Disusun oleh:
SELA PRAMUDITA
P27220022079
E. Patofisiologi
Mobilisasi sangat dipengaruhi oleh sistem neuromuskular, meliputi sistem otot,
skeletal, sendi, ligament, tendon, kartilago, dan saraf. Otot skeletal mengatur gerakan
tulang Karena adanya kemampuan otot berkontraksi dan relaksasi yang bekerja
sebagai sistem pengungkit. Ada dua tipe kontraksi otot: isotonik dan isometrik. Pada
kontraksi isotonik, peningkatan tekanan otot menyebabkan otot memendek. Kontraksi
isometrik menyebabkan peningkatan tekanan otot atau kerja otot tetapi tidak ada
pemendekan atau gerakan aktif dari otot, misalnya, menganjurkan pasien untuk
latihan kuadrisep (Potter & Perry, 2012).
Gerakan volunter adalah kombinasi dari kontraksi isotonik dan isometrik. Meskipun
kontraksi isometrik tidak menyebabkan otot memendek, namun pemaikan energi
meningkat. Perawat harus mengenal adanya peningkatan energi (peningkatan
kecepatan pernapasan,fluktuasi irama jantung, tekan an darah) karena latihan
isometrik (Potter & Perry, 2012).
Penyebab gangguan mobilitas fisik terjadi karena trauma pada sistem
muskuloskeletal yang menyebabkan gangguan pada otot dan skeletal. Pengaruh otot
terjadi karena pemecahan protein terus menerus sehingga kehilangan massa tubuh
dibagian otot. Massa otot semakin menurun karena otot tidak dilatih sehingga
menyebabkan atrofi sehingga pasien tidak mampu bergerak terus menerus. Pasien
yang mengalami tirah baring lama berisiko mengalami kontraktur karena sendi-sendi
tidak digerakan. Imobilisasi atau tirah baring juga dapat menyebabkan penurunan
fungsi sensorik, perubahan emosional atau perilaku seperti : permusuhan, perasaan
pusing, takut, dan
perasaan tak berdaya samapi ansietas ringan bahkan sampai psikosis, depresi karena
perubahan peran dan konsep diri, gangguan pola tidur karena perubahan rutinitas atau
lingkungan, dan perubahan koping.
F. Pathway
Tidak mampu
mempertahankan aktivitas
I. Komplikasi
Menurut Garrison, gangguan mobilitas fisik dapat menimbulkan komplikasi,
yaitu abnormalitas tonus, orthostatic hypotension, deep vein thrombosis, serta
kontraktur. Selain itu, komplikasi yang dapat terjadi adalah pembekuan darah yang
mudah terbentuk pada kaki yang lumpuh menyebabkan penimbunan cairan daan
pembengkaan. Kemudian, juga menyebabkan embolisme paru yaitu sebuah bekuan
yang terbentuk dalam satu arteri yang mengalir ke paru. Selanjutnya yaitu dekubitus.
Bagian yang biasa mengalami memar adalah pinggul, pantat, sendi kaki dan tumit.
Bila memar ini tidak dirawat akan menjadi infeksi. Atrofi dan kekakuan sendi juga
menjadi salah satu komplikasi dari gangguan mobilitas fisik. Hal itu disebabkan
karena kurang gerak dan mobilisasi. Komplikasi lainnya, seperti disritmia,
peningkatan tekanan intra cranial, kontraktur, gagal nafas, dan kematian.
Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
a. Identitas
1) Nama pasien
2) Penanggung jawab
b. Riwayat kesehatan
1) Keluhan utama
Data yang didapatkan pasien mengeluhkaan anggota gerak sebelah kanan
mengalami kelemahan
2) Riwayat kesehatan sekarang
Data yang didapatkan adalah riwayat penyakit yang diderita pasien saat
masuk rumah sakit, hasil pengkajian cek tanda-tanda vital dan terapi yang di
dapatkan klien sampai dirawat di ruang rawat inap.
