DISUSUN OLEH
Nim : -
1. Definisi
satu atau lebih ekstermitas secara mandiri (Tim pokja SDKI DPP PPNI,2017)
satu maupun lebih ekstermitas secara mandiri dan terarah (Nuarif A. H &
Kusuma H, 2015)
2. Etiologi
c. Kekakuan sendi
d. Kontraktur
e. Gangguan muskoloskeletal
f. Gangguan neuromuskular
3. Patofisiologi
relaksasi yang bekerja sebagai siste pengungkit. Ada dua tipe kontraksi otot
peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada pemendekan atau
kontraindikasi pada klien yang sakit (infark miocard atau penyakit obstruksi
paru kronik). postur dan gerakan otot merefleksikan kepribadian dan suasana
keletal. Koordinasi dan pengaturan kelompok otot tergantung dari tonus otot
dan aktivitas dari otot yang berlawanan, sinergis, dan otot yangmelawan
grafitasi. Tonus otot adalah suatu keadaan tergantung otot yang seimbang.
yang bergantian yang melalui kerja otot. Tonus otot mempeertahankan posisi
adalah rangka pendukung tubuh dan terdiri dari 4 tipe tulang yaitu panjang,
Tanda dan gejala mayor subjektif dari gngguan mobilitas fisik, yaitu
gejala mayor objektifnya, yaitu kekuatan otot menurun, dan rentan gerak
menurun.
Tanda dan gejala minor subyektif dari gangguan mobilitas fisik, yaitu
kaku, gerakan yang tidak terkoordinasi, gerakan terbatas, dan fisik lemah.
5. Komplikasi
Menurut Bakara D.N & Warsito s (2016) gangguan mobilitas fisik dapat
yang dapat terjadi adalah pembekuan darah yang mudah terbentuk pada kaki
dekubitus. Bagian yang biasa mengalami memar adalah pinggul, pantat, sendi
kaki dan tumit. Bila memar ini tidak dirawat akan menjati infeksi. Atrifi dan
kekakuan sendi juga menjadi salah satu komplikasi dari gangguan mobilitas
fisik. Hal ini disebabkan karena kurang gerak dan mobilisasi. Komplikasi
lainya, seperti disritmia, peningkatan tekanan intrakranial, kontraktur, gagal
6. Pemeriksaan diagnostik
a. Sinar X
hubungan tulang.
b. CT - scan
c. MRI
tulang, dll)
d. Pemeriksaan laoboratorium
lama,alkali pospate naik, creatinin dan SGOT naik pada kerusakan otot
7. Penatalaksanaan
b. Ambulasi dini
dilakukan dengan cara melatih posisi duduk ditempat tidur, turun dari
1. Pengkajian
a. Data demografi
tanggal pengkajian
b. Keluhan utama
PPNI, 2017)
f. Pemeriksaan fisik
normal pada tulang panjang atau gerakan pada titik selain sendi
pinggang berlebihan)
5) Mengkajicara berjalan
atau lebih dingin dai lainnya dan adanya edema. Sirkulasi parifer
2. Diagnosa keperawatan
3. Intervensi keperawatan
keperawatan Observasi:
Gelisah Kolaborasi :
kesadaran
meningkat
membantu meningkatkan
pergerakan
Fasilitasi melakukan
edukasi
Anjurkan melakukan
sistematis
Anjurkan melakukan
dini
hasil; Terapeuik
Edukasi
yang cukup
Anjurkan meningkatkan
4. Implementasi keperawatan
Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana untuk mencapai tujuan yang spesifik
yang ditujukan untuk membantu klien dalam hal mencegah penyakit, penangkatan
5. Evaluasi keperawatan
secara optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan yang dilakukan dengan
format SOAP.
DAFTAR PUSTAKA
Bare Brenda dan Smelzer susan C.(2011). keperawatan medikal bedah, edisi 8.
Jakarta: EGC
Potter & perry (2010). Undamental Keperawatan Buku 3 edisi 7. Jakarta: Salemba
Medika.
TIM POKJA SDKI DPP PPNI (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Definisi dan Indikator Diagnostik. Jakarta: Dewan pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
TIM POKJA SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
TIM POKJA SLKI DPP PPNI (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: Dewan pengurus Pusat