AL
PALSY
Dosen pengampu:
Ns. Wahyu Dwi Fatimah,
M.Kep
KELOMPOK
8
ANGGOTA:
1. DANDI EKA ANDRIANO (2020206203044)
2. Perinatal
- anoreksia/hipoksia
- perdarahan otak
- prematuritas
- ikterus
- meningitis purulenta
FAKTOR - FAKTOR
RESIKO
1. Letak sungsang
2. Proses persalinan sulit
3. APGAR skor rendah
4. BBLR dan prematuritas
5. Kehamilan ganda
6. Malformasi SSP
7. Perdarahan maternal
8. Hipertiroidism maternal
9. Kejang pada bayi baru lahir
MANIFESTASI
KLINIS
Tanda awal Cerebral Palsy biasanya tampak pada usia
kurang dari 3 tahun, dan orangtua sering mencurigai
ketika kemampuan perkembangan motorik anak tidak
normal. Bayi dengan CP sering kelambatan
perkembangan, misalnya tengkurap, duduk,
merangkak, atau berjalan.
Anak CP memiliki karakteristik berikut :
1. Kemampuan motorik,
2. Kemampuan sensoris, 3. Kemampuan intelektual,
4. Kemampuan persepsi
5. Kemampuan berbicara dan komunikasi
PATOFISIOLOGI
Pada CP terjadi kerusakan pada pusat motorik dan menyebabkan
terganggunya fungsi gerak yang normal. Pada kerusakan
korteks cerebri terjadi kontraksi otak yang terus menerus dimana
disebabkan karena tidak terdapatnya inhibisi langsung pada
lengkung reflex. Bila terdapat cidera berat pada system ekstra
pyramidal dapat menyebabkan gangguan pada semua gerak
atau hypotonic, termasuk kemampuan bicara. Namun bila hanya
cedera ringan maka gerakan gross motor dapat dilakukan tetapi
tidak terkoordinasi dengan baik dan gerakan motorik halus sering
kali tidak dapat dilakukan.
PEMERIKSAA
N PENUNJANG
1) Electroencephalogram (EEG)
EEG dapat dilakukan dari usia bayi sampai dewasa.merupakan salah
satu pemeriksaan penting pada pasien dengan kelainan susunan saraf
pusat.
3) Tes Laboratorium
LANJUTAN...
4) Imaging test
Imaging test sangat membantu dalam mendiagnosis hidrosefalus,
abnormalitas structural dan tumor.
Informasi yang didapat melalui: CT Scan, MRI, USG
b. Medikamentosa
Pemberian obat-obatan bertujuan untuk memperbaiki
gangguan tingkah laku, neuro-motorik dan untuk mengontrol
serangan kejang. Pada penderita dengan kejang diberikan
maintenance anti kejang yang disesuaikan dengan
karakteristik kejangnya, misalnya luminal, dilatin dan
sebagainya. Pada penderita yang hiperaktif dapat diberikan
dextroamphetamine 5 – 10 mg pada pagi hari dan 2,5 – 5 mg
pada waktu tengah hari.
LANJUTAN...
c. Pembedahan Ortopedi
Salah satu indikasi dilakukan tindakan ortopedi jika sudah terjadi
deformitas akibat proses spasme otot atau telah terjadi kontraktur
pada otot dan tendon. Tujuan dari tindakan bedah ini adalah untuk
stabilitas, melemahkan otot yang terlalu kuat atau untuk transfer
dari fungsi.
d. Fisioterapi
Fisioterapi merupakan salah satu terapi dasar bagi penderita
CP. Fisioterapi ini dilakukan sepanjang hidup. Adapun jenisnya
adalah:
- Teknik tradisional
- Motor function training dengan menggunakan sistem khusus
LANJUTAN...
e. Terapi okupasi
Terutama untuk latihan melakukan aktivitas sehari-hari, evaluasi
penggunaan alat-alat bantu, latihan keterampilan tangan,dan aktivitas
bimanual.
f. Ortotik
Menggunakan brace dan bidai (splint), tongkat ketiak, tripod,
walker, kursi roda, dan lain-lain.Secara umum program bracing
bertujuan:
h. Psikolog
Psikolog dibutuhkan untuk membantu penderita dan keluarga
menghadapi tekanan khusus dan kebutuhan dari penderita CP.
KOMPLIKASI
1. Retardasi mental
2. Epilepsi
3. Nutrisi dan pertumbuhan
4. Gangguan mikturisi
5. Gangguan defekasi
6. Gangguan istirahat/ tidur
7. Hipersalivasi
8. Kehilangan pendengaran
9. Kelainan (gangguan) penglihatan
10. Kelainan ortopedik
ASUHAN
KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
menelan makanan
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
penurunan kendali otot
Analisa Data
Dx 1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
menelan makanan
1. Data :
• Otot mengunyah lemah
• Otot menelan lemah
• Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang
ideal
• Membran mukosa pucat
2. Masalah : Defisit Nutrisi
3. Etiologi : ketidakmampuan menelan makanan
Lanjutan..
Dx 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas
1. Data :
• Merasa lemah
1. Data :
• Sendi kaku
Intervensi Keperawatan
1. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
diharapkan masalah teratasi dengan kriteria hasil :
a. Kekuatan otot mengunyah meningkat
b. Kekuatan otot menelan meningkat
c. Serum albumin meningkat
d. Indeks Massa Tubuh membaik
Intervensi :
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaaan lab
- Berikan makanan tinggi kalori dan protein
Intervensi :