DEFINISI
■ Obat psikofarmaka adalah obat yang bekerja pada susunan saraf pusat (SSP) dan mempunyai efek
utama terhadap aktivitas mental dan perilaku (mind and behavior altering drugs),digunakan untuk
terapi gangguan psikiatrik (psychotherapeutic medication).
■ Obat psikofarmaka, sebagai salah satu zat psikoaktif bila digunakan secara salah (misuse) atau
disalahgunakan (abuse) beresiko menyebabkan gangguan jiwa.
■ Menurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa III (PPDGJ III) penyalahgunaan obat
psikoaktif digolongkan kedalam gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif.
■ Gangguan mental dan perilaku tersebut dapat bermanifestasi dalam bentuk: Intoksikasi akut
(tanpa atau dengan komplikasi) , Penggunaan yang merugikan (harmful use), Sindrom
ketergantungan (dependence syndrome), Keadaan putus obat (withdrawal state),
gangguan psikotik, gangguan amnestic.
Intoksikasi akut (tanpa atau dengan komplikasi)
■ Kondisi ini berkaitan dengan dosis zat yang digunakan (efek yang
berbeda pada dosis yang berbeda). Gejala intoksikasi tidak selalu
mencerminkan aksi primer dari zat dan dapat terjadi efek paradoksal.
Penggunaan yang merugikan (harmful use)
■ Kondisi ini ditandai dengan munculnya keinginan yang sangat kuat (dorongan
kompulsif) untuk menggunakan zat psikoaktif secara terus menerus dengan
tujuan memperoleh efek psiko aktif dari zat tersebut. Pada kondisi ini individu
tidak mampu menguasai keinginan untuk menggunakan zat, baik mengenai
mulainya, menghentikannya, ataupun membatasi jumlahnya (loss of control).
■ Pengurangan dan penghentian penggunaan zat ini, akan menimbulkan keadaan
putus zat, yang akan mengakibatkan perubahan fisiologis yang sangat tidak
menyenangkan, sehingga memaksa orang tersebut menggunakannya lagi atau
menggunakan obat lain yang sejenis untuk menghilangkan gejala putus obat
tersebut.
■ Untuk memperoleh efek yang sama (gejala toleransi), individu harus
meningkatkan dosis penggunaan zat psikoaktif dan terus menggunakannya
walaupun individu tersebut, menyadari adanya akibat yang merugikan
kesehatannya
Keadaan putus obat (withdrawal state)
■ Obat anti-psikosis
■ Obat anti-depresi
■ Obat anti-mania
■ Obat anti ansietas
■ Obat anti insomnia
■ Obat anti obsesif konfulsif
■ Obat anti-panik
Obat anti-psikosis
■ Obat anti-depresi sinonim dari thymoleptic, psychic energizers, anti depressants, anti depresan.
Sediaan obat anti-depresi di Indonesia adalah amitriptyline, amoxapine, amineptine, clomipramine,
imipramine, moclobemide, maprotiline, mianserin, opipramol, sertraline, trazodone, paroxetine,
fluvoxamine, fluoxetine. Jenis obat anti-depresi adalah anti-depresi trisiklik, anti-depresi tetrasiklik,
obat anti-depresi atipikal, selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), dan inhibitor monoamine
okside (MAOI). Indikasi klinik primer penggunaan obat-obat anti-depresi adalah sindrom depresi
yang dapat terjadi pada :
1. Sindrom depresi panic, gangguan afektif bipolar dan unipolar. Gangguan distimik dan
2. gangguan siklotimik.
3. Sindrom depresi organik seperti hypothyroid induced depression, brain injury
4. depression dan reserpine.
5. Sindrom depresi situasional seperti gangguan penyesuaian dengan depresi, grief
6. reaction, dll; dan sindrom depresi penyerta seperti gangguan jiwa dengan depresi (gangguan obsesi
kompulsi, gangguan panic, dimensia), gangguan fisik dengan depresi (stroke, MCI, kanker, dan lain-
lain).
Obat anti-mania
■ Anti-psikosis
■ Efek samping penggunaan obat-obat anti psikotik sangat luas dan bervariasi,
untuk itu seorang perawat dituntut untuk memberikan asuhan perawatan yang
optimal, sehingga efek samping penggunaan obat ini tidak membahayakan klien.
1. Efek samping yang harus diperhatikan adalah sindrom ekstrapiramidal (EPS), baik
2. jangka akut maupun kronik. Efek samping yang bersifat umum meliputi
neurologis, behavioral, autoimun, autonomik. Reaksi neurologis yang terjadi
adalah timbulnya gejala-gejala ekstrapiramidal (EPS) seperti reaksi distonia akut
yang terjadi secara mendadak dan sangat menakutkan bagi klien seperti spasme
kelompok otot mayor yang meliputi leher, punggung dan mata. Katatonia, yang
akan mengakibatkan gangguan pada sistem pernafasan. Reaksi neurologis yang
juga sering terjadi adalah akatisia ditAndai dengan rasa tidak tenteram, dan sakit
pada tungkai, gejala ini akan hilang jika klienmelakukan gerakan.
Lanjutan efek samping
■ Efek samping penggunaan obat anti-obsesif kompulsif, sama seperti obat anti-
depresi trisiklik, yaitu efek anti-histaminergik seperti sedasi, rasa mengantuk,
kewaspadaan berkurang, kinerja psikomotor menurun, kemampuan kognitif
menurun; efek anti-kolinergik seperti mulut kering, keluhan lambung, retensi
urin, disuria, penglihatan kabur, konstipasi, gangguan fungsi seksual, sinus
takikardi; efek anti-adrenergik alfa seperti perubahan gambaran
elektokardiografi, hipotensi ortostatik; efek neurotoksis seperti tremor halus,
kejang epileptic, agitasi, insomnia.
■ Efek samping yang sering dari penggunaan anti-obsesif kompulsif jenis trisiklik
adalah mulut kering dan konstipasi, sedangkan untuk golonggan SSRI efek
samping yang sering adalah nausea dan sakit kepala. Pada keadaan overdosis
dapat terjadi intoksikasi trisiklik dengan gejala eksitasi susunan saraf pusat,
hipertensi, hiprpireksia, konvulsi, “toxic confusional state”(confusion,
delirium, disorientasi).
Anti-panik
4. Pemantauan efek obat. Perawat harus harus memantau dengan ketat setiap
efek obat yang diberikan kepada klien, baik manfaat obat maupun efek
samping yang dialami oleh klien.
5. Pendidik klien. Sebagai seorang edukator atau pendidik perawat harus
memberikan pendidikan pendidikan kesehatan bagi klien dan keluaarga
sehingga klien dan keluarga memahami dan mau berpartisipasi aktif didalam
melaksanakan program terapi yang telah ditetapkan untuk diri klien tersebut.
6. Program rumatan obat. Bertujuan untuk memberikan bekal pengetahuan
kesehatan pada klien mengenai pentingnya keberlanjutan pengobatan pasca
dirawat.
7. Peran serta dalam penelitian klinik interdisiplin terhadap uji coba obat.
Perawatberperan serta secara aktif sebagai bagian dari tim penelitan
pengobatan klien
Penutup