Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN ISTRAHAT

A. Konsep Dasar
1. Pengertian
Menurut (Heriana,2018) Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan
bergerak dimana manusia memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup.
Kemampuan aktivitas seseorang tidak dapat terlepas dari kekuatan sistem
persyarafan dan muskuloskeletal.
Istrahat merupakan keadaan relaks tanpa adanya tekanan emosional, bukan
hanya dalam keadaan tidak beraktivitas tetapi juga kondisi yang membutuhkan
ketenangan. Istrahat berarti berhenti sebentar untuk melepaskan lelah, bersantai,
untuk menyegarkan diri atau suatu keadaan melepaskan diri dari segala hal yang
membosankan, menyulitkan bahkan menjengkelkan (Rahmadani, 2018).
Beristirahat bukan berarti tidak melakukan aktivitas sama sekali, terkadang
berjalan-jalan ditaman juga bisa dikatakan sebagai suatu bentuk istrahat
(Rahmadani, 2018).
2. Klasifikasi
Menurut hidayat (2017) jenis tidur dibagi menjadi 2 yaitu Slow wave sleep
atau tidur gelombang lambat disebut pola tidur biasa dan pola tidur paradox yang
disebut rapid eye movement.
a. Pola tidur biasa juga disebut sebagai tidur non-rem (non repid eye
movement). Pada keadaan ini sebagai besar organ tubuh secara berangsur-
angsur menjadi kurang aktiv pernafasan teratur. Kecapaian denyut jantung
berkurang, otot mulai berelaksasi, mata dan wajah diam tanpa bergerak
berlangsung <1jam dan pada fase ini biasanya orang masih bisa
mendengarkan suara disekitarnya sedangkan dengan demi kian akan cepat
terbangun dari tidurnya (Hidayat,2017).
b. Pola tidur poradoksal disebut juga sebagai tidur Rem ( Repid Eye
Movement) pada fase ini akan terjadi gerakan-gerakan mata secara cepat
denyut jantung dan pernafasan yang naik turun, sedangkan otot-otot
mengakami pengenduran. Fase tidur Rem (fase tidur nyenyak)
berlangsung selama <20 menit (Mubarak,2017).
3. Etiologi
a. Seseorang yang mengalami sakit memerlukan waktu tidur yang sangat
banyak dari normal. Namun demikian keadaan sakit menjadikan pasien
kurang tidur atau tidak dapat tidur. Misalnya pada pasien
asma,bronchitis, penyakit cordiovaskuler, dan penyakit persyarafaan.
b. Lingkungan
c. Pasien yang bisa tidur pada lingkungan yang tenang dan nyaman.
Kemudian terjadi suasana yang akan menghambat tidurnya (Torwoto,
2016).
d. Motivasi
e. Maka dapat mempengaruhi tidur dan dapat menimbulkan keinginan
untuk tetap bangun dan waspada menahan kentut (Torwono, 2016)
f. Kelelahan
g. Kelelahan dapat memperpendek periode pertama dari tahap REM
h. Kecemasan
i. Pada keadaan cemas seseorang mungkin meningkatkan saraf simpolis
sehingga mengganggu tidurnya.
j. Alkohol
k. Alkohol menekan REM secara normal, sehingga yang tahan minum
alkohol dapat mengakibatkan insomnia dan lekas marah.
l. Obat- obatan
1) Diuretik : penyebab insomnia
2) Intidepresan : menyupresi REM
3) Kafem : meningkatkan saraf simpolis
4) Beta bloker : menimbulkan insomnia
5) Narkotika menyupresi REM

