Anda di halaman 1dari 11

RANGKUMAN KMB III

SISTEM MUSKULOSKELETAL

Nama : Masayu Laela Nur Fitria

Kelas : A2

Tingkat/ Semester : 3/5

1. ANATOMI FISIOLOGI
A. Otot
Semua sel-sel otot mempunyai kekhususan yaitu untuk berkontraksi. Terdapat lebih
dari600 buah otot pada tubuh manusia. Sebagian besar otot-otot tersebut dilekatkan pada
tulangtulang kerangka tubuh oleh tendon, dan sebagian kecil ada yang melekat di bawah
permukaankulit. Sistem muskuler terdiri dari otot, tendon dan ligamen.

Ciri-ciri Sistem Muskuler


Sistem muskuler memiliki ciri-ciri sebagai berikut.
1) Kontrakstilitas. Serabut otot berkontraksi dan menegang, yang dapat atau tidak
melibatkan pemendekan otot.
2) Eksitabilitas. Serabut otot akan merespons dengan kuat jika distimulasi oleh
impulssaraf.
3) Ekstensibilitas. Serabut otot memiliki kemampuan untuk menegang melebihi
panjangotot saat rileks.
4) Elastisitas. Serabut otot dapat kembali ke ukuran semula setelah berkontraksi
ataumeregang.

Jenis-jenis Otot
1. Otot Rangka
Otot rangka memperlihatkan semua otot-otot yang garis tengahnya berkisar
antara 10 sampai 80 mikron. Sebagian besar otot tubuh ini melekat pada kerangka
dapat bergerak secara aktif, sehingga dapat menggerakkan bagian-bagian kerangka
dalam suatu letak yang tertentu.
Sifat otot rangka ini, yaitu :
a. Antagonis dan sinergis
b. Terdapat banyak inti sel yang berlokasi ditepi
c. Sel berbentuk memanjang-myofibril
d. Gerakannya diatur kesadarannya
e. Kumpulan serabut dibungkus oleh fasia propia, sedangkan otot dibungkus oleh
selaput fasia.
2. Otot Polos
Otot polos merupakan otot tidak berlurik dan involunter. Jenis otot ini dapat ditemukan
pada dinding berongga seperti kandung kemih dan uterus, serta pada dinding tuba seperti
pada sistem respiratorik, pencernaan, reproduksi, urinarius, dan sistem sirkulasi
darah.Serabut otot berbentuk spindel dengan nukleus sentral. Serabut ini berukuran kecil,
berkisar antara 20 mikron (melapisi pembuluh darah) sampai 0,5 mm pada uterus wanita
hamil. Kontraksinya kuat dan lamban. Struktur mikroskopis otot polos adalah
sarcoplasmanya terdiri dari myofibril yang disusun oleh myofilamen-myofilamen. Ada
dua kategori otot polos berdasarkan cara serabut otot distimulasi untuk berkontraksi,
yaitu sebagai berikut:
a) Otot polos unit ganda ditemukan pada dinding pembuluh darah besar, pada jalan
udara besar traktus respiratorik, pada otot mata yang memfokuskan lensa dan
menyesuaikan ukuran pupil dan pada otot erektor vili rambut.
b) Otot polos unit tunggal (viseral) ditemukan tersusun dalam lapisan dinding organ
berongga atau visera. Semua serabut dalam lapisan mampu berkontraksi sebagai satu
unit tunggal. Otot ini dapat bereksitasi sendiri atau miogenik dan tidak memerlukan
stimulasi saraf eksternal untuk hasil dari aktivitas listrik spontan.
3. Otot Jantung
otot jantung merupakan otot lurik, yang disebut juga otot serat lintang
involunter. Karakteristik otot ini hanya terdapat pada jantung. Otot jantung mempunyai
sifat bekerja terus-menerus setiap saat tanpa henti, tapi otot jantung juga mempunyai
masa istirahat, yaitu setiap kali berdenyut. Struktur mikroskopis otot jantung mirip
dengan otot skelet. Memilki banyak inti sel yang terletak di tepi agak ke tengah. Panjang
sel berkisar antara 85-100 mikron dan diameternya sekitar 15 mikron.
Berdasarkan gerakannya otot dibedakan menjadi beberapa bagian , yaitu:
a. Otot Sinergis, yaitu otot yang dalam pekerjaannya bekerja secara bersama-sama yaitu
cara kerja dari dua otot atau lebih yang sama-sama berkontraksi dan sama-sama
berelaksasi.
b. Otot Antagonis, yaitu otot yang dalam pekerjaannya sebagai berlawanan, jadi yang
satu berkontraksi dan yang lain berelaksasi.
Mekanisme kerja otot
Berikut ini beberapa mekanisme kerja otot.
1. Fleksor (bengkok) >< Ekstentor (meluruskan).
2. Supinasi(menengadah) >< Pronasi (tertelungkup).
3. Defresor(menurunkan) >< Lepator (menaikkan).
4. Sinergis (searah) >< Antagonis (berlawanan).
5. Dilatator(melebarkan) >< Konstriktor (menyempitkan).
6. Adduktor(dekat) >< Abduktor (jauh).

