambaran terpenting dari migren adalah nyeri kepala tipikal tapi adalah serangan sangat berat yang terjadi beberapa kali
tidak selalu unilateral. Disertai dengan muntah dan berbagai gejala dalam sebulan dan pemberian propanolol, natrium valproat,
konstitusional (kelelahan, kekurangan karbohidrat, diuresis). Yang serta pizotifen terbukti berhasil dalam beberapa kasus.
biasanya berlangsung >48 jam. Ada dua tipe pokok :
2. Tension Type Headache
1. Migren dengan aura :
Terdapat gejala neurologis predromal, yang semakin - Gejala Klinis
bertambah berat dalam beberapa menit. Tidak seperti stroke Sifat sakitnnya bervariasi antara pegal-kencang dan nyeri
atau iskemik transien dimana gejala timbul mendadak. pegal. Perasaan itu dapat dirasakan pada salah satu sisi saja
Gejala prodromal ini terdiri dari : atau di seluruh kepala. Nyeri-pegal atau perasaan tidak enak
 Fenomena visual : itu dapat dirasakan sebagai berdenyut atau kencang mengikat
Positif : pemancaran percikan (scintil lation), kepala atau nyeri-pegal sepanjang daerah antara kondilus
teichompisa dan lain-lain. Atau negatif : skotoma, oksipitalis dan tepi orbitalis sesisi atau kedua sisi. Pada
hemianopia. umumnya “sakit kepala” itu timbul pada saat atau sesudah
 Perubahan sensasi pada wajahvatau ekstremitas mengalami “stress”/frustasi, misalnya setelah mengalami
 Kadang-kadang bentuk yang jarang seperti migren tekanan batin. Disamping gejala utama, yaitu “sakit kepala”,
basiler dengan penglihatan ganda dan vertigo, migren dikemukakan juga keluhan-keluhan yang bersifat disfungsi
oftalmoplegik dan hemiplegic. fisiologik sistema urogenitalis dan gastro-intestinalis, seperti
2. Migren tanpa aura : mual, muntah-muntah yang tidak produktif, mules,
Tidak ada gejala atau tanda neurologis penyerta namun kembung, konstipasi atau diare, impotensi, sering kencing
masih ada mual dan tanda-tanda konstitusional lainnya. dst. Sering pula keluhan sakit kepala diceritakan sebagai
Serangan akut bisa berkurang dengan pemberian analgesik gejala pelengkap bagi manifestasi psikoneurotik.
jika diberikan segera (parastamol atau aspirin dosis tinggi Sifat sakit kepala yang khas pada keadaan depresi ialah
dalam bentuk terlarut. Preparat dengan dasar kodein mulai timbulnya pada pagi dini. Walaupun seringkali
dikontraindikasikan karena adanya mual dan nyeri kepala dinyatakan sebagai sakit kepala yang timbul pada jam 2 atau
rebound). Triptan misalnya sumatriptan. Biasanya diberikan 3 pagi, tetapi jikalau diselidiki dengan cermat, ternyata
pada serangan rekuren yang berat sedangkan ergotamine bahwa penderita tidak dibangunkan oleh rasa nyeri kepala,
sekarang jarang digunakan. Indikasi pemberian profilaksis melainkan penderita terbangun pada dini hari oleh gangguan
tidur. Dan sakit kepala mulai dirasakan beberapa menit otot. Sebenarnya pada kasus-kasus yang diduga Tension
setelah penderita sadar dan memikirkan hal-hal yang kelak Headache psikoneurotik tidak perlu dilakukan EEG.
dihadapinya. Pada kasus yang tidak berat, sakit kepala terasa Nyeri kepala tipe tegang merupakan sensasi nyeri pada
pada pagi hari, menjelang siang hari sakit kepala menjadi daerah kepala akibat kontraksi terus menerus otot- otot
kurang dan pada malam hari hilang. kepala dan tengkuk (M.spleniuskapitis, M.temporalis,
Penderita neurastenia menyajikan keluhan sakit kepala dan M.maseter, M.sternokleidomastoid, M.trapezius,
keluhan-keluhan neurotik lainnya sebagai keluhan untuk M.servikalis posterior, dan M.levatorskapula).
