Anda di halaman 1dari 16

PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH II

OLEH

I KADEK ENAL MEGANTARA

NIM. P07120017035

3.1

KEMENTERIAN KESEHATAN R.I.


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR
JURUSAN KEPERAWATAN
DENPASAR
2020
1. Sebutkan komponen penyusun tulang
Sel : osteogenik, osteoblast, osteosit, osteoklast.
Matriks: organik (kolagen dan glikosaminoglikan)
Anorganik (kalsium fosfor membentuk hidroksi apatit)

2. Sebutkan jenis tulang berdasarkan bentuknya


Tulang panjang, tulang pendek, tulang pihpih, tulang iriguler, tulang sesamoid

3. Sebutkan jenis jenis persendia

Jenis – jenis persendian terbagi atas 3 yaitu, jenis persendian berdasarkan arah

geraknya, jenis persendian berdasarkan sifat, dan jenis persendian berdasarkan

strukturnya

a. Jenis – jenis sendi berdasarkan arah geraknya

1) Sendi engsel

2) Sendi peluru

3) Sendi putar

4) Sendi geser

5) Sendi pelana

b. Jenis – jenis sendi berdasarkan sifatnya

1) Synarthrosis atau sendi mati

2) Amphiarthrosis atau sendi kaku

3) Diarthrosis atau sendi gerak

c. Jenis – jenis sendi berdasarkan strukturnya

1) Sendi fibrosa

2) Sendi kartilaginusa

3) Sendi synovial
4. Uraikan fungsi tulang

Tulang merupakan alat gerak pasif pada manusia. Tulang tulang yang

menyusun rangka mempunyai struktur yang bermacam macam sesuai dengan

fungsinya. Tulang memiliki beberapa fungsi, antara lain sebagai berikut.

a. Menopang Tubuh

Sistem kerangka adalah sistem yang memberikan bentuk pada tubuh juga

menopang jaringan lunak dan sebagai titik perlekatan tendon dari sebagaian

besar otot.

b. Proteksi

Sistem kerangka melindungi sebagian besar organ dalam tubuh yang sangat

penting untuk berlangsungnya kehidupan, seperti otak, yang dilindung oleh

tulang cranial, vertebrae yang dilindungi sistem saraf dan tulang costa yang

melindungi jantung dan paru – paru.

c. Mendasari gerakan

Sebagian besar dari otot melekat pada tulang, dan ketika otot berkontraksi,

maka otot akan menarik tulang untuk melakukan pergerakan.

d. Homeostasis Mineral (penyimpanan dan pelepasan)

Jaringan tulang menyimpan beberapa mineral khususnya kalsium dan fosfat

yang berkontribusi untuk menguatkan tulang. Jaringan tulang menyimpan

99% dari kalsium dalam tubuh. Apabila diperlukan, kalsium akan dilepaskan

dari tulang ke dalam darah untuk menyeimbangkan krisis keseimbangan

mineral dan memenuhi kebutuhan bagian tubuh yang lain

e. Memproduksi sel darah


Sumsum tulang merah adalah tempat dibentuknya sel darah merah, beberapa

limfosit, sel darah putih granulosit dan trombosit

f. Penyimpanan Trigliserid

Sumsum tulang kuning sebagian besar terdiri dari sel adipose yang

menyimpan trigliserid.

5. Sebutkan jenis otot dan uraikan perbedaan masing-masing otot

a. Jenis – jenis otot pada manusia terbagi atas 3 yaitu otot lurik, otot polos,

dan otot jantung

1) Otot Lurik

Ciri – ciri otot lurik yaitu berbentuk silindris melekat pada rangka, mudah

lelah, bekerja dibawah kesadaran dan memiliki pigmen mioglobin. Cara kerja

otot lurik yaitu dengan menjalankan gerakan yang diperoleh dari sinyal

motorik dan sinyal tersebut berasal dari otak. Otot lurik yang juga disebut otot

rangka karena merupakan otot yang menempel di rangka tubuh manusia. Otot

lurik digunakan dalam pergerakan.

2) Otot Polos

Ciri – ciri otot polos yaitu memiliki waktu kontraksi antara 3 hingga 180 detik,

bentuknya seperti perahu dan berada di organ dalam, pergerakan otot ini cukup

lambat dan mudah lelah dan cara kerjanya tidak dipengaruhi oleh otak. Cara

kerja otot polos tidak sama dengan cara kerja otot lurik, dimana otot polos

bekerja dibawah rasa tidak sadar. Otot polos dipengaruhi oleh sistem saraf yang

tidak sadar ataupun saraf otonom. Otot polos ini biasanya terdapat di bagian

usus, saluran kemih dan saluran peredaran darah.


3) Otot Jantung

Ciri – ciri otot jantung merupakan gabungan dari cara kerja otot rangka dan

otot polos. Dimana otot jantung bekerja secara terus menerus tanpa henti

ataupun istirahat. Otot jantung berbentuk silindris, terletak di jantung dan

memiliki percabangan yaitu disebut sinsitium. Selain itu, otot ini memiliki 1

inti sel yang terletak di tengah, bekerja tanpa berhenti dan terus menerus tanpa

kesadaran manusia.

6. Sebutkan jenis kelainan pada sistem muskuluskeletal

a. Tendinitis (peradangan pada tendon)

b. Cerpal Tunnel Syndrome (mati rasa atau kesemutan)

c. Osteoarthritis (peradangan pada sendi)

d. Rheumatoid arthritis (gangguan imflamasi kronis yang mempengaruhi

banyak sendi)

e. Fibromyalgia (nyeri pada tulang dan otot yang menjalar ke bagian dalam

tubuh)

f. Fraktur (patah tulang)

g. Osteoporosis (pengeroposan tulang)

h. Kelainan tulang belakang : Lordosis, Kifosis, Skoliosis

i. Rakitis (tulang kekurangan mineral atau Vit D sehingga lemah dan lunak)

j. Osteomalcia (derajat kekurangan Vit D sudah sangat parah sehingga

tulang tidak berkembang dan menjadi lemah)

k. Osteomielitis (infeksi pada tulang)


7. Uraikan pengkajia spesifik pada gangguan sistem muskuluskeletal (anamnesa,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan diagnostic)
a. Anamnesa
1. Keluhan Utama (PQRST)
2. Riwayat Kesehatan
a) Identitas klien
b) Riwayat penyakit sekarang
c) Riwayat penyakit dahulu
d) Riwayat penyakit keluarga
e) Pengkajian psikosial spiritual
f) Kemampuan koping
g) Pengkajian sosioekonomispiritual
b. Pemeriksaan Fisik
1. Mengkaji skelet tubuh
Skelet tubuh dikaji mengenai adanya deformitas dan kesejajaran.
Pertumbhan tulang yang abnormal akibat tumor tulang dapat dijumpai.
Pemendekan ekstremitas, amputasi, dan bagian tubuh yang tidak dalam
kesejajaran anatomis harus dicatat. Angulasi abnormal pada tulang panjang
atau gerakan pada titik selain sendi biasanya menunjukkan adanya patah
tulang. Bisa terabakrepitus (suara berderik) pada titik gerakan abnormal.
Gerakan fragmen tulang harus diminimalkan untuk mencegah cedera lebih
lanjut
2. Mengkaji tulang belakang
Kurvatura normal tulang belakang biasanya konveks pada bagian dada dan
konkaf sepanjang leher dan pinggang. Deformitas tulang belakang yang
sering terjadi yang perlu diperhatikan meliputi scoliosis (deviasi kurvatura
lateral tulang belakang), kifosis (kenaikan kurvatura tulang belakang bagian
dada), dan lordosis (membebek, kurvatura tulang belakang bagian pinggang
yang berlebihan).
3. Mengkaji sistem persendian
Sistem persendian dievaluasi dengan memeriksa luas gerakan, deformitas,
stabilitas, dan adanya benjolan.
4. Mengkaji sistem otot
Sistem otot dikaji dengan memperhatikan kemampuan mengubah posisi,
kekuatan otot dan koordinasi, dan ukuran masing-masing otot. Kelemahan
otot sekelompok otot menunjukkan berbagai macam kondisi seperti
polineuropati, gangguan elektrolit (khususnya kalsium dan kalium),
miastenia gravis, poliomyelitis, dan distrofi otot. Kekuatan otot dapat
diperkirakan dengan menyuruh pasien menggerakan beberapa tugas dengan
atau tanpa tahanan.
5. Mengkaji cara berjalan
Cara berjalan dikaji dengan meminta pasien berjalan dari tempat pemeriksa
sampai bberapa jauh. Pemeriksa memperhatikan cara berjalan mengenai
kehalusan dan iramanya. Setiap adanya gerkan yang tidak teratur dan
ireguler (biasanya trlihat pada pasien lansia) dianggap tidak normal.
6. Mengkaji kulit dan sirkulasi perifer
Pengkajian dapat dilakukan dengan melakukan inspeksi kulit dan
melakukan pengkajian sirkulasi perifer. Palpasi kulit dapat menunjukkan
adanya suhu yang lebih panas atau lebih dingin dari lainnyadan adanya
edema. Sirkulasi perifer dievaluasi dengan menkaji denyut perifer, warna,
suhu dan waktu pengisian kapiler.
c. Pemeriksaan Diagnostik
1. Sinar-X
2. Computed tomography (CT Scan)
3. Magnetic resonance imaging (MRI)
4. Angiografi
5. Digital subtraction angiography (DSA)
6. Venogram
7. Mielografi
8. Diskografi
9. Artrografi
10. Biopsi

