Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN PENYAKIT INSOMNIA

Disusun untuk memenuhi kebutuhan tugas Keperawatan Gerontik

Di susun oleh :

Difha Nadya 211117094

Prodi D3 Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Cimahi

Tahun Ajaran 2019/2020


A. DEFINISI
Insomnia didefinisikan sebagai suatu persepsi dimana seseorang merasa tidak
cukup tidur atau merasakan kualitas tidur yang buruk walaupun orang tersebut
sebenarnya memiliki kesempatan tidur yang cukup, sehingga mengakibatkan perasaan
yang tidak bugar sewaktu atau setelah terbangun dari tidur . ( Hidayat 2006).
Penderita insomnia berbeda dengan orang yang memang waktu tidurnya pendek
( short sleepers ), dimana pada short sleepers meskipun waktu tidur mereka pendek,
mereka tetap merasa bugar sewaktu bangun tidur, berfungsi secara normal di siang hari,
dan mereka tidak mengeluh tentang tidur mereka di malam hari. ( Wahit dan Nurul
2007).
B. Etiologi
Beberapa factor yang merupakan penyebab Insomnia yaitu :
1. Faktor Psikologi :
Stres yang berkepanjangan paling sering menjadi penyabab dari Insomnia jenis
kronis, sedangkan berita-berita buruk gagal rencana dapat menjadi penyebab insomnia
transient.
a. Problem Psikiatri
Depresi paling sering ditemukan. Jika bangun lebih pagi dari biasanya yang
tidak diingininkan, adalah gejala paling umum dari awal depresi, Cemas, Neorosa,
dan gangguan psikologi lainnya sering menjadi penyebab dari gangguan tidur.
b. Sakit Fisik
Sesak nafas pada orang yang terserang asma, sinus, flu sehingga hidung yang
tersumbat dapat merupakan penyebab gangguan tidur. Selama penyebab fisik atau
sakit fisik tersebut belum dapat ditanggulangi dengan baik, gangguan tidur atau sulit
tidur akan dapat tetap dapat terjadi.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan yang bising seperti lingkungan lintasan pesawat jet, lintasan kereta api,
pabrik atau bahkan TV tetangga dapat menjadi faktor penyebab susah tidur.
a. Gaya Hidup
Alkohol, rokok, kopi, obat penurun berat badan, jam kerja yang tidak teratur, juga
dapat menjadi faktor penyebab sulit tidur.
b. Karena Kondisi Medis
Tiap kondisi yang menyakitkan atau tidak menyenangkan,sindroma apnea tidur,
restless leggs syndrome,faktor diet, parasomnia, efek zat langsung
(drugs/alcohol), efek putus zat, penyakit endokrin/metabolik, penyakit infeksi,
neoplastic, nyeri/ketidaknyamanan, lesi batang otak/hipotalamus, akibat penuaan.
C. Klasifikasi Insomnia
Adapun macam-macam dari tipe insomnia yaitu :
1) Insomnia sementara (transient)
Yakni insomnia yang berlangsung beberapa malam dan biasanya berhubungan
dengan kejadian-kejadian tertentu yang berlangsung sementara dan biasanya
menimbulkan stress dan dapat dikenali dengan mudah oleh pasien sendiri. Diagnosis
transient insomnia biasanya dibuat secara retrospektif setelah keluhan pasien sudah
hilang. Keluhan ini kurang lebih ditemukan sama pada pria dan wanita dan episode
berulang juga cukup sering ditemukan, faktor yang memicu antara lain akibat
lingkungan tidur yang berbeda, gangguan irama sirkadian sementara akibat jet lag
atau rotasi waktu kerja, stress situasional akibat lingkungan kerja baru, dan lain-
lainnya. Transient insomnia biasanya tidak memerlukan terapi khusus dan jarang
membawa pasien ke dokter
2) Insomnia jangka pendek
Yakni gangguan tidur yang terjadi dalam jangka waktu dua sampai tiga minggu.
Kedua jenis insomnia ini biasanya menyerang orang yang sedang mengalami stress,
berada di lingkungan yang ribut-ramai, berada di lingkungan yang mengalami
perubahan temperatur ekstrim, masalah dengan jadwal tidur-bangun seperti yang
terjadi saat jetlag, efek samping pengobatan.
3) Insomnia kronis
Kesulitan tidur yang dialami hampir setiap malam selama sebulan atau lebih.
Salah satu penyebab chronic insomnia yang paling umum adalah depresi. Penyebab
lainnya bisa berupa arthritis, gangguan ginjal, gagal jantung, sleep apnea, sindrom
restless legs, Parkinson, dan hyperthyroidism. Namun demikian, insomnia kronis bisa
juga disebabkan oleh faktor perilaku, termasuk penyalahgunaan kafein, alkohol, dan
substansi lain, siklus tidur/bangun yang disebabkan oleh kerja lembur dan kegiatan
malam hari lainnya, dan stres kronis.
D. Manifestasi Klinik
1. Perasaan sulit tidur, bangun terlalu awal
2. Wajah kelihatan kusam
3. Mata merah, hingga timbul bayangan gelap di bawah mata
4. Lemas, mudah mengantuk
5. Resah dan mudah cemas
Sulit berkonsentrasi, depresi, gangguan memori, dan gampang tersinggung
E. Dampak Insomnia
Berbagai dampak merugikan yang ditimbul dari insomni yaitu :
1. Depresi
2. Kesulitan untuk berkonsentrasi
3. Aktivitas sehari-hari menjadi terganggu
4. Prestasi kerja atau belajar mengalami penurunan
5. Mengalami kelelahan di siang hari
6. Hubungan interpersonal dengan orang lain menjadi buruk
7. Meningkatkan risiko kematian
8. Menyebabkan kecelakaan karena mengalami kelelahan yang berlebihan
9. Memunculkan berbagai penyakit fisik
Dampak insomnia tidak dapat di anggap remeh, karena bisa menimbulkan kondisi
yang lebih serius dan membahayakan kesehatan dan keselamatan. Oleh karenanya, setiap
penderita insomnia perlu mencari jalan keluar yang tepat

F. Penatalaksanaan
Prinsip penanganan gangguan tidur selain menjelaskan, memastikan dan
memberikan saran juga mengoptimalkan pola tidur yang sehat, baik dari segi kualitas
ataupun waktunya. Terapi insomnia dapat dilakukan dengan menggunakan obat ataupun
tanpa obat. Terapi tersebut dapat berupa :
1. Psikoterapi
Keberhasilan mengatasi insomnia, sangat tergantung dari kemampuan pasien
untuk santai dan belajar bagaimana cara-cara tidur yang benar. Terapi perilaku bisa
menyembuhkan insomnia kronik dan terapi ini efektif untuk segala usia, terutama
pada pasien usia tua.
2. CBT (Cognitive Behavioral Therapy)
CBT digunakan untuk memperbaiki distorsi kognitif si penderita dalam
memandang dirinya, lingkungannya, masa depannya, dan untuk meningkatkan rasa
percaya dirinya sehingga si penderita merasa berdaya atau merasa bahwa dirinya
masih berharga.
3. Sleep Restriction Therapy
Sleep restriction therapy digunakan untuk memperbaiki efisiensi tidur si penderita
insomnia.
4. Stimulus Control Therapy
Stimulus control therapy berguna untuk mempertahankan waktu bangun pagi si
penderita secara reguler dengan memperhatikan waktu tidur malam dan melarang si
penderita untuk tidur pada siang hari meski hanya sesaat.
5. Relaxation Therapy
Relaxation Therapy berguna untuk membuat si penderita rileks pada saat
dihadapkan pada kondisi yang penuh ketegangan.
6. Imagery Training
Imagery Training berguna untuk mengganti pikiran-pikiran si penderita yang
tidak menyenangkan menjadi pikiran-pikiran yang menyenangkan.
7. Herbal
Bahan-bahan seperti valerian (untuk relaksasi otot), melatonin (untuk gangguan
irama sirkadian seperti jetlag). Melatonin menurunkan fase tidur laten, meningkatkan
efisiensi tidur, dan meningkatkan persentasi tidur REM (Rapid Eye Movement), dan
chamomile (untuk mengurangi kecemasan) banyak dipakai untuk terapi insomnia.

8. Farmakoterapi
Tujuan pengobatan dengan obat-obatan hipnotik bukan hanya untuk
meningkatkan kualitas dan durasi tidur, tapi juga untuk meningkatkan derajat
kewaspadaan pada siang harinya dan untuk menghilangkan hyperarousal state.
Sayangnya, banyak dosis obat hipnotik yang dibutuhkan untuk memperbaiki kualitas
tidur pada malam hari juga menyebabkan sedasi pada siang harinya. Untuk
menghindari komplikasi ini, short acting benzodiazepine dapat digunakan. Obat
hipnotik long actingbisa mengganggu kualitas psikomotorik yang bisa menyebabkan
kecelakaan yang berhubungan dengan kendaraan bermotor Terapi dengan obat-obatan
hipnotik sedatif harus dimulai dengan dosis kecil dan untuk maintenancenya
menggunakan dosis efektif yang terkecil. Efek toleransi terjadi pada penggunaan
kebanyakan obat hipnotik, karena itu penggunaan obat ini tidak boleh lebih dari 1
bulan. . Rebound insomnia bisa terjadi jika penghentian obat dilakukan secara
mendadak. Untuk menghindari efek ini, digunakan obat dengan dosis kecil
dan tappering off.
Banyak di antara para penderita insomnia karena factor psikologis yang
menggunakan obat tidur untuk mengatasi insomnianya. Namun penggunaan yang
terus menerus tentu menimbulkan efek samping yang negative, baik secara fisiologis
(efek terhadap organ dan fungsi organ tubuh) serta efek psikologis. Logikanya,
insomnia yang disebabkan factor psikologis, berarti factor psikologis itu lah yang
harus di atasi, bukan symtomnya. Kalau kita hanya focus mengatasi simtom-nya
dengan minum berbagai obat tidur, maka ketika mata terbuka, masalah akan datang
kembali, bahkan akan dirasa lebih berat karena dibiarkan berlarut-larut tanpa solusi
pada akar masalah.
Perlu diketahui, bahwa keberhasilan terapi tergantung dari motivasi si penderita
untuk sembuh sehingga si penderita harus sabar, tekun dan bersungguh-sungguh
dalam menjalani sesi terapi. Selain itu, sebaiknya terapi yang dilakukan juga diiringi
dengan pemberian terapi keluarga. Hal ini disebabkan, dalam terapi keluarga, anggota
keluarga si penderita dilibatkan untuk membantu kesembuhan si penderita. Dalam
terapi keluarga, anggota keluarga si penderita juga diberi tahu tentang seluk beluk
kondisi si penderita dan diharapkan anggota keluarganya dapat berempati untuk
membantu kesembuhan si penderita.
ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Pengkajian keperawatan pada masalah tidur dapat meliputi pengkajian khusus
masalah kebutuhan pola tidur antara lain:
a. Identitas
b. Umur
Pengkajian ini terkait dengan tumbuh kembang klien. pada umur usia tua tidur
kurang lebih 6 jam/hari.
c. Jenis kelamin
Perbedaan jenis kelamin dapat mempengaruhi pola tidur seseorang, kaum wanita
tidur lebih nyenyak dan bangun lebih sedikit pada malam hari dibandingkan
dengan pria. Wanita juga lebih bisa mengatasi efek kekurangan tidur yang
dialami. Pola tidur yang berbeda antara pria dan wanita juga membuat wanita
Lebih segar ketika bangun tidur.
d. Tinggi badan dan berat badan
Hal ini mempengaruhi gangguan pola tidur. Pada saat tidur, kadar melatonin
dalam tubuh bertambah, melatonin ini adalah pengatur hormon di mana hormon
pertumbuhan berperan sangat penting.
e. Lingkungan tidur klien
Bagaimana kondisi lingkungan tidur klien? Apakah kondisinya bising, gelap, atau
suhunya dingin?
f. Status emosi dan mental klien
Status emosi dan mental mempengaruhi terhadap kemampuan klien untuk istirahat
dan tidur.
2. Riwayat Tidur
Pengkajian riwayat tidur antara lain: kuantitas (lama tidur) dan kualitas tidur di siang
maupun malam hari, aktivitas dan rekreasi yang dilakukan sebelumnya, kebiasaan
sebelum ataupun pada saat tidur, lingkungan tidur, dengan siapa pasien tidur, obat
yang dikonsumsi sebelum tidur, asupan dan stimulan, perasaan pasien mengenai
tidurnya, apakah ada kesulitan tidur, dan apakah ada perubahan pola tidur.
3. Riwayat Kesehatan
a. Adanya keluhan saat istirahat tidur malam.
b. Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien
mengetahui dan merasakan adanya perubahan pola tidur.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Klien tampak lemas, wajah pucat, kesadaran compos mentis,perilaku dan tingkatb
energy pasien menurun, TD 110/90 mmHg, Nadi 90 x/m, Respirasi 22 x/m, Suhu
36,8°𝑐
1) Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot bagian wajah
- Observasi penampilan wajah, dan tingkat energi pasien
- Adanya lingkaran hitam di sekitar mata, mata sayu, dan konjungtiva
merah.
2) Lakukan inspeksi dan palpasi pada integumen
- Kulit tampak pucat
- Elastisitas berkurang
5. Penyimpangan Tidur
Penyimpangan tidur meliputi perubahan tingkah laku dan auditorik, meningkatnya
kegelisahan, gangguan persepsi, halusinasi visul dan auditorik, bingung dan
disorientasi tempat dan waktu, gangguan koordinasi, serta bicara rancu, tidak sesuai,
dan Intonasinya tidak teratur.
6. KATZ Indeks
Termasuk/kategori yang manakah klien?
a. Mandiri dalam makan,kontinensia (BAK,BAB) menggunakan pakaian,pergi ke
toilet,berpindah dan mandi
b. Mandiri semuanya kecuali salah satu saja dari fungsi di atas
c. Mandiri,kecuali mandi dan satu lagi fungsi yang lain
d. Mandiri,kecuali mandi,berpakaian, dan satu fungsi lain
e. Mandiri,kecuali mandi,berpakaian,ke toilet dan satu fungsi lain
f. Mandi,kecuali mandi,berpakaian,ke toilet,berpindah dan satu fungsi lain
g. Ketergantungan untuk semua fungsi
7. Modifikasi dari Barthel Indeks