mengutarakan keluhan yang sama pentingnya dan sama
beratnya. Bilamana penderita diberikan kebebasan untuk - Etiologi
mengutarakan semua keluhannya, maka suatu riwayat Etiologi dan Faktor Resiko Tension Type
penyakit akan diceritakannya dimana tiada satu sistema yang Headache (TTH) adalah stress, depresi, bekerja dalam
tidak terganggu. Palpitasi, tremor, tangan dan kaki merasa posisi yang menetap dalam waktu lama, kelelahan mata,
dingin, setiap hari merasa “masuk angin”, nyeri daerah kontraksi otot yang berlebihan, berkurangnya aliran
lambung, kembung, mules di daerah pusat, nyeri di daerah darah, dan ketidakseimbangan neurotransmitter seperti
kolon desendens, konsentrasi lemah, cepat gemetar, badan dopamin, serotonin, noerpinefrin, dan enkephalin.
lesu, gairah bekerja hilang, dan potensinya lemah, cepat lupa
dst dihadapkan bersama-sama sakit kepala. Khas bagi sifat - Klasifikasi
neurastenik ialah pertanyaan yang diajukan kepada dokter Klasifikasi TTH adalah Tension Type Headache
secara konfidensil. episodic dan Tension Type Headache kronik. Tension
Type Headache episodik, apabila frekuensi serangan
- Diagnosa tidak mencapai 15 hari setiap bulan. Tension Type
Diagnosa “Tension Headache” atau “Sakit Kepala” Headache episodik (ETTH) dapat berlangsung selama 30
psikoneurotik dapat ditentukan berdasarkan anamnesa. menit ± 7 hari.Tension Type Headache kronik (CTTH)
Tetapi tentu saja pemeriksaan yang detail harus dilakukan. apabila frekuensi serangan lebih dari 15 hari setiap bulan
Kulit dahi yang mengerut dapat dijumpai sebagai tanda dan berlangsung lebih dari 6 bulan.
dari ketegangan muskuler. Keadaan demikian dapat Type Headache harus memenuhi syarat yaitu
dinyatakan oleh elektro-ensefalografi yang merekam sekurang-kurangnya dua dari berikut ini : (1) adanya
ketegangan otot dahi itu sebagai tanda berupa aktivitas sensasi tertekan/terjepit, (2) intensitas ringan ± sedang,
(3) lokasi bilateral, (4) tidak diperburuk aktivitas.  Menekan / pengetatan (nonpulsating) kualitas
Selainitu, tidakdijumpai mual muntah, tidak ada salah  Tidak ada kejengkelan saat naik tangga atau
satu dari fotofobia dan fonofobia. aktivitas fisik rutin serupa
Gejala klinis dapat berupa nyeri ringan- sedang ± 4. Diikuti dengan:
berat, tumpul seperti ditekan atau diikat, tidak berdenyut,  Tidak ada mual atau muntah (anoreksia
menyeluruh, nyeri lebih hebat pada daerah kulit kepala, mungkin masih terjadi)
oksipital, dan belakang leher, terjadi spontan, memburuk  Tidak lebih dari satu dari fotofobia dan
oleh stress, insomnia, kelelahan kronis, iritabilitas, fonofobia
gangguan konsentrasi, kadang vertigo, dan rasa tidak 5. Tidak dikaitkan dengan gangguan lain
nyaman pada bagian leher, rahang serta
temporomandibular. B. Frequent Episodic Tension-Type Headache
Setidaknya 10 episode yang terjadi 1 hari atau
International Classification of Headache Disorders, lebih per bulan tetapi kurang dari 15 hari per bulan
Second selama minimal 3 bulan (12 hari atau lebih per tahun
Edition Diagnostic Criteria for Tension-Type dan
Headache kurang dari 180 hari per tahun)

A. Infrequent Episodic Tension-Type Headache C. Chronic Tension-Type Headache


1. Setidaknya 10 episode yang terjadi kurang dari 1 1. Sakit kepala yang terjadi 15 hari atau lebih per
hari per bulan (rata-rata bulan selama lebih dari 3 bulan
kurang dari 12 hari per tahun) (180 hari atau lebih per tahun) dan kriteria
2. Sakit kepala yang berlangsung dari 30 menit memuaskan B melalui D atas
sampai 7 hari 2. Sakit kepala berlangsung berjam-jam atau
3. Sakit kepala memiliki setidaknya dua dari mungkin terus menerus
karakteristik nyeri berikut: 3. Diikuti dengan :
 Lokasi Bilateral  Tidak lebih dari satu dari fotofobia,
 Intensitas ringan atau sedang (dapat fonofobia, atau mual ringan
menghambat tapi tidak melarang aktivitas)  Baik moderat atau parah mual atau muntah
mungkin penting dalam ETTH, sedangkan sensitisasi
- Patogenesis Tension Type Headache jalur nociceptive pusat tampaknya berkontribusi pada
TTH awalnya timbul dari kontraksi berlebihan dari proses CTTH. Ambang nyeri telah terbukti menjadi
otot perikranium dan serviks, yang mengarah ke istilah normal di ETTH namun jarang menurun pada CTTH.
