PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Setiap lembaga atau organisasi mempunyai visi dan misi yang khas sesuai semangat
pendirinya yang meletakkan dasar dan roh yang sesuai semangat pendirinya yang
meletakan dasar roh yang memberikan nyawa dalam pelayanan dan eksistensi lembaga
tersebut.
Karakter kini menjadi trend dalam bursa pendidikan maupun perusahaan, lembaga
baik profit maupun non profit. Bahkan pakar markerter Hendrawan Kertajaya menulis
banyak buku mengenai “karakter” ini dan membuatnta “go internasional”. Jauh
sebelumnya, tepatnya 50 tahun yang lalu, Konsili Vatikan II (1962-1965) mengundang
secara khusus kepada semua terekat religious di dunia untuk ‘kembali ke asal’ menemukan
kembali semangat dan karisma asli pendirinya agar tidak kehilangan indentitas jati dirinya.
Kita para paulinian juga diundang untuk menemukan kembali (refinding) indentitas
dan jatidiri kita Paulian, yang membuat kita berbeda dari lain, unik dan yang menjadi ciri
khas karakter kita sebagai Paulinian
2. TUJUAN
a. Memiliki identitas diri sebagai Paulinian dalam karya pendidikan dan kesehatan.
b. Mampu mempersiapkan anak didik, tenaga pendidik, tenaga medis dan pasien
untuk hidup sesuai martabat manusia dalam cinta kasih.
c. Memahami dan mewujudkan nilai-nilai spiritual Paulinian sesuai martabat manusia
dalam pelayanan pendidikan dan kesehatan.
BAB II
NILAI-NILAI PAULINIAN
6. CARING (Kepedulian)
Kepedulian adalah cara memelihara hubungan dengan orang lain yang bermula dari
perasaan dan ditunjukan dengan perbuatan seperti bersikap sopan berbagi kasih
sayang,bersikap lebih murah hati,berusaha untuk berbaik hati dan mendengarkan orang
lain.
Menurut Watson caring adalah hubungan dan transaksi yang diperlukan antara pemberi
dan penerima asuhan untuk meningkatkan dan melindungi pasien sebagai manusia,
mempengaruhi kesanggupan pasien untuk sembuh.
Menurut Mayehoff, caring adalah Sifat membantu orang lain tumbuh dan
mengaktualisasikan diri, Bersikap sabar, jujur, rendah hati.
Menurut Sobel, caring adalah Rasa peduli, hormat dan menghargai orang lain,
Sikap kasihan atau empati terhadap pasien yang mendorong perawat untuk memberikan
asuhan keperawatan.
Simon Roach ( 1995 ), caring adalah Keberadaan total manusia. Leininger ( 1997),
caring adalah kegiatan langsung untuk memberikan bantuan, dukungan atau fasilitas
kepada individu / kelompok melalui antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi
kehidupan manusia tanpa pamrih, dan saling ketergantungan
Ada 5 (lima) Komponen Caring yaitu :
a. Compassion ( bela rasa ) :Kepekaan terhadap kesulitan & kepedihan orang lain,
Membantu seseorang untuk tetap bertahan, Memberikan kesempatan untuk
berbagi, Memberi ruang bagi orang lain untuk berbagi perasaan,
memberikan dukungan secara penuh.
b. Competence ( kemampuan ): Memiliki ilmu pengetahuan, keterampilan,
pengalaman, energi dan motivasi sebagai rasa tanggung jawab terhadap profesi.
Compassion tanpa competence= kelalaian klinis, Competence tanpa
compassion = terjadi tindakan
c. Confidence ( kepercayaan diri ): Suatu keadaan untuk memelihara hubungan
antar manusia dengan penuh percaya diri, Ekpresi caring yang meningkatkan
kepercayaan tanpa mengabaikan kemampuan orang lain untuk tumbuh,
Menyampaikan kebenaran tanpa pelang
d. Concience ( suara hati ) : Perawat memiliki standar moral yang tumbuh dari
sistem nilai humanistik – altruistik (peduli kesejahteraan orang lain) yang
dianut dan direfleksikan pada tingkah lakunya
e. Commitment : Melakukan tugas secara konsekwen dan berkualitas terhadap
tugas, orang, karier yg dipilih
BAB III
KESIMPULAN
Dalam kehidupan ini ada beberapa aturan yang sudah ditetapkan agar kita bisa menentukan
mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang salah mana yang benar dan itu hanya
yang kita yang tau, karena dasar dalam hidup ini adalah harus displin dan teratur. Semua
itu harus dimulai dari diri kita sendiri sebelum kita mendisiplinkan orang lain. Sehingga
kita bisa lebih memfokuskan diri pada hal-hal yang kita anggap penting dan membuat pola
pikir dan pola hidup kita berubah sehingga menjadi seimbang, yang mana itu semua bisa
menuntun kita pada kebahagian hati serta pencapaian target.
Setiap orang mempunyai kehidupan dan masalah masing-masing dan yang tau batas diri
kita adalah diri kita sendiri bukan orang lain, cara kita bahagia pun tak sama,karena tidak
ada sesuatu yang hebat tanpa kerja keras, setahap demi setahap selangkah demi selangkah
kita harus menikmati setiap proses yang ada dan belajarlah menikamati apa yang kamu
miliki, dan semua itu akan membuat mu lebih bernilai.
Hidup bukan seberapa banyak yang kita capai tapi seberapa banyak kita jalani hari-hari
dengan penuh kasih dan rasa syukur. Percayalah bahwa hidup ini akan terus berjalan dan
perubahan itu pasti akan terjadi, maka jangan pernah berhenti bersyukur, berdoa dan
beruasahlah dengan penuh kasih dan kepedulian serta tanamkan selalu sikap rendah hati,
semoga apa yang kita lakukan akan dapat balasan dari ALLAH, SWT. aaminn
TUGAS MATA KULIAH PAULINIAN ETHIC
( SR.GERTRUDIS TUTPAI, SPC)
OLEH
MISRAN
113063C218057