Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

KEBUTUHAN DASAR MOBILITAS

DISUSUN OLEH:

USRAN

PO7132010211045

CI LAHAN CI ISTITUSI

(………………….) (………………….)

PRODI D III KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR

2021/2022
BAB I
KONSEP DASAR PEMENUHAN KEBUTUHAN MOBILITAS

1. Defenisi

Mobilitas atau mobilisasi merupakan kemampuan individu untuk bergerak dan melakukan
kegiatan secara mudah, bebas dan teratur guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari,
baik secara mandiri, dengan bantuan orang lain, maupun hanya dengan bantuan alat
(Wulandari, 2018).

Gangguan mobilitas atau imobilitas merupakan keadaan di mana seseorang tidak dapat
bergerak secara bebas karena kondisi yang mengganggu pergerakan (aktivitas), misalnya
trauma tulang belakang, cedera otak berat disertai fraktur pada ekstremitas, dan sebagainya
(Wulandari, 2018). Menurut Nurarif dan Kusuma (2015), gangguan mobilitas adalah
keterbatasan fisik tubuh atau satu atau lebih ekstremitas secara mandiri dan terarah.

2. Etiologi

Menurut Tim Pokja DPP PPNI (2017), faktor-faktor yang dapat menyebabkan
terjadinya gangguan mobilitas fisik, adalah sebagai berikut :.
1. Penurunan kendali otot
2. Penurunan kekuatan otot
3. Kekakuan sendi
4. Kontraktur
5. Gangguan muskoloskeletal
6. Gangguan neuromuskular
7. Keengganan melakukan pergerakan

3. Patofisiologi
Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem otot,
skeletal,sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot Skeletal mengatur gerakan
tulangkarena adanya kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja sebagai
sistem pengungkit. Ada dua tipe kontraksi otot: isotonik dan isometrik. Pada kontraksi
isotonik, peningkatan tekanan otot menyebabkan otot memendek. Kontraksi
isometrikmenyebabkan peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada
pemendekanatau gerakan aktif dari otot, misalnya, menganjurkan klien untuk latihan
kuadrisep.Gerakan volunter adalah kombinasi dari kontraksi isotonik dan isometrik.
Meskipunkontraksi isometrik tidak
menyebabkan otot memendek, namun pemakaian energimeningkat. Perawat harus
mengenal adanya peningkatan energi (peningkatan kecepatan pernafasan, fluktuasi
irama jantung, tekanan darah) karena latihan isometrik. Hal ini menjadi kontra indikasi
pada klien yang sakit (infark miokard atau penyakit obstruksi paru kronik). Postur dan
Gerakan Otot merefleksikan kepribadian dan suasana hati seseorang dan tergantung
pada ukuran skeletal dan perkembangan otot skeletal.Koordinasi dan pengaturan dari
kelompok otot tergantung dari tonus otot dan aktifitasdari otot yang berlawanan,
sinergis, dan otot yang melawan gravitasi. Tonus otot adalah suatu keadaan tegangan
otot yang seimbang.Ketegangan dapat dipertahankan dengan adanya kontraksi dan
relaksasi yang bergantian melalui kerja otot. Tonus otot mempertahankan posisi
fungsional tubuh dan mendukung kembalinya aliran darah ke jantung.Immobilisasi
menyebabkan aktifitas dan tonus otot menjadi berkurang. Skeletal adalah rangka
pendukung tubuh dan terdiri dari empat tipe tulang: panjang, pendek, pipih, danireguler
(tidak beraturan). Sistem skeletal berfungsi dalam pergerakan, melindungiorgan vital,
membantu mengatur keseimbangan kalsium, berperan dalam pembentukansel darah
merah.

4. Manifestasi Klinis

Respon fisiologis dari perubahan mobilisasi yang mungkin muncul, diantaranya :

1. Muskuloskeletal sepeeti kehilangan daya tahan, penurunan massa otot, atropi dan
abnormalnya sendi (kontraktur) dan gangguan metabolisme kalsium
2. Kardiovaskuler seperti hipotensi ortostatik, peningkatan beban kerja jantung, dan
pembentukan thrombus.
3. Pernafasan seperti atelektasis dan pneumonia hipostatik, dispnea setelah beraktifitas.
4. Metabolisme dan nutrisi antara lain laju metabolic; metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein; ketidakseimbangan cairan dan elektrolit; ketidakseimbangan kalsium;
dan gangguan pencernaan (seperti konstipasi).Eliminasi urin seperti stasis urin
meningkatkan risiko infeksi saluran perkemihan dan batu ginjal.
5. Integument seperti ulkus dekubitus adalah akibat iskhemia dan anoksia
jaringan.
6. Neurosensori: sensori deprivation (Wulandari, 2018).
5. Pathway

6. Pemeriksaan Penunjang

- CT Scan : mengidentifikasi jika adanya area perdarahan(biasanya untuk


pemakaian darurat)
- MRI (Magnetik Resonance Imaging)
mengidentifikasi lokasi iskemik (Basuki, 2018).