B. Tulang
Sistem rangka adalah bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi, dan tulang rawan
(kartilago) sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk
mempertahankan sikap dan posisi. Tulang sebagai alat gerak pasif karena hanya
mengikutikendali otot. Akan tetapi tulang tetap mempunyai peranan penting karena
gerak tidak akanterjadi tanpa tulang. Tubuh kita memiliki 206 tulang yang membentuk
rangka. Salah satubagian terpenting dari sistem rangka adalah tulang belakang. Fungsi
dari system skeletal/rangka adalah:
a. Penyangga berdirinya tubuh, tempat melekatnya ligamen- ligamen, otot, jaringan
lunakdan organ. Membentuk kerangka yang berfungsi untuk menyangga tubuh dan
otot-ototyang melekat pada tulang.
b. Penyimpanan mineral (kalsium dan fosfat) dan lipid (yellow marrow) atau
hemopoesis.
c. Produksi sel darah (red marrow).
d. Pelindung yaitu membentuk rongga melindungi organ yang halus dan lunak, serta
memproteksi organ-organ internal dari trauma mekanis.
e. Penggerak yaitu dapat mengubah arah dan kekuatan otot rangka saat bergerak
karenaadanya persendian.

Klasifikasi Tulang
Klasifikasi tulang dibagi berdasarkan : letak, struktur dan bentuk.
Berdasarkan letak :
1) Axial skeleton
a) Tulang kepala
b) Tulang belakang dan pinggul 26 buah
c) Kerangka dada 25 buah
2) Appendicular skeletal/ rangka pendukung gerak
a) Ekstremitas atas terdiri dari 64 buah
b) Ekstremitas bawah terdiri dari 62 buah
Berdasarkan struktur :
1) Pars cartilaginosa
2) Pars ossea
a) periostenum, terdiri dari : osteoprogenitor, osteoblast.
b) endosteum, terdiri dari : osteoblast, osteoclast.
c) substantia compacta
d) substantia spongiosa (trabecularis)
Berdasarkan bentuk :
1) os longa (tulang panjang)
2) os brevia (tulang pendek)
3) os plana (tulang gepeng/pipih)
4) os irregular (tulang tak beraturan)
5) os pneumatic (tulang berongga udara)
C. Sendi
Sendi adalah tempat dimana dua tulang atau lebih saling berhubungan, dimana di
antara tulang-tulang ini dapat terjadi pergerakan atau tidak. Dengan adanya sendi
membantu mempermudah gerakan . sendi yang menyusun kerangka manusia terdapat di
beberapa tempat. Terdapat tiga jenis hubungan antar tulang, yaitu:
a. Sinartrosis (Suture) disebut juga dengan sendi mati, yaitu hubungan antara dua
tulang yang tidak dapat digerakkan sama sekali, strukturnya terdiri atas fibrosa.
Artikulasi initidak memiliki celah sendi dan dihubungkan dengan jaringan serabut.
Dijumpai padahubungan tulang pada tulang-tulang tengkorak yang disebut
sutura/suture.
b. Amfiartosis disebut juga dengan sendi kaku, yaitu hubungan antara dua tulang
yangdapat digerakkan secara terbatas. Artikulasi ini dihubungkan dengan kartilago.
Dijumpaipada hubungan ruas-ruas tulang belakang, tulang rusuk dengan tulang
belakang.
Diartosis disebut juga dengan sendi hidup, yaitu hubungan antara dua tulang yang
dapatdigerakkan secara leluasa atau tidak terbatas, terdiri dari struktur synovial.
Untukmelindungi bagian ujung-ujung tulang sendi, di daerah persendian terdapat rongga
yangberisi minyak sendi/cairan synovial yang berfungsi sebagai pelumas sendi.Macam-
macam sendi gerak :
a. Sendi peluru
b. Sendi engsel
c. Sendi putar
d. Sendi pelana
e. Sendi Luncur

