Anda di halaman 1dari 15

UTS

ANATOMI

DOSEN PENGAMPU :

Anggel Hardi Yanto, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh :
Nama : Yusri Mas'ul
Nim : A1H121183

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA DAN KESEHATAN


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2023
A. Jelaskan Bagaimana Mekanisme Kontraksi Otot!

Tubuh manusia terdiri berbagai macam jaringan otot yang menyusun anatomi
tulang dan organ. Mekanisme kontraksi otot sebenarnya merupakan bagian dari
mekanisme kerja otot. Otot-otot berkontraksi dan melemas untuk dapat menggerakan
tubuh.

Kontraksi otot ini dapat berupa pengencangan, pemendekan, atau pemanjangan


otot. Contohnya, ketika Anda memegang atau mengambil sesuatu, ada otot yang
memendek sehingga Anda bisa melakukan gerakan menggenggam.Setiap proses
kontraksi dan pelemasan yang timbul adalah respon dari sistem saraf.

Mengutip Visible Body, urutan mekanisme kontraksi otot yang benar dapat
dijabarkan menjadi beberapa tahapan, yaitu:

1. Sinyal dari sistem saraf

Mekanisme kontraksi otot dimulai ketika adanya sinyal dari sistem saraf yang
dikirim ke sel-sel dalam otot (sistem muskular). Sinyal ini adalah respons yang
diperintahkan otak ketika hendak melakukan sesuatu yang memerlukan gerakan otot.
Sinyal tersebut berjalan melalui neuron motorik hingga neuromuskular.

2. Reaksi kimia dalam otot

Otot mengandung serat-serat yang disebut dengan myosin..Saat sinyal dari


sistem saraf sampai di sambungan neuromuskular, saraf motorik akan mengeluarkan
zat kimia yang disebut dengan asetilkolin. Zat ini akan berikatan dengan reseptor di
luar serat otot dan terjadilah reaksi kimia di dalam otot.

Tergantung dari aktivitas yang akan dilakukan, serat-serat myosin akan


mengencang, memendek, mengendur, atau meregang.Reaksi kimia tersebut memicu
keluarnya kalsium dalam otot dan merangsang kinerja senyawa aktin (tipis) dan
myosin (tebal). Nantinya, akan membagun struktur jembatan silang.
Jadi, peranan kalsium dalam kontraksi otot adalah untuk mengikat troponin
(kelompok protein) dan mengubah bentuknya. Selama kontraksi otot berlangsung,
akan terjadi pengurangan karbohidrat yang menjadi sumber energi.

3. Melemasnya otot

Saat sinyal dari sistem saraf sudah berhenti, reaksi kimia dalam otot akan
kembali seperti semula dan membuat otot memanjang atau melemas. Ini
membalikkan mekanisme kontraksi otot.

Mekanisme Kerja Otot Berdasarkan Jenisnya

Terdapat tiga jenis otot di dalam tubuh manusia. Masing-masingnya mengalami


mekanisme kerja otot yang berbeda-beda.

1. Otot lurik

Otot lurik atau otot rangka adalah otot yang bisa dikendalikan secara sadar
dan merupakan otot yang berfungsi untuk bergerak. Otot ini menempel pada tulang
dan diikat dengan jaringan keras yang dikenal sebagai tendon. Saat mekanisme otot
lurik berkontraksi, tendon ikut bergerak dan menggerakan tulang.

2. Otot polos

Berbeda dengan otot lurik, otot polos adalah otot yang tidak bisa digerakkan
secara sadar. Otot polos dapat ditemukan di organ-organ tubuh, seperti organ
pencernaan.

Mekanisme kontraksi otot polos bekerja secara otomatis, sehingga tidak dapat
diatur dan bekerja secara bertahap dibandingkan dengan otot lurik. Sebagai contoh,
pergerakan otot pencernaan lebih pelan dan teratur saat makanan masuk ke organ
sistem pencernaan daripada pergerakan otot tangan yang cepat.

3. Otot jantung

Otot jantung berbeda dengan otot lurik ataupun polos. Meskipun serupa
dengan otot polos, Anda tidak dapat mengendalikan otot jantung secara sadar.
Mekanisme kontraksinya membuat otot jantung mampu memompa darah ke seluruh
tubuh dan mengubah kecepatan mekanisme kerja otot sesuai dengan kebutuhan
tubuh.

Contohnya, otot jantung akan memompa lebih pelan ketika beristirahat dan
memompa lebih cepat ketika Anda sedang beraktivitas.

B. Jelaskan Mekanisme Terjadinyaa Kram!


1. Saraf motorik bekerja menghantarkan potensial aksi menuju ke ujung
serabut otot.
2. Ujung – ujung saraf kemudian akan menyekresi neurotransmitter
acetylcholine.
3. acetylcholine di membran serabut otot berperan membuka “ gerbang
acetylcholine “ yaitu kanal – kanal yang berfungsi sebagai gerbang
membran serabut otot. Proses pembukaan kanal – kanal oleh acetylcholine
dilakukan dengan bantuan protein – protein pada membran.
4. Setelah kanal – kanal terbuka akan menyebabkan terjadinya proses difusi
ion natrium ke dalam membran serabut otot. Proses ini akan
memunculkan potensial aksi di membran.
5. Melalui mekanisme penghantaran yang sama seperti di serabut otot,
potensial aksi berjalan pada sepanjang membrane otot.
6. Proses selanjutnya akan terjadi depolarisasi pada membrane otot yang
disebabkan oleh aliran listrik dalam jumlah banyak yang di timbulkan
oleh potensial aksi. Efek selanjutny adalah pelepasan ion kalsium dalam
jumlah banyak oleh retikulum sarkoplasma.
7. Filamen aktin dan miosin akan saling menarik dikarenakan oleh ion – ion
kalsium sehingga akan terjadi pergeseran pada kedua filament tersebut
dan Menimbulkan proses kontraksi.
8. Selama kurang dari satu detik, membrane Ca ++ melakukan pompa kembali
terhadap ion kalsium sehingga menyebabkan ion kalsium kembali ke
dalam retikulum sarkoplasma. Retikulum akan menyimpan ion – ion
kalsium sampai potensial aksi timbul kembali. Kontraksi otot akan
terhenti saat ion kalsium keluar dari myofibril.

C. Jelaskan fungsi, bentuk, dan struktur tulang!


1. Fungsi Tulang
a) Menjaga bentuk dan postur tubuh

Tulang merupakan bagian utama dari sistem muskuloskeletal. Bersama


dengan tulang rawan, ligamen, tendon, dan otot yang menyusun sistem tersebut,
tulang berfungsi untuk memberikan bentuk serta menjaga postur tubuh.

b) Menggerakkan tubuh

Selain menjaga bentuk dan postur tubuh, tulang juga berperan dalam
meneruskan kontraksi otot serta mengendalikan dan menggerakkan bagian tubuh.

c) Melindungi organ tubuh

Tulang berfungsi untuk melindungi organ di dalam tubuh agar aman dari
tekanan, tusukan, dan cedera. Contohnya, tulang rusuk melindungi jantung dan
paru-paru, sedangkan tulang tengkorak melindungi otak.

d) Memproduksi sel darah

Salah satu jaringan di dalam tulang, yaitu sumsum tulang, memiliki sel
hematopoietik yang berfungsi untuk menghasilkan sel darah merah, sel darah
putih, dan trombosit.

e) Menyimpan dan melepaskan mineral

Tulang juga berperan dalam penyimpanan dan pelepasan mineral, seperti


kalsium dan vitamin D. Ketika kadar mineral di dalam darah terlalu banyak,
tulang akan menyimpan kelebihan mineral tersebut. Namun, saat kadar mineral
itu sedikit, tulang akan melepaskan mineral yang telah disimpannya.