8. Tuliskan 5 diganosa keperawatan pada gangguan sistem muskuluskeletal


a. Gangguan mobilitas fisik b/d kerusakan integritas struktur tulang,

penurunan kedali otot, penurunan massa otot, penurunan kekuatan otot,

kekakuan sendi, kontraktur, gangguan musculoskeletal d/d mengeluh sulit

menggerakkan ekstremitas, kekuatan otot menurun, rentang gerak (ROM)

menurun, nyeri saat bergerak, sendi kaku, gerakan terbatas, fisik lemah

b. Nyeri akut b/d agen pencedera fisik d/d mengeluh nyeri, tampak meringis,

gelisah, bersikap protektif (mis. waspada, posisi menghindari nyeri)

c. Gangguan citra tubuh b/d perubahan struktur/bentuk tubuh d/d

mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh, fungsi/struktur tubuh

berubah/hilang

d. Defisit perawatan diri b/d gangguan musculoskeletal d/d menolak

melakukan perawatan diri

e. Defisit pengetahuan tentang manajemen penyakit b/d kurang terpapar

informasi d/d menanyakan masalah yang di hadapi, menunjukan perilaku

tidak sesuai aanjuran, menunjukkan persepsi yang keliru terhadap masalah

9. Tuliskan Intervensi utama untuk pemenuhan kebutuhan ambulansi

Intervensi utama untuk pemenuhan kebutuhan ambulansi :

a. Ajarkan cara dan lakukan latihan dengan pasien,

1) Duduk di tepi tempat tidur

2) Berpindah dari tempat tidur ke kursi

3) Membantu berjalan

4) Berpindah dari tempat tidur ke brancard

5) Melatih berjalan dengan menggunakan alat bantu jalan


10. Tuliskan SOP latihan mengunakan Kruc, Tripord, pemasangan traksi, dan
pemsangan spalk
A. Pemasangan Spalk/Bidai
1. Pengertian

Pengertian pemasangan bidai adalah suatu tindakan untuk mengatasi atau


membantu pasien yang mengalami patah tulang sehingga terjadi pergerakan
atau pergeseran sehingga pasien tidak merasa sakit

