Oleh:
Samiyah
122011101060
Jasmine Fachrunnisa
122011101001
Dokter Pembimbing:
dr. Alif Mardijana, Sp.KJ
Disusun untuk melaksanakan tugas Kepaniteraan Klinik Madya
SMF Psikiatri di RSD dr.Soebandi Jember
2016
REFERAT
Oleh:
Samiyah
122011101060
Jasmine Fachrunnisa
122011101001
Dokter Pembimbing:
BAB I
PENDAHULUAN
anti
ansietas
terutama
berguna
utnuk
simtomatik
penyakit
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1.1.2 Indikasi
Indikasi Penggunaan adalah untuk mengatasi sindrom anxietas. Butir
butir diagnostik sindrom ansietas :5
Adanya perasaan cemas atau khawatir yang tidak realistik terhadap 2 atau
lebih hal yang dipersepsi sebagai ancaman, perasaan ini menyebabkan
individu tidak mampu istirahat dengan tenang (inability to relax).
Hendaya dalam fungsi kehidupan sehari-hari, bermanifestasi dalam gejala
: penurunan kemampuan kerja, hububngan sosial dan melakukan kegiatan
rutin.
Terdapat paling sedikit 6 dari 18 gejala gejala berupa ketegangan
motorik seperti kedutan otot atau rasa gemetar,otot tegang/kaku/pegal
linu, tidak bisa diam, mudah menjadi lelah. Hiperaktivitas otonomik
berupa nafas pendek/terasa berat, jantung berdebar-debar, telapak tangan
basah-dingin, mulut kering, kepala pusing/rasa melayang, mual, mencret,
perut tidak enak, muka panas/badan menggigil, buang air kecil lebih
sering, sukar menelan/rasa tersumbat. Kewaspadaan yang berlebihan dan
Penangkapan berkurang (mudah terkejut/kaget, sulit konsentrasi pikiran,
sukar tidur, mudah tersinggung).
dari
dopaminergic,
noradrenergic,
serotoninnergic
neurons
yang
2.2 Alprazolam
Alprazolam merupakan salah satu dari golongan obat benzodiazepin atau
disebut juga Minor Transquillizer dimana golongan ini merupakan obat yang
paling umum digunakan sebagai anti ansietas. Alprazolam merupakan obat anti
ansietas dan anti panik yang efektif digunakan untuk mengurangi rangsangan
abnormal pada otak, menghambat neurotransmitter asam gama-aminobutirat
(GABA) dalam otak sehingga menyebabkan efek penenang.4
Kegunaan obat ini terutama untuk Anti-anxietas dan anti panik. Pada saat
keadaan cemas dan panik terjadi penurunan sensitivitas terhadap reseptor 5HT1A,
5HT2A/2C, meningkatnya sensitivitas discharge dari reseptor adrenergic pada
Mengatasi ansietas dengan dosis 0,25-0,5 mg per oral selama 6-8 hari, bisa
ditingkatkan dalam 3-4 hari, namun tidak lebih dari 4 mg/hari. Mengatasi
gangguan panik dengan dosis 0,5 mg per oral selama 8 hari , ditingkatkan dalam
3-4 hari kurang 1mg/hari.5
2.3 Buspirone
Buspirone merupakan contoh dari golongan azaspirodekandion yang
potensial berguna dalam pengobatan ansietas. Semua golongan obat ini
dikembangkan sebagai anti psikosis. Buspirone digunakan dalam terapi gangguan
kecemasan yang umum.8,9
2.3.1
Mekanisme kerja
meskipun makna efek pada reseptor ini tidak diketahui. Pada reseptor D2, obat
ini memilikisifat agonis dan antagonis. Fakta bahwa buspirone memerlukan 2
hingga 3 minggu untuk menghasilkan efek terapeutik mengesankan bahwa
apapun efek awalnya, efek terapeutik buspirone dapat meliputi modulasi
beberapa neurotransmitter dan mekanisme intraneuronal.8
2.3.3
Efek Samping
Efek samping buspirone yang paling lazim terjadi adalah sakit kepala, mual,
pusing, dan insomnia (jarang). Buspirone tidak disertai dengan sedasi. Beberapa
orang dapat melaporkan adanya perasaan gelisah ringan, meskipun gejala
ini dapat mencerminkan gangguan ansietas yang tidak diterapi secara utuh. Tidak
ada kematian dialporkan akibat over dosis buspirone, dan dosis letal median
(LD50) diperkirakan 160 hingga 550 kali dengan dosis harian yang dianjurkan.
Buspirone harus digunakan dengan hati-hati pada orang dengan gangguan hati
dan ginjal, perempuan hamil, dan ibu yang menyusui. Obat ini dapat digunakan
dengan aman oleh lansia.8,9
2.4 Fluoxetin
Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) merupakan grup kimia
antidepresan yang hanya menghambat ambilan serotonin secara spesifik. Berbeda
dengan antidepresan trisiklik yang menghambat tanpa seleksi ambilan-ambilan
aktif'
Kedua
senyawa
mengalami
demetilasi
menjadi
metabolit
10
waktu,
pasien
sering
kali
menghentikan
obat.
Pemberian
BAB III
KESIMPULAN
Memilih diantara beberapa obat yang dapat mengobati anxietas tidaklah
11
untuk
jangka
panjang
dibandingkan
dengan
menggunakan
12
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Keller MB. The long-term clinical course of generalized anxiety disorder. The
Journal of Clinical Psychiatry 2002;63(Suppl 8):1116.
7.
Tanu, ian. Farmakologi dan Terapi. Edisi 5. Jakarta : FK UI. 2009. Hal 169171.
8.
Sadock, Benjamin. Kaplan & Sadock Buku Ajar Psikiatri Klinis. Jakarta :
EGC. 2010. Hal 484-485.
9.
10. Gunawan SG, Setabudy R, Nafrialdi, dan Elysabeth. Farmakologi dan terapi.
Edisi ke-lima. Jakarta: Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI. 2007.
hal. 171-7
13
11. Hollister LE. Obat antidepresan. Dalam: Farmakologi dasar dan klinik.
Katzung BG. Edisi ke-enam.1998. Jakarta: EGC. hal. 467-77.
12. Anxiety and Depression Association of America. Diakses pada tanggal 30
Januari
2016
pukul
20.00
pada:
http://www.adaa.org/findinghelp/treatment/medication
14