Macam-macam Sendi
Berdasarkan strukturnya
a. Fibrosa : hubungan antar sendi oleh jaringan fibrosa
b. Kartilago/ tulang rawan : ruang antar sendinya berikatan dengan tulang rawan
c. Synovial : ada ruang sendi dan ligament untuk mempertahankan persendian
Jenis-jenis sendi synovial :
Menurut susunan, permukaan dan pergerakan yang mungkin dilakukan, sendi ini
terbagi:
a) Sendi Plana = Datar
b) Sendi Engsel = Ginglimus = Hingo Joint
c) Sendi Condyloidea
d) Sendi Elipsoidea
e) Sendi Pasak/Sendi Kisar=pivot art. = rotary art
f) Sendi Pelana = Art. Sellaris = saddle – shaplo
g) Sendi Peluru = ball and socket = art. Globoidea

2. PEMERIKSAAN FISIK
A. Otot
a. Inspeksi
Ukuran otot, contoh : otot lengan, paha bandingkan dengan sisi yang lain apakah ada
atropi dan hipertropi.
Ukur keduanya dengan meteran
Apakah ada mal posisi pada tubuh, apakah ada tremor dan spastik
b. Palpasi
Suhu kulit apakah panas, dingin dari biasanya
Apakah denyutan arteri teraba atau tidak
Jaringan lunak ; adanya spasme otot, atrofi otot, adanya tumor
Nyeri tekan : lokasi nyeri
c. Pergerakan
Nilai kekuatan otot dengan 5 tingkatan
1. Adalah absen tidak ada gerakan (para lisis total)
2. Kontraksi otot, gerakan tidak ada
3. Otot hanya mampu menggerakkan persendian, tidak dapat melawan grafitasi
4. Dapat menggerakkan sendi, otot dan melawan grafitasi tidak kuat terhadap
tekanan
5. Dapat menggerakkan sendi & otot serta dapat melawan grafitasi dan sedikit
tahanan
6. Kekuatan otot normal
B. Tulang
a. Inspeksi
Amati bentuk tulang, apakah ada deformitas
Cara berjalan, membungkuk dan berdiri
b. Palpasi : apakah ada benjolan, nyeri dan krepitasi, edema
c. Pergerakan : perhatikan gerakan aktif dan pasif
C. Sendi
a. Inspeksi : apakah ada pembengkakan, panas dan nyeri
b. Palpasi : apakah ada edema, nyeri, krepitasi dan adanya nodul
c. Pergerakan : kaji rentang gerak (ROM)

Pemeriksaan Neurologi

Fungsi motorik: pemeriksaan otot dengan menggerakkan sendi untuk mengetahui sendi
untuk mengetahui adanya spastik atau kelemahan otot.

Fungsi sensorik: untuk melihat adanya kelainan sensabilitas seperti hipoastesi hiperastesi dan
anastesi.

1. Sensasi
a. Sentuhan ringan :
a) Alat yang digunakan adalah kapas
b) Mata pasien harus dipejamkan
b. Nyeri supervisial
a) Alat yang digunakan ujungnya tajam
b) Tutup mata pasien
c) Bandingkan dengan yang diatas fraktur
d) Pasien dianjurkan menjawab ya apabila merasakan benda tajam
c. Sensasi posisi
a) Pegang jari pasien
b) Pasien diajurkan menutup mata
c) Gerakan ibu jari, taanyakan posisinya kearah mana
d. Getaran
a) Alat yang digunakan adalah garpu tala
b) Pasien mata dipejamkan
c) Getarkan garpu tala dan tempelkan dimaleulus medialis, biakan sampai getaran
berhenti
Reflex
a. Reflex trisep (C6, C7 dan C8)
b. Reflex bisep 9 C5 dan C^)
c. Reflex brachio radialis ( C5, C6)
d. Reflexpatella( L2, L3, L4)
e. Reflex achiles ( S1 dan S2)