aslinya '' kontraksi otot sakit kepala. '' Banyak yang Pasien dengan CTTH telah ditemukan untuk menjadi
percaya ada hubungan antara sakit kepala ini dan tekanan hipersensitif terhadap rangsangan melalui tekanan, panas,
emosional atau ''ketegangan kehidupan.'' Pengaruh dan modalitas listrik. Sensitivitas ini telah ditampilkan
lingkungan muncul untuk membawa kepentingan yang dalam sejumlah jaringan (otot, tendon, saraf) baik selama
lebih besar daripada faktor genetik dalam pengembangan dan antara sakit kepala. Cephalic dan extracephalic telah
TTH. Stres diterima sebagai faktor TTH, namun menunjukkan hubungan antara peningkatan sensitivitas
mekanisme yang mendasari hubungan yang tidak jelas. nyeri dan transformasi dari episodik ke sakit kepala
Selain kurang tidur, semuanya telah dilaporkan kronis (' 'chronification' ') mekanisme myofascial
sebagai faktor risiko tambahan kemungkinan terkait perikranium mungkin penting dalam episodik nyeri
dengan stres. Nutrisi yang tidak teratur atau hidrasi dapat kepala tipe tegang, sedangkan sensitisasi jalur
bertindak sebagai pemicu, tapi selain dari kafein, yang nociceptive pusat tampaknya berkontribusi pada proses
dapat memicu TTH melalui eksposur yang berlebihan nyeri kepala tipe tegang kronis. Juga pusat jalur
atau penarikan, diet tampaknya memiliki dampak yang penghambatan nociceptive pada pasien dengan CTTH.
sangat sedikit. Selama dekade terakhir, telah ada Menggunakan MRI otak scan pasien dengan CTTH telah
sejumlah obat, termasuk suplemen hormon wanita, dapat ditampilkan secara signifikan mengurangi kepadatan
memperburuk ketegangan yang mendasari atau gangguan struktur materi abu-abu atau substansia grisea di
migrain. Penyebab yang tepat dari TTH masih belum sepanjang matriks rasa sakit.Substansia grisea
diketahui. berkorelasi positif dengan meningkatnya durasi sakit
Kompleksitas yang melekat mungkin ada karena kepala dalam beberapa tahun.
mekanisme dapat bervariasi antara ETTH dan CTTH dan
juga antara individu dalam sub-kelompok. ini 3. CLUSTER TYPE HEADACHE
menunjukkan bahwa TTH adalah proses multifaktorial - Definisi
yang melibatkan kedua faktor myofascial perifer dan Nyeri kepala cluster adalah nyeri kepala hebat, nyeri
komponen SSP.Mekanisme pericranial myofascial kepala selalu unilateral di orbita, supraorbita, temporal,
atau kombinasi dari tempat-tempat tersebut. Berlangsung selama berminggu-minggu/ bulan. Kualitas nyeri
15- 180 menit dan terjadi dengan frekuensi satu kali tiap konstan dan seperti ditusuk. Intensitas nyeri berat(
2 hari hingga 8 kali sehari. Setiap serangannya disertai hingga dapat embangunkan pasien dari tidur).
satu atau lebih gejala berikut, semua ipsilateral: injeksi Pencetus nyeri adalah cahaya dan konsumsi alkohol.
konjungtiva, lakrimasi, kongesti nasal, rinorea, Nyeri mereda dengan berjalan-jalan santai.
