Anda di halaman 1dari 7

Diagnosis dan Penatalaksanaan Glaukoma Sudut Tertutup OD

Sani Euodia Laelaem


102013062 / D7
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510
Email : sannylaelaem@yahoo.co.id

Pendahuluan
Glaukoma adalah salah satu jenis penyakit mata dengan gejala yang tidak langsung,
yang secara bertahap menyebabkan penglihatan pandangan mata semakin lama akan semakin
berkurang sehingga akhirnya mata akan menjadi buta. Kerusakan penglihatan yang biasanya
disebabkan oleh meningkatnya tekanan bola mata, sebagai akibat adanya hambatan sirkulasi
atau pengaliran cairan bola mata (cairan jernih yang membawa oksigen, gula dan nutrient/zat
gizi penting lainnya ke bagian-bagian mata dan juga untuk mempertahankan bentuk bola
mata).
Meningkatnya tekanan di dalam bola mata ini disebabkan oleh ketidak-seimbangan
antara produksi dan pembuangan cairan dalam bola mata, sehingga merusak jaringan syaraf
halus yang ada di retina dan di belakang bola mata. Kerusakan ini tidak dapat disembuhkan
dan dapat menyebabkan kebutaan pada tahapan yang parah.1

Rumusan Masalah
Perempuan usia 50 tahun mengeluh penglihatan kabur mendadak disertai sakit dan merah
pada kedua mata sejak 30 menit yang lalu.
Hipotesis
Perempuan tersebut menderita glaukoma sudut tertutup OD.

Analisis Masalah
Skenario 5
Seorang perempuan usia 50 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan penglihatan kabur
mendadak disertai sakit dan merah pada kedua mata sejak 30 menit yang lalu.
Anamnesis
Anamnesis dapat dilakukan dengan menanyakan; (1) menanyakan identitas pasien, (2)
keluhan utama dan lamanya sakit, (3) riwayat penyakit sekarang dengan menanyakan karakter
keluhan utama, perkembangan keluhan utama seperti obat-obat yang telah diminum dan
hasilnya, (4) riwayat penyakit dahulu, (5) riwayat pribadi seperti kebiasaan makan, kebiasaan
merokok, alkohol, dan penggunaan narkoba, serta riwayat imunisasi, (6) riwayat sosial
ekonomi seperti lingkungan tempat tinggal dan hygiene, (7) riwayat kesehatan keluarga, dan
(8) riwayat penyakit menahun keluarga seperti hipertensi, kencing manis, dll.
Anamnesis pada pasien glaucoma biasanya susah karena tidak adanya gejala dari
stadium akhir sehingga sering menyebabkan telat diagnosis dan penatalaksaan.
Dari skenario didapatkan pasien mengeluh mual muntah, penglihatan mata kabur
mendadak terutama mata kanan.
Pemeriksaan Glaukoma
Tonometri, mata diberi anestesi topikal, dipakai tonometer untuk mengukur tekanan
bola mata. Oftalmoskopia, dengan melebarkan dengan midriatikum. Perimetri, diperiksa
lapang pandang. Gonioskopi, dilihat pertemuan iris dengan kornea disudut bilik mata dengan
goniolens. Pakimeti, mengukur tebalnya kornea.2
Dari skenario didapatkan visus OD 1/300, visus OS 6/30 pinhole tidak maju, pupil OD
dilatasi, COA dangkal pada kedua mata, TIO n+++ OD dan 26 mmHg OS.
Working Diagnosis
Glaukoma primer sudut tertutup akut adalah glaukoma primer akibat sudut bilik mata
depan tertutup secara tiba-tiba oleh jaringan iris sehingga tekanan intraokular mendadak
meningkat sangat tinggi atau jalan keluar akuos humor tiba-tiba tertutup, yang akan

mengakibatkan rasa sakit yang berat dengan tekanan bola mata yang tinggi . Glaukoma
primer sudut tertutup merupakan jenis galukoma primer yang penyebabnya tidak diketahui
dan tanpa kelainan sistemik.2-4
Differential Diagnosis
1. Phacomorphic Glaukoma
2. Phacolytic Glaukoma
Etiologi
Etiologi penyakit Glaukoma secara umum bertambahnya produksi cairan mata oleh
badan siliari, hambatan aliran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil
(Glaukoma hambatan pupil), sangat mungkin merupakan penyakit yang diturunkan dalam
keluarga (genetic),akibat penyakit atau kelainan lain dalam mata, akibat penyakit lain dari
tubuh, akibat efek samping obat misalnya steroid. Glaukoma sudut tertutup etilogi tidak pasti,
dimana tidak didapatkan kelainan yang merupakan penyebab glaukoma.2
Glaukoma ini didapatkan pada orang yang telah memiliki bakat bawaan glaukoma,
seperti:2
1. Bakat dapat berupa gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan anatomis
bilik mata yang menyempit.
2. Mungkin disebabkan kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata depan
(goniodisgenesis), berupa trabekulodisgenesis, iridodisgenesis dan korneodisgenesis
dan yang paling sering berupa trabekulodisgenesis dan goniodisgenesis
Epidemiologi
Di dunia, 6,7 juta dari 66,8 juta orang yang mengidap penyakit glaukoma mengalami
kebutaan. Glaukoma menjadi penyebab utama kebutaan di Amerika serikat. Pada tahun 1996,
jumlah penderita glaukoma di Indonesia diperkirakan sekitar 0,2 % dari populasi. Glaukoma
menempati posisi nomor dua penyebab kebutaan setelah katarak (0,78 %). Pada tahun 2003,
jumlah penderita glaukoma sekitar 0,17 %, penderita katarak sebesar 1,02 %, dan kelainan
refraksi sebesar 0,21 % sebagai penyebab kebutaaan.4
Prevalensi glaukoma primer sudut tertutup lebih tinggi di Asia daripada di Eropa. Hal
ini didukung oleh perbedaan struktur anatomi sudut kamera okuli anterior, kedalamannya