2|Program Profesi NERS FIKES UMG


4. Manifestasi Klinis
a. Dewasa
1) kesulitan untuk tertidur atau tetap tidur
2) keletihan saat terbangun atau letih sepanjang hari
3) perubahan mood, mengantuk sepanjang hari
b. Anak
Gangguan pada anak sering kali dihubungkan dengan ketakutan.
Enuresis, atau respon tidak konsisten dari orang tua terhadap anak untuk
mengubah peraturan dalam tidur seperti permintaan untuk tidur larut
malam. Keinginan untuk istrahat, keinginan untuk tidur bersama orang
tua. Sering bangun saat malam hari.
Tanda-tanda kualitas yang kurang dapat dibagi menjadi tanda fisik dan
tanda fisiologis (Hidayat,2017).
c. Tanda fisik ekspresi wajah ( gelap diarea sekitar mata,bengkak dikelopak
mata, konjungtiva kemerahan, dan mata terlihat cekung).
d. Tanda psikologis menarik diri, apatis dan respon menurun, merasa tidak
enak badan, malas berbicara, daya ingat menurun, bingung dan timbul
halusinasi.
5. Patofisiologi
Proses terjadinya gangguan aktivitas tergantung pada penyebab gangguan
yang terjadi. Ada 3 hal yang dapat menyebabkan gangguan tersebut, diantaranya
saraf berperan penting dalam menyampaikan implus dari keotak. Implus tersebut
merupakan perinta anatara koordinasi antara otak dan anggota gerak. Jadi jika
syaraf terganggu maka akan terjadi gangguan penyampaian implus dengan tidak
sampainya implus akan mengakibatkan gangguan mobilisasi dan istrahat.
6. Pemeriksaan Diagnostik
Menurut Remelda (2018) untuk mendiagnosa seseorang mengalami
gangguan atau tidak dapat dilakukan pemeriksaan melalui penilaian terhadap.
1). Pola tidur penderita
2). Pemakain obat-obatan alkohol atau obat terlarang
3).tingkatkan stres psikis

3|Program Profesi NERS FIKES UMG


4). Riwayat medis
5). Aktivitas fisik
7. Komplikasi
a. denyut nadi frekuensinya mengalami peningkatan irama tidak teratur
b. tekanan darah biasanya terjadi penurunan tekanan sistol/ hipertensi
arthostatic
c. pernafasan terjadi peningkatan frekuensi, pernafasan cepat dan dangkal
d. warna kulit dan suhu tidak terjadi penurunan
e. status emosi stabil
8. Penatalaksanaan
a. Terapi nonfarmakologis
Merupakan pilihan utama, sebelum menggunakan obat-obatan, karena
penggunaan obat-obatan dapat memberikan efek ketergantungan adapun
cara yang dapat dilakukan antara lain :
1) terapi relaksasi
2) terapi tidur yang bersih
3) terapi pengantar tidur
b. Terapi farmakologi
Obat-obatan untuk penanganan gangguan tidur antara lain :
1) golongan obat hipnotik
2) golongan obat anti depreson
3) terapi hormone melatonim dan angonis melatonim
4) golongan obat antihistamin.
B. Konsep dasar keperawatan dengan kebutuhan aktivitas dan istrahat
1. Pengkajian
a. Pengkajian umum
Menkaji identitas pasien dan identitas penanggung jawab dengan format
nama, umur, jenis kelamin, status, agama, pekerjaan, suku, bangsa,
alamat, pendidikan, diagnosa medis, hubungan antara pasien dengan
penanggung jawab

4|Program Profesi NERS FIKES UMG


b. Riwayat kesehatan
a) keluhan utama : memfokuskan pada hal-hal yang menyebabkan klien
meminta bantuan pelayanan.
b) riwayat penyakit sekarang : kaji kondisi yang pernah dialami oleh
klien diluar gangguan yang dirasakan sekarang. Khususnya yang
mungkin sudah berlangsung lama bila dihubungkan dengan usia dan
kemudian dengan penyebabnya.
c) riwayat kesehatan keluarga
d) riwayat penyakit dahulu : meliputi pengkajian apakah gangguan
dirasakan pertama kali atau sudah sering mengalami gangguan pola
tidur
c. Kebutuhan Biopsikososial spritual
d. Data pengkajian fisik
e. Data pemeriksaan penunjang
f. Pengkajian psikososial
2. Dignosa Keperawatan
1) Gangguan mobilitas fisik b.d ketidakbugaran fisik d.d mengeluh sulit
menggerakan ekstermitas.
2) Gangguan pola tidur b.d hambatan lingkungan d.d mengeluh sulit tidur
3) Intoleransi aktivitas b.d kelemahan d.d mengeluh lelah, frekuensi jantung
meningkat > 20% dari kondisi istirahat.
4) Kesiapan peningkatan tidur d.d mengekspresikan keinginan untuk
meningkatkan tidur
5) Resiko intoleransi aktivitas d.d gangguan sirkulasi dan riwyat intoleransi
aktivitas sebelumnya.