2. Tujuan
a. Mencegah pergerakan tulang yang patah
b. Mengistirahatkan tulang yang patah

3. Alat dan bahan

a. Spalk / bidai sesuai ukuran


b. Kasa balutan panjangn
c. Gunting
d. Plester
e. Sarung tangan

4. Prosedur atau langkah langkah

a. Menyapa pasien/keluarga
b. Identifikasi pasien
c. Informed consent
d. Menyiapkan alat-alat dan mendekatkannya ke pasien
e. Mengatur posisi pasien
f. Cuci tangan dan memakai sarung tangan
g. Petugas I mengangkat daerah yang akan dipasang bidai
h. Petugas II meletakkan bidai melewati persendian anggota gerak
i. Jumlah dan ukuran bidai yang dipakai disesuikan dengan lokasi patah tulang
j. Petugas I mempertahankan posisi sementara petugas II mengikat bidai
k. Menayakan respon pasien dan merapikan pasien
l. Membereskan alat alat
m. Buka sarung tangan dan cuci tangan
n. Dokumentasi

B. SOP TEKNIK PENGGUNAAN KRUK

PENGERTIAN Tongkat atau alat bantu untuk berjalan, biasanya digunakan secara
berpasangan yang diciptakan untuk mengatur keseimbangan pada
saat berjalan
TUJUAN 1. Meningkatkan kekuatan otot, penggerak sendi dan kemampuan
mobilisasi
2. Menurunkan resiko komplikasi dari mobilisasi
3. Menurunkan ketergantungan pasien dan orang lain
4. Meningkatkan rasa percaya diri pasien
KEBIJAKAN 1. Pasien dengan fraktur ekstremitas bawah
2. Pasien dengan postop amputasi ekstremitas bawah
3. Pasien dengan kelemahan kaki atau post stroke
PERALATAN Kruk

PROSEDUR 1. Tahap pra interaksi


PELAKSANAA a. Melakukan verivikasi data sebelumnya
N b. Mencuci tangan
c. Mendekatkan alat di dekat pasien dengan benar
2. Tahap orientasi
a) Memberikan salam sebagai pendekatan terapeutik
b) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan kepada
keluarga atau pasien
c) Menanyakan kesiapan pasien
C. 3. Tahap kerja
1) Teknik berjalan dengan kruk
a. Langkah I, dengan kruk tetap di tempatnya, tekanan
tempat di tangan anda
b. Langkah II, pindahkan kaki dioperasikan dan kedua
kruk maju pada saat yang sama
c. Langkah III, mencari dan lurus ke depan, langkah
pertama dengan kaki dioperasikan diikuti oleh kaki anda
acreage
2) Teknik turun tangga
a. Pindahkan berat badan pada kaki yang tidak sakit
b. Letakkan kruk pada anak tangga dan mulai
memindahkan berat badan pada kruk
c. Gerakkan kaki yang sakit ke depan
d. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak angga dengan
kruk
3) Teknik naik tangga
a. Pindahkan berat badan pada kruk
b. Julurkan tungkai yang tidak sakitantara kruk dari anak
tangga
c. Pindahkan berat badan dari kruk ke tungkai yang tidak
sakit
d. Luruskan kaki yang tidak sakit pada anak tangga dengan
kruk
4) Teknik duduk
a. Klien diposisi pada tengah depan kursi dengan aspek
posterior kaki menyentuh kursi
b. Memberi metode yang aman untuk duduk dan bangun dari
kursi
c. Klien memegang kruk dengan tangan berlawanan dengan
tungkai yang sakit
d. Bila kedua tungkai sakit, kruk ditahan, pegang pada tangan
klien yang lebih kuat
5) Teknik naik kendaraan
a. Tubuh dirapatkan ke mobil, kemudian pegang bagian atas
pint, bokong diangkat kemudian naikkan kaki yang sakit

D. 4. Tahap terminasi
a. Memberi kesempatan untuk bertanya
b. Menyampaikan rencana tindak lanjut
c. Berpamitan dengan klien
d. Cuci tangan
C. SOP Pengunaan Tripod