lebih dangkal pada orang Asia. Glaukoma primer sudut tertutup terjadi pada orang yang
mempunyai sudut kamera okuli anterior sempit.5
Patogenesis
Glaukoma primer sudut tertutup terjadi apabila terbentuk iris bombe yang
menyebabkan sumbatan pada bilik mata depan oleh iris perifer. Hal ini menyumbat aliran
humor aquos dan tekanan intraokuler meningkat dengan cepat, menimbulkan nyeri hebat,
kemerahan, dan kekaburan penglihatan. Glaukoma sudut tertutup terjadi pada mata yang
sudah mengalami penyempitan anatomik pada bilik mata depan (dijumpai terutama pada
hipermetrop). Serangan akut biasanya terjadi pada pasien berusia tua seiring dengan
pembeasran lensa kristalina yang berkaitan dengan penuaan. Pada glaukoma sudut tertutup,
pupil berdilatasi sedang, disertai sumbatan pupil. Hal ini biasanya terjadi pada malam hari,
sat tingkat pencahayaan berkurang. Dapat juga disebabkan oleh obat-obatan dengan efek
antikolinergik atau simpatomimetik (mis., atropine sebagai obat praoperasi, antidepresan,
bronkodilator inhalasi, dekongestan hidung atau tokolitik).6
Apabila perlu dilakukan dilatasi pupil pada pasien dengan bilik mata depan yang
dangkal, sebaiknya diberikan midriatik kerja singkat, hindari menimbulkan konstriksi pupil
dengan pilocarpine, dan minta pasien untuk segera mencari pertolongan bila terdapat nyeri
atau kemerahan di mata atau penglihatan yang semakin kabur.6
Manifestasi Klinis
Gejala yang timbul adalah rasa sakit yang hebat disertai dengan penglihatan kabur,
mata merah, kornea keruh, mual dan muntah.3
Gejala objektif : 7

Palpebra : Bengkak
Konjungtiva bulbi : Hiperemia kongestif, kemosis dengan injeksi silier, injeksi

konjungtiva, injeksi episklera


Kornea : keruh, insensitif karena tekanan pada saraf kornea
Bilik mata depan : Dangkal
Iris : gambaran coklat bergaris tak nyata karena edema, berwarna kelabu.
Pupil : Melebar, lonjong, miring agak vertikal, kadang-kadang didapatkan midriasis yang
total, warnanya kehijauan, refleks cahaya lamban atau tidak ada samasekali

Gejala Subjektif : 8

Nyeri hebat
Kemerahan ( injeksi siliaris )
Pengelihatan kabur
Melihat halo
Mual muntah

Penatalaksanaan
Penatalaksanaan glaukoma primer sudut tertutup akut pada dasaranya dapat dibagi
dalam 4 tahap, yaitu segera menghentikan serangan akut dengan obat-obatan, melindungi
mata sebelahnya dari kemungkinan terkena serangan akut, melakukan iridektomi perifer
kedua mata sebagai terapi definitf serta penatalaksanaan sekuele jangka panjang.3
Medika Mentosa
Obat-obatan yang biasa dipakai adalah golongan hyperosmotic agent, penghambat
karbonik anhidrase, antagonis adrenergik, adrenergik dan tetes mata parasimptomatik.
Kadang-kadang dengan obat-obatan intraokuler tidak dapat diturunkan, sehingga tindakan
iridektomi perifer sebagai terapi definitif sulit dilakukan akibat epitel kornea yang udem.
Pada keadaan tersebut, salah satu alternatif menurunkan tekanan intraokuler adalah dengan
melakukan iridoplasti (peripheral iridoplasy, gonioplasty) sebelum iridektomi laser dapat
dilakukan.3
Non Medika Mentosa
Glaukoma bukan merupakan penyakit yang dapat diobati dengan operasi saja.
Keputusan untuk melakukan operasi glaukoma biasanya langsung pada keadaan yang
memang memiliki indikasi untuk dilakukannya operasi, yaitu:8
1. Target penurunan tekanan intra-okular tidak tercapai.
2. Kerusakan jaringan saraf dan penurunan fungsi penglihatan yang progresif meski
telah diberi dosis maksimal obat yang bisa ditoleransi ataupun telah dilakukan laser
terapi ataupun tindakan pembedahan lainnya.
3. Adanya variasi tekanan diurnal yang signifkan pada pasien dengan kerusakan diskus
yang berat.

Pencegahan

Gangguan ini bisa diatasi dengan menghindari sinar matahari langsung (menggunakan
kaca mata) dan mengkonsumsi manggis yang mengandung antioksidan. Tidak ada tindakan
yang dapat mencegah terjadinya glaukoma sudut terbuka. Jika penyakit ini ditemukan secara
dini, 30 maka hilangnya fungsi penglihatan dan kebutaan bisa dicegah dengan pengobatan.
Orang-orang yang memiliki resiko menderita glaukoma sudut tertutup sebaiknya menjalani
pemeriksaan mata yang rutin dan jika resikonya tinggi sebaiknya menjalani iridotomi
(Digunakan sinar laser untuk membuat lubang di dalam iris atau dilakukan pembedahan
untuk memotong sebagian iris) untuk mencegah serangan akut.1
Penyakit in idak nyata dipengaruhi emosi, olahraga merendahkan tekanan bola mata
sedikit, minum tidak boleh sekaligus banyak karena dapat menaikan tekanan, tekanan darah
naik cepat akan menaikan tekanan bola mata, tekanana darah tinggi lama bila diturunkan
cepat akan mengakibatkan bertambah terancamnya saraf mata 0leh tekanan mata.2
Pada penderita memerlukan pemeriksaan syaraf optic dan lapang pandangan 6 bulan
satu kali. Bila terdapat riwayat keluarga glaucoma, buta, myopia tinggi, hipotensi, mata satu
atau menderita diabetes mellitus, maka control dilakukan lebih sering.

Komplikasi
Apabila terapi ditunda, iris perifer dapat melekat ke anyaman trabekular (sinekia
anterior) sehingga menimbulkan oklusi sudut bilik mata depan ireversibel yang memerlukan
tindakan bedah memperbaikinya. Sering terjadi kerusakan nervus optikus.6
Kesimpulan
Glaukoma adalah suatu keadaan patologi dimana terjadinya peningkatan tekanan
intraokular (TIO) yang lebih tinggi dari normal secara berangsur-angsur akan merusak
serabut saraf optik yang terdapat di dalam bola mata sehingga mengakibatkan gangguan
lapangan pandang pengelihatan yang khas dan atrofi papil saraf optik. Glaukoma adalah
penyebab kebutaan kedua terbesar di dunia setelah katarak. Diperkirakan 66 juta penduduk
dunia sampai tahun 2010 akan menderita gangguan penglihatan karena glaukoma. Kebutaan
karena glaukoma tidak bisa disembuhkan, tetapi pada kebanyakan kasus glaukoma dapat
dikendalikan. Glaukoma disebut sebagai 'pencuri penglihatan' karena sering berkembang
tanpa gejala yang nyata. Penderita glaukoma sering tidak menyadari adanya gangguan
penglihatan sampai terjadi kerusakan penglihatan yang sudah lanjut. Diperkirakan 50%
penderita glaukoma tidak menyadari mereka menderita penyakit tersebut.

Daftar Pustaka
1. Asbury, Vaughan. Glaukoma. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran ECG; 2010.
2. Ilyas S, Yulianti SR. Glaukoma tekanan bola mata tinggi. Dalam: Ilmu Penyakit Mata.
Edisi kelima. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2007;223.
3. Majalah Kedokteran Nusantara. Volume 39. No 3. September 2006
4. Desi A, Kardani S. Perbedaan Tekanan Intraokuler Pasca Operasi Iridektomi Perifer
dan Laser Iridotomi paa Glaukoma Primer Sudut Tertutup Akut Periode 1 Januari 2004
31 Desember 2007 di RSUP Dr. Kariadi Semarang.
5. Srisubekti E, Nurwais. Sudut tertutup primer akut. Jurnal oftalmologi Indonesia.
2007;5(2):105-114.
6. Vaughan, Daniel G, MD, Asbury, Taylor, MD, dan Riordan-Eva, Paul, FRCS,
FRCOphth. Editor; Diana Susanto. Oftalmologi Umum. EGC. Jakarta. 2009. hal; 12
dan 212-229

7. Khurana, A.K. Comprehensive Opthalmology. 4th edition. New Age International (P)
limited. New Delhi. 2007. Hal 205-208
8. Rosita CE. Glaukoma. Last updated 2009. Available from
http://www.scribd.com/doc/35013418/refrat-mata-revisi
9.

Anda mungkin juga menyukai