3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. CT Scan (Computed Tomografi Scan)
Menunjukkan rincian bidang tertentu dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak
atau cedera ligamen atau tendon. CT Scan digunakan untuk mengindentifikasi lokasi dan
panjangnya patah tulang di daerah yang sulit dievaluasi, seperti asetabulum.
B. Biopsi
Untuk menentukan struktur dan komposisi tulang, otot, dan sinovium serta untuk
membantu menentukan penyakit tertentu.
C. MRI (Magnetic Resonance Imaging)
Teknik pencitraan khusus, non invasif yang menggunakan medan magnet, gelombang
radio, dan komputer untuk memperlihatkan abnormalitas, misal tumor atau penyempitan
jaringan lunak. Klien yang mengenakan implant logam atau pacemaker tidak bias
menjalani pemeriksaan ini. Perhiasaan harus dilepas, klien yang klaustrofobia biasanya
tidak mampu menghadapi ruangan tertutup tanpa penenang.
D. Sinar –X
Menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi dan perubahan hubungan tulang.
Sinar-X multipel diperlukan untuk pengkajian paripurna struktur yang sedang diperiksa.
Sinar-X korteks tulang dapat menunjukkan adanya pelebaran, penyempitan dan
tandairegularitas. Sinar – X sendi dapat menunjukkan adanya cairan, iregularitas,
penyempitan, dan perubahan struktur sendi
E. Digital Substraction Angiography (DSA)
Menggunakan teknologi komputer untuk menggambarkan sistem arteri melalui
kateter vena. Sedangkan, venogram adalah pemeriksaan system vena yang sering
digunakan untuk mendeteksi adanya thrombosis vena dalam.
F. Angiografi
Pemeriksaan sisitem arteri. Suatu bahan kontras radiopaque diinjeksikan ke dalam
arteri tertentu, dan diambil foto sinar-X serial sistem arteri yang dipasok oleh arteri
tersebut. Pemeriksaan ini sangat baik untuk mengkaji perfusi arteri dan bisa digunakan
untuk indikasi tindakan amputasi yang akan dilaksanakan.
G. Arthrogafi
Penyuntikkan bahan radiopaque atau udara ke dalam rongga sendi untuk melihat
struktur jaringan lunak dan kontur sendi. Sendi diletakkan dalam kisaran pergerakannya
sementara diambil gambar sinar-X serial. Pemeriksaan ini sangat berguna untuk
mengidentifikasi adanya robekan akut atau kronik kapsul sendi atau ligamen penyangga
lutut, bahu, tumit, pinggul dan pergelangan tangan. Bila terdapat robekan bahan kontras
akan mengalami kebocoran keluar sendi dan akan terlihat dengan sinar-X.
H. Arthroskopi
Merupakan prosedur endoskopi yang memungkinkan pandangan langsung ke dalam
sendi.
I. Mielografi
Suatu pemeriksaan dengan menyuntikkan bahan kontras ke dalam rongga
subarachnoid spinalis lumbal, dilakukan untuk melihat adanya herniasi diskus, stenosis
spinal (penyempitan kanalis spinalis) atau adanya tumor. Sementara,
J. Arthrosentesis (Aspirasi Sendi)
Pemeriksaan ini sangat berguna untuk mendiagnosis reumatoid artritis dan atrofi
inflamasi, serta hemartrosis (perdarahan di rongga sendi) yang mengarah pada trauma
atau kecenderungan perdarahan.
K. Elektromiografi
Memberi informasi mengenai potensial listrik otot dan saraf yang menyarafi.
Tujuannya adalah menentukan abnormalitas fungsi unit motor end.
L. Skintigrafi Tulang (Pemindai Tulang)
Menggambarkan derajat sejauh mana matriks tulang “mengambil” isotop radioaktif
khusus tulang yang diinjeksikan ke dalam sistem tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Pearce, E.A. 2001. Anatomi dan fisiologi untuk para medis. Jakarta: Gramedia

Setiadi. 2016. Dasar-Dasar Anatomi dan Fisiologi Manusia. Yogyakarta : Indomedia Pustaka

Brunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Lukman, Ningsih Nurna. 2009. Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta : Salemba Medika

Syaifuddin. 2011. Anatomi & fisiologi : Kurikulum Berbasis Kopetensi untuk Keperawatan dan
Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai