OBJECTIVE 3
MUHAMMAD SA’AD ZAIDAN
2113010047
ALL ABOUT INSOMNIA
LEARNING DIFFERENTIAL
OBJECTIVE DIAGNOSIS
DONE
• Definisi
Menurut DSM-V (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders), Insomnia
didefinisikan sebagai keluhan dalam hal kesulitan untuk memulai atau
mempertahankan tidur atau tidur non-restoratif yang berlangsung setidaknya satu
bulan dan menyebabkan gangguan signifikan ataugangguan dalamfungsi individu.
• Etiologi
a. Lingkungan: hygiene tidur yang buruk, perubahan zona waktu, perubahan pola
tidur, dan pergantian waktu kerja.
b. Fisiologis: short sleeper alami, kehamilan, dan usia pertengahan.
INSOMNIA
c. Stress atau tekanan hidup: kehilangan kerabat, ujian, pindah rumah, dan lain-lain.
d. Psikiatrik: ansietas akut, depresi, mania.
e. Fisik: nyeri, distres kardiorespirasi, arthritis, nokturia, gangguan gastrointestinal,
dan tirotoksikosis.
f. Farmakologis atau bahan tertentu: kafein, alkohol, obat stimulan, dan penggunaan
hipnotik kronik
EPIDEMIOLOGI
• Epidemiologi
Prevalensi gangguan tidur di dunia diperkirakan antara 5-15%. Di antara mereka
yang mengalami gangguan tidur, 31-75% berkembang menjadi masalah
insomnia kronik (Maslim, 2013).
MANIFESTASI
a. Suara atau bunyi: biasanya orang dapat menyesuaikan dengan suara atau bunyi sehingga tidak
mengganggu tidurnya.
b. Suhu udara: kebanyakan orang akan berusaha tidur pada suhu udara yang menyenangkan bagi
dirinya.
c. Tinggi suatu daerah: insomnia merupakan gejala yang sering dijumpai pada mountain sickness
(mabuk udara tipis), keadaan tersebut terjadi pada pendaki gunung yang mendaki lebih dari 3.500
meter diatas permukaan air laut.
d. Penggunaan bahan yang mengganggu susunan saraf pusat: insomnia dapat terjadi karena
penggunaan bahan-bahan seperti kopi yang mengandung kafein, tembakau yang mengandung
nikotin dan obat-obat pengurus badan yang mengandung anfetamin atau sejenisnya.
e. Penyakit psikologi: beberapa penyakit psikologi ditandai antara lain dengan adanya insomnia
seperti pada gangguan afektif, gangguan neurotik, beberapa gangguan kepribadian, gangguan
stress pascatrauma dan lain-lain.
PATOFISIOLOGI
TATALAKSANA
Non Farmakologi
a. Perbaikan hygiene tidur
• Menjaga dorongan homeostatic untuk tidur (menghindari tidur siang,
pembatasan jam tidur, olahraga teratur)
• Faktor sirkandian yaitu Memiliki jam tidur dan jam bangun yang teratur setiap
hari
• Usahakan terpapar sinar matahari 30 menit tiap pagi hari
NON FARMAKO
Prognosis gangguan tidur tergantung pada jenis gangguan tidur yang dialami
pasien. Secara umum, gangguan tidur dapat mempengaruhi kualitas hidup
pasien, Pasien dengan gangguan tidur dapat memiliki kualitas hidup yang buruk.
DIFFERENTIAL DIAGNOSE
THANK YOU
• JAZAKAALLAH KHAIRAN