NO KRITERIA DENGAN MANDIRI KETERANGAN


BANTUAN
1. Makan 5 10 Frekuensi:
Jumlah:
Jenis:

2. Minum 5 10 Frekuensi:
Jumlah:
Jenis:

3. Berpindah dari kursi roda 5-10 15


ke tempat tidur dan
sebaliknya
4. Personal toilet (cuci 0 5
muka,menyisir
rambut,gosok gigi)
5. Keluar masuk toilet 5 10
(mencuci pakaian,menyeka
tubuh,menyiram)
6. Mandi 5 15 Frekuensi:

7. Jalan di permukaan datar 0 5

8. Naik turun tangga 5 10

9. Mengenakan pakaian 5 10

10. Kontrol bowel (BAB) 5 10 Frekuensi:


Konsistensi:

11. Kontrol bladder (BAK) 5 10 Frekuensi:


Warna:

12. Olahraga/latihan 5 10 Frekuensi:


Jenis:

13. Rekreasi/pemanfaatan 5 10 Jenis:


waktu luang Frekuensi:

Termasuk yang manakah klien?


Keterangan:
a. 130 : Mandiri
b. 65-125 : Ketergantungan
c. 60 : Ketergantungan total
8. Pengkajian status mental Gerontik
a. Identiifikasi tingkat kerusakan intelektual dengan menggunakan Short Portable
Mental Status Questioner (SPMSQ)
BENAR SALAH NO PERTANYAAN

01 Tanggal berapa hari ini?

02 Hari apa sekarang ini?

03 Apa nama tempat ini?

04 Dimana alamat Anda?

05 Berapa umur Anda?

06 Kapan Anda lahir? (minimal tahun lahir)

07 Siapa Presiden Indonesia sekarang?

09 Siapa nama ibu Anda?

10 Kurangi 3 dari 20 dan tetap pengurangan 3 dari setiap


angka baru, semua secara menurun.

∑= ∑=
Score Total =
Interpretasi total :
a. Salah 0-3 : Fungsi intelektual utuh
b. Salah 4-5 : Kerusakan intelektual ringan
c. Salah 6-8 : Kerusakan intelektual sedang
d. Salah 9-10 : Kerusakan intelektual berat
b. Identifikasi aspek kognitif dari fungsi mental dengan menggunakan MMSE (Mini
Mental Status Exam)
NO ASPEK NILAI NILAI KRITERIA
KOGNITIF MAKS. KLIEN
1. Orientasi 5 Menyebutkan dengan benar :
□ Tahun
□ Musim
□ Tanggal
□ Hari
□ Bulan
Orientasi 5 Dimana kita sekarang berada?
□ Negara Indonesia
□ Propinsi Jawa Barat
□ Kota...
□ PSTW
□ Wisma...
2. Registrasi 3 Sebutkan nama 3 obyek (oleh pemeriksa)
1 detik untuk mengatakan masing masing
obyek. Kemudian tanyakan kepada klien
ketiga obyek tadi
□ Obyek
□ Obyek
□ Obyek
3. Perhatian dan 5 Minta klien untuk menghitung dari angka
Kalkulasi 100 kemudian dikurangi 7 sampai 5
kali/tingkat
□ 93
□ 86
□ 79
□ 72
□ 65
4. Mengingat 3 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada No 2 (registrasi) tadi, bila
benar 3 point untuk masing masing obyek

5. Bahasa 9 Tunjukan pada klien suatu benda dan


tanyakan namanya pada klien
□ (misal jam tanga)
□ (misal pensil)
Minta klien untuk mengulang kata
berikut “tak ada jika, dan, atau, tetapi”
bila benar, nilai 1 point.

□ Pernyataan benar 2 buah : tak ada


tetapi
Minta klien untuk mengikuti perintah
berikut yang terdiri dari 3 langkah

“Ambil kertas di tangan Anda, lipat dua


dan taruh di lantai”

□ Ambil kertas di tangan Anda


□ Lipat dua
□ Taruh di lantai
Perintahkan pada klien untuk hal berikut

(bila aktivitas sesuai perintah nilai 1


poin”
□ “Tutup mata Anda”
Perintahkan pada klien untuk menulis
satu kalimat dan menyalin gambar

□ Tulis satu kalimat


□ Menyalin gambar
TOTAL NILAI

Interpretasi hasil :
>23 : Aspek kognitif dari fungsi mental baik
18-22 : Kerusakan aspek fungsi mental ringan
<17 : Terdapat kerusakan aspek fungsi mental berat

9. Pengkajian Keseimbangan Untuk Klien Lansia


Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini, atau beri nilai 1 jika
klien menunjukan salah satu dari kondisi di bawah ini :
a. Perubahan posisi atau gerakan keseimbangan
1) Bangun dari kursi
2) Duduk ke kursi
3) Menahan dorongan pada sternum
4) Mata tertutup
5) Perputaran leher
6) Gerakan menggapai sesuatu
7) Membungkuk
Beri nilai 0 jika klien tidak menunjukan kondisi di bawah ini, atau beri nilai 1
jika klien menunjukan salah satu kondisi di bawah ini :
1) Minta klien untuk berjalan ke tempat yang ditentukan
2) Ketinggian langkah kaki
3) Kontinuitas langkah kaki
4) Kesimetrisan langkah
5) Penyimpangan jalur saat berjalan
6) Berbalik
Interpretasi hasil :
0-5 : Risiko jatuh : rendah
6-10 : Risiko jatuh : sedang
11-15 : Risiko jatuh : berat
10. Analisa data