PENGERTIAN Tongkat piramida kaki tiga disebut dengan tripod


digunakan untuk alat bantu jalan. Terbuat dari bahan
saitlesteel yang kuat, namun ringan.
TUJUAN Untuk menjegah slip atau tergelincir di lantai setiap
kaki dilapisi dengan bantalan karet
PROSEDUR 1. Tahan Pra Interaksi
PELAKSAAN a. Melakukan verifikasi data sebelumny
abila ada
b. Mencuci tangan
c. Menempatkan alat didekat pasien
dengan
2. Tahap Orientasi
a. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
b. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
pada klien dan keluarga
c. Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien
sebelum kegiatan dilakukan
3. Tahap Kerja
a. Atur posisi duduk klien berada ditepi tempat
tidur dengan tungkai kebawah tempat tidur
b. Letakkan tongkat kaki di samping tangan
klien
c. Pegang bagian tengahnya dengan telapak
tangan pstikan tripod terpegang dengan baik
dan sejajar dengan tubuh
d. Angkat atau fleksikan bagian kakai yang
sakit
e. Bantu klien untuk berdiri dengan di topang
oleh tripod
f. Latih klien untuk berjalan dengan cara
mengangkat tripod ke depan terlebih dahulu
kemudian di ikuti dengan mengangkat bagian
kaki dengan ditopang oleh tripod
mengunakan kekuatan lengan
g. Saat mengangkat tripot pastikan bahwa
topangan tripot berada pada posisi yang
benar
h. Awasi setiap pergerakan klien, hindari
terjadinya cedera atau jatuh
4. Tahap Terminasi
a. Mengevaluasi hasil tindakan
b. Berpamitan dengan pasien
c. Membereskan dan mengembalikan alat ke
tempat semula
d. Mencuci tangan
e. Mencatat kegiatan dalam lembaran catatan
keperawatan

D. SOP Pemasangan Traksi

PENGERTIAN Pemasangan traksi adalah pengunaan suatu tarikan


(pada kepala, badan atau anggota gerak) dalam dua
arah, yaitu tarikan traksi (traction) dan tarikan yang
melawan traksi (counteraction) untuk tujuan
terapeutik.
TUJUAN 1. Mengimobilisasi fraktur
2. Mengurangi fraktur, dislokasi dan
memelihara ligament
3. Mengembalikan panjang dana ligament
tulang ke adaan normal
4. Menurnkan spasme otot dan mengurangi atau
menghilangkan nyeri
5. Memperbaiki, menghilangkan atau mencegah
deformitas
6. Meningkatkan istrirahat pada bagian yang
cidera
7. Meningkatkan exercise atau kebebasan
beraktifitas di tepat tidur

INDIKASI
1. Fraktur dan dilokasi Hip
2. Imobilisasi mencegah fraktur patologis
3. Imobilisasi tindakan operasi
4. Mecegah deformitas akibat imbalance
neuromuskuler
PERSIAPAN 1. Pastikan identitas klien yang akan dilakukan
PASIEN tindakan
2. Jelaskan kepada pasien dan keluarga pasien
mengnai tindakan yang akan dilakukan

PROSEDUR 1. Mencuci tangan


2. Memakai handscoon
3. Mengatur posisi pasien supinasi
4. Bila ada luka dirawat dan ditutup kassa
5. Bila banyak rambut k/p di cukur
6. Beri tanda batas pemasangan plester gips
mengunakan bolpoint
7. k/p beri balsam perekat
8. Ambil skintraksi kit lalu rekatkan plester gips
pada bagian medial dan lateral kaki secara
simetris dengan tetap menjaga immobilisasi
fraktur
9. Pasang katrol lurus dengan kaki bagian
fraktur
10. Masukkan tali pada pulley katrol
11. Sambungkan tali pada beban (1/7 BB=
maksimal 5 kg
12. k/p pasang bantalan contertraksi atau bantal
penyangga kaki
13. Atur posisi pasien nyaman dan rapikan
14. Beritahu pasien bahwa tidakan sudah selesai
dan pesankan untuk memanggil perawat bila
ada keluhan
TAHAP 1. Melakukan evaluasi tidakan
TERMINASI 2. Beri reinforcement positif pada klien
3. Mengakhiri hubungan dengan baik
4. Bereskan alat dan cuci tangan
EVALUASI 1. Mengavaluasi status neurovaskuler
2. Tanda tanda terjadinya kompartemen sindrom
3. Respon pasien

Anda mungkin juga menyukai