2. Bentuk–bentuk tulang
Berdasarkan bentuknya, tulang dibagi menjadi 5 macam, yaitu tulang pipa, tulang
pipih, tulang pendek, tulang tidak beraturan, dan tulang sesamoid
a. Tulang Pipa
Sesuai dengan namanya, tulang pipa memiliki bentuk silindris (diafise)
layaknya sebuah pipa dengan ujung membulat (epifise). Diafise merupakan
bagian tengah tulang yang memanjang dan di tengahnya terdapat rongga,
sementara epifisis merupakan bagian ujung tulang yang tersusun atas tulang
rawan.
Di antara epifise dan diafise, ada yang namanya metafise. Sebuah bagian
yang tersusun dari tulang rawan dan terdapat cakra epifise, bagian tulang pipa
yang memiliki kemampuan untuk tumbuh memanjang.
Bagian tengah tulang pipa memiliki rongga yang terdapat sumsum tulang
di dalamnya. Sumsum terbagi menjadi sumsum tulang merah dan kuning yang
berisi kumpulan pembuluh darah dan saraf.
Sumsum tulang merah menjadi tempat pembentukan sel darah merah,
sementara sumsum tulang kuning merupakan tempat pembentukan sel-sel lemak.
Tulang pipa berfungsi untuk persendian dan umum ditemukan pada tulang
anggota gerak seperti tulang paha, tulang betis, dan tulang hasta.
b. Tulang Pipih
Seperti namanya, tulang pipih memiliki bentuk yang pipih dan sedikit
melengkung. Tulang ini dapat ditemukan pada kepala, dada, serta pinggul. Tulang
pipih berfungsi untuk melindungi organ vital dan meningkatkan area perlekatan
otot. Contoh tulang pipih antara lain tulang penyusun tengkorak dan tulang
belikat.
c. Tulang Pendek
Tulang pendek memiliki bentuk seperti kubus (panjang, lebar, dan
tingginya hampir sama). Tulang ini dapat ditemukan pada pergelangan tangan dan
pergelangan kaki. Tulang pendek berfungsi untuk memberi kekuatan pada area
yang memiliki pergerakan terbatas. Contoh tulang pendek yaitu tulang pada
pergelangan tangan dan pergelangan kaki.
d. Tulang Tidak Beraturan
Tulang tidak beraturan memiliki bentuk kompleks dan tidak beraturan.
Tulang ini dapat ditemukan pada wajah dan ruas tulang belakang. Tulang tidak
beraturan berfungsi untuk memberi bentuk wajah, menopang tubuh, dan
melindungi sumsum tulang belakang. Contoh tulang tidak beraturan adalah
tulang-tulang pada ruas tulang belakang.

e. Tulang Sesamoid
Terakhir yaitu tulang sesamoid. Tulang sesamoid memiliki bentuk seperti
biji wijen. Tulang ini dapat ditemukan pada lutut, telapak tangan, dan telapak
kaki. Tulang sesamoid berfungsi untuk melindungi tendon dari gesekan dan
tekanan. Contoh tulang sesamoid adalah tulang tempurung lutut.