berkeringat di kening dan wajah, miosis,ptosis, dan  Gejala penyerta berupa mata merah berair, kongesti
edema palpebra. Selam serangan sebagian pasien gelisa nasal atau rinorea, dan sindrom horner unilateral
atau agitasi. (mitosis, ptosis parsial, dan anhidrosis)
- Epidemiologi Terdapat dua bentuk nyeri kepala klaster:
Kejadian nyeri kepala klaster menempati posisi <1% 1. Nyeri kepala klaster episodik dengan setidaknya 2
dari semua keluhan nyeri kepal. Nyeri kepala klaster fase nyeri kepala berlangsung selam 7 hari hingga
biasa terjadi pada usia 20-40 tahun dan lebih sering satu tahun yang dipisahkan oleh interval bebas,
dialami laki-laki daripada perempuan dengan rasio 2:1. selama 1 tahun.
2. Nyeri kepala klaster kronik, dimana nyeri kepala
- Etiologi terjadi lebih dari seahn anpa remisi atau interval
Nyeri kepala klaster diduga berkaitan dengan bebas kurang ari 1 bulan.
neurovaskular, irama sirkadian, vasodilatasi arteri, dan - Diagnosa
peningkatan aktivitas sistem otonom parasimpatis. Kriteria diagnosa nyeri kepala klaster:
a. Setidaknya 5 serangan yang memenuhi kriteria B-D;
- Patofisiologi b. Nyeri hebat atau serangan hebat orbita, supraorbita,
Patofisiolaogi nyeri kepala klaster tidak dimengerti dan/atau temporal yang unilateral, berlangsung
secara menyeluruh. Beberapa faktor yang mungkin selama 15-180 menit bila tidak diobati;
mendasari terjadinya nyeri kepala klaster adalah c. Nyeri kepala disertai setidaknya oleh satu dari gejala
vasodilatasi, sinyal dari nervus trigeminus, saraf otonom, berikut:
irama sirkadian, serotonin, histamin, dan sel mast - Injeksi konjungtiva dan/atau lakrimasi ipsilateral
- Manifestasi klinis - Kongesti nasal dan/ atau rinorea ipsilateral
 Nyeri retroorbita yang berlangsug selama 10 menit - Edema kelopak mata ipsilateral
hingga 2 jam. Serangan ini dapat terjadi setiap hari - Dahi dan wajah berkeringat ipsilateral
- Miosis dan/atau ptosis isilateral bia
- Perasaan gelisah atau agitasi Klas Menjem Unilat 15- Seranga Lakri Cahaya,
d. Serangan mempunyai frekuensi dari 1 kali tiap 2 hari ter ukan, eral, 120 n masi, alkohol
sampai 8 kali sehari. tajam orbita menit berkelo ipsilat
e. Tidak berhubungan dengan kelainan lain. mpok eral,
dengan wajah
Tabel DD dan DS remisi merah,
lama hidun
Nye Sifat lokasi Lam frekuen Gejal Pencetus g
ri nyeri a si a tersum
kep nyeri ikuta bat,
ala n horner
Mig Berdeny Unilat 6-48 Sporadi Mual, Stres, TT Seperti bilater 30me Konstan Tidak Stres,
ren ut eral jam c munta kelebiha/kek H diikat al nit-7 mual depresi,
umu atau beberap h, urangan hari munta kekhawatira
tidur, obat- n, bunyi,
m bilater a kali malais h
obatan kelaparan,
al sebulan e, kurang tidur.
fotofo
bia B. DIAGNOSIS SEMENTARA
Mig Berdeny Unilat 3-12 Idem Prodro Stres, 1. Diagnosis Klinis : Cephalgia
ren ut eral jam mal kelebiha/kek 2. Diagnosis Topis : Idiopatik
klasi visual, urangan
3. Diagnosis Etiologi : Tansion Type Headache dengan DS
tidur, obat-
k mual, Migren dan Cluster
obatan
munta
h, 6. Etiologi dari DS
malais Baik faktor muskuler dan psikogenik dipercaya berhubungan
e, dengan tension type headache. TTH dapat dicetuskan oleh stres,
fotofo depresi, kekhawatiran, bunyi, kelaparan dan kekurangan tidur.
