Anda di halaman 1dari 14

Nama : 1. Aris ipung Kalistian (04) 2.

Aris Iping Kalistian (03) Kelas : VIIIA

Ragam Penyakit Mata & Penanganannya GLAUCOMA adalah kerusakan saraf penglihatan mata akibat tekanan di dalam bola mata yang meningkat disertai adanya defek (kerusakan) lapang pandang.

Glaucoma sekunder | dok. dr.Rose

OpenAngle Glcma| dok. dr.Rose Di Indonesia, penyakit ini merupakan penyebab kebutaan kedua setelah katarak . Secara umum, gejala penyakit ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu yang tenang dan yang akut. Jenis yang tenang, sesuai namanya, tidak memberikan keluhan pada pasien kecuali bila sudah berat, lapang penglihatannya akan menyempit dan bila tidak diobati akan menyebabkan kebutaan total. Walaupun penyakit ini tidak menular, namun dapat diturunkan. Jenis yang kedua ditandai dengan mata merah, penglihatan buram, sakit kepala, mual hingga muntah. Tekanan mata harus segera diturunkan karena dapat menyebabkan kerusakan saraf yang permanen. Penanganan glaukoma bisa dari obat-obatan, laser hingga operasi. KATARAK adalah penyakit yang ditandai adanya kekeruhan pada lensa mata.

Nama : 1. Aris ipung Kalistian (04) 2. Aris Iping Kalistian (03) Kelas : VIIIA

Katarak Matang | dok. dr. Rose Katarak merupakan penyebab kebutaan terbesar di Indonesia. Penyakit ini dapat terjadi pada bayi, anak-anak, hingga orang tua. Penyebabnya pada bayi dan anak-anak bermacam-macam, bisa diturunkan, akibat infeksi semasa ibu hamil, penyakit metabolik dan endokrin, dan dapat disertai kelainan/cacat bawaan lainnya. Pada orang tua umumnya karena faktor degenerasi lensa akibat usia, disertai faktor risiko lainnya seperti merokok, Diabetes mellitus, sering terkena pajanan sinar matahari, penderita asam urat, kurangnya asupan vitamin A, C dan E serta penggunaan obatobatan yang dapat merangsang timbulnya katarak. Peradangan/infeksi pada mata, kecelakaan atau trauma pada mata juga dapat menimbulkan adanya katarak. Sampai saat ini, penanganan katarak masih dengan operasi. Lensa yang keruh diambil, dan diberi lensa pengganti. Tujuan utama operasi adalah untuk mengembalikan kembali fungsi penglihatan. Selain itu dapat juga sebagai terapi untuk penyakit mata yang lain seperti uveitis karena lensa, atau sebagai fasilitator untuk penanganan penyakit lain seperti pada retinopati diabetika atau glaukoma. Faktor keberhasilan sangat tergantung kondisi mata sebelum operasi. KONJUNGTIVITIS adalah peradangan/infeksi pada konjungtiva (selaput bening yang melapisi mata)

Hemorrhagic Conjungtivitis | dok. dr.Rose Penyakit ini ditandai dengan mata merah, berair, ada kotoran mata (belekan), lengket seperti ada benda asing, kadang-kadang bengkak. Bisa menyerang bayi baru lahir hingga orang tua. Bila terjadi dalam waktu 12 hingga 24 jam disebut hiperakut, akut bila kurang dari 4 minggu dan kronis lebih dari 1 bulan.