5|Program Profesi NERS FIKES UMG


3. Penyimpangan KDM
Penyakit Alkohol, Obat-obatan, Lingkungan

Aktivitas dan istrahat

6) mampu
Tidak Kerusakan
Sering Berkeinginan untuk
beraktivitas terbangun meningkatkan tidur kontuinitas tulang
selama
Kehilangan siklus tidur
Meningkatkan Ketidakcukupan
daya otot
tidur kebiasaan energi

Perubahan sistem Proses istrahat dan


tidur tidak adekuat Kelemahan
muskuloskeletal Kesiapan
peningkatan tidur
Resiko
Gangguan
Gangguan intoleransi
pola tidur Kerusakan
mobilitas fisik aktivitas
kontuinitas
tulang

Kelemahan
mobilitas dan
krepitasi

Imobilitas

Intoleransi
aktivitas

6|Program Profesi NERS FIKES UMG


4. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Luaran Keperawatan Intervensi Keperawatan
Keperawatan
1 Gangguan mobilitas Setelah dilakukan Dukungan mobilitas
fisik b/d ketidak intervensi keperawatan Definisi: Menfasilitasi pasien
bugaran fisik d/d selama 1x6 jam maka untuk meningkatkan
mengeluh sulit mobilitas fisik meningkat aktivitas pengerakan fisik.
menggerakan dengan. Observasi :
ekstremitas. Kriteria Hasil : 1. Identifikasi adanya nyeri
Kategori : Fisiologi 1. Pengerakan atau keluhan fisik
Subkatagori : Ekstremitas lainnya.
Aktivitas dan meningakat. 2. Identifikasi toleransi
istirahat. 2. Kekuatan otot fisik melakukan
Definisi : meningkat. pengerakan.
Keterbatasan dalam 3. Rentang gerak room 3. Monitor frekuensi
gerakan fisik dari meningkat. jantung dan tekanan
atau lebih darah sebelum
ekstremitas secara melakukan mobilisasi.
mandiri. 4. Monitor kondisi umum
Gejala dan tanda selama melakukan
mayor. mobilisasi.
Subjektif : Terapeutik
1. Mengeluh sulit 5. Fasilitas aktivitas
mengerakan mobilisasi dengan alat
ekstremitas. bantu.
Objektif : 6. fasilitasi melakukan
2. Kekuatan otot pengerakan, jika perlu
menurun. libatkan keluarga untuk
3. Rentang Gerak membantu pasien dalam
(room menurun) meningkatkan
Gejala dan tanda pengerakan.

7|Program Profesi NERS FIKES UMG


minor. Edukasi:
Subjektif. 7. Jelaskan tujuan prosedur
4. Nyeri saat mobilisasi.
bergerak 8. Anjurkan melakukan
5. Enggan mobilisasi dini.
melakukan 9. Ajarkan mobilisasi
pengerakan sederhana yang harus
pengerakan. dilakukan njis, duduk di
6. Merasa cemas tempat tidur , duduk di
saat bergerak. sisi tempat tidur, pindah
Objektif dari tempat tidur ke
7. Sendi kaku. kursi.
8. Gerakan tidak
terkoordinasi.
9. Gerakan
terbatasi.
10. Fisik lemah.
Kondisi Klinis :
1. Stroke.
2. Cedera medulla
spinalis.
3. Trauma.
2 Gangguan pola tidur Setelah dilakukan Dukungan Tidur
b/d hambatan intervensi keperawatan Definisi : Memfasilitasi
lingkungan d/d selama 1x6 jam maka pola sirkulasi tidur dan terjaga
mengeluh sulit tidur. tidur membaik dengan yang teratur.
Katagori : Fisiologis. kriteria hasil. Observasi
Subkatagori : 1. Keluhan sulit tidur 1. Identifikasi pola aktivitas
Aktivitas dan meningkat. dan tidur.
istirahat. 2. Keluhan sering terjaga 2. Identifikasi factor
Definisi : meningka pengganggu tidur