 Setidaknya terdapat dua karakteristik nyeri
7. Resiko dan Gejala Klinis dari DS berikut:
Tension Type Headache (Nyeri kepala tipe tegang) - Tidak berdenyut
Nyeri kepala ini adalah manifestasi dari reaksi tubuh - Intensitas ringan sedang
terhadap stress, kecemasan, depresi, konflik emsional, - Bilateral
kelelalahan, atau hostilitas yang tertekan. Respons fisiologis - Tidak diperberat oleh rutinitas normal
yang terjadi meliputi refleks pelebaran pembuluh darah Tidak ditemukan mual/muntah dan
ekstrakranial serta kontraksi otot-otot rangka kepala, leher, fotofobia/fonofobia
wajah. Nyeri kepala tipe tegang didefinisikann sebagai serangan
nyeri kepala berulang yang berlangsung beberapa menit sampai 2) Tension type headache kronik
hari, dengan sifat nyeri yang biasanya berupa rasa tertekan atau  Nyeri kepala dengan frekuensi rata-rata lebih dari
diikat, ringan dan berat, bilateral., tidak dipicu oleh aktivitas 15 hari per bulan selama lebih dari 6 bulan yang
fisik dan gejala penyertanya tidak menonjol. memenuhi kriteria berikut:
Faktor resiko  Setidaknya terdapat 2 karakteristik nyeri berikut:
 Biasa dipicu oleh stress dan emosi, yang menyebabkan - Sifat mengikat/menekan (tidak berdenyut)
konstriksi dari otot di leher dan kulit kepala. - Intensitas ringan-sedang (mengganggu
 Bisa dipicu oleh factor lingkungan atau stress internal. aktivitas, tetapi tidak dapat beraktivitas)
Sumber paling umum dari stress yaitu keluarga, hubungan - Lokal bilateral
social, pekerjaan. - Tidak diperberat dengan menaiki tangga atau
 Tension headache episodic biasa dipicu oleh situasi stress aktivitas normal.
yang terisolasi atau stres yang menumpuk.  Dua hal berikut:
Gejala klinis - Tidak ada muntah
1) Tension type headache episodik - Tidak lebih dari satu gejala berikut; mual,
 Setidaknya 10 nyeri kepala yang dengan rerata <1 fotofobia, atau fonofobia
haribulan (<12 hari/tahun) yang memenuhi  Tidak ada gejala atau tanda nyeri kepala sekunder
kriteria 2-4 Manifestasi klinis :
 Nyeri kepala berlangsung selama 30 menit-7 hari. - Bersifat episodic/kronik(bila serangan minimal 15
hari/bulan selama paling sedikit 6 bulan).
- Wanita > laki-laki
- Biasanya dimulai pada usia 20-40 tahun
- Lokasi nyeri terutama dahi, pelipis, belakang kepala,
leher. Dapat menjalar ke bahu
- Kedinginan dapat jadi pemicu
- Pada kronis, biasanya merupakan manifestasi konflik
psikologis yang mendasari (kecemasan, depresi)
- Tidak ada mual dan muntah
- Bilateral.

8. Penatalaksanaan dari DS
Pembinaan hubungan empati awal yang hangat antara Non-farmakologis:
dokter dan pasien merupakan langkah pertama yang sangat  Botox Toxin A (Botox)
penting untuk keberhasilan pengobatan. Penjelasan dokter yang  Akupuntur
meyakinkan pasien bahwa tidak ditemukan kelainan fisik dalam
rongga kepala atau otaknya dapat menghilangkan rasa takut akan
adanya tumor otak atau penyakit intracranial lainnya. Penilaian
adanya kecemasan atau depresi harus segera dilakukan. Sebagian
pasien menerima bahwa kepalanya berkaitan dengan penyakit
depresinya dan bersedia ikut program pengobatan sedangkan
pasien lain berusaha menyangkalnya. Oleh sebab itu, pengobatan
harus ditujukan kepada penyakit yang mendasari dengan obat
anti cemas atau anti depresi serta modifikasi pola hidup yang
 Kontrol-diet
salah, disamping pengobatan nyeri kepalanya.