3. Struktur Tulang
Pada dasarnya, tulang sebenarnya dibagi menjadi dua jenis berupa tulang keras
dan tulang lunak. Istilah tulang disebutkan ketika merujuk kepada satu tulang.
Namun, ketika masing-masing tulang tersebut berhubungan satu sama lainnya, maka
istilah rangka digunakan untuk mendeskripsikan susunan atau strukturnya.
Sebenarnya, tulang manusia ini memiliki senyawa kapur dan fosfat. Oleh karena
itu, tulang manusia dapat terbentuk menjadi keras pada beberapa tulang yang
dikategorikan sebagai tulang keras. Selain itu, ada juga tulang lain yang sifatnya tidak
keras (disebut tulang rawan).
Sementara itu, Noor Indrastuti dalam Buku IPA (2018, hlm. 5) menjelaskan
bahwa setidaknya struktur tulang manusia terdiri dari 3 kelompok rangka. Di
antaranya ada rangka bagian kepala, rangka bagian badan, dan rangka yang berfungsi
sebagai anggota gerak.
a. Rangka bagian kepala
Bagian ini juga dikenal dengan sebutan tulang tengkorak. Susunannya
terdiri atas beberapa tulang yang ada di bagian depan dan beberapa tulang bagian
kepala. Pada bagian depan, terdapat tulang hidung, tulang air mata, tulang rahang
atas, tulang rahang bawah, tulang lidah, dan tulang pipi.
Lalu, tulang di bagian kepala terdiri dari tulang baji, tulang ubun-ubun,
tulang dahi, tulang pelipis, tulang tapis, dan tulang tengkorak. Kedua bagian ini
memiliki perbedaan karena rangka bagian depan memiliki tulang rahang yang
bisa digerakkan dan rangka bagian kepala tidak memiliki tulang yang dapat
digerakkan.
b. Rangka bagian badan
Di bawah rangka bagian kepala, terdapat rangka badan yang susunannya
terdiri atas lima jenis tulang. Di antaranya terdapat tulang punggung yang terdiri
dari 33 ruas, tulang dada, tulang rusuk berjumlah 24 (berpasangan), tulang gelang
panggul, dan tulang gelang bahu.
Melalui rangka badan ini, manusia dapat memperoleh bentuk tubuhnya.
Oleh karena itu, susunan tulang dalam bagian badan memiliki fungsi sebagai
pembentuk tubuh, berbeda dengan bagian kepala yang memiliki pengaruh
terhadap bentuk wajah.
c. Rangka anggota gerak
Pada dasarnya, bagian rangka yang berfungsi menggerakkan tubuh
manusia ini terdiri atas anggota gerak atas (tulang-tulang tangan) dan anggota
gerak bawah (tulang-tulang kaki).
Struktur anggota gerak atas tersebut meliputi tulang pergelangan tangan,
tulang pengumpil, tulang hasta, dan tulang lengan atas. Sedangkan anggota gerak
bawah, terdiri dari susunan paling bawah berupa jari kaki, tulang telapak, tulang
tumit, tulang pergelangan kaki, tulang kering, tulang lutut, dan tulang paha.

D. Jelaskan macam, fungsi, dan sifat otot!


1. Macam–Macam Otot
a. Otot Polos
Otot polos adalah jenis otot yang ada di dalam tubuh manusia yang di mana
ketika melakukan kontraksi dilakukan dengan cara tidak sadar atau involunter.
Oleh karena itu, otot polos ini dapat bergerak walaupun manusia dalam keadaan
tidur. Meskipun begitu, otot polos dapat bergerak dengan teratur. Bukan hanya
teratur saja, teratur saja, tetapi otot polos juga tidak cepat lelah ketika melakukan
kontraksi.
Jenis otot yang satu ini memang dapat bekerja tanpa mengenal lelah, sehingga
otot ini bisa bekerja secara terus-menerus. Akan tetapi, otot polos tidak
memerlukan energi yang begitu banyak walaupun harus bergerak secara terus-
menerus dan tidak kenal lelah, mengapa bisa begitu? Hal ini dapat terjadi karena
daya yang dikeluarkan oleh otot polos tidak begitu banyak.
Otot polos bukan hanya terletak pada satu organ tubuh manusia saja, tetapi
terletak pada banyak organ tubuh manusia. Adapun letak dari otot polos ini,
seperti di bagian saluran pencernaan, di bagian pembuluh darah, di bagian mata,
di bagian rahim atau kandung kemih, dan sebagainya.

Setiap letak dari otot polos memiliki fungsi yang berbeda-beda. Misalnya otot
polos pada saluran pencernaan berfungsi untuk menjaga setiap pergerakan
peristaltik, sedangkan otot polos pada mata yang berfungsi untuk menggerakkan
besar kecilnya pupil. Pada bagian kandung kemih, otot polos berfungsi untuk
mengeluarkan urine, dan pada bagian pembuluh darah, otot polos berfungsi untuk
mengatur tekanan darah.

Setiap otot pada manusia pastinya terdiri dari banyak sel, begitu juga dengan
jenis otot polos yang terdiri dari banyak sel. Sel-sel yang ada di dalam otot polos
ini bisa digambarkan seperti gelondongan yang di mana pada bagian tengahnya
cukup besar serta pada kedua ujung otot polos bentuknya meruncing.