8|Program Profesi NERS FIKES UMG


Gangguan kualitas 3. Keluhan tidak puas (Fisik/fsikologis).
dan kuantitas waktu tidur meningkat. 3. Identifikasi Makanan dan
tidur aktibat factor minuman yang
eksternal. mengganggu tidur.
Gejala dan tanda 4. Identifikasi obat tidur
mayor. yang dikonsumssi.
Subjektif : Terapeutik.
1. Mengeluh sulit 5. Identifikasi lingkungan
tidur. batasi waktu tidur siang
2. Mengeluh sulit jika perlu.
terjaga. 6. Fasilitas penghilang
3. Mengelu tidak stress sebelum tidur.
puas tidur. 7. Tetapkan jadwal tidur
Objektif rutin.
Gejala dan tanda Edukasi
minor. 8. Jelaskan pentingnya tidur
Subjektif: cukup selama sakit.
1. Mengeluh 9. Anjurkan menghindari
kemampuan makanan/ minuman yang
aktivitas mengganggu tidur.
menurun. 10. Anjurkan pengguna obat
Objektif. tidur yang tidak
Kondisi klinik mengandung supresor
1. Nyeri/Klonik terhadap tidur REM.
2. Hipertiroidisme 11. Ajarkan factor-faktor
3. Kecemasan. yangb berkontribusi
terhadap gangguan pola
tidur.
12. Ajarkan relaksasi otot
autogenic atau cara
nonfarmakologi lainnya.

9|Program Profesi NERS FIKES UMG


3 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi
b.d kelemahan d.d intevensi kepeawatan Definisi : mengidentifikasi
mengeluh selama 1x6 jam, maka dan mengelola penggunaan
lelah,frekensi toleransi aktivitas energi untuk mengatasi atau
jantung >20% dari meningkat dengan kriteria mencegah kelelahan dan
kondisi istirahat. hasil : mengoptimalkan proses
Kategori: fisiologi 1. Frekuensi nadi pemulihan.
Subkategori: meningkat Observasi
aktivitas dan 2. Keluhan lelah menurun 1. Identifikasi gangguan
kenyamanan 3. Dispenea saat fungsi tubuh yang
Definisi : beraktivitas menurun mengakibatkan kelelahan
Ketidakckupan 4. Dispnea setelah 2. Monitor kelelahan fisik
energi untuk aktivitas menurun dan emosional
melakkan aktivitas 3. Monitor pola dan jam
sehari-hari. tidur
Gejala dan tanda 4. Monitor lokasi dan
mayor ketidaknyamanan selama
Subjektif : melakukan aktivtas.
1. Mengeluh lelah Terapeutik
Obejektif : 5. Sediakan lingkungan
1. Frekunsi jantung nyaman dan rendah
meningkat >20% stimulus (mis:
dari kondisi cahaya,suara kunjungan)
istirahat 6. Lakukan latihan rentang
Gejala dan tanda gerak pasif atau aktif
minor 7. Berikan aktivtas distraksi
Subjektif : yang menenangkan
1. Dispnea saat/ 8. Fasilitasi duduk disisi
setelah tempat tidur, jika tidak
beraktivitas. dapat berpindah/berjalan
2. Merasa tidak Edukasi

10 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
nyaman setelah 9. Anjurkan melakukan
beraktivitas aktivitas secara bertahap
3. Merasa lelah 10. Anjurkan
Objektif menghubungi perawat
1. Tekanan darah jika tanda dan gejala
berubah >20% kelelahan tidak
dari kondisi berkurang
istirahat. Kolaborasi
2. Gambaran EKG 11. Kolaborasi dengan
menunjukan ahli gizi tentang cara
aritmia meningkatkan asupan
saat/setelah makanan.
aktivitas.
3. Gambaran EKG
menunjukan
iskemia.
4. Sianosis
Kondisi Klinis:
1. Anemia
2. Aritmia
3. Gagal jantung
kongesif
4 Kesiapan Setelah dilakukan Dukungan Tidur
peningkatan tidur d.d intervensi keperawatan Definisi: memfasilitasi
mengekspresikan selama 1x6 jam maka pola siklus tidur dan terjaga yang
keinginan untuk tidur membaik dengan teratur.
meningkatkan tidur. kriteria hasil: Observasi:
Kategori: psikologis 1. Keluhan sulit tidur 1. Identifikasi pola aktivitas
Subkategori: meningkat dan tidur
aktivitas dan isirahat 2. Keluhan sering terjaga 2. Identifikasi faktor
Definisi : meningkat pengganggu tidur