Farmakologis:  Hindari faktor pencetus
1. Sedativa  Hindari pemakaian harian obat analgetik, sedatif dan
2. NSAIDs ergotamin
 Behaviour treatment
 Melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu  Keluarga ikut membantu mengurangi kecemasan atau
sedikitnya 20 sampai 30 menit depresi pasien, serta menilai adanya kecemasan atau depresi
 perubahan posisi tidur. pada pasien
 pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot Kriteria Rujukan:
yang lain.  Bila nyeri kepala tidak membaik maka dirujuk ke pelayanan
 Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah : sekunder (dokter spesialis saraf).
 Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja,  Bila depresi berat dengan kemungkinan bunuh diri maka
menggunakan komputer, atau saat menonton televise. pasien harus dirujuk ke pelayanan sekunder (dokter spesialis
 Hindari eksposur terus-menerus pada suara keras dan jiwa).
bising.
 Hindari suhu rendah pada saat tidur pada malam hari.
Terapi preventif: 9. Prognosis dan Komplikasi dari DS
 Prognosis
Ad vitam : Bonam (Baik)
Fungsional : Bonam (Baik)
Sanationam : Bonam (Terkendali dengan pengobatan
pemeliharaan)

TTH dapat menyebabkan menyebabkan nyeri yang


menyakitkan tetapi tidak membahayakan, nyeri ini dapat
sembuh dengan perawatan ataupun dengan menyelesaikan
masalah yang menjadi latar belakangya jika penyebab TTH
Edukasi dan konseling: berupa penyakit psikis. Prognosis penyait ini baik, dan dengan
penatalaksanaan yang baik.
 Keluarga ikut meyakinkan pasien bahwa tidak ditemukan
kelainan fisik dalam rongga kepala atau otaknya dapat
Keterangan
menghilangkan rasa takut akan adanya tumor otak atau
a. Ad vitam : adalah menunjuk pada pengaruh penyakit
penyakit intrakranial lainnya.
terhadap proses kehidupan
b. Fungsional : adalah menunjuk pada pengaruh penyakit Bogduk,N. 1995. Anatomy and physiology of headache.Australia :
terhadap fungsi organ atau fungsi manusia dalam faculty of medicine and health science, University of
melakukan tugasnya. Newcastle and University Drive. available at Elsevier, Paris.
c. Sanationam : adalah menunjuk pada penyakit yang dapat Patestas, Maria A. dan Leslie P.Gartner. Cerebrum. 2006. A
sembuh total, sehingga dapat beraktifitas seperti biasa. Textbook of Neuroanatomy. United Kingdom: Blackwell.69-
d. Bonam : baik 70.
e. Sanam : sembuh McPhee, Stephen J, Maxine A. Papadakis, dkk. 2009.Nervous
f. Malam : buruk/jelek System disorders. Current Medical Diagnosis and Treatment
g. Dubia : ragu-ragu 2009. San Fransisko : McGraw-Hill Companies.
Tanto, Chris,dkk. 2014. Kapita selekta kedokteran jilid II edisi IV:
 Komplikasi Jakarta: Media Aesculapius
- http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31326/4/Chapter%2
0II.pdf. Diakses pada tanggal 27 Oktober 2015.
Slide ke 33. Nyeri Kepala. Zullies Ikawati's Lecture Notes. February
2009 : http://zulliesikawati.staff.ugm.ac.id/wp-
content/uploads/headache.pdf
PANDUAN PRAKTIK KLINIS BAGI DOKTER PELAYANAN
PRIMER STANDAR PELAYANAN DI FASILITAS
DAFTAR PUSTAKA KESEHATAN TINGKAT PERTAMA EDISI 2013
Dito Anurogo. 2014. Tension Type Headache: Neuroscience
Arief mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Fakultas Department, Brain and Circulation Institute of Indonesia
Kedokteran UI: Media Aesculapius. (BCII) Surya University, Indonesia.
Dito Anugra. Neuroscience Department Brain and Sirculation Akbar, Muhammad. 2010. Nyeri Kepala. Bagian Ilmu Penyakit
Institute of Indonesia (BCII). Surya University. Indonesia Saraf Fakultas Kedokteran. Universitas Hasanuddin. Makassar.
www.aan.com/continuum Davey, Patrick. 2006. Medicine at A Glance Medicine. Jakarta.
Tension-Type Headache Penerbit Erlangga.
Copyright @ American Academy of Neurology. Unauthorized
reproduction of this article is prohibited.

Anda mungkin juga menyukai