“FARMAKOLOGI TOKSIKOLOGI”
Disusun Oleh :
NAMA : Nurmalia
NIM : 34190298
KELOMPOK: A2-4
YOGYAKARTA
2021
I. Tujuan
Mahasiswa memahami pengertian,penggolongan, mekanisme kerja,
indikasi, kontra indikasi, dan efek samping, dari berbagai jenis obat
kortikosteroid.
a. Obat anfetamin
Amfetamin adalah obat stimulan sistem saraf pusat yang digunakan
untuk menangani narkolepsi dan attention deficit hyperactivity
disorder (ADHD). Amfetamin bekerja dengan mengubah kadar zat
alami tertentu yang mengontrol impuls di dalam otak, sehingga
meredakan gejala dari kondisi yang diderita
b. Dosis Amfetamin
Dosis amfetamin pada tiap orang dapat berbeda. Berikut dosis
umum penggunaan amfetamin:
Kondisi: Narkolepsi
• Dewasa dan anak usia 12 tahun atau lebih: Dosis awal adalah 10
mg per-hari.Dosis pemeliharaan: Dosis dapat ditambahkan 10 mg
setiap satu minggu, jika dibutuhkan.
• Anak usia 6-11 tahun: Dosis awal adalah 5 mg/hari. Dosis dapat
ditingkatkan setiap minggu hingga tubuh merespon obat.
III. C. SKENARIO I
BM, 35 tahun ditemukan tewas di apartemennya, padahal sehari
sebelumnya nampak segar bugar. diketahui ia menderita insomnia dan
mendapat terapi obat sedatif hipnotik. untuk mengetahui penyebab
kematiannya kepolisian bagian forensik meneliti sampel darah dan
mendapatkan hasil positif mengandung resiko Psikotropika jenis
amfetamin atau turunannya.
D. SKENARIO II
SJ, 16 tahun datang ke ugd dengan mulut berbusa, diduga sj baru saja
melakukan percobaan bunuh diri dengan meminum satu botol itu
insektisida, c dokter segera memberikan injeksi atropim sulfat sebagai
terapi antidotum.
IV. PEMBAHASAN
1. SKENARIO 1
Lansia merupakan seorang laki-laki atau perempuan yang berusia
60 tahun atau lebih, secara fisik masih berkemampuan (potensial) maupun
karena suatu hal yang tidak mampu lagi maupun berperan secara aktif
dalam pembangunan (tidak potensial). Jadi lanjut usia adalah mereka yang
mengalami perubahan-perubahan fisik yang wajar , kulit sudah tidak
kencang, otot-otot sudah mengendor, dan organ-organ tubuhnya kurang
berfungsi dengan baik.
Secara individu, pada usia diatas 55 tahun terjadi proses penuaan
secara alamiah. Hal ini akan menimbulkan masalah fisik, mental, sosial,
ekonomi, dan psikologi. Dengan bergesernya pola perekonomian dari
pertanian ke industri maka pola penyakit juga bergeser dari penyakit
menular menjadi penyakit tidak menular atau degeneratife
(Nugroho,2000). Penyakit yang umum dijumpai pada lansia adalah
penyakit gangguan tidur atau insomnia. Tidur merupakan suatu proses
otak yang dibutuhkan oleh seseorang untuk dapat berfungsi dengan baik.
Keluhan-keluhan seputar masalah tidur menduduki peringkat tinggi
di antara masalah-masalah yang berhubungan dengan lansia. Walaupun
beberapa keluhan mengenai kualitas tidur dapat berhubungan dengan
proses penuan alami, tetapi biasa juga sebagai kombinasi dari perubahan
karena faktor resiko pada usia lanjut.
Gangguan dalam pola tidur normal pada orang tua mempunyai
konsekuensi kesehatan yang penting, terutama mood dan fungsi kognitif.
Masalah tidur dapat mengganggu pekerjaan kehidupan keluarga dan
masyarakat. Secara fungsional perubahan tersebut mempunyai pengaruh
pada kehidupan sehari-hari usia lanjut. Ada persepsi bahwa gangguan tidur
mempunyai konsekuensi psikososial yang mempengaruhi kualitas hidup
lansia. Perubahan pola tidur tersebut membawa dampak secara
keseluruhan terhadap kualitas dan kuantitas tidur lansia, Masalah tidur itu
seperti (hanya dapat tidur tidak lebih dari lima jam sehari ). Hal yang sama
dijumpai pada lansia di Panti Wredha Puncang Gading Semarang. Pada
kelompok usia lanjut lebih banyak mengeluh berupa kesulitan memulai
tidur, sering terbanggun pada tengah malam dan kesulitan tidur kembali.
(Prayitno,2002)
2. SKENARIO 2
Insektisida adalah bahan-bahan kimia bersifat racun yang dipakai
untuk membunuh serangga. Insektisida dapat memengaruhi
pertumbuhan, perkembangan, tingkah laku, perkembangbiakan,
kesehatan, sistem hormon, sistem pencernaan, serta aktivitas biologis
lainnya hingga berujung pada kematian serangga pengganggu
tanaman.
Pada kasus ini obat yang diberikan kepada pasien sudah sesuai
karena pasien mengalami keracunan insektisida dan penangannya
dengan injeksi antropin sulfat dengan menggunakan dosis dewasa
yaitu setiap 10-30 menit disuntikan antropin sulfat 2 mg. sampai efek
racunnya menghilang.
V. KESIMPULAN
Amfetamin merupakan salah satu zat kimia berbahaya yang dapat
menyebabkan kecanduan titik Meskipun demikian amfetamin juga
digunakan untuk pengobatan titik amfetamin yang digunakan untuk
pengobatan adalah kelas dan damvitamin dan metamfetamin
digunakan di beberapa negara untuk mengobati berbagai penyakit
seperti attention-deficit hyperactivedisorder ( ADHA).