Anda di halaman 1dari 28

CEREBR

AL
PALSY
Dosen pengampu:
Ns. Wahyu Dwi Fatimah,
M.Kep
KELOMPOK
8
ANGGOTA:
1. DANDI EKA ANDRIANO (2020206203044)

2. HIDAYAH RAHMADANTI (2020206203056)


DEFINISI
Cerebral (otak) Palsy (Kelumpuhan) adalah suatu
kelainan otak yang ditandai dengan gangguan
mengontrol hingga timbul kesulitan dalam
bergerak dan meletakkan posisi tubuh disertai
gangguan fungsi tubuh lainnya akibat kerusakan
atau kelainan fungsi bagian otak tertentu. .
Derajat keparahan
cerebral palsy
• Derajat I : Berjalan tanpa hambatan,
keterbatasan terjadi pada gerakan moorik
kasar yang lebih rumit.
• Derajat II : Berjalan tanpa alat bantu,
keterbatasan dalam berjalan diluar rumah
dan dilingkungan masyarakat.
• Derajat III : Berjalan dengan alat bantu
mobilitas, keterbatasan dalam berjalan
diluar rumah dan di lingkungan
masyarakat.
Lanjutan...
• Derajat IV : Kemampuan bergerak
sendiri terbatas, menggunakan alat
bantu gerak yang cukup canggih
untuk berada diluar rumah dan
dilingkungan masyarakat.
• Derajat V : Kemampuan bergerak
sendiri sangat terbatas, walaupun
sudah menggunakan alat bantu yang
canggih.
KLASIFIKASI
1. Cerebral Palsy Spastik
Dapat dikelompokkan menurut kelainan pokoknya,
yaitu berdasarkan jumlah ekstremitas yang terkena :
Monoplegia, DiplegiaT, etraplegia / QuadriplegiaH, dan
emiplegia
2. Cerebral Palsy athetosis/diskenetik/koreoatetosis
Atetotis dibagi menjadi 2 yaitu: Distonik, dan
Diskinetik
3. Cerebral Palsy ataksid/ataxia
4. Cerebral Palsy campuran
Berdasarkan etimilasi tingkat derajat kecacatan :
Minimal, ringan, sedang, dan berat
ETIOLOG
1. Pranatal
- infeksi
I3. Post Natal/pasca Natal
- radiasi sinar x - trauma kapitis
- malformasi kongenital - infeksi
- asfiksia dalam - luka parut padapada
otak
kandungan
pasca bedah

2. Perinatal
- anoreksia/hipoksia
- perdarahan otak
- prematuritas
- ikterus
- meningitis purulenta
FAKTOR - FAKTOR
RESIKO
1. Letak sungsang
2. Proses persalinan sulit
3. APGAR skor rendah
4. BBLR dan prematuritas
5. Kehamilan ganda
6. Malformasi SSP
7. Perdarahan maternal
8. Hipertiroidism maternal
9. Kejang pada bayi baru lahir
MANIFESTASI
KLINIS
Tanda awal Cerebral Palsy biasanya tampak pada usia
kurang dari 3 tahun, dan orangtua sering mencurigai
ketika kemampuan perkembangan motorik anak tidak
normal. Bayi dengan CP sering kelambatan
perkembangan, misalnya tengkurap, duduk,
merangkak, atau berjalan.
Anak CP memiliki karakteristik berikut :
1. Kemampuan motorik,
2. Kemampuan sensoris, 3. Kemampuan intelektual,
4. Kemampuan persepsi
5. Kemampuan berbicara dan komunikasi
PATOFISIOLOGI
Pada CP terjadi kerusakan pada pusat motorik dan menyebabkan
terganggunya fungsi gerak yang normal. Pada kerusakan
korteks cerebri terjadi kontraksi otak yang terus menerus dimana
disebabkan karena tidak terdapatnya inhibisi langsung pada
lengkung reflex. Bila terdapat cidera berat pada system ekstra
pyramidal dapat menyebabkan gangguan pada semua gerak
atau hypotonic, termasuk kemampuan bicara. Namun bila hanya
cedera ringan maka gerakan gross motor dapat dilakukan tetapi
tidak terkoordinasi dengan baik dan gerakan motorik halus sering
kali tidak dapat dilakukan.
PEMERIKSAA
N PENUNJANG
1) Electroencephalogram (EEG)
EEG dapat dilakukan dari usia bayi sampai dewasa.merupakan salah
satu pemeriksaan penting pada pasien dengan kelainan susunan saraf
pusat.

2) Elektromiografi (EMG) dan Nerve Conduction Velocity (NCV)


Alat ini berguna untuk membuktikan dugaan adanya kerusakan pada
otot atau saraf.

3) Tes Laboratorium
LANJUTAN...
4) Imaging test
Imaging test sangat membantu dalam mendiagnosis hidrosefalus,
abnormalitas structural dan tumor.
Informasi yang didapat melalui: CT Scan, MRI, USG

5) Penilaian psikologik perlu dilakukan untuk menentukan tingkat


pendidikan yang diperlukan.

6) Pemeriksaan metabolik untuk menyingkirkan penyebab lain


retardasi mental.Untuk memperoleh hasil yang maksimal, penderita CP
perlu ditangani oleh suatu tim yang terdiri dari: dokter anak, ahli saraf,
ahli jiwa, ahli bedah tulang, ahli fisioterapi, occupational therapist,guru
luar biasa, orang tua penderita dan bila perlu ditambah dengan ahli
PENATALAKSANAA
1. Aspek medisN
a. Aspek medis umum
- Gizi
- Lain lainnya seperti imunisasi dan perawatan kesehatan

b. Medikamentosa
Pemberian obat-obatan bertujuan untuk memperbaiki
gangguan tingkah laku, neuro-motorik dan untuk mengontrol
serangan kejang. Pada penderita dengan kejang diberikan
maintenance anti kejang yang disesuaikan dengan
karakteristik kejangnya, misalnya luminal, dilatin dan
sebagainya. Pada penderita yang hiperaktif dapat diberikan
dextroamphetamine 5 – 10 mg pada pagi hari dan 2,5 – 5 mg
pada waktu tengah hari.
LANJUTAN...
c. Pembedahan Ortopedi
Salah satu indikasi dilakukan tindakan ortopedi jika sudah terjadi
deformitas akibat proses spasme otot atau telah terjadi kontraktur
pada otot dan tendon. Tujuan dari tindakan bedah ini adalah untuk
stabilitas, melemahkan otot yang terlalu kuat atau untuk transfer
dari fungsi.

d. Fisioterapi
Fisioterapi merupakan salah satu terapi dasar bagi penderita
CP. Fisioterapi ini dilakukan sepanjang hidup. Adapun jenisnya
adalah:
- Teknik tradisional
- Motor function training dengan menggunakan sistem khusus
LANJUTAN...
e. Terapi okupasi
Terutama untuk latihan melakukan aktivitas sehari-hari, evaluasi
penggunaan alat-alat bantu, latihan keterampilan tangan,dan aktivitas
bimanual.

f. Ortotik
Menggunakan brace dan bidai (splint), tongkat ketiak, tripod,
walker, kursi roda, dan lain-lain.Secara umum program bracing
bertujuan:

- Untuk stabilitas, terutama bracing untuk tungkai dan tubuh.


LANJUTAN...
g. Terapi Wicara
Angka kejadian gangguan bicara pada penderita CP diperkirakan
berkisar 30-70%. Gangguan bicara dapat berupa disfonia, disritmia,
disartria, disfasia dan bentuk campuran. Terapi wicara dilakukan oleh
terapis wicara.

h. Psikolog
Psikolog dibutuhkan untuk membantu penderita dan keluarga
menghadapi tekanan khusus dan kebutuhan dari penderita CP.
KOMPLIKASI
1. Retardasi mental
2. Epilepsi
3. Nutrisi dan pertumbuhan
4. Gangguan mikturisi
5. Gangguan defekasi
6. Gangguan istirahat/ tidur
7. Hipersalivasi
8. Kehilangan pendengaran
9. Kelainan (gangguan) penglihatan
10. Kelainan ortopedik
ASUHAN
KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
menelan makanan
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas
3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
penurunan kendali otot
Analisa Data
Dx 1. Defisit Nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan
menelan makanan

1. Data :
• Otot mengunyah lemah
• Otot menelan lemah
• Berat badan menurun minimal 10% dibawah rentang
ideal
• Membran mukosa pucat
2. Masalah : Defisit Nutrisi
3. Etiologi : ketidakmampuan menelan makanan
Lanjutan..
Dx 2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan imobilitas

1. Data :

• Merasa tidak nyaman setelah beraktifitas

• Merasa lemah

• Frekuensi jantung meningkat saat beraktivitas >20%


dari kondisi istirahat
Lanjutan..
Dx 3. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan
penurunan kendali otot

1. Data :

• Kekuatan otot menurun

• Rentang gerak (ROM) menurun

• Sendi kaku
Intervensi Keperawatan
1. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan menelan makanan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
diharapkan masalah teratasi dengan kriteria hasil :
a. Kekuatan otot mengunyah meningkat
b. Kekuatan otot menelan meningkat
c. Serum albumin meningkat
d. Indeks Massa Tubuh membaik
Intervensi :
- Identifikasi status nutrisi
- Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
- Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
- Monitor asupan makanan
- Monitor berat badan
- Monitor hasil pemeriksaaan lab
- Berikan makanan tinggi kalori dan protein

- Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori


dan jenis nutrien yang dibutuhkan

2. Intoleransi aktivitas b.d imobilitas

Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,


diharapkan masalah teratasi dengan kriteria hasil :
a. Kemudahan dalam melakukan aktivitas sehari – hari
meningkat
Intervensi :

- Identifikasi defisit tingkat aktivitas

- Identifikasi kemampuan berpartisipasi dalam aktivitas


tertentu

- Monitor aktivitas rutin dan waktu luang

- Fasilitasi aktivitas fisik rutin (misal : mobilisasi)

- Fasilitasi aktivitas motorik untukmerelaksasi otot


3. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kendali otot
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam,
diharapkan masalah teratasi dengan kriteria hasil :
a. Pergerakan ekstremitas meningkat
b. Kekuatan otot meningkat
c. Rentang gerak (ROM) meningkat
d. Kaku sendi menurun

e. Kelemahan fisk menurun

Intervensi :

- Memfasilitasi pasien untuk meningkatkan aktivitas fisik


- Fasilitasi aktivitas mobilisasi dengan alat bantu
- Fasilitasi melakukan pergerakan
- Anjurkan melakukan mobilisasi dini
- Anjurkan mobilisasi sederhana yang harus dilakukan
KESIMPULAN
Cerebral (otak) Palsy (Kelumpuhan) adalah suatu kelainan otak
yang ditandai dengan gangguan mengontrol hingga timbul
kesulitan dalam bergerak dan meletakkan posisi tubuh disertai
gangguan fungsi tubuh lainnya (Organization[WHO]) akibat
kerusakan atau kelainan fungsi bagian otak tertentu pada bayi
atau anak dapat terjadi ketika bayi dalam kandungan, saat lahir
atau setelah lahir, sering disertai dengan ketidaknormalan bicara,
penglihatan, kecerdasan kurang, buruknya pengendalian
otot, kekakuan, kelumpuhan dan gangguan saraf lainnya.
(Ningtiyas, 2018).
Tingkat keparahan Cerebral Palsy terdiri atas Derajat I, Derajat
II, Derajat III, Derajat IV dan Derajat V. Etiologi pada Cerebral Palsy
dibagi menjadi 3 yaitu Pranatal, Perinatal dan post natal.
THANK
YOU!

Anda mungkin juga menyukai