Nama : 1. Aris ipung Kalistian (04) 2. Aris Iping Kalistian (03) Kelas : VIIIA

Penyebab konjungtivitis ini bermacam-macam, seperti bahan kimia, obat-obat tetes mata, alergi (debu, serbuk, bulu, angin, asap, parasit, hingga penggunaan lensa kontak yang kurang bersih), bakteri, virus (paling sering Adenovirus), kutu, bahkan dikarenakan Penyakit Menular Seksual (PMS) seperti Gonorrehoea (kencing nanah,) Chlamydia, Molluscum contagiosum). Penanganan: Penanganannya disesuaikan dengan faktor penyebabnya. Umumnya ditangani dengan kompres mata air dingin, pemberian air mata buatan, pemberian vasokonstriktor/anti histamin, antibiotik. Penggunaan obat atau salep antibiotik harus sesuai resep dokter dan tangan harus selalu bersih saat penggunaan obat. Disarankan agar penyakit ini tidak menyebar pada orang lain, sering mencuci tangan, tidak menggunakan peralatan makan atau mandi secara bersamaan. GLAUKOMA Glaukoma berasal dari bahasa yunani glaukos yang berarti hijau kebiruan, yang memberi kesan warna tersebut pada penderita glaukoma.Kelainan mata glaukoma ditandai dengan meningkatnya tekanan bola mata, atropi papil saraf optik, dan menciutnya lapang pandang. Penyakit yang ditandai dengan penikatan tekanan intra okuler ini disebabkan oleh : Bertambahnya produksi cairan bola mata oleh badan silier. Berkurangnya cairan mata disebelah sudut bilik mata atau di celah pupil.

Pada glaukoma akan terdapat melemahnya fungsi mata dengan terjadinya cacat lapang pandang dan kerusakan anatomi berupa ekskavasi (penggaungan) serta degenerasi papil saraf optik, yang dapat berakhir dengan kebutaan. Ekskavasi galukomatosa, penggaungan atau cekuk papil saraf optik akibat glaukoma merupakan gejala glaukoma yang mengakibatkan kerusakan pada saraf optik. Luas atau dalamnya cekuk ini pada glaukoma kongenital dipakai sebagai indikator progresifitas glaukoma. KLASIFIKASI GLAUKOMA Klasifiksi Vaughen untuk glaukma aldalah sebagai berikut : 1. Glaukoma primer Glaukoma sudut terbuka (galaukoma simplek) Glaukoma sudut sempit 2. Glaukoma kongenital Primer atau invantil Menyertai keleinan kongenital lainnya 3. Glaukma sekunder

Nama : 1. Aris ipung Kalistian (04) 2. Aris Iping Kalistian (03) Kelas : VIIIA

Perubahan lensa Kelainan uvea Trauma Bedah Rubeosis Steroid dan lainnya. 4. Glaukoma absolut Dari pembagian diatas dapat dapat bdikenal glaukoma dalam bentuk-bentuk : Glaukoma sudut sempit primer dan sekunder. (dengan blokade pupil atau tanpa blokade pupil) Glaukoma sudut terbuka primer dan sekunder Kelinan pertumbuhan primer (kongenital, infantil, juvenil), sekunder kelainan pertumbuhan lain tanpa mata. GLAUKOMA PRIMER Glaukoma dengan etiologi tidak pasti, dimana didapatkan kelainan yang merupakan penyebab glaukoma. Glaukoma ini didapatkan pada orang yang telah memiliki bakat bawaan glaukoma, seperti : Bakat dapat gangguan fasilitas pengeluran cairan mata atau sudut anatomis bilik maya yang menyempit. Mungkin disebabkan kelainan pertumbuhan pada sudut bilik mata depan (goniodisgenesis) berupa trabekulodisgenesis, iridodisgenesis dan korneodisgenesis dan yang paling sering berupa trabekulodisgenesis dan goniodisgenesis. Trabekulodisgenesis adalah :

Barkan menemukan membran yang persisten menutupi permukaan trabekula Iris dapat berinsersi pada permukaan trabekula tepat pada skleral spur atau agak lebih kedepan. Goniodisgenesis

Glaukoma perimer bersifat bilateral, yang tidak selalu simetris dengan sudut bilik mata terbuka ataupun tertutup, pengelompokan ini berguna penatalaksanaan dan penelitian. Untuk setiap glaukoma diperlukan pemeriksaan gonioskopi. GLAUKOMA SIMPLEK Glsukoma simplek adalah glaukoma yangmenyebabnya tidak diketahui. Merupakan suatu glaukoma primer yang ditandai dengan sudut bilik mata terbuka. Glaukoma simplek ini diagnosisnya dibuata bila ditemukan glaukoma pada kedua mata pada pemeriksaan pertama, tanpa ditemukan kelainan yang dapat merupakan penyabab. Pada umumnya glaukoma simplek ditemukan pada usia lebih dari 40 tahun, walaupun penyakit ini kadang-kadang ditemukan pada usia muda. Diduga glaukoma simplek diturunkan secara dominan atau resesif pada kira-kira 50% penderita, secara

Nama : 1. Aris ipung Kalistian (04) 2. Aris Iping Kalistian (03) Kelas : VIIIA

genetik penderitannya adalah homozigot. Terdapat pada 99% penderita glaukoma primer dengan hambatan pengeluaran cairan mata (akuos humor) pada jaringan trabekulum dan kanal schlem. Terdapat faktor resiko pada seseorang yang mendapatkan glaukoma seperti inni seperti diabetis melitus, dan hipertensi, kulit berwarna dan miopia. Bila pengairan cairan mata (akuos humor) keluar disudut bilik mata normal maka ini disebut glaukoma hipersekresi. Ekskavasi papil, degenerasi papil dan gangguan lapang pandangdapat disebabkan langsung dan tidak langsung oleh tekanan bola mata pada papil saraf optik d an retina atau pembuluh darah yang memperdarahinya. Mulai timbulnya gejala gl;aukoma simplek ini agak lambat yang kadang-kadang tidak disadari oleh penderita sampai akhirnya berlanjut dengan kebutaan. Pada keadaan ini glaukoma simplek tersebut berakhir dengan glaukoma absolut. Pada glaukoma simplek tekanan bola mata sehari-hari tinggi atau lebih dari 20mmHg. Mata tidak merah atau tidak terdapat keluhan, yang mengakibatkan terdapat ganguan susunan anatomis dan fungsi disadari oleh penderita. Akibat takanan tinggi akan dibentuk atropi papil disertai dengan ekskavasio glaukomatosa. Gangguan saraf optik akan terlihat sebagai gangguan fungsinya berupa penciutan lapang pandang. Pada waktu pengukuran bila didapatkan tekanan bola mata normal sedang terlihat gejala gangguan fungsi saraf optik seperti glaukoma mungkin akibat adanya variasi diurnal. Parut dipikirkan kemungkinan pengukuran tekanan dilakukan dalam kurva rendah dari pada variasi diurnal. Dalam keadaan ini maka dilakukan uji provokasi minum air, pilokarpin, uji variasi diurnal dan provokasi steroid. Glaukoma primer yang kronis dan berjalan lambat sering tidak ketahui bila mulainya, karena keluhhan pasien amat sedikit atau samar. Misalnya mata sebelah terasa berat, kepala pening sebelah, kadang-ladang pengelihatan kabur dengan anambesa tidak khas. Pasien tidak mengeluh adanya halo dan memerlukan kaca mata koreksi untuk presbiopi lebih kuat dibanding usianya. Kadang-kadang tajam pengelihatan tetap normal sampai keadaan glauikoma sudah berat. Bila diagnosis sudah dibuat maka penderita sudah harus memakai obat seumur hidup untuk mencegah kebutaan. Tujuan pengobatan pada glaukoma simplek adalah untuk memperlancat pengeluaran cairan mata (akuos humor) ataua usaha untuk mengurangi produksi cairan mata (akuos humor). Diberikan pilokarpin tetes mata 1-4% dan bila perlu dapat ditambah asetazolamid 3 kali satu hari. Bila dengan pengobatan tekanan bola mata belum juga terkontrol atau kerusakan papil saraf optik berjalan terus disertai dengan penciutan kampus progresif maka dilakukan pembedahan.

Nama : 1. Aris ipung Kalistian (04) 2. Aris Iping Kalistian (03) Kelas : VIIIA

Pengobatan glaukoma simplek : Bila tekanan sebesar 21 mmHg, sebaiknya dikontrol rasio C/D, periksa lapang pandang sentral, temukan titik buta yang meluas dan stokoma sekitar titik fiksasi. Bila tensi 24-30 mmHg. Kontrol lebih ketat dan lakukan pemeriksaan diatas bila masih dalam batas-batas normal mungkin suatu hiopertensi okuli.

Bila sudah dibuat diagnosis glaukoma dimana tekanan mata diatas 21mmHg dan terdapat kelainan pada lapang pandang dan papil maka berikan pilokarpin 2% 3 kali sehari. Bila pada kontrol tidak terdapat perbaikan, ditambah timolol 0.25% 1-2 dd sampai 0.5%, asetazolamida 3 kali 250 mg atau epinefrin 1-2%, 2 dd. Obat ini dapat diberikan dalam bentuk kombinasi untuk mendapatkan hasil yang efektif. Bila pengobatan tidak berhasil maka dilakukan trabekulektomi laser atau pembedahan trabekulektomi. Prognosis sangat tergantung pada penemuan dan pengobatan diri. Pembedahan tidak seluruhnya menjamin penyembuhan mata. Tindakan pembedahan merupakan tindakan untuk membuat filtrasi cairan mata (akuos humor) keluar bilik mata dengan operasi Scheie, trabekulektomi dan iridenkleisis. Bila gagal maka mata akan buta total. Pada glaukoma simplek ditemukan perjalanan penyakit yang lama akan tetapi berjalan terus sampai berakkhir dengan kebutaan yang disebut sebagai glaukoma absolut. Karena perjalanan penyakit demikian maka glaukoma simplek disebut sebagai maling pengelihatan. Anjuran dan keterangan pada penderita glaukoma primer sudut terbuka :

Penyakit ini tidak nyata dipengaruhi emosi. Olah raga meredakan teakanan bola mata sedikit. Minum tidak boleh sekaligus banyak. Tekanan darah naik cepat akan menaikan tekanan bola mata. Takanan darah tinggi lama bila diturunkan akan mengekibatkan bertambah terancamnya saraf mata oleh tekanan mata.

Penderita memerlukan pemeriksaan papil saraf optik dan lapang pandangan 6 bulan satu kali. Bila terdapat riwayat keluarga glaukoma, buta, miopia tinggi, anemia, hipotensi, mata satu atau menderita diabetis melitus, maka kontrol dalakukan lebih sering.

Nama : 1. Aris ipung Kalistian (04) 2. Aris Iping Kalistian (03) Kelas : VIIIA

GLAUKOMA (Martin Doyle) Gl.sudut tertutup Serangan Tipe penderita B.M.D Sudut B.M.D Halo Papil Tekanan Kampus Pengobatan Orogonosis Dekade ke 5 Emosional Dangkal Sempit + serangan Ekskavasi bila lanjut Naik bila diprovokasi + bila lanjut Dini, iridektomi Dini, baik Gl.simplek Dekade ke 6 Arteriosklerotik Normal Biasa terbuka + dini Variasi diurnal tinggi Bjerrum, konstriksi Obat, bila gagalfiltrat Sedang, buruk Gl.infantil Bayi Ik>Pr Dalam sekali Kel.kongenital Dalam sekali Tinggi Goniotomi Buruk

Sumber: http://www.perkuliahan.com/makalah-ilmu-penyakit-mataglaukoma/#ixzz1qJWc3w10

Nama : 1. Aris ipung Kalistian (04) 2. Aris Iping Kalistian (03) Kelas : VIIIA

Cara Mencegah dan Mengatasi Rabun Jauh (Myopia)

Myopia berasal dari bahasa Yunani yang artinya Pandangan Dekat (nearsightedness). Ini karena kerusakan mata yang menghasilkan fokus pandangan di depan retina. Penderita Myopia bisa melihat benda dari jarak dekat dengan jelas. Namun pada jarak jauh benda tampak kabur sehingga membuat kepala menjadi pusing. Jika anak anda merasa pusing ketika melihat tulisan di papan tulis di ruangan kelasnya dan pandangannya kabur, kemungkinan dia menderita Myopia.

Para profesional perawatan mata, umumnya mengatasi masalah Myopia dengan penggunaan lensa (corrective lenses) seperti kacamata atau lensa kontak (contact lenses). Bisa juga diatasi dengan operasi refraktif seperti LASIK. Lensa koreksi memiliki ukuran kekuatan (power) negatif atau bisa disebut lensa minus untuk mengatasi mata myopia. Myopia terbagi dalam 3 tingkatan: 1. Myopia Rendah dengan dioptre mendekati 0 -3.00 2. Myopia Sedang dengan dioptre -3.00 -6.00 3. Myopia Tinggi dengan Dioptre -6 hingga ke bawah (-10). Diperkirakan penderita Myopia antara 800 juta hingga 2,3 milyar (ini karena jarang ada yang merasa menderita Myopia). Di negara-negara seperti Cina, India, dan Malaysia, 41% dari orang dewasa menderita Myopia hingga -1.00.

Nama : 1. Aris ipung Kalistian (04) 2. Aris Iping Kalistian (03) Kelas : VIIIA

Terlampau sering membaca, apalagi dengan jarak yang terlalu dekat hingga cahaya yang terlalu gelap dapat menyebabkan anak menderita myopia. Begitu pula berbagai pekerjaan yang mengharuskan melihat benda dari jarak dekat seperti menjahit. Sebaliknya bermain atau olah raga di luar selama 2-3 jam dengan paparan sinar matahari (idealnya pagi) bisa mengurangi kemungkinan penyakit Myopia.

Para peneliti Australia menyimpulkan bahwa paparan pada sinar matahari bermanfaat untuk membatasi pertumbuhan bola mata yang bisa menyebabkan Myopia atau Rabun Jauh. Mereka membandingkan anak-anak dari negara maju seperti Australia dan Singapura. Anak-anak Singapura yang rata-rata hanya menghabiskan waktu 30 menit di luar rumah ternyata 90% mengidap Myopia sehingga harus memakai kacamata baik secara permanen atau pun temporer. Sementara anak-anak Australia yang menghabiskan waktu 2-3 jam untuk bermain di luar rumah hanya 20% yang menderita Myopia. Paparan sinar matahari di luar rumah bisa menambah dopamine pada mata yang dapat mencegah Myopia. Jadi pencegahan penyakit Myopia dapat dilakukan sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. Membaca jangan terlalu dekat (minimal sepanjang siku anda) Membacalah di ruangan yang cukup terang Jangan membaca sambil tiduran Hindari menonton TV/main play station terlalu dekat secara terus menerus Hindari memakai komputer dengan monitor terlampau dekat. Sekali-sekali pandanglah ke tempat yang jauh. 6. Bermainlah di luar rumah selama 2-3 jam setiap hari dan lihat obyek yang jauh 7. Berolahragalah agar otot-otot anda termasuk mata jadi kuat 8. Makanlah makanan yang bermanfaat bagi mata anda seperti vitamin A, Beta Karotin, dan sebagainya. Referensi: http://en.wikipedia.org/wiki/Myopia http://suaramedia.com/gaya-hidup/kesehatan/3066-sinar-matahari-cegah-rabunjauh.html http://health.detik.com/read/2009/07/28/172753/1173168/770/rabun-jauhmiopia-

Nama : 1. Aris ipung Kalistian (04) 2. Aris Iping Kalistian (03) Kelas : VIIIA

Cara Mengatasi Presbyopia atau Rabun Dekat

Presbyopia berasal dari bahasa Yunani Presbys yang berarti orang tua dan Opia artinya mata. Ini berkaitan dengan bekurangnya kemampuan mata untuk fokus pada jarak dekat seperti membaca karena usia yang mulai menua. Presbyopia merupakan hal yang alami karena penuaan seperti halnya uban dan keriput yang mulai muncul pada usia 40-50 tahun. Di Indonesia dikenal juga dengan Rabun Dekat karena tidak bisa melihat/membaca pada jarak dekat. Pandangan kabur ketika kita membaca atau mencoba memasukkan benang ke dalam lubang jarum. Pada usia anak-anak, mata kita bisa fokus pada jarak 10 cm (10 Dioptre). Pada umur 60 tahun kita hanya mampu fokus pada jarak 1-2 meter saja (0,5 atau 1 Dioptre). Mungkin anda tidak merasakannya. Ah saya masih bisa kok membaca. Padahal anda harus meletakkan buku/koran pada posisi yang agak jauh dibanding ketika anda masih muda. Semakin tua umur anda, bisa jadi anda memegang koran dengan tangan lurus agar bisa tetap terbaca. Saat dengan tangan lurus anda tetap masih tidak bisa membaca, saat itulah anda harus berusaha mengatasi presbyopia ini. Dari berita Antara (9 Desember 2008) disebutkan lebih dari 1 milyar orang di seluruh dunia diperkirakan terserang Presbyopia pada tahun 2005. Untuk mengatasi Presbyopia atau rabun dekat ini, anda bisa melakukan operasi mata anda misalnya dengan operasi LASIK (Laser-Assisted In SItu Keratomileusis), membeli kacamata dengan lensa baca, atau dengan sotlense. Pada operasi mata LASIK, anda harus mewaspadai komplikasinya seperti Mata Kering (dry eyes), over koreksi atau under koreksi (ukurannya keliru), penglihatan ganda, sensitif pada cahaya, dan sebagainya. Komplikasi yang sering terjadi setelah operasi adalah Mata Kering yang menurut studi Journal of Ophthalmology pada bulan Maret 2006 jumlah insidennya mencapai 36,36%. Web site FDA (Food and Drugs Administration) menyatakan bahwa Mata Kering bisa permanen.

Nama : 1. Aris ipung Kalistian (04) 2. Aris Iping Kalistian (03) Kelas : VIIIA

Untuk lensa, anda bisa menggunakan lensa tunggal/baca untuk membantu anda membaca. Selain itu bisa juga memakai lensa bifokal dengan 2 titik fokus atau lensa progresif yang perubahan fokusnya terjadi secara bertahap. Untuk memperlambat Presbyopia, anda bisa makan makanan yang teratur dan baik (4 sehat 5 sempurna) seperti nasi, lauk, sayuran, buah-buahan, dan susu. Selain itu berolahragalah secara teratur agar otot-otot tubuh anda termasuk mata tidak cepat melemah. Jika anda pakai komputer atau laporannya, coba pakai font Arial 12. Jika tidak terbaca juga, bisa dizoom sampai 150-200% sehingga mata anda tidak capai. Referensi: http://en.wikipedia.org/wiki/Presbyopia http://en.wikipedia.org/wiki/LASIK

Nama : 1. Aris ipung Kalistian (04) 2. Aris Iping Kalistian (03) Kelas : VIIIA

ILMU PENYAKIT MATA (RETINA DETACHMENT) RETINA DETACHMENT Retina detachment atau ablasi retina adalah suatu keadaan terpisahnya sel kerucut dan batang retina dengan dari sel epitel pigment retina. Pada keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat erat dengan membran Bruch. Sesungguhnya antara sel kerucut dan sel batang tidak terdapat suatu perlekatan structural dengan koroid atau pigmen epitel, sehingga merupakan titik lemah yang potensial untuk lepas secara embriologis. Lepasnya retina atau sel kerucut dan batang dari koroid atau sel pigmen epitel akan mengakibatkan gangguan nutrisi retina dari pmbuluh darah koroid yang bila berlangsung lama akan mengakibatkan gangguan nutrisi yang menetap. Dikenal tiga bentuk retina detachment yaitu : 1. Ablasi regmatogenosa 2. Ablasi eksudatif 3. Ablasi traksi (tarikan) ABLASI REGMANTOGENOSA Pada ablasi regmentogenosa maka ablasi terjadi akibat adanya robekan pada retina sehingga cairan masuk ke belakang antara pigmen pigmen epitel dengan retina. Terjadi pendorongan retina oleh badan kaca (fluid fitreus) yang masuk melalui robekan atau lubang pada retina ke rongga subretina sehingga mengapungkan retina dan terlepas dari lapisan epitel pigmen koroid. Ablasi terjadi pada mata yang mempunyai factor predisposisi untuk terjadi ablasi retina.Trauma hanya merupakan factor pencetus untuk terjadinya ablasi retina pada mata yang berbakat. Mata yang berbakat untuk terjadinya ablasi retina adalah mata dengan myopia tinggi, pasca retinitis, dan retina yang memperlihatkan degenerasi dibagian perifer, 50% ablasi yang timbul pada afakia terjadi pada tahun pertama. Ablasia retina akan memberikan gejala terdapatnya gangguan perngelihatan yang kadang-kadang terlihat sebagai tabir yang nenutup. Terdapat riwayat adanya pijaran api (fotopsia) pada ladang pengelihatan . Ablasia retina yang berlokalisasi didaerah superotemporal sangat berbahaya karena dapat mengangkat macula. Pengelihatan akan turun secara akut pada ablasia retina bila lepasnya retina mengenai macula lutes. Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat retina yang lepas(ablasia) bergoyang. Kadang-kadang terdapat pigmen di dalam badan kaca.

Nama : 1. Aris ipung Kalistian (04) 2. Aris Iping Kalistian (03) Kelas : VIIIA

Pada pupil terdapat adanya defek aferen pupil akibat pengelihatan yang menurun. Tekanan bola mata rendah dan dapat meninggi bila telah terjadi neovaskuler glaucoma pada ablasi yang telah lama. Pengobatan pada ablasia retina adalah pembedahan. Sebelum pembedahan pasien dirawat dengan mata ditutup. Pembedahan dilakukan secepat mungkin dan sebaiknya antara 1-2 hari. Pengobatan ditujukan untuk memlekatkan kembali bagian retina yang lepas dengan diatermi. Diatermi ini dapat berupa :

DIATERMI PERMUKAAN (Surface Diatermi) Diatermi setengah tebal sclera(partial penetrating diatermi) sesudah reseksi sclera. Hal ini dapat dilakukan dengan atau tanpa mengeluarkan cairan subretina . Pengeluaran dilakukan diluar daerah reseksi dan terutama didaerah dimana ablasi paling tinggi. Implan diletakkan didalam kantong sclera yang sudah direseksi, yang akan mendekatkan sclera dengan retina dan mengakibatkan pengikatan yang terlokalisir. Sabuk (band) yang melingkar pada bola mata merupakan tindakan yang dimulai populer karena memperbaiki prognosis dan mobilisasi yang cepat. ABLASI RETINA EKSUDATIF Ablasi retina eksudatif ablasi yang terjadi akibat tertimbunnya eksudat di bawah retina dan mengangkat retina. Penimbunan cairan subretina sebagai akibat keluarnya cairan dari pembuluh darah retina dan koroid (ekstra vasasi). Hal ini disebabkan penyakit koroid. Kelainan ini dapat terjadi pada skleritis, koroiditis, tumor retrobulbar, radang uvea, idiopati, toksemia gravidarum. Cairan di bawah retina tidak dipengaruhi oleh posisi kepala. Permukaan retina terangkat terlihat cincin. Pengelihatan dapat berkurang dari ringan sampai berat. Ablasi ini dapat hilang atau menetap bertahun-tahun setelah penyebab berkurang atau hilang. ABLASI RETINA TARIKAN ATAU TRAKSI. Pada ablasi retina ini lepasnya jaringan retina terjadi akibat tarikan jaringan parut pada badan kaca yang akan mengakibatkan ablasi retina dan pengelihatan turun tanpa rasa sakit.

Nama : 1. Aris ipung Kalistian (04) 2. Aris Iping Kalistian (03) Kelas : VIIIA

Pada badan kaca terdapat jaringan fibrosis yang dapat disebabkan diabetes mellitus proliferatif, trauma, dan perdarahan badan kaca akibat bedah atau infeksi. Pengobatan ablasi akibat tarikan di dalam badan kaca dilakukan dengan melepaskan tarikan jaringan parut atau fibrosis di dalam badan kaca dengan tindakan yang disebut vitrektomi.

Sumber:http://www.perkuliahan.com/makalah-ilmu-penyakit-mata-retinadetachment/#ixzz1qJa9xm1k

Anda mungkin juga menyukai