11 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
Pola penurunan 3. Kelelahan tidak puas (fisik/psikologis)
kesadaran alamiah tidur meningkat 3. Identifikasi makanan dan
dan periodik yang minuman yang
memungkinkan mengganggu tidur
istirahat adekuat, 4. Identifikasi obat tidur
mempertahankan yang dikonsumsi
gaya hidup dan di Terapeutik
inginkan dan dapat 5. Modifikasi lingkungan
ditingkatkan. batasi waktu tidur siang
Gejala dan tanda jika perlu
mayor 6. Fasilitasi menghilangkan
Subjektif : stress sebelum tidur
1. Mengespresikan 7. Tetapkan jadwal tidur
keinginan untuk rutin
meningkatkan Edukasi
tidur 8. Jelaskan pentingnya tidur
Objektif cukup selama sakit
1. Jumlah waktu 9. Anjurkan menepati
tidur sesuai kebiasaan waktu tidur
dengan 10. Anjurkan
pertumbuhan menghindari
perkembangan makanan/minuman yang
Gejala dan tanda mengganggu tidur
minor 11. Anjurkan
Subjektif: penggunaan obat tidur
1. Tidak yang tidak mengandung
menggunakan supresot terhadap tidur
obat tidur REM
Objektif: 12. Ajarkan faktor-faktor
1. Menerapkan yang berkonstibusi
rutinitas tidur terhadap penggunaan

12 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
yang pola tidur
meningkatkan 13. Ajarkan relaksasi
kebiasaan tidur otot autogenik atau cara
Kondisi Klinis nonfarmakologi lainnya
1. Pemulihan pasca
operasi
2. Nyeri kronis
3. Kehamilan sleep
apnea
5 Resiko intoleransi Setelah dilakukan Manajemen Energi
aktifitas d.d intervensi keperawatan Definisi : mengedintifikasi
gangguan sirkulasi selama 1x6 jam maka dan mengelola penggunaan
dan riwayat toleransi aktivitas dan mengelola penggunaan
intoleransi aktivitas meningkat dengan kriteria energi untuk mengatasi dan
sebelumnya hasil: mencegah kelelahan dan
Kategori : fisiologis 1. Frekuensi nadi mengoptimalkan proses
Subkategori : meningkat penyembuhan.
aktivitas dan istirahat 2. Keluhan lelah menurun Observasi
Definisi: 3. Dispnea saat aktivitas 1. Identifikasi gangguan
Beresiko mengalami menurun fungsi tubuh yang
ketidakcukupan 4. mengakibatkan kelelahan
energi untuk 2. Monitor kelelahan fisik
melakukan aktivitas dan emosional
sehari-hari. 3. Monitor pola dan jam
Faktor resiko: tidur
1. Gangguan 4. Monitor lokasi dan
sirkulasi ketidaknyamanan
2. Ketidakbugaran selamamelakukan
status fisik aktivitas
3. Riwayat Terapeutik
intoleransi 5. Sediakan lingkungan

13 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
aktivitas nyaman dan rendah
sebelumnya stimulus
4. Tidak 6. Lakukan latihan rentang
berpengalaman gerak positif atau aktif
dengan suatu 7. Berikan aktivitas
aktivitas distraksi yang
5. Gangguan menyenangkan
pernapasan 8. Fasilitasi duduk disisi
Kondisi Klinis: tempat tidur jika tidak
1. Anemia dapat berpindah/berjalan
2. Aritmia Edukasi
3. Gagal jantung 9. Anjurkan tirah baring
kongestif 10. Anjurkan melakuka
4. Penyakit katub aktivitas secara
jantung bertahap
11. Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala tidak berkurang
Kolaborasi
12. Kolaborasi dengn
ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan

14 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi (2016). Konsep Dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba
Medika
Perry Dan Potter (2017). Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep. Proses
Dan Praktik. Edisi 4 volume I. Jakarta; EGC
Herlina Pelpina (2016). Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Tanggerang
Selatan: Binarupa Aksara
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2018) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia :
Definisi Dan Indikator Diagnostik. Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia :
Definisi Dan Tindakan Keperawatan. Jakarta : DPP PPNI
Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019) Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi Dan Tindakan Keperawatan. Jakarta: DPP PPNI

15 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
RESUME KEPERAWATAN PADA NY.Fk DENGAN KEBUTAHAN
DASAR ISTIRAHAT DAN AKTIVITAS

PROGRAM PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

No. RM :…
Tanggal : 27/02/2022
Tempat : IRD
I. DATA UMUM
1. Identitas Klien
Nama : Ny. FK Umur : 69 Tahun
Tempat / Tanggal Lahir : Tenggela, 20/02/1953 Jenis Kelamin: Perempuan
Agama : Islam Suku : Gorontalo
Pendidikan : SD Dx. Medis : Aritmia
Alamat : Desa Tenggela Telepon :-
Tanggal masuk RS : 27/03/2022 Ruangan : IRD
Golongan Darah :O Sumber info : Pasien
II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI
1. Diagnosa Medis : Aritmia
2. Keluhan Utama : Lemah
3. Keluhan Saat Ini : Pada saat dikaji pada tanggal 28 maret 2022
pukul 10:00 Pasien mengeluh
lemah dan lelah saat melakukan aktivitas
sudah lebih dari 1 minggu.
4. Riwayat Keluhan Saat Ini : pasien mengatakan datang ke RS ruangan
IRD pada hari minggu 27/03/2022 pukul
20:10 wita dengan bantuan keluarga
dengan keluhan selalu merasa lemah dan
lelah sudah lebih dari 1 minggu saat
melakukan aktivitas. Pasien mengatakan
selalu dibantu kelarga saat melakukan
aktivitas.

16 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
III. KEBUTUHAN DASAR / POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI
1. Aktivitas dan Latihan
Sebelum Sakit :Pasien mengatakan sebelum sakit bekerja sebagai
IRT dan sebagai tukang jahit pakaian
dirumah.Pasien bekerja sudah lebih dari 20 tahun
dan bekerja menjahit ketika menerima pesanan saja.
Pasien bekerja dirumah dan sering mengikuti
olahraga senam lansia ketika mengikuti pospindu di
desanya.
Saat sakit : Pasien mengatakan ketika sakit hanya terbaring
lemah di tempat tidur. Pasien sudah tidak
melakukan aktivitas lagi kecuali dengan bantuan
keluarga karena pasien selalu merasa lelah dan
lemah.
IV. PEMERIKSAAN FISIK
Hari Senin , 28 Maret 2022, pukul 10:15 Wita
1. Keadaan umum : Lemah
a. Kesadaran : Compos Mentis
b. Penampilan dihubungkan dengan usia :Penampilan sesuai dengan
usia pasien
c. Ekspresi wajah : Tampak lemah dan lelah
d. Kebersihan secara umum : Bersih
e. Tanda-tanda vital :
1. Tekanan Darah : 140/80 mmHg
2. Frekuensi Nadi : 115 kali/menit
3. Frekuensi Suhu : 36.50C
4. Frekuensi Pernapasan : 26 kali/menit
f. Berat Badan : 70 Kg
g. TinggiBadan : 162 cm
h. IMT : 26 Kg/m2
i. BBI : …. Kg

17 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
2. Head to toe
a. Ekstremitas atas dan bawah : Pasien mengatakan masih
bisa menggerakan seluruh ektermitas tetapi terasa lemah, tidak
terdapat kekakuan sendi, tidak ada peningkatan tonus otot, ada
refleks babinski telapak kaki pasien menekuk ketika diberi
ransangan, kekuatan otot 4444 4444
4444 4444

3. Pemeriksaan diagnostik (meliputi tanggal dan hasil pemeriksaan)


meliputi Pemeriksaan Laboratorium, Foto Rontgen, Data Tambahan
1. Radiografi Thorax

18 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
2. EKG

Hasil : Aritmia
3. Pemeriksaan Laboratorium

19 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
Hasil : Hemoglobin normal, leukosit normal, trombosit normal, MCH normal,
MCHC normal, N. Segmen normal, Limfosit normal, monosit berlebih, dan
glukosa sewaktu normal.

Hasil : Ureum normal, kreatinin berlebih, elektrolit natrium normal, kalium


kurang, khlorida berlebih.

20 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
4. Penatalaksanaan medis (Uraian sesuai dengan anjuran medis) meliputi Obat-
obatan
No Nama Obat Dosis Manfaat Kontra Indikasi Efek Samping
1 IVFD NS 20 Mengganti cairan Hipersensivitas Detak jantung cepat,
0,9% + TPM plasma isotonik demam, gatal-gatal,
KCL 25 Intrave suara serak dan iritasi
mg na
2 Kalium 25 Meg Mengobati dan m Hipersensivitas Detak jantung melamb
Klorida Intrave encegah dan pasien at, nyeri dada, mati
na kekurangan hiperglikemia rasa, sakit perut dan
kalium diare

3 KSR 3X1 Mengobati jumlah Gagal ginjal Mual, muntah, diare,


Oral kalium yang tahap ;anjut, nyeri perut
rendah Hiperkalemia
4 Aspilet 1x80 Pencegahan Hipersensivitas Dispepsia, iritasi
Meg angina pectoris aspirin atau lambung, mual dan
Oral dan miokard NSAID muntah
infark
5 Candesart 1x8 mg Mengatasi Hipersensivitas Sakit kepala, pusing,
an Oral hipertensi dan mual, muntah dan
gagal jantung kelelahan
6 Actorvaste 1x20 Menurunkan Hipersensivitas Konstipasi, perut
tin mg oral kolestrol total dan kembung, dyspepsia,
kadar trigliserida nyeri abdomen, mual,
diare.
7 Sucralpate 3x1 Tukak lambung Hipersensivitas Pernapasan, vertigo,
sirup oral dan usus gastritis sembelit, diare, perut
kronik dan kembung, mulut
provilaksis kering, dyspepsia,
perdarahan mual dan muntah
gastoin testinal

21 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
V. IDENTIFIKASI DATA
1. Keluhan (Data Subjektif)
- Pasien mengeluh selalu merasa lemah
- Pasien mengatakan selalu merasa Lelah
- Pasien mengatakan selalu di bantu keluarga dan perawat saat
melakukan aktivitas
2. Data objektif
- Keadaan umum : Lemah
- Ekspresi wajah : Tampak lemah dan Lelah
- Aktivitas dibantu oleh keluarga
- Kekuatan otot : 4444 4444
4444 4444
- Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140 / 80 mmHg
Frekuensi nadi : 115 x/m
Suhu : 36,50C
Pernafasan : 26 x/m
VI. KLASIFIKASI/PENGELOMPOKKAN DATA BERDASARKAN
GANGGUAN KEBUTUHAN
1. Kebutuhan Aktivitas dan Istrahat (Intoleransi Aktivitas)
DO :
- Kesadaan umum : Lemah
- Ekspresi wajah : Tampak lemah dan Lelah
- Aktivitas dibantu oleh keluarga
- Kekuatan otot : 4444 4444
4444 4444
- Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 140 / 80 mmHg
Frekuensi nadi : 115 x/m
Suhu : 36,50C
Pernafasan : 26 x/m

22 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
- Terpasang IVFD Ns + KCL 25mg (IV)
DS :
- Pasien mengeluh selalu merasa lemah
- Pasien mengatakan selalu merasa Lelah
- Pasien mengatakan selalu di bantu keluarga dan perawat saat
melakukan aktivitas

23 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
VII. ANALISA DATA BERDASARKAN PATOFISIOLOGI DAN
PENYIMPANGAN KDM

Penyakit (Diagnsa Medis) Klien : Aritmia


Respon utama :
Penyimpangan KDM : (Bagan Sistematis-> Skematik
Path Way)

Stress stimulant (Gagal Jantung)

Gangguan Irama Sinus

Sinus AritmiaTakikardi

Aritmia

Frekuensi Jantung Meningkat

Kebutuhan O2 Otot Terganggu

Pembentukan energi menurun

asethenia

Kelelahan

Intoleransi
Aktivitas

24 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
VIII. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
Tanggal muncul
NO Masalah
Masalah
1. 28 Maret 2022 Intoleransi Aktivitas