Ciri-Ciri Otot Polos

 Otot polos bekerja tanpa kenal lelah.


 Otot polos dapat bekerja secara tanpa sadar dan dapat bekerja pada saat sedang
tidur.
 Otot polos memiliki sifat yang lebih elastis bila dibandingkan dengan otot lurik.
 Panjang dari otot polos sekitar 20 sampai 30 mikrometer.
 Bisa melakukan kontraksi dalam kurun waktu yang cukup panjang.
 Letaknya hampir di semua bagian organ tubuh.
 Ketika bekerja, otot polos sangat bergantung dengan sistem saraf dan hormon.
 Memiliki bentuk bulat di bagian tengahnya dan pada ujungnya meruncing.
 Memiliki ketebalan yang bisa mencapai sekitar 5 mikrometer.
b. Otot Jantung

Sama dengan namanya, maka otot jantung letaknya ada pada bagian organ
tubuh jantung. Otot jantung adalah jenis otot yang letaknya sebagai penyusun
dinding jantung serta memiliki fungsi untuk memompa darah dari seluruh tubuh
ke jantung atau dari jantung ke seluruh tubuh. Maka dari itu, ketika otot jantung
ini tidak dapat berfungsi dengan baik, maka aliran darah yang akan dipompa oleh
jantung menjadi kurang maksimal, sehingga bisa menimbulkan beberapa penyakit
yang cukup membahayakan, seperti sulit untuk bernapas.

Otot jantung ini terdiri dari banyak sel yang di mana umumnya berbentuk
memanjang. Selain itu, otot jantung juga memiliki banyak inti sel yang di mana
letaknya berada di pusat dari otot jantung. Karena letaknya yang hanya ada pada
organ tubuh jantung saja, maka otot jantung sering dikenal dengan sebutan otot
istimewa. Terlebih lagi, peran dari otot jantung sangatlah penting karena bisa
memengaruhi semua organ dalam tubuh.

Sama halnya dengan otot polos, otot jantung ini juga dapat bergerak secara
tidak sadar, sehingga akan bekerja secara terus-menerus tanpa kenal lelah.
Dengan begitu, maka otot jantung dapat bekerja walaupun otak sedang tidak
memerintahkannya atau pada saat kita tertidur.

Adapun cara kerja otot jantung, yaitu ketika melakukan kontraksi, maka
otot jantung memompa darah untuk keluar dari jantung ke seluruh tubuh.
Sedangkan ketika otot jantung melakukan relaksasi menandakan bahwa darah dari
seluruh tubuh akan masuk ke jantung kembali. Sederhananya, otot jantung
berfungsi melakukan sirkulasi peredaran darah pada tubuh manusia.
Selain itu, otot jantung juga berfungsi untuk melakukan pengontrolan
terhadap kontraksi jantung. Hal ini dapat terjadi karena di dalam otot jantung
terdapat suatu sel khusus yang sering disebut dengan alat pacu jantung atau lebih
tepatnya pacemaker. Dengan adanya sel tersebut, maka detak jantung bisa
dipercepat dan diperlambat untuk menyesuaikan kontraksi.

Jantung merupakan organ tubuh manusia yang sangat penting karena bisa
memengaruhi organ tubuh lainnya. Maka dari itu, sama juga halnya dengan otot
jantung yang memiliki peran yang sangat penting terutama dalam menjaga
peredaran darah serta memompa darah.

Ciri–Ciri Otot Jantung

 Memiliki bentuk silinder serta bercabang.


 Letaknya ada pada dinding jantung dan sebagai penyusun dinding jantung.
 Dapat bekerja kapan saja tanpa harus diperintahkan oleh otak (bisa saat ketika
tidur).
 Mempunyai inti sel yang letaknya ada pada bagian tengah atau pusat dari otot
jantung.

c. Otot Lurik

Otot lurik adalah jenis otot yang melekat pada rangka organ tubuh manusia,
sehingga jenis otot ini berfungsi untuk melakukan gerakan pada tubuh. Oleh
karena itu, otot lurik juga sering dikenal dengan otot rangka. Dengan adanya otot
ini, seorang manusia dapat menggerakkan tubuhnya sesuai dengan perintah otak.

