Anda di halaman 1dari 30

Responsi: Gangguan Neurobehaviour

Amnesia Pasca Trauma, Afasia, dan Mild


Cognitive Impairment
Pembimbing :
dr. Lely Martha, Sp. S

Oleh :
Arifah Nur Hasanah 142011101097
Faradila Praginta S 142011101089

Fakultas Kedokteran Universitas Jember


KSM Ilmu Penyakit Saraf
RSD dr.Soebandi Jember
AMNESIA PASCA
TRAUMA
SKDI 3A
SKDI

SKDI 3A
Mampu mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan awal pada
keadaan bukan gawat darurat. Serta dapat menentukan rujukan yang
paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya. Selain itu, juga
mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari rujukan.
AMNESIA

• Suatu keadaan yang ditandai adanya kehilangan baik seluruh


maupun sebagian kemampuan mengingat selain dari masalah lain
yang dapat menyebabkan penurunan daya kognitif.

• Penyebab :
a. Kelainan Organik:
-kerusakan otak
-trauma kepala
b. Kelainan Psikogenik
- gangguan mental
- stress pasca trauma
AMNESIA NEUROLOGIK

Paling sering terjadi akibat Trauma Kepala. Tiap tahun


150/100.000 Populasi mengalami cedera otak pasca
trauma.Kurang lebih 97% penderita mengalami amnesia
pasca trauma.

A. Trauma kepala ringan (6%)


B. Trauma kepala sedang (7%)
C. Trauma kepala berat (16%)
D. Trauma kepala sangat berat (68%)
ANATOMI SISTEM LIMBIK
FISIOLOGI SISTEM LIMBIK
• Fungsi Utama Sistem Limbik :
1. Mengatur emosi perilaku
2. Motivasi dan dorongan
3. Mengatur memori jangka panjang dan jangka pendek

• Fungsi-fungsi ini utamanya di atur oleh :


1. Hipokampus
2. Amigdala
Hipokampus Amigdala
1. Konsolidasi informasi 1. Pengaturan perilaku
Short Term Memory  Long Term 2. Respon
Memory
3. Otonom
2. Menjalarkan sinyal untuk Pemikiran
4. Respon Endokrin terhadap
Berulang
stimulus lingkungan
Informasi Baru  Penyimpanan
Permanen 5. Proses pengambilan
keputusan
3. Pengaturan Memori Deklaratif /
Eksplisit 6. Pengaturan memori
Memori yang berada dalam tingkat 7. Memproses emosi dan
kesadaran dapat dijelaskan dengan membantuk memori yang
kata-kata melibatkan emosi

• Kerusakan Hipokampus
a.sulit membentuk memori baru
b.sulit mengingat memori yang telah
tersimpan sebelum trauma
PATOLOGI TRAUMA KEPALA

1. Cedera kepala primer hasil kerusakan mekanikal


langsung yang terjadi saat kejadian trauma.
2. Tekanan Akselerasi/Deselerasi
a. Cedera kepala fokal
b. Cedera aksonal difus
3. Cedera kepala sekunder terjadi setelah trauma awal
dan ditandai dengan kerusakan neuron-neuron akibat
respon fisiologis sistemik terhadap cedera awal
contohnya : robekan pembuluh darah, spasme vaskular,
oedem serebral, hipertensi intrakranial, dan lainnya.
AMNESIA PASCA TRAUMA

• Menurut Russel & Smith


Amnesia Pasca Trauma merupakan periode setelah trauma kapitis
dimana informasi tentang kejadian yang berlangsung tidak
tersimpan.

• Taksonomi Keparahan Trauma Kapitis. Berdasarkan Amnesia


Pasca Trauma :
a. trauma kapitis ringan  amnesia pasca trauma kurang dari 1 jam
b. trauma kapitis sedang  amnesia pasca trauma antara 1-24 jam
c. trauma kapitis berat  amnesia pasca trauma 1-7 hari
d. trauma kapitis sangat berat  amnesia pasca trauma >7 hari
KLASIFIKASI AMNESIA PASCA
TRAUMA

Hilangnya kemampuan
secara total atau parsial Suatu defisit dalam
untuk mengingat kejadian membentuk memori baru
yang telah terjadi dalam setelah kecelakaan,
jangka waktu sesaat menyebabkan penurunan
sebelum trauma kapitis atensi dan persepsi yang
tidak akurat
PATOFISIOLOGI

• Jika terjadi
kerusakan pada
tiga bagian otak
ini :
a. Lobus temporal
medial
b. Diencephalon
c. Basal forebrain
GEJALA KLINIS

Disorientasi dan/atau  Halusinasi


kebingungan  Konfabulasi (membuat cerita-cerita
Gelisah, tidak bisa tenang yang tidak nyata)
Agresif  Pengulangan gerakan atau pikiran
Mengerang, bertingkah seperti  Hanya focus pada satu topic
“anak-anak”  Siklus tidur terganggu
Berperilaku social yang tidak  Impulsive
pantas  Berkurangnya kemampuan untuk
Rasa takut atau paranoid membuat rencana ataupun
Penurunan konsentrasi atau menyelesaikan sesuatu.
perhatian
Hilangnya ingatan yang
berkelanjutan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
GOAT (Galveston Orientation WP-TAS (Westmead Post-
Amnesia Test) Traumatic Amnesia Scale)
Lingkungan yang familiar, menggunakan benda-benda
dan gambar

Lingkungan yang tenang, untuk mengurangi stimulus


eksternal - tidak ada televisi, lampu terang, kebisingan

Single room

Lingkungan yang aman dan akrab

Jangan biarkan pasien terstimulasi secara berlebihan


LOW STIMULUS ENVIRONMENT

Semua yang dapat dilihat, didengar atau dirasakan


yang dapat membuat pasien berpikir merupakan

stimulus

• Ruangan pasien harus seminimal mungkin.


• Menghilangkan benda-benda yang tidak diperlukan
• Seharusnya menghindari televisi, radio, DVD player, telepon
meminimalkan kebisingan
• Obat untuk mengatasi agitasi adalah obat anti-epilepsi seperti
carbamazepine dan valproate acid sebagai firstline
• Obat lain yang dapat digunakan adalah anti-psikotik seperti
olanzapine dan risperidone
PROGNOSIS

Amnesia pasca trauma yang berlangsung kurang dari 14 hari


adalah prediksi untuk good recovery, sedangkan amnesia pasca
trauma yang berlangsung lebih dari 14 hari adalah prediktif untuk
disabilitas sedang sampai berat.
2. AFASIA
SKDI 2
SKDI
SKDI 2 : mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien
selanjutnya serta mampu menindaklanjuti sesudah kembali dari
rujukan.
Definisi
• Afasia adalah suatu gangguan berbahasa yang diakibatkan
oleh kerusakan area otak yang bertanggung jawab untuk
bahasa.
• Dapat terjadi tiba-tiba (stroke atau cedera kepala), atau
perlahan-lahan (tumor otak, infeksi).

ETIOLOGI
• Dapat timbul akibat cedera otak atau proses patologik pada
area lobus frontal, temporal atau parietal yang mengatur
kemampuan berbahasa, yaitu area Broca, area Wernicke, dan
jalur yang menghubungkan antara keduanya.
Patofisiologi
1. Area Broca 2. Area Wernicke

bertanggungjawab atas pelaksanaan Bertanggung jawab atas sensorik


motorik berbicara. untuk impuls pendengaran (suara
 Lesi pada bagian ini diidentifikasi sebagai bahasa) dan
mengakibatkan kesulitan dalam impuls visual yang masuk ke pusat
berbicara, tetapi memahami visual primer pada lobus oksipital
bahasa dan tulisan. untuk identifikasi tulisan.

 Gerakan motorik berbicara   Lesi pada bagian ini


kerjasama antara area broca dan mengakibatkan penurunan
motorik primer kemampuan memahami bahasa
dan tulisan.
Area sensorik primer
Area motorik primer
Klasifikasi
Berdasarkan manifestasi klinis

 Afasia tidak lancar (Non fluent)


Penderita bicara lambat, mengucapkan beberapa kata yang dilakukan
dengan susah payah. Intonasi dan pengucapannya terganggu, tetapi kata-
katanya masih mengandung makna.

 Afasia lancar (fluent)


Penderita bicara fasih, sering cepat, dan tanpa upaya keras. Intonasi dan
pengucapan katanya baik, tapi kalimatnya kurang bermakna bahkan
bicaranya mungkin tidak dapat dimengerti sama sekali.
Klasifikasi
Berdasarkan lesi anatomik

 Afasia broca
 Afasia wernicke

 Afasia konduksi
lesi di area fasciculus arcuatus yaitu penghubung antara wernicke dan broca.
Kemampuan berbahasa dan pemahaman baik tetapi didapatkan adanya
gangguan repetisi atau pengulangan.

 Afasia transkortikal
disebabkan lesi di area pengaturan bahasa (daerah perisylvii). Terganggu
fungsi bahasa tetapi kemampuan mengulang bahasa.
 Afasia anomik

penderita kesulitan menemukan kata dan tidak mampu menamai benda


yang dihadapkan kepadanya

 Afasia global

Afasia paling berat . Disebabkan lesi yang luas, merusak sebagian


besar atau semua area bahasa pada otak. Ditandai dengan:
1. Berkurang/hilangnya kemampuan berbahasa scr spontan

2. Pemahaman bahasa berkurang atau hilang

3. Repetisi, membaca dan menulis juga terganggu berat

4. Afasia global hampir selalu disertai hemiparese atau hemiplegia.


Diagnosis
• Berdasarkan manifestasi klinis dan riwayat trauma/penyakit
• Pemeriksaan radiologi.
• CT Scan/MRI untuk mendeteksi perdarahan otak atau stroke
iskemik.
• Penggunaan kontras untuk mendeteksi tumor
Penatalaksanaan
• Penatalaksanaan afasia didasarkan pada penyebabnya: misalnya stroke,
perdarahan akut, dan tumor otak.
• Terapi wicara/bina wicara

1. Terapi kognitif linguistik. Terapi ini menekankan pada komponen-komponen


emosional bahasa
2. Program stimulus. Menggunakan modalitas sensori seperti gambar dan
musik
3. Terapi kelompok (group therapy). Mempraktekkan kemampuan komunikasi

• PACE ( promoting Aphasic’s Communicative Effectiveness).

terapi ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berkomunikasi dengan


menggunakan percakapan sebagai alatnya

Anda mungkin juga menyukai