25 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
IX. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
Insial Pasien : Ny. Fk Ruangan : IRD
No.RM :
No Diagnosa Luaran Intervensi
Keperawatan Keperawatan Keperawatan
1. Intoleransi Aktivitas Setelah dilakukan Manajemen energi
b.d kelemahan d.d intervensi Observasi
mengeluh lelah keperawatan selama 1. Monitor kelelahan
Data Subjektif : 1x6 jam maka fisik dan emosioal
1. Pasien mengeluh toleransi aktivitas 2. Monitor lokasi dan
selalu merasa meningkat dengan ketidaknyamanan
lemah kriteria hasil : selama melakukan
2. Pasien mengatakan 1. Frekuensi nadi aktivitas
selalu merasa lelah menurun Terapeutik
3. Pasien mengatakan 2. Keluhan lelah 3. Sediakan lingkungan
selalu dibantu menurun nyaman dan rendah
keluarga dan 3. Perasaan lemah stimulus
perawat saat menurun 4. Fasilitasi duduk disisi
melakukan tempat tidur Jika
aktivitas tidak dapat berpindah
Data Objektif : atau berjalan.
1. Keadaan umum: Edukasi
Lemah 5. Anjurkan tirah baring
2. Ekspresi wajah 6. Anjurkan melakukan
tampak lemah dan aktivitas secara
lelah bertahap
3. Aktivitas dibantu Kolaborasi
oleh keluarga 7. Kolaborasi dengan
4. Kekuatan otot : ahli gizi tentang cara

4444 4444 meningkatkan asupan


4444 4444 makanan.

26 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
5. Tanda-tanda vital:
- Tekanan darah :
140/80 mmHg
- Suhu badan :
36˚C
- Frekuensi nadi :
115x/menit
- Frekuensi napas :
26x/menit
6. Terpasang cairan
IVFD NS 0,9% +
KCL 25 Mg

27 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
X. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Tgl/ Implementasi Tgl/ Evaluasi
Jam Jam
1. Intoleransi aktifitas
10:00 1. Memonitor lelelahan 12:00 S :pasien
b.d kelelahan d.d fisik dan emosional mengatakan
mengeluh lelah Dengan hasil: masih lemah dan
Data Subjektif : Pasien masih merasa merasa lelah
1. Pasien lemah O : KU: Lemah
mengeluh selalu10:15 2. Memonitor lokasi Ekspresi wajah :
merasa lemah ketidaknyamanan lemah dan lelah
2. Pasien selama melakukan Tanda-tanda vital:
mengatakan aktivitas - Tekanan darah:
selalu merasa Dengan hasil: 140/80 mmHg
lelah Seluruh tubuh pasien - Frekuensi
3. Pasien merasa lelah saat Nadi:
mengatakan beraktivitas 115x/menit
selalu dibantu 10:25 3. Menyediakan - Suhu badan:
keluarga dan lingkungan nyaman 36,5˚C
perawat saat dan rendah stimulus - Frekensi
melakukan Dengan hasil: pernapasan:29x
aktivitas Keluarga pasien /menit
Data Objektif : diingatkan untuk - Terpasang
1. Keadaan umum: tidak berisik dan cairan IVFD
Lemah dibatasi jumlah NS 0,9%+KCL
2. Ekspresi wajah kunjungan 25Mg
tampak lemah 10:37 4. Memfasilitasi duduk A : masalah
dan lelah disisi tempat tidur intoleransi
3. Aktivitas Dengan hasil: aktivitas belum
dibantu oleh Pasien dianjurkan teratasi
keluarga duduk disamping P : lanjutkan
4. Kekuatan otot: tempat tidur. Pasien intervensi:
bisa melakukan 1. Monitor
4444 4444 dengan bantuan kelelahan
4444 4444 perawat 2. Fasilitasi
5. Tanda-tanda 10:45 5. Menganjurkan tirah duduk disisi
vital: baring tempat tidur
- Tekanan darah : Dengan hasil: 3. Anjurkan tirah
140/80 mmHg Pasien dianjurkan baring
- Suhu badan : untuk berbaring 4. Kolaborasi

28 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G
36˚C dengan posisi semi dengan ahli
- Frekuensi nadi : fowler. Pasien gizi tentang
115x/menit merasa nyaman cara
- Frekuensi napas 11:05 6. Menganjurkan meningkatkan
: 26x/menit melakukan aktivitas asupan
secara bertahap makanan
Dengan hasil:
Pasien dianjurkan
untuk berjalan.
Pasien masih dibantu
oleh perawat.
11:15 7. Mengolaborasi
dengan ahli gizi
tentang cara
meningkatkan
asupan makanan
Dengan hasil:
Dokter belum
melakukan
konsultasi dengan
ahli gizi
Cat: edukasi perawat
dilakukan

29 | P r o g r a m P r o f e s i N E R S F I K E S U M G

Anda mungkin juga menyukai