Anda di halaman 1dari 8

DUMOLID DAN PENGARUHNYA BAGI KESEHATAN

Laporan ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Individu

Mata kuliah ekologi fisiologi hewan

DISUSUN OLEH :

SITI HAFSAH HARAHAP


NIM : 1610247850

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN BIOLOGI


UNIVERSITAS RIAU
2017
DUMOLID DAN PENGARUHNYA BAGI KESEHATAN

Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis, bukan narkotika yang
berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan syaraf pusat yang menyebabkan
perubahan khas pada aktifitas mental dan prilaku, digunakan untuk mengobati gangguan jiwa
( Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 5 tahun 1997 tentang Psikotropka).
Berdasarkan Undang - Undang No.5 tahun 1997, psikotropika dapat dikelompokkan ke dalam 4
golongan, yaitu :
a. Golongan I adalah : psikotropika dengan daya adiktif yang sangat kuat, belum diketahui
manfaatnya untuk pengobatan, dan sedang diteliti khasiatnya. Contohnya adalah MDMA,
ekstasi, LSD, dan STP.
b. Golongan II adalah : psikotropika dengan daya adiktif kuat serta berguna untuk pengobatan
dan penelitian. Contohnya adalah amfetamin, metamfetamin, metakualon,
Amineptina ,metilfenidat,. Sekobarbital
c. Golongan III adalah : psikotropika dengan daya adiksi sedang serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah lumibal, buprenorsina, fleenitrazepam,.
d. Golongan IV adalah : psikotropika yang memiliki daya adiktif ringan serta berguna untuk
pengobatan dan penelitian. Contohnya adalah Diazepam, nitrazepam ( Permenkes Nomor 3
Tahun 2017 Tentang Perubahan Penggolongan Psikotropika)

Jika dulu heroin, ekstasi, dan shabu menjadi narkoba primadona di kalangan anak muda era
90-an hingga 2000-an awal, lain lagi ceritanya dengan anak-anak di zaman milenial seperti
sekarang ini. Anak-anak era modern kini lebih cenderung menyalahgunakan obat-obatan yang
sebetulnya bukan murni golongan narkoba. Salah satunya yang sedang naik daun adalah obat
dumolid. Mereka seringnya mengonsumsi obat ini bersama dengan minuman bersoda, kopi, atau
minuman energi untuk meningkatkan semangat, konsentrasi, dan kepercayaan diri
Dumolid adalah nama merek dari obat generik nitrazepam 5 mg yang termasuk ke dalam
kelas obat Benzodiazepin, yang tergolong psikotropika golongan IV. Benzodiazepin adalah obat
psikoaktif yang inti struktur kimianya adalah perpaduan dari cincin benzena dan cincin diazepine
(p.danneberg, k.h.weber)
Nitrazepam bersifat dapat bekerja panjang, lipofilik, dan dimetabolisme di hati melalui jalur
oksidatif. Nitrazepam bekerja pada reseptor benzodiazepin pada otak yang berhubungan dengan
reseptor GABA, menyebabkan peningkatan pengikatan GABA ke reseptor GABA Salah satu obat
yang paling sering digunakan untuk pengobatan insomnia sedang hingga parah, ansietas berat, serta
gangguan panic dan depresi, pengobatan kejang akibat epilepsy. Obat ini bekerja dengan
mempengaruhi bagian otak yang mengontrol emosi dan juga merilekskan otot-otot. Sehingga dapat
mengurangi kecemasan dan menyebabkan kantuk. Obat ini memiliki sifat penenang ( sedatif),
ansiolitik, sifat otot amnestic, antikonvulsan (kejang), dan skeletal muscle relaxant.
Efek pemakaian dumolid bagi setiap orang berbeda-beda. Seseorang dapat mentolerir
Dumolid dengan baik, tetapi tidak mendapatkan efek yang diinginkan. Sedangkan yang lain
mungkin memiliki efek samping atau reaksi yang merugikan. Sedangkan yang lain lagi mungkin
mendapatkan efek yang diinginkan tanpa efek samping. Variasi efek tersebut merupakan perbedaan
respon yang disebabkan oleh banyak variabel. Variasi variabel tersebut diantaranya variasi genetik
dan metabolisme, serta interaksi makanan dan obat herbal adalah yang paling umum. Adapun efek
samping antara lain :
1. Masalah keseimbangan atau koordinasi tubuh.
2. Masalah perilaku yang dianjurkan mendapatkan penanganan secara medis, seperti
mengalami gejala-gejala depresi termasuk kecenderungan untuk bunuh diri, ledakan emosi
yang agresif, mengamuk, perilaku tidak pantas, merasa gembira, linglung, gelisah, agitasi,
iritabilitas, delusi, mimpi buruk, halusinasi, psikosis.
3. Gangguan darah dan sumsum tulang.
4. Perubahan libido.
5. Linglung
6. Mengantuk pada siang hari
7. Toleransi dossi
8. Penglihatan ganda
9. Masalah pada mata atau penglihatan
10. Kegagalan Nitrazepam untuk mencapai efek medis yang dimaksudkan bila Nitrazepam
digunakan berulang kali dalam beberapa minggu
11. Pusing
12. Mati rasa secara emosional
13. Masalah pencernaan
14. Sakit kepala (Vertigo)
15. Reaksi hipersensitivitas termasuk ruam, angioedema dan tekanan darah tinggi
16. Penyakit kuning
17. Tekanan darah menurun
18. Masalah memori, ini dapat mengakibatkan perubahan perilaku
19. Berkurangnya tingkat kewaspadaan
20. Otot lesu / mengendur, apabila kondisi ini terjadi dapat berisiko terjatuh atau patah tulang.
Berhati-hatilah bergerak meminum Nitrazepam. Nitrazepam yang digunakan dalam dosis
tinggi untuk jangka waktu yang lama dapat menimbulkan efek samping antara lain
ketergantungan fisik dan fisiologis yang dapat mengarah pada penyalahgunaan narkoba.
21. Masalah berpikir
22. Kelelahan
23. Retensi urin
24. Apabila Anda memutuskan berhenti mengonsumsi obat ini akan menimbulkan gejala
kecanduan, misalnya depresi, sakit kepala, otot lemah, gelisah, cemas, tegang, bingung,
kejang, perubahan mood, insomnia, perilaku psikotik seperti lekas marah, mudah
berkeringat dan diare. Jika gejala yang terjadi kian parah, maka akan mengakibatkan
derealisation, depersonalisasi, mati rasa, pendengaran lebih sensitif dan kesemutan pada
ekstremitas, hipersensitivitas terhadap cahaya, suara dan kontak fisik, berhalusinasi atau
kejang-kejang. (Sigit Pamungkas,
Mekanisme kerja dumolid , bekerja pada sistem GABA (gamma-aminobutyric acid)
neurotransmiter inhibisi utama di otak yaitu dengan memperkuat fungsi hambatan neuron GABA.
Reseptor Benzodiazepin dalam seluruh sistem saraf pusat, terdapat dengan kerapatan yang tinggi
terutama dalam korteks otak frontal dan occipital, di hipokampus dan dalam otak kecil. Pada
reseptor ini, benzodiazepin akan bekerja sebagai agonis. Terdapat korelasi tinggi antara aktivitas
farmakologi berbagai benzodiazepin dengan afinitasnya pada tempat ikatan. Dengan adanya
interaksi benzodiazepin, afinitas GABA terhadap reseptornya akan meningkat, dan dengan ini kerja
GABA akan meningkat. Dengan aktifnya reseptor GABA, saluran ion klorida akan terbuka
sehingga ion klorida akan lebih banyak yang mengalir masuk ke dalam sel. Meningkatnya jumlah
ion klorida menyebabkan hiperpolarisasi sel bersangkutan dan sebagai akibatnya, kemampuan sel
untuk dirangsang berkurang.
Jika memang sudah kecanduan obat ini, maka cara untuk menghentikannya, satu-satunya
adalah konsultasi ke dokter. Jika Anda memaksa menghentikan penggunaan obat golongan
benzodiazepine dengan tanpa pengawasan dokter, dapat membahayakan, dapat muncul gejala
withdrawal symptom atau gejala putus zat. Satu-satunya cara yang dapat dilakukan biasanya yakni
dengan menurunkan dosis yang digunakan, namun tidak sekaligus, melainkan dengan bertahap.
Setelahnya akan dibutuhkan proses rehabilitasi jangka panjang. Rehabilitasi tersebut menggunakan
pendekatan TC, atau Therapeutic Community. Dengan begitu, lingkungan akan bisa mendukung
usaha dalam menghentikan kecanduan yang dialami oleh pasien.

DAFTAR PUSTAKA

- P.danneberg,,k.h.weber , Chemical structure and biological activity of the diazepines


- "Benzodiazepine Names". non-benzodiazepines.org.uk. Retrieved 2008-12-29.
- Malcolm Lader (1991). "History of Benzodiazepine Dependence" (PDF). USA: Pergamon
Press plc. Diakses tanggal Oktober 9 2017
- Sigit Pamungkas,, Dumolid : Kegunaan, Dosis, Efek Samping, - Mediskus.com, diakses
tanggal 9 Oktober 2017)
Psikotropika
Psikotropika merupakan zat alami atau sintetis yang tidak termasuk narkotika yang
dapat mempengaruhi susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktivitas mental dan perilaku pengguna.

Berdasarkan efek yang dapat ditimbulkannya psikotropika dapat dibedakan menjadi:

Stimulan
Stimulan memiliki efek meningkatkan kerja saraf pusat dan saraf otonom,
meningkatkan tekanan darah, mengurangi kantuk, dan menjadikan lebih
semangat. Contoh: kafein, nikotin, amfetamin, dan kokain.

Depresan

Depresan memiliki efek menurunkan kerja saraf pusat, menjadikan lebih rileks, dan
kurang sadar terhadap sekeliling. Contoh: alcohol, heroin, benzodiazepine.

Halusinogen

Halusinogen memiliki efek membuat pemakainya melihat/mendengar sesuatu yang


sebenarnya tidak ada, atau sesuai persepsinya. Contoh: ganja, LSD

Daun ganja dapat menyebabkan halusinas

Narkotika
Narkotika merupakan zat alami atau sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa
nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan. Narkotika secara sederhana dapat
dikatakan sebagai obat bius. Obat bius biasa digunakan oleh ahli-ahli medis untuk
mengurangi atau menghilangkan rasa sakit saat proses penyembuhan.

Zat-zat yang termasuk narkotika antara lain:

Morfin
Morfin merupakan zat aktif terbanyak yang diperoleh dari tanaman opium, dapat
menyebabkan ketergantungan. Penggunaan morfin memiliki efek samping berupa
penurunan kesadaran, euforia (kegembiraan berlebih), rasa kantuk, lesu, dan
penglihatan kabur. Morfin menyebabkan rasa ketegantungan yang tinggi
dibandingkan zat-zat lain. Ketergantungan morfin morfin dapat menyebabkan
insomnia dan mimpi buruk.

Kodein

Kodein merupakan zat aktif yang diperoleh dari tanaman opium, namun jumlahnya
tidak sebanyak morfin. Efek ketergantungan tidak sekuat pada morfin. Kodein dapat
dibuat dari morfin dengan proses metilasi. Penggunaan kodein dapat menimbulkan
efek samping berupa analgesia, sedasi, dan gangguan pernapasan.

Heroin

Heroin dibuat dengan mengolah morfin (turunan morfin), memiliki efek 2 kali lipat
lebih kuat dari morfin sebagai obat bius. Memiliki efek ketergantungan 2 kali lebih
kuat dari morfin.

Hidromorfin

Hidromorfin juga merupakan turunan dari morfin yang memiliki efek bius 2 hingga 8
kali lebih kuat dari morfin. Karena efek ketergantungannya kecil, hidromorfin menjadi
pilihan dalam dunia kedokteran saat pembiusan.

Meperidin

Meperidin memiliki efek yang lebih singkat dari morfin. Penggunaan meperidin dapat
mengakibatkan gangguan pernapasan.

Metadon

Metadon merupakan memiliki efek yang lebih lama daripada morfin tetapi dengan
efek ketergantungan yang rendah. Efek penggunaan metadon dapat bertahan selama
24 jam, bahkan turunan metadon dapat memberikan efek hingga 72 jam.

Anda mungkin juga menyukai