7. Komplikasi

- abnormalitas tonus
- orthostatic hypotension,
- deep vein thrombosis
- kontraktur
- embolisme paru yaitu sebuah bekuan yang terbentuk dalam satu arteri yang mengalir
ke paru.
- Dekubitus
- Disritmia
- Peningkatan
- tekanan intra cranial
- gagal nafas
- kematian
8. Penatalaksanaan
1. Pengaturan posisi tubuh sesuai kebutuhan pasien seperti posisi fowler, sim,
trendelenburg, dorsal recumbent, lithotomi, dan genu pectoral.
2. Latihan ROM Pasif dan Aktif
3. Latihan Ambulasi seperti,duduk diatas tempat tidur,turun dari tempat tidur,
berdiri, kemudian duduk di kursi roda dan membantu berjalan.

9. Pengkajian Keperawatan

1. Identitas Pasien
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan (sekarang dan dahulu)
c. Riwayat kesehatan keluarga
3. Pola pengkajian ADL
a. Pola nutrisi
b. Pola aktivitas dan latihan
c. Pola tidur dan istirahat
d. Pola eliminasi
4. Pemeriksaan Fisik
5. Pemeriksaan penunjang

10. Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul


Diagnosis keperawatan yang mungkin muncul untuk klien dengan gangguan sistem
muskuloskeletal adalah (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017) :
1. Gangguan mobilitas fisik
2. Defisit perawatan
diri 3.Nyeri akut
11. Diagnosa,Perencanaan,Evaluasi ( mobilitas)

PENGKAJIAN DIAGNOSA TUJUAN INTERVEN


KEPERAWATAN (SLKI) SI
(SDKI) (SLKI)
PENYEBAB KONDISI Gangguan setelah Intervensi
KLINIS Mobilitas fisik b/d dilakukan utama :
TERKAIT Intoleransi asuhan 1. Identifika
1. Ketidakseimb 1. Anemia Aktivitas diharapkan si adanya
angan antara 2. Gagal 1. Pergerakan nyeri atau
suplai dan jantung d/d ketidakcukupan ekstremitas keluhan
kebutuhan kongestif energi untuk meningkat fisik
oksigen 3. Gagal melakuka aktivitas 2. Kekuatan lainnya
2. Tirah baring jantung sehari-hari otot 2. Identifika
3. Kelemahan coroner meningkat si toleansi
4. Imobilitas 4. Penyakit 3. Nyeri fisik
5. Gaya hidup katup menurun melakuka
monoton jantung 4. Kecemasan n
5. Aritmia menurun pergeraka
6. Penyakit n
paruobstr 3. Monitor
uksi kondisi
kronis kondisi
7. Gangguan umum
metabolic selama
8. Gangguan melakuka
muskulos n
keletal mobilisasi

GEJALA DAN GEJALA


TANDA DAN
MAYOR TANDA
MINOR
1. Mengeluh 1. Dispnea
lelah saat/setela
2. Frekuensi h aktivitas
janung 2. Merasa
meningkat tidak
>20% dari nyaman
kondisi setelah
istirahat beraktivit
as
3. Merasa
lelah
4. Tekanan
darah
berubah
>20% dari
kondisi
istirahat
5. Gambaran
EKG
menunjukan
aritmia
saat/setelah
aktivitas
6. gambaran
EKG
menunjukan
iskemia
7. Sianosis

DAFTAR PUSTAKA

Adha, S.A. (2017). Asuhan Keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Pasien Stroke Non
Hemoragik Di IRNA C RSSN Bukittinggi. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan
Kemenkes Padang.
Basuki, L. penerapan ROM (Range of Motion) Pada Asuhan Keperawatan Pasien Stroke
Dengan Gangguan Mobilitas Fisik Di RSUD Wates Kulon Progo. Karya Tulis Ilmiah.
Politeknik Kesehatan Kementrian Kesehatan Yogyakarta.
Nurarif, A.H. dan Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC_NOC. Yogyakarta; MediAction.
Purwanto, H. (2016). Modul Bahan Ajar Cetak Keperawatan : Keperawatan Medikal Bedah
II. Jakarta Selatan; Pusdik SDM Kesehatan Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia: Definisi
dan Indikator Diagnostik. Jakarta; Dewan Pengurus Pusat PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan
Tindakan Keperaatan. Jakarta; Dewan Pengurus Pusat PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia : Definis dan
Kriteria Hasil Keperawatan. Jakarta; Dewan Pengurus Pusat PPNI
Widuri, H. (2010). Kebutuhan Dasar Manusia (Aspek Mobilitas dan Istirahat Tidur).
(Riyadi,
S, Ed.) Yogyakarta; Gosyen Publishing.
Wulandari, N.K.V. gambaran Asuhan Keperawatan Pada Pasien Pasca Stroke Non
Hemoragik Dengan Gangguan Pemenuhan Mobilitas Fisik (Di Wilayah Keja UPT
Kesmas Sukawati I) Tahun 2018. Karya Tulis Ilmiah. Politeknik Kesehatan
Kementrian Kesehatan Denpasar.
https://www.academia.edu/45003029/LAPORAN_PENDAHULUAN_MOBILITAS_FISIK

Anda mungkin juga menyukai