Trigger 2
Pasien diberikan diazepam tiap malam awalnya bisa tidur, namun sekarang sudah tidak bisa tidur
lagi.
Learning Objectives
1. Etiologi & Patofisiologi Insomnia?
2. Kriteria Diagnostik Insomnia & Diagnosis Pasien?
3. Bagaimanakah penatalaksanaan Insomnia yang baik?
4. Kenapa Diazepam yang diberikan saat ini tidak dapat membantunya tidur lagi?
Answer
1. Etiologi & Patofisiologi Insomnia?
ETIOLOGI
Sumber : MISC 2010, Chapter 2 Hal 18, Sleeping Disorder (Insomnia), dr. Ida Rochmawati,
M.Sc., Sp.KJ
PATOFISIOLOGI
Sumber : MISC 2010, Chapter 2, Hal 18, Sleeping Disorder (Insomnia), dr. Ida Rochmawati,
M.Sc., Sp.KJ
Sumber : PPDGJ-III
Pada tahun 1984,The International Institute of Health membuat suatu konsensus pengelompokan
gangguan tidur berdasarkan lamanya gangguan yang terdiri dari:
Sumber : Repository USU (Judul : Gangguan Tidur oleh Dr ISKANDAR JAPARDI – Fakultas
Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara)
Psikotherapi sangat membantu pada pasien dengan gangguan psikiatri seperti (depressi,
obsessi, kompulsi), gangguan tidur kronik. Dengan psikoterapi ini kita dapat membantu
mengatasi masalah-masalah gangguan tidur yang dihadapi oleh penderita tanpa
penggunaan obat hipnotik.
4. Pendekatan farmakologi
Sumber : Repository USU (Judul : Gangguan Tidur oleh Dr ISKANDAR JAPARDI – Fakultas
Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara)
4. Kenapa Diazepam yang diberikan saat ini tidak dapat membantunya tidur lagi? Coba dicari
sendiri :p wehehehe, Semoga Bermanfaat & Semoga Sukses!.
Apoteker dapat menggali informasi pasien untuk melakukan anamnesa kefarmasian. Setelah
memperoleh informasi, apoteker menentukan terapi yang tepat untuk pasien. Dalam batasan
swamedikasi, pasien dengan insomnia dapat diterapi dengan terapi non-farmakologi yaitu
mengatur pola tidur dan manajemen stress. Swamedikasi terhadap pasien yang mengalami
insomnia dapat dilakukan apabila jenis insomnia yang dialami tergolong insomnia jangka
pendek (< 3 minggu) yang masih bisa diterapi dengan terapi nonfarmakologi. Hal ini dilakukan
dengan KIE mengenai kebiasaan tidur yang sehat dan manajemen stress.
Terapi farmakologi dapat dilakukan dengan pemberian produk OTC herbal atau antihistamin.
Apoteker tidak diperbolehkan memberikan obat lain seperti obat penenang tanpa resep dokter.
Efek samping dari obat dan kemungkinan terjadinya kekambuhan setelah pengobatan
dihentikan harus diperhatikan secara seksama supaya tidak memperburuk kondisi pasien.
Pasien perlu dirujuk ke dokter apabila mengalami insomnia kronis atau tidak membaik dengan
pemberian terapi non-farmakologi dan farmakologi OTC.
Rujukan ke dokter
Pada insomnia yang tidak bisa ditangani dengan nonfarmakologi atau OTC, pasien dengan
insomnia kronis (> 1 bulan) dan mungkin berhubungan dengan gangguan medis atau kejiwaan
atau obat, atau mungkin psiko-fisiologis seperti kecemasan, perlu dirujuk ke dokter untuk
pemeriksaan lebih lanjut dan mungkin memperoleh obat resep.
O : Other symptoms Apakah ada gejala lain yang dirasakan? Misalnya demam,
menggigil, batuk, atau pasien mengalami kecemasan