Sesuai dengan namanya, jenis otot ini juga mempunyai tampilan yang
menyerupai lurik atau seperti kain. Adapun warna dari otot ini adalah warna gelap
atau aktin serta warna terang atau myosin. Dari kedua warna itu, kemudian
membentuk pola selang-seling dan bentuknya menyerupai silinder. Selain itu,
ukuran panjang otot lurik sekitar 2,5 cm dengan diameter sekitar 50 mikrometer
Jumlah inti sel pada otot lurik sangatlah banyak, yang letaknya ada bagia tepi,
sehingga jenis otot ini dapat bekerja dengan keras. Meskipun dapat bekerja
dengan keras, tetapi otot lurik ini perlu istirahat agar tidak menjadi lelah atau
bahkan menyebabkan sebuah luka. Oleh karena itu, kita tidak boleh terlalu
memaksa diri kita melakukan suatu hal jika sudah merasa lelah.

Otot lurik ini berbeda dengan otot jantung atau otot polos. Letak perbedaan itu
ada pada cara menggerakkannya, otot lurik harus digerakkan sesuai dengan
perintah dari otak sedangkan otot polos dan jantung bisa bekerja tanpa perintah
otak. Oleh sebab itu, ketika kita tidur, otot lurik tidak dapat bekerja dengan
maksimal.

Bukan hanya sering disebut sebagai otot rangka saja, tetapi otot lurik juga
sering disebut dengan nama skeletal muscle dengan pigmennya yang warnanya
myoglobin. Jenis otot ini seringkali ditemukan di hampir semua bagian manusia.
Bahkan, jenis otot lurik bisa juga ditemukan di hewan.

Otot lurik ini terdapat pada otot bisep dan otot trisep. Adapun letak dari kedua
otot ini adalah pada bagian lengan atas tangan. Adapun jumlah dari otot lurik ini
sekitar 40 persen dari massa atau berat badan manusia. Otot lurik ini juga
memiliki beberapa bagian, seperti sarkoplasma, sarkolema, miofilamen, dan
miofibril.

Otot lurik ini bekerja dengan cara melakukan kontraksi dan relaksasi. Fungsi
dari relaksasi pada otot lurik adalah supaya bisa mengembalikan kekuatan pada
otot setelah melakukan gerakan yang berat.

Ciri-Ciri Otot Lurik


1. Otot lurik memiliki banyak sekali inti sel yang letaknya di tepi
2. Warna dari otot lurik seperti kain yang di mana warna gelap dan terang itu
membentuk pola selang-seling.
3. Otot lurik dapat bekerja sesuai dengan perintah dari otak atau bergerak secara
sadar.
4. Memiliki panjang sekitar 2,5 cm dengan diameter 50 mikrometer.
5. Mudah berkontraksi dan saat berkontraksi otot akan menjadi mengkerut.
6. Terdiri dari ribuan serabut yang membentuk suatu jaringan otot.

2. Fungsi Otot
a. Membantu sistem pernapasan.
b. Membantu proses sistem peredaran manusia, sehingga dapat bergerak dengan
maksimal.
c. Membantu saluran pencernaan manusia.
d. Menjaga keseimbangan antara organ tubuh manusia.
e. Menggerakkan anggota tubuh yang ingin digerakkan.
f. Menjaga postur tubuh
g. Melindungi organ-organ tubuh yang sifatnya vital.

3. Sifat Otot

Otot memiliki sifat atau karakter dalam menjalankan fungsinya atau tugasnya
sebagai alat gerak aktif. Dimana, secara umum ada empat sifat otot yang penting
antara lain :

a. Iritabilitas yaitu kemampuan otot merespon rangsangan tertentu karena ujung


saraf ada pada sistem ini.
b. Kontraksibilitas, yaitu kemampuan otot untuk dapat berkontraksi atau memendek
karena pergerakan serat otot yang tumpang tindih.
c. Ekstensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk memanjang dari ukuran normalnya.
d. Elastisitas, yaitu kemampuan otot untuk kembali ke bentuk asalnya setelah
memanjang.

E. Jelaskan terkait sikap anatomi tubuh manusia !


Sikap anatomi adalah suatu keadaan di mana tubuh berdiri tegak dengan kedua
lengan di sisi terbuka dan telapak tangan menghadap ke depan, kepala tegak, dan mata
tertuju lurus ke depan, serta jari kaki menghadap ke depan.

1. Superior (atas): letak lebih dekat ke atas (kepala)


2. Inferior (bawah): letak lebih dekat ke bawah (kaki)
3. Kranial (Cranialis): lebih dekat pada kepala (bagian kepala). Contoh: Mulut terletak
superior terhadap dagu.
4. Kaudal (Caudalis): lebih dekat pada kaki/ ekor (bagian ekor). Contoh: Pusar terletak
inferior terhadap payudara.
5. Anterior (depan): lebih dekat ke depan. Contoh: Lambung terletak anterior terhadap
limpa.
6. Posterior (belakang): lebih dekat ke belakang. Contoh: Jantung terletak posterior terhadap
tulang rusuk.
7. Superficialis/ Superfisial (dangkal/ mendekati): Mendekati/ lebih dekat ‘ke’ atau ‘di’
permukaan. Contoh: Otot kaki terletak superfisial dari tulangnya.
8. Profundus/ Profunda (Dalam): menjauhi/ lebih jauh dari permukaan. Contoh: Tulang
hasta dan pengumpil terletak lebih profunda dari otot lengan bawah.
9. Medial (Medialis—tengah): lebih dekat ke bidang median/ garis tengah. Contoh: Jari
manis terletak medial terhadap jari jempol.
10. Lateral (Lateralis—luar): menjauhi/ lebih jauh dari bidang median/ garis tengah. Contoh:
Telinga terletak lateral terhadap mata.
11. Proksimal (Proximalis—atas): lebih dekat dengan batang tubuh atau pangkal anggota
(Mendekati badan). Contoh: Siku terletak proksimal terhadap telapak tangan.
12. Distal (Distalis—bawah): lebih jauh dari batang tubuh atau ujung anggota. Contoh:
Pergelangan tangan terletak distal terhadap siku.
13. Internus/ Internal: bagian dalam atau Externus/ Eksternal: bagian luar
14. Dexter/ Dextra: bagian kanan atau Sinister/ Sinistra: bagian bagian kiri.
15. Lateral: bagian samping atau Sentral: bagian pusat.
16. Asendens: bagian yang naik atau Desendens: bagian yang turun.
17. Ventral: bagian depan ruas tulang belakang (letak lebih dekat ke perut) (Ventralis
anterior: lebih ke depan (venter= perut, anticus= depan)).
18. Dorsal: bagian belakang ruas tulang belakang (letak lebih dekat ke punggung) (Dorsalis
posterior: lebih ke belakang (dorsum= punggung, posticus= belakang)).
19. Viseral: selaput bagian dalam atau Parietal: selaput bagian luar.
20. Transversus/ Transversal: melintang.
21. Longitudinal (Longitudinalis): membujur/ ke arah ukuran panjang.
22. Perifer: bagian yang pinggir/ tepi.
23. Volaris/ Volar: ke arah telapak tangan (sisi belakang tangan/ kaki depan).
24. Plantral (Plantaris): ke arah telapak kaki (plantar pedis)
25. Ulnar (Ulnaris): ke arah ulna.
26. Radial (Radialis): ke arah radius.
27. Tibial: ke arah tibia.
28. Fibular: ke arah fibula.
29. Fleksor: permukaan anterior anggota badan atas dan permukaan posterior anggota badan
bawah.
30. Ekstensor: permukaan posterior anggota badan atas dan permukaan anterior anggota
badan bawah

Anda mungkin juga menyukai