Anda di halaman 1dari 30

ASUHAN KEPERAWATAN

PENGERTIAN
 Glaukoma adalah suatu penyakit yang memberikan gambaran
klinik berupa peninggian tekanan bola mata, penggaungan
papil saraf optik dengan defek lapang pandangan mata.
(Sidarta Ilyas, 2000).
 Glukoma adalah sekelompok kelainan mata yang ditandai
dengan peningkatan tekanan intraokuler. (Long Barbara, 2011)
ETIOLOGI
 Bertambahnya produksi cairan mata

 Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik


mata atau di celah pupil
KLASIFIKASI
1. Glukoma Primer
 Glaucoma sudut terbuka
 Glaucoma sudut tertutup
2. Glukoma Sekunder
3. Glukoma Kongenital
4. Glukoma Absolut
KLASIFIKASI
1. Glukoma Akut
 Glaukoma akut adalah penyakit mata yang disebabkan oleh tekanan
intraokuler yang meningkat mendadak sangat tinggi.
 Etiologi
Dapat terjadi primer → menyerang pasien usia 40 tahun atau lebih.
FAKTOR PRESDIPOSISI
Primer
▪ Pemakaian Obat-obatan Midriatik,
▪ Berdiam Lama Di Tempat Gelap,
▪ Gangguan Emosional.
Sekunder
▪ Hifema,
▪ Luksasi/Subluksasi Lensa,
▪ Katarak Intumesen Atau Katarak Hipermatur, Uveitis Dengan Suklusio/Oklusio
Pupil Dan Iris
▪ Pasca Pembedahan Intraokuler.
MANIFESTASI KLINIK
▪ Akibat rasa sakit yang berat → G3 GI berupa mual dan muntah → mengaburkan
gejala glaukoma akut.
▪ Mata terasa sangat sakit → sekitar mata dan belakang kepala .
▪ Tajam penglihatan sangat menurun.
▪ Terdapat halo atau pelangi di sekitar lampu yang dilihat.
▪ Konjungtiva edema
▪ Edema kornea berat sehingga kornea terlihat keruh.
▪ Bilik mata depan sangat dangkal
▪ Pupil lebar dengan reaksi terhadap sinar yang lambat.
▪ Pemeriksaan funduskopi sukar dilakukan
▪ Tekanan bola mata sangat tinggi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pengukuran dengan tonometri Schiotz menunjukkan
peningkatan tekanan.
 Perimetri, Gonioskopi, dan Tonografi dilakukan setelah
edema kornea menghilang.
PENATALAKSANAAN
 Penderita dirawat dan dipersiapkan untuk operasi.
 Dievaluasi tekanan intraokuler (TIO) dan keadaan mata. Bila
TIO tetap tidak turun, lakukan operasi segera.
 Sebelumnya berikan infus manitol 20% 300-500 ml, 60
tetes/menit.
 Jenis operasi, iridektomi atau filtrasi, ditentukan berdasarkan
hasil pemeriksa lab gonoskopi dan setelah pengobatan
medikamentosa.
KLASIFIKASI
2. Glukoma Kronik
 Glaukoma kronik adalah penyakit mata dengan gejala peningkatan
tekanan bola mata sehingga terjadi kerusakan anatomi dan fungsi
mata yang permanen.
Etiologi
 Keturunan dalam keluarga, diabetes melitus, arteriosklerosis,
pemakaian kortikosteroid jangka panjang, miopia tinggi dan progresif.
MANIFESTASI KLINIK
 Penampilan bola mata seperti normal dan sebagian tidak
mempunyai keluhan pada stadium dini.
 Pada stadium lanjut keluhannya berupa pasien sering
menabrak karena pandangan gelap, lebih kabur, lapang
pandang sempit, hingga kebutaan permanen.
PENATALAKSANAAN
 Pasien diminta datang teratur 6 bulan sekali, dinilai tekanan
bola mata dan lapang pandang.
 Bila lapang pandang semakin memburuk,meskipun hasil
pengukuran tekanan bola mata dalam batas normal, terapi
ditingkatkan.
 Dianjurkan berolahraga dan minum harus sedikit-sedikit.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan tekanan bola mata dengan palpasi dan tonometri
menunjukkan peningkatan. Nilai dianggap abnormal 21-25 mmHg
dan dianggap patologik diatas 25 mmHg.
 Pada funduskopi ditemukan cekungan papil menjadi lebih lebar
dan dalam, dinding cekungan bergaung, warna memucat, dan
terdapat perdarahan papil.
 Pemeriksaan lapang pandang menunjukkan lapang pandang
menyempit, depresi bagian nasal,
PENATALAKSANAAN
Iridektomi perifer; Digunakan untuk membuat saluran dari bilik mata
belakang dan depan karena telah terdapat hambatan dalam
pengaliran humor akueus. Hal ini hanya dapat dilakukan jika sudut
yang tertutup sebanyak 50%.
Trabekulotomi (Bedah drainase); Dilakukan jika sudut yang tertutup
lebih dari 50% atau gagal dengan iridektomi.

Pengobatan; Agen Kolinergik (Miotik) :menurunkan tahanan


terhadap aliran humor aqueous, Pilocarpine, Carbachol ( Carbacel )
PENCEGAHAN
1. Menjaga kesehatan mata
2. Hindari Faktor resiko miopia tinggi, DM, HT, dan pemeriksaan
mata rutin
3. Nutrisi Banyak yang mengandung vitamin A dan Beta Karoten
4. Life Style; hindari merokok,olahraga teratur,minum alkohol
BAGI YANG MENDERITA GLUKOMA
1. Mengurangi stress
2. Hindari membaca dekat karena pupil akan menjadi kecil sehingga glaucomaakan
memblok pupil
3. Hindari pemakaian obat simpatomimetik karena pupil akan melebar (dilatasi)
4. Diet rendah natrium
▪ Pembatasan kafein
▪ Mencegah konstipasi
▪ Mencegah manuver valsava seperti batuk, bersin, dan mengejan karena
akanmeningkatkan TIO
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat :
Perubahan aktivitas biasanya / hobi sehubungan dengan gangguan penglihatan.
2. Makanan / Cairan :
Mual, muntah (glaukoma akut)
3. Neurosensori :
Gangguan penglihatan (kabur/tidak jelas), sinar terang menyebabkan silau dengan kehilangan
bertahap penglihatan perifer, kesulitan memfokuskan kerja dengan dekat/merasa di ruang gelap
(katarak).
Penglihatan berawan/kabur, tampak lingkaran cahaya/pelangi sekitar sinar, kehilangan
penglihatan perifer, fotofobia(glaukoma akut).
Perubahan kacamata/pengobatan tidak memperbaiki penglihatan.
Papil menyempit dan merah/mata keras dengan kornea berawan.
Peningkatan air mata.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pengkajian
4. Nyeri / Kenyamanan :
Ketidaknyamanan ringan/mata berair (glaukoma kronis)
Nyeri tiba-tiba/berat menetap atau tekanan pada dan sekitar mata, sakit kepala
(glaukoma akut).

5. Penyuluhan / Pembelajaran
Riwayat keluarga glaukoma, DM, gangguan sistem vaskuler.
Riwayat stres, alergi, gangguan vasomotor (contoh: peningkatan tekanan vena),
ketidakseimbangan endokrin.
Terpajan pada radiasi, steroid/toksisitas fenotiazin.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pemeriksaan Diagnostik
▪ Kartu mata Snellen/mesin Telebinokular (tes ketajaman penglihatan dan sentral
penglihatan) : Mungkin terganggu dengan kerusakan kornea, lensa, aquous atau vitreus
humor, kesalahan refraksi, atau penyakit syaraf atau penglihatan ke retina atau jalan optik.
▪ Lapang penglihatan : Penurunan mungkin disebabkan massa tumor pada hipofisis/otak,
karotis atau patologis arteri serebral atau glaukoma.
▪ Pengukuran tonografi : Mengkaji intraokuler (TIO) (normal 12-25 mmHg)
▪ Pengukuran gonioskopi :Membantu membedakan sudut terbuka dari sudut tertutup
glaukoma.
ASUHAN KEPERAWATAN
Pemeriksaan Diagnostik
▪ Tes Provokatif :digunakan dalam menentukan tipe glaukoma jika TIO normal
atau hanya meningkat ringan.
▪ Pemeriksaan oftalmoskopi:Mengkaji struktur internal okuler, mencatat atrofi
lempeng optik, papiledema, perdarahan retina, dan mikroaneurisma.
▪ Darah lengkap, LED:Menunjukkan anemia sistemik/infeksi.
▪ EKG, kolesterol serum, dan pemeriksaan lipid: Memastikan aterosklerosisi,PAK.
▪ Tes Toleransi Glukosa :menentukan adanya DM.
ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
 Nyeri b/d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang ditandai dengan mual
dan muntah.
 Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d gangguan penerimaan;gangguan
status organ ditandai dengan kehilangan lapang pandang progresif.
 Ansitas b. d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri,
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan ditandai dengan ketakutan,
ragu-ragu, menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup.
 Kurang pengetahuan (kebutuhan belajar) tentang kondisi, prognosis, dan
pengobatan b.d kurang terpajan/tak mengenal sumber, kurang mengingat,
salah interpretasi, ditandai dengan ;pertanyaan, pernyataan salah persepsi, tak
akurat mengikuti instruksi, terjadi komplikasi yang dapat dicegah.
ASUHAN KEPERAWATAN
Diagnosa Keperawatan
▪ Nyeri b.d peningkatan tekanan intra okuler (TIO) yang b.d mual dan muntah.
▪ Gangguan persepsi sensori : penglihatan b.d gangguan penerimaan;gangguan status
organ b.d kehilangan lapang pandang progresif.
▪ Ansitas b. d faktor fisilogis, perubahan status kesehatan, adanya nyeri,
kemungkinan/kenyataan kehilangan penglihatan b.d ketakutan, ragu-ragu,
menyatakan masalah tentang perubahan kejadian hidup.
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nyeri Akut
L.02012 Tingkat Nyeri
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 8 jam/hari diharapkan tingkat nyeri
berkurang dengan kriteria hasil:
▪ Keluhan nyeri menurun
▪ Meringis menurun
▪ Sikap protektif menurun
▪ Gelisah menurun
▪ Kesulitan tidur menurun
▪ Menarik diri menurun
INTERVENSI KEPERAWATAN

Nyeri Akut
I.05178 Manajemen Nyeri
Observasi
▪ Identifikasi si muka si karakteristik durasi frekuensi kualitas intensitas nyeri
▪ Identifikasi skala nyeri
▪ Identifikasi respon nyeri non verbal
▪ Identifikasi faktor yang memperberat dan pengeringan nyeri
▪ Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
▪ Identifikasi pengaruh budaya terhadap nyeri
▪ Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
▪ Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
▪ Monitor efek samping penggunaan analgesik
INTERVENSI KEPERAWATAN
Nyeri Akut
I.05178 Manajemen Nyeri
 Perbedaan teknik non farmakologis untuk mengurangi nyeri misal tense hipnosis akupresur
 Terapi musik biofeedback terapi pijat aromaterapi teknik imajinasi terbimbing kompres
 Hangat dingin terapi bermain
 Kontrol lingkungan yang memperberat misal suhu ruangan cahaya kebisingan
 Fasilitasi istirahat dan tidur
 Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri
Edukasi
 Jelaskan penyebab periode dan pemicu nyeri
 Jelaskan strategi meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
 Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
 Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian analgetik jika perlu
INTERVENSI KEPERAWATAN
Gangguan Persepsi Sensori
I.08241 Minimalisasi Rangsangan
Observasi
 Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan (mis. Nyeri, kelelahan)
Terapeutik
 Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori (mis. Bising, terlalu terang)
 Batasi stimulus lingkungan (mis. Cahaya, suara, aktivitas)
 Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
Edukasi
 Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis, mengatur pencahayaan ruangan, mengurangi kebisingan, membatasi
kunjungan)
Kolaborasi
 Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur/tindakan
 Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus
INTERVENSI KEPERAWATAN
Gangguan Persepsi Sensori
I.08241 Minimalisasi Rangsangan
Observasi
 Periksa status mental, status sensori, dan tingkat kenyamanan (mis. Nyeri, kelelahan)
Terapeutik
 Diskusikan tingkat toleransi terhadap beban sensori (mis. Bising, terlalu terang)
 Batasi stimulus lingkungan (mis. Cahaya, suara, aktivitas)
 Jadwalkan aktivitas harian dan waktu istirahat
Edukasi
 Ajarkan cara meminimalisasi stimulus (mis, mengatur pencahayaan ruangan, mengurangi kebisingan, membatasi
kunjungan)
Kolaborasi
 Kolaborasi dalam meminimalkan prosedur/tindakan
 Kolaborasi pemberian obat yang mempengaruhi persepsi stimulus
INTERVENSI KEPERAWATAN

Ansietas
I.09314 Reduksi Ansietas
Observasi
⃝ Identifikasi saat tingkat ansietas berubah
⃝ Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
⃝ Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
Terapeutik
⃝ Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
⃝ Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
⃝ Pahami situasi yang membuat ansietas
⃝ Dengarkan dengan penuh perhatian
⃝ Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
⃝ Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
⃝ Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
INTERVENSI KEPERAWATAN

Ansietas
I.09314 Reduksi Ansietas
Edukasi
⃝ Jelaskan prosedur, termasuk sensai yang mungkin dialami
⃝ Informasikan secara factual mengenaidiagnosis, pengobatan, dan prognosis
⃝ Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien jika perlu
⃝ Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
⃝ Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
⃝ Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
⃝ Latih teknik relaksasi
Kolaborasi
⃝ Kolaborasi pemberian obat antiansietas

Anda mungkin juga menyukai