No Symptom Etiologi Masalah keperawatan


1. DS : Adanya trauma Nyeri Akut
- Klien mengeluh nyeri
dibagian kaki Pergeseran Frakmen
DO :
- Klien tampak sakit Terputusnya Kontinuitas
- Adanya luka Post op Tulang
dikaki
- Skala nyeri (0-10) Nyeri
- Td 140/90 mmHg
2. DS : stressor Gangguan pola tidur
- Merasa khawatir
DO : frustasi
- Tampak gelisah
- Sulit tidur sering terbangun
- Muka tampak pucat
pola tidur tidak
berkualitas

Gangguan Pola Tidur

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan Pola Tidur b.d kecemasan (D.0055)
2. Nyeri Akut b.d kondisi pembedahan (D.0077)
C. INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi

1. Nyeri Akut Tingkat nyeri Manajemen nyeri I.08238)


b.d kondisi (L.08066) Observasi
pembedahan Setelah dilakukan - Identifikasi lokasi,
(D.0077) tindakan keperawatan karakteristik, durasi,
selama …x24 jam frekuensi, kualitas, intensitas
diharapkan Tingkat nyeri
Nyeri teratasi dengan - Identifkasi skala nyeri
Kriteria Hasil: - Identifikasi faktor yang
1. Keluhan nyeri memperberat dan
menurun dari 1 memperingan nyeri
menjadi 5 Terapeutik
2. Gelisah menurun
- Berikan tekhnik non
dari 1 menjadi 5
farmakologis untuk mgurangi
3. Frekuensi nadi
rasa nyeri (mis. TENS,
membaik dari 1
hipnosis, akupresur, terapi
menjadi 5
musik, biofeedback, terapi
Tekanan darah
pijat, aromaterapi, tekhnik
membaik dari 1
imajinasi terbimbing,
menjadi 5
kompres hangat/dingin, terapi
bermain)
- Jelaskan penyebab. Periode,
dan pemicu nyeri
Kolaborasi

Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu
2. Gangguan Pola Tidur (L.05045) Dukungan tidur (I.05174)
Pola Tidur Setelah dilakukan Observasi
b.d tindakan keperawatan - Identifikasi pola aktivitas
kecemasan selam …x24 jam dan tidur
ditandai diharapkan Pola Tidur - Identifikasi faktor
sering teratasi dengan penggangu tidur (fisik dan
terbangun Kriteria hasil: psikologis)
pada malam 1. Keluhan suli tidur - Identifikasi obat tidur
hari menurun dari 5 yang dikonsumsi
(D.0055) menjadi 1 Terapeutik
2. Keluhan sering - Modifikasi lingkungan
terjaga menurun (mis. Pencahayaan,
dari 5 menjadi 1 kebisingan, suhu, matras,
Keluhan istirahat dan tempat tidur) batasi
tidak cukup waktu tidur siang, jika
menurun dari 5 perlu.
menjadi 1 - Fasilitasi menghilangkan
stress sebelum tidur
- Tetapkan jadwal rutin
Edukasi
- Jelaskan pentingnya tidur
cukup selama sakit
- Anjurkan menghindari
makanan/minuman yang
mengganggu tidur
- Anjurkan penggunaan obat
tidur yang tidak
mengandung supressor
terhadap tidur REM
Ajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya
DAFTAR PUSTAKA

Darmojo, Boedhi, dan Martono, Hadi. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut)
Edisi 2. 2000. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Stockslager, Jaime L. 2007. Buku Saku Gerontik edisi: 2. Jakarta: EGC.
Stanley M, Patricia GB.2006 Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC
PPNI, T. p. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator Diagnostik
Edisi I Cetakan III (Revisi). jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasiaonal
Indonesia.

PPNI, T. P. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan


Keperawatan Edisi I Cetakan II. Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai