P
DENGAN MASALAH KEPERAWATAN
INTOLERANSI AKTIVITAS
DIRUANG CENDANA ATAS RSUD JARAGA SASAMEH BUNTOK
Oleh :
NOVELIA
NIM. 113063J120044
c. Ektremitas
Kaji kekuatan otot pasien dengan menggunakan skala kekuatan
otot.
0 : Kontarksi otot tidak terdeteksi
1 : Kejapan yang hamper tidak terdeteksi atau bebas kontraksi
denganobservasi atau palpasi
2 : Pergerakan aktif bagian tubuh dengan mengeliminasi gravitasi
3 : Pergerakan aktif hanya melawan gravitasi dan tidak melawan
tahanan
4 : Pergerakan aktif melawan gravitasi dan sedikit tahanan
5 : Pergerakan aktif melawan tahanan penuh tanpa adanya
kelelahan otot
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Deprivasi tidur
2.3.1 Tujuan dan kriteria hasil (outcome criteria): berdasarkan NOC
Setelah dilakukannya tindakan keperawatan selama 1x24 jam, pasien
akan:
a. Melaporkan penurunan gejala deprivasi tidur (misalnya konfusi,
ansietas, mengantuk pada siang hari, ganggan perceptual dan
kelelahan)
b. Mengidentifikasi dan melakukan tindakan yang dapat
meningkatkan tidur atau istirahat
c. Mengidentifikasi faktor yang dapat menimbulkan deprivasi tidur
Wilkinson J.M & Ahern N.R. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi
9. Jakarta: EGC
ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN Tn.E
DIRUANGAN CENDANA ATAS
DI RSUD JARAGA SASAMEH BUNTOK
1. PENGKAJIAN
Ruang / Kamar : CENDANA ATAS
Tanggal Masuk RS : 01 April 2020
Tanggal Pengkajian : 02 April 2020
NO.MR : 01xxxx
1. Identitas Pasien
a. Nama : Tn.E.P
b. Tempat Tanggal Lahir : Teluk betung, 2 januari 1934
c. Umur : 85 Tahun
d. Jenis kelamin : Laki-Laki
e. Pendidikan : SLTA
f. Pekerjaan : Petani
g. Agama : Kristen protestan
h. Suku/Bangsa : Dayak
i. Alamat : Desa Teluk Betung
j. Diagnosa Medis : Dyspepsia
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh nyeri ulu hati,mual,muntah,pusing,rasa demam
b. Riwayat Penyakit Sekarang
Saat masuk rumah sakit klien mengeluh nyeri ulu hati, mual muntah 1x
dirumah, pusing dan tidak nafsu makan. Di UGD dilakukan tindakan
pengkajian, pengukuran TTV, (Temp 37.7○C, HR=92x/mnt,R 24x/mnt,
TD 130/80 mmhg) pemasangan infus RL 20 tts/mnt, pemeriksaan darah
lengkap dan pemberian obat-obatan Ranitidin injeksi(50mg) 1amp,
ondansentron injeksi(8mg) 1amp . Setelah dilakukan tindakan dan
observasi, pasien dirawat inap diruang Cendana Atas.
Genogram :
Keterangan :
Laki – Laki
Perempuan
Perempuan meninggal
Pernikahan
Keturunan
Pasien
e. Riwayat Sosial :
Hubungan pasien dan keluarga serta kerabat sangat baik, klien dan
keluarga sering bersama untuk sekedar berkumpul atau makan bersama.
3. Keadaan Umum
a. Kesadaran : Compos Mentis / E4V5M6,
tampak meringis dan gelisah
b. Tanda-tanda Vital : TD 130/80 T = 37°C P = 92 x/menit R= 24x/Menit
c. Pengukuran BB dan TB : BB 60 kg, TB 153 cm, BMI 24,3 (berat badan
ideal/normal)
4. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe) :
No Area Fisik Hasil pemeriksaan Analisa
4 4
4 4
2. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Tanggal Pemeriksaan Hasil Nilai Normal Analisa
4. ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
Diagnosa Keperawatan I
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah baring atau imobilisasi, yang
ditandai dengan pasien mengatakan, mengatakan perlu bantuan orang lain untuk
beraktivitas, dibantu oleh keluarga
Hasil yang Intervensi Rasional Implementasi
diharapkan (10.00)
3. Mempermudah
3. Monitoring TTV intervensi
6.Kolaborasi dengan
tenaga medis dalam
merencanakan program
terapi yang tepat
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
PEMBERIAN OBAT INTRAVENA DIRUANG CENDANA
ATAS
RSUD JARAGA SASAMEH BUNTOK
Intial Klien: Tn.E.P
No MR: 0133xx
Diagnosa medis: Dyspepia
Dispepsia merupakan kumpulan gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak
atau sakit di bagian perut atau mengalami kekambuhan keluhan refluks
gastrosofagus klasik.(Mansjoer.A edisi III,2000).
A. Diagnosa keperawatan:
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah barih atau imobilisasi
B. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Pemberian obat Intravena lewat bolus, yang merupakan suatu tindakan
memasukan atau menyuntikan obat injeksi melewati selang infus sehingga
mempermudah obat masuk melewat selang infus tanpa harus menyuntikan
jarum ketubuh pasien.
C. Prinsif-prinsif tindakan dan rasional
1. Bersih
2. Pemberian dengan cara yang tepat dan benar
3. Tindakan yang sesuai dengan advis dan terapi dokter
a. Tujuan
- Pemberian obat intravena untuk memperoleh reaksi obat yang cepat
diabsorpsi dari pada dengan injeksi parenteral lain
- Untuk menghindari kerusakan jaringan
b. Prosedur Kerja
1) Persiapan alat
a. Spuit dan jarum sesuai ukuran dan kebutuhan obat
b. Kapas alkohol
c. Bak spuit
d. Obat yang sudah tersedia didalam tempatnya
2) Prosedur Kerja
a. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
b. Jelaskan pada klien prosedur yang akan diberikan
c. Periksa identitas klien,siapkan obat
d. Posisikan pasien cari tempat penyuntikan obat pada daerah selang
intravena
e. Lakukan desinfeksi dengan alkohol dan klem aliran infus
f. Lakukan penyuntikan dengan memasukan jarum spuit hingga tembus
pada bagian tengan dan masukan obat secara perlahan kedalam selang
intravena,setelah selesai tarik spuit dan peroksa kembali kecepatan
tetesan infus.
g. Setelah 30 menit cek kembali respon obat yang sudah diberikan.
h. Setelah selesai, dokumentasikan
D. Analisa tindakan keperawatan
H. Evaluasi diri
Selama praktek diruang cendana atas saya melakukan tindakan pemeberian obat
intravena sebanyak 3X. Pemberian obat oral melalui intavena bukanlah hal
yang sepele, karena itu saya melakukannya dengan sangat hati-hati. Saat
melakukan tindakan ini saya berusaha sesuai dengan SOP yang sudah ada. Saya
juga memperhatikan reaksi pasien seperti apa. Misalkan pasien merasakan sakit
saat saya mulai memasukan obat,dan menanyakan kepada pasien apa yang
dirasakan saat disuntikan obat.
I. Daftar referensi
T.H Herdman & S.Kamitsuru. NANDA-1 Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi, edisi 11, 2018, EGC, Jakarta.
Standar Operasional Prosedur RSUD JARAGA SASAMEH BUNTOK,2019
Buntok.
ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN
PEMBERIAN OBAT ORAL DIRUANG CENDANA ATAS
RSUD JARAGA SASAMEH BUNTOK
Intial Klien: Tn.E.P
No MR: 0133xx
Diagnosa medis: Dyspepia
Dispepsia merupakan kumpulan gejala klinis yang terdiri dari rasa tidak enak
atau sakit di bagian perut atau mengalami kekambuhan keluhan refluks
gastrosofagus klasik.(Mansjoer.A edisi III,2000).
J. Diagnosa keperawatan:
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tirah barih atau imobilisasi
K. Tindakan keperawatan yang dilakukan
Pemberian obat anti piretik oral melalui mulut
L. Prinsif-prinsif tindakan dan rasional
4. Bersih
5. Pemberian dengan cara yang tepat dan benar
6. Tindakan yang sesuai dengan advis dan terapi dokter
c. Tujuan
- Sebagai acuan penerapan langkah-langkah dalam melaksanakan
pemberian obat kepada pasien dengan cara langsung diminumkan
kepada pasien.
- Sebagai tindakan pengobatan.
d. Prosedur Kerja
3) Persiapan alat
e. Sendok dan gelas air mnum
f. Lap bersih/tisue kering
4) Prosedur Kerja
i. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
j. Jelaskan pada klien prosedur yang akan diberikan
k. Periksa identitas klien,siapkan obat
l. Posisikan pasien setengah duduk atau duduk bila memungkinkan
m. Perhatikan kondisi pasien saat meminumkan obat,dengan melakukan
observasi saat pasien minum obat dengan memastiakn obat sudah
benar-benar diminum.
n. Setelah 30 menit cek kembali respon obat yang sudah diberikan.
o. Setelah selesai, dokumentasikan
M. Analisa tindakan keperawatan
Dilakukan pemberian obat antipiretik oral melalui mulut dan masuk kedalm
saluran cerna.
N. Resiko yang dapat terjadi
6. Iritasi pada saluran cerna
7. Alergi
8. Pasien dapat tersedak.
O. Hasil yang didapat dan maknanya
Klien mengatakan nyeri perut berkurang setelah diberikan obat oral
Klien tidak tampak gelisah dan meringis.
TD; 130/ 71
HR; 10x/m
Rr; 22x/m
Temp; 37 º C
Q. Evaluasi diri
Selama praktek diruang cendana atas saya melakukan tindakan pemeberian obat
antipiretik oral sebanyak 3X. Pemberian obat oral melalui mulut bukanlah hal
yang sepele, karena itu saya melakukannya dengan sangat hati-hati. Saat
melakukan tindakan ini saya berusaha sesuai dengan SOP yang sudah ada. Saya
juga memperhatikan reaksi pasien seperti apa. Misalkan pasien merasakan tidak
nyaman saat obat oral masuk.
R. Daftar referensi
T.H Herdman & S.Kamitsuru. NANDA-1 Diagnosa Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi, edisi 11, 2018, EGC, Jakarta.
Standar Operasional Prosedur RSUD JARAGA SASAMEH BUNTOK,2019
Buntok.