3) Riwayat Kesehatan Dahulu
Data yang didapatkan adalah pasien memiliki riwayat penyakit stroke
yaitu pada anggota gerak sebelah kiri 2 tahun lalu.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Data yang didapatkan keluarga pasien ada yang memiliki riwayat penyakit
seperti DM.
Status Fungsional
NO. Item yang dinilai Skor Nilai
1. Makan (feeding) 0= tidak mampu 1
1= Butuh bantuan memotong,
mengoles mentega dll.
2= mandiri
2. Mandi (Bathing) 0= Tergantung orang lain 0
1= Mandiri
1. Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Tujuan dan Intervensi Rasional
Dx (SDKI, 2017) kriteria hasil (SIKI, 2018)
(SLKI, 2018)
1. Gangguan Luaran Intervensi: a. Membantu
Mobilitas Fisik utama : Dukungan mengetahui kondisi
Mobilitas fisik ambulasi (L.06171) mobilisasi pasien
( L.05042) b. Untuk
O(Observasi) meningkatkan
Setelah a. identifikasi kekuatan otot dan
dilakukan toleransi fisik sendi
tindakan selama melakukan c. Meningkatkat
3x24 jam pergerakan kekuatan otot yang
diharapkan diperlukan untuk
gangguan T (Terapeutik) mobilisasi
mobilitas fisik b. Fasilitasi d. Membantu pasien
meningkat melakukan meningkatkan
dengan kriteria mobilitas, jika perlu pergerakan
hasil: c. Fasilitasi aktivitas e. Meningkatkan
1. Pergerakan pergerakan dengan kekuatan otot dan
ekstremitas alat bantu (mis. ketahanan otot
meningkat tongkat, kruk)
2. Kekuatan d. libatkan keluarga
otot meningkat untuk membantuk
3. Rentang pasien dalam
gerak sendi meningkatkan
(ROM) pergerakan
meningkat
4. Gerakan E (Edukasi)
terbatas e. Ajarkan untuk
menurun melakukan
5. Kelemahan mobilisasi sederhana
fisik menurun (mis. Duduk di
6. Gerakan tempat tidur, duduk
tidak di sisi tempat tidur,
terkoordinasi pindah dari tempat
menurun tidur ke kursi)
7. Kaku sendi
menurun
E (Edukasi)
e. Anjurkan
berbicara perlahan
f. Ajarkan pasien
dan keluarga proses
kognitif, anatomis,
dan fisiologis yang
berhubungan dengan
kemampuan
berbicara
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan merupakan serangkaian tindakan yang dilakukan oleh
perawat maupun tenaga medis lain untuk membantu pasien dalam proses
penyembuhan dan perawatan serta masalah kesehata yang dihadapi pasien yang
sebelumnya disusun dalam rencana keperawatan.
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi asuhan keperawatan didokumentasikan dalam bentuk SOAP (Subjektif,
Objektif, Assesment, Planning). Adapun komponen SOAP yaitu :
a. S (Subjektif) dimana perawat menemui keluhan pasien yang masih dirasakan
setelah dilakukan tindakan keperawatan.
b. O (Objektif) adlaah data yang berdasarkan hasil pengukuran atau observasi
perawat secara langsung pada pasien dan yang dirasakan pasien setelah tindakan
keperawatan.
c. A (Assesment) adalah interpretasi dari data subjektif dan objektif
d. P (Planning) adalah perencanaan keperawatan yang akan dilanjutkan, dihentikan,
dimodifikasi, atau ditambah dari rencana tindakan keperawatan yang telah ditentukan
sebelumnya.
DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia definisi dan kritria hasil
keperawatan. edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Adha, S.A. (2017). Asuhan Keperawatan Gangguan Mobilitas Fisik Pada Pasien
Stroke Non Hemoragik Di IRNA C RSSN Bukittinggi. Karya Tulis Ilmiah.
Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang