Disusun Oleh:
NAMA: LIA FITRIANI
NIM : 19631842
PRODI S1 KEPERAWATAN 3A
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONOROGO
TAHUN 2020/2021
Jl. Budi Utomo No. 10 Telp. (0352) 487 662 Ponorogo Fax. (0352) 461796
LAPORAN PENDAHULUAN
KEBUTUHAN AKTIVITAS ISTIRAHAT
A. PENGERTIAN/DEFINISI
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia memerlukan
untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda Kesehatan adalah adanya
kemampuan seseoramg melakukan aktivitas seperti berdiri, berjalan dan bekerja.
Aktivitas fisik yang kurang memadai dapat menyebabkan berbagai gangguan pada
system musculoskeletal seperti atrofi otot, sendi menjadi kaku dan juga menyebabkan
ketidakefektifan fungsi organ internal lainnya. (Towarto, Wartonah 2007)
Kebutuhan aktivitas istirahat merupakan suatu kesatuan yang saling berhubungan
dan saling mempengaruhi (Tarwoto dan Wartonah, 2010). Aktivitas mobilisasi juga
digunakan untuk menunjukan pertahanan diri, melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari
dan berpartisipasi dalam aktivitas rekreasi (Potter, Perry, 2009).
Istirahat berarti suatu keadaan rileks secara mental, bebas dari kecemasan dan
tenang secara fisik (Perry & Potter, 2005). Kata istirahat mempunyai arti yang sangat luas
meliputi bersantai, menyegarkan diri, diam menganggur setelah melakukan aktivitas,
serta melepaskan diri dari apapun yang membosankan, menyulitkan, atau menjengkelkan.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa istirahat merupakan keadaan yang tenang,
rileks, tanpa tekanan emosional dan bebas dari kecemasan.
B. ETIOLOGI
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI,2018)
Penyebab/etiologi dari intoleransi aktivitas yaitu :
a. Ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
b. Tirah baring
c. Kelemahan
d. Imobilitas
e. Gaya hidup monoton
Gaya hidup monoton meliputi gejala mayor dan gejala minor, yaitu :
1) Gejala mayor
Subjektif : Mengeluh lelah
Objektif : Frekuensi jantung meningkat >20% dari kondisi istirahat
2) Gejala minor
Subjektif : Dispnea saat/setelah aktivitas, merasa tidak nyaman setelah
beraktivitas, merasa lemah.
Objektif : Tekanan darah berubah >20% dari kondisi istirahat, gambaran
EKG menunjukkan aritmia saat/setelah beraktivitas, gambaran EKG
menunjukkan iskemia, sianosis
C. MANIFESTASI KLINIS
Menurut Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (SDKI,2018) tanda dan gejala yang
muncul pada kebutuhan aktivitas dan istirahat yaitu :
a. Sulit menggerakan ekstremitas
b. Merasa capek saat bergerak
c. Kekakuan otot menurun
d. Fisik lemah
e. Gerakan terbatas
f. Kemampuan beraktivitas menurun
g. Tidak mampu mempertahankan aktivitas rutin
D. PATHWAYS
GANGGUAN AKTIVITAS
Bedrest Bedrest
Nyeri
Pucat Lemas
Fraktur
Lemah Sulit
Lemah
Kurang menggunakan
Bedrest
beraktivitas ekstermitas
F. DAFTAR PUSTAKA
PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:Definisi Dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI. 2018. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi Dan Indikator
Diagnostic,Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
PPNI.2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi Dan Hasil
Keperawatan,Edisi 1. Jakarta : DPP PPNI
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan, Edisi 4. Jakarta : EGC
Mubarak, W.I., Chayatin, N. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia : Teori dan
Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC
Tarwoto dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.