Anda di halaman 1dari 35

ASUHAN KEPERAWATAN GERONTIK

AKTIVITAS DAN ISTIRAHAT

Kelompok 9:

1. Nadiah darayani 9103017027


2. Raden Roro Wike Wahyu Aprilia 9103017058
3. Wahyu Setiyo H. 9103017057

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

SURABAYA

2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Lansia merupakan periode penutup bagi rentang kehidupan seseorang dimana telah
kemunduran fisik dan psikologis secara bertahap (Hurlock, 2015). Proses menua
adalah proses alami yang disertai adanya penurunan kondisi fisik dengan terlihatnya
ada penurunan fungsi organ tubuh. Hal ini juga diikuti dengan perubahan emosi
secara psikologis, sosial, kognitif, dan juga kondisi biologis yang kesemuanya saling
berinteraksi satu sama lain sehingga dapat memunculkan berbagai macam gangguan
seperti gangguan fungsi tidur. Lansia rentan terhadap gangguan fungsi tidur karena
adanya tekanan pola tidur. Usia merupakan salah satu faktor penentu lamanya tidur
yang dibutuhkan seseorang. Semakin tua usia maka semakin sedikit pula lama tidur
yang dibutuhkan (Asmadi, 2017).
Indonesia adalah termasuk negara yang memasuki era penduduk berstruktur
lanjut usia (aging structured population) karena jumlah penduduk yang berusia 60
tahun keatas sekitar 7,18%. Diperkirakan mulai tahun 2010 terjadi ledakan jumlah
penduduk lanjut usia. Hasil prediksi menunjukkan bahwa prosentase penduduk lanjut
usia akan mencapai 9,77% dari total penduduk pada tahun 2020 (BPS-SUSENAS,
2007). Usia harapan hidup yang makin meningkat, dari 59,8 tahun pada tahun 1990
menjadi 64,5 tahun 2010 (Joomla, 2005). Kondisi tersebut menyebabkan jumlah
populasi lansia makin meningkat. Lansia di Indonesia menurut survey Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2006 meningkat sebanyak 17.717.800 jiwa (7,90%) dan jumlah
pada tahun 2010 sebesar 23.992.552 (9,7%) dan di prakirakan pada tahun 2020 akan
meningkat sebesar 28.822.879 (11,34%). Hasil survey Badan Pusat 2
Statistik pada tahun 2011 di Lampung jumlah lansia adalah 496.740 (7,2%). Jumlah
lansia yang ada di Panti Treshna Werda Natar menurut data adalah 90 orang.
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan bergerak dimana manusia
memerlukan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu tanda kesehatan
adalah adanya kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti, berjalan dan
bekerja. Kemampuan aktivitas seseorang tidak terlepas dari keadekuatan sistem
persarafan dan muskuloskeletal. (Towarto, Wartonal.2017). Selain aktivitas,setiap
orang juga membutuhkan istirahat dan tidur agar mempertahankan status kesehatan
pada tingkat yang optimal. Selain itu proses tidur dapat memperbaiki berbagai sel
dalam tubuh. pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur terutama sangat penting bagi
orang yang sedang sakit agar lebih cepat sembuh memperbaiki kerusakan pada sel.
Apabila kebutuhan istirahat dan tidur tersebut cukup, maka jumlah energi yang di
harapkan dapat memulihkan status kesehatan dan mempertahankan kegiatan dalam
kehidupan sehari-hari terpenuhi.Selain itu, orang yang mengalami kelelahan juga
memerlukan istirahat dan tidur lebih dari biasanya. 'strahat dan tidur merupakan
kebutuhan dasar yang mutlak harus dipenuhi oleh semua orang. tidur yang cukup,
tubuh baru dapat berfungsi secara optimal, istirahat dan tidur sendiri memiliki
makna yang berbeda pada setiap individu. Secara umum,istirahat berarti suatu
keadaan tenang,rileks,santai,tanpa tekanan emosional dan bebas dari perasaan gelisah.
jadi, istirahat bukan berarti tidak melakukan aktifitas sama sekali. Terkadang jalan-
jalan di taman juga bisadikatakan sebagai suatu bentuk istirahat.
B. Tujuan umum
Tujuan umum dari penulisan makalah ini adalah menjelaskan asuhan keperawatan
pada pasien lansian dengan aktivitas dan istirahat
C. Tujuan khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah :
a. Menjelaskan definisi dari aktivitas dan istirahat
b. Menjelaskan etiologi dari kativitas dan istirahat
c. Menjelaskan patofisiologi dari aktivitas dan istirahat
d. Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien
lansia dengan aktivitasdan istirahat
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
1. Aktivitas adalah suatu kemampuan seseorang melakukan aktivitas seperti berdiri,
berjalan dan bekerja kemapuan aktivitas sesorang tidak terlepas dari keadekuatan
sistem persyarafan dan muskuloskeletal, dan aktivitas adalah suatu energi atau
keadaan bergerak dimana manusia memerlukan un tuk memeunuhi kebutuhan
hidupnya. (asmadi,2017)
2. Istirahat adalah suatu keadaan yang tenang,rileks tanpa tekanan emosional dan
bebas dari kecemasan, dan dimana kegiatan jasmaniah menurun yang berakibat
badan menjadi lebih segar ( asmadi,2017)
B. ETIOLOGI
a. Tingkat perkembangan tubuh
Usia akan mempengaruhi tingkat perkembangan neuromuskuler dan tubuh
secara proporsional, postur, pergerakan dan reflek akan berfungsi secara
optimal.
b. Kesehatan fisik
Penyakit, cacat tubuh, dan imobilisasi akan mempengaruhi pergerakan
tubuh.
c. Keadaan nutrisi
Kurangnya nutrisi dapat menyebabkan kelemahan otot, dan obesitas dapat
menyebabkan pergerakan menjadi kurang bebas.
d. Emosi
Rasa aman dan gembira dapat mempengaruhi aktivitas tubuh seseorang.
Keresahan dan kesusahan dapat menghilangkan semangat yang kemudian
dapat dimanifestasikan dengan kurangnya aktivitas.
e. Kelemahan neuromuskuler dan skeletal
Adanya abnormal postur seperti skoliosis, lordosis, dan kiposis dapat
berpengaruh terhadap pergerakan.
f. Pekerjaan
Seseorang yang bekerja dikantor kurang melakukan aktivitas bila
dibandingkan dengan petani atau buruh.
C. Patofisiologi
a. Gangguan pola tidur pada lansia
Manfaat istirahat dan tidur dalam menjaga kesehatan fisik pada lansia sering
kali disepelakan dan diabaikan, terutama dilingkungan lembaga tempat
rutinitas sangat penting, istirahat dan tidur menjalankan sebuah fungsi
pemulihan baik secara fisiologis maupun psikologis, secara fisiologis tidur
mengistirahatkan organ tubuh ,menyimpan energi menjaga irama biologis dan
memperbaiki kesadaran mental dan efisiensi neurologis secara psikologis,
tidur mengurangi ketegangan dan meningkatkan perasaan sejatera.
Fungsi pemmeliharaan ini sangatb penting untuk lansia, yang memmerlukan
lebih banyak waktu untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan lansia yang
waktu tidurnya terganggu menjadi terganggu menjadi lebih lupa, diorientasi,
atau konfusi orang yang mengalami kerusakan kognitif menunjukan
peningkatan kegelisahan, perilaku keluyuran. Kualitas tidu dapat dipengaruhi
oleh perubahan terkait usia,konsumsi banyak obat dan gangguan organik dan
mental

b. Pola tidur pada lansia


Tidur yang normal terdiri atas komponen gerakan bola mata cepat, dan non
REM, tidur Non REM dibagi menjadi empat tahap pada tahap 1 jatuh tertidur,
orang tersebut mudah dibangunkan dan tidak menyadari ia telah tertidur,
kedutan atau santakan otot memandakan relaksasi selama tahap ini pada tahap
2 dan 3 meliputi dalam yang progresif pada tahap 4 tingkat terdalam sulit
untuk dibangunkan. Tidur tahap 4 penting untuk menjaga kesehatan fisik
tahao ini sangat jelas terlihat menurun pada lansia, tetapi mereka belum
mengetahui akibat dari penurun ini. Pola tidur pada lansia dintandai dengan
sering terbangun, penurunan tahap 3 adan 4.
D. Manifestasi Klinis
a. Kelemahan
b. gangguan pada tulang sendi sendi
c. Tonus otot
d. Atropi
e. Tremor
f. Gerakan tak terkendali
g. Kekuatan otot melemah
h. Kemampuan berjalan, duduk, berdiri berkurang
i. Nyeri sendi
j. Kekakuan pada persendian
k. penurunan kekuatan dan stamina
l. keletihan
m. Kehilangan integrasi struktur tulang
E. Permeriksaan penunjang
a. Sinar-X
Sinar-X tulang mengambarkan kepadatan tulang, tekstur dan perubahan
hubungan tulang
b. CT scan
CT scan menunjukkan rincian bidang tertentu tulang dana dapat memperlihatkan
tumor jaringan lunak/cedera tendon. CT scan digunakan untuk mengidentifikasi
lokasi dan panjangnya patah tulang didaerah yang sulit dievaluasi
c. MRI (Magnetik resonance imaging )
MRI digunakan untuk memperlihatkan abnormalitasmisalnya tumor, peney,pitan
jalur jaringan melalui tulang
F. Komplikasi
a. Atropi otot merupakan keadaan dimana otot menjadi mengecil karena diganti
dengan jaringan dan lemak.
b. Hipertropi otot merupakan pembesaran otot, terjadi akibat aktivitas otot yang
kuat dan berulang, jumlah serabut tidak bertambah tetapi ada peningkatan
diameter dan panjang serabut terkait dengan unsure-unsur filament.
c. Nekrosis (jaringan mati) terjadi serabut atau iskemia dimana proses regenerasi
otot sangat minim
G. Penatalaksanaan
a. Pencegahan primer
1. Tidur seperlunya tetapi tidak berlebihan agar merasa segar dan sehat dihari
berikutnya, pembatasan waktu tidur dapat memperkuat tidur berlebihannya
waktu yang dihabiskan ditempat tidur tampaknya berkaitan dengan tidur yang
terputus-putus dan dangkal
2. Waktu bangun yang teratur dipagi hari memperkuat siklus sirkadian dan
menyebabkan awitan tidur yang teratur
3. Jumlah latihan yang stabil setiap harinya dapat memperdalam ridur, namun
latihan hanya dilakukan kadang-kadang tidak dapat memperbaiki tidur pada
malam berikutnya
4. Bunyi bising yang bersifat kadang-kadang dapat menganggu tidur sekalipun
orang tersebut tidak terbangun oleh bunyinya dan tidak dapat mengingatnya
dipagi hari, kamar tidur kedap suara dapat membantu bagi orang-orang yang
harus tidur didekat kebisingan.
5. Meskipun ruangan yang teralalu hangat dapat menggangu tidur, meskipun
pada orang-orang yang tidak berfikir demikian
6. Pil tidur yang hanya kadang-kadang saja digunkan dapat bersifat
menguntungkan, namun penggunannya yang kronis tidak efektif pada
kebanyakan penderita insomnia.
7. Kafein dimalam hari dapat menganggu tidur, meskipun pada orang-orang yang
berfikir demikian
8. Alkohol membantu orang-orang yang tegang untuk tertidur, lebih mudah
tetapi tidur tersebut kemudian akan terputus-putus.
9. Orang-orang yang merasa marah dan frustasi karena tidak dapat tidur tidak
boleh berusaha terlalu keras untuk tertidur tetapi harus menyalakan lampu dan
melakukan hal lain yang berbeda
b. Pencegahan sekunder
1. Seberapa sering bantuan diperlukan untuk memberikan obat nyeri, tidak dapat
tidur atau menggunakan kamar mandi
2. Kapan orang tersebut turun dari tempat tidur
3. Berapa hari orang tersebut terbangun atau tertidur pada saat diobservasi oleh
perawaat atau pemberi perawatan
4. Terjadinya konfusi dan diorientasi
5. Penggunaan oabt tidur
6. Perkiraaan orang tersebut bangun dipagi hari
c. Pencegahan tersier
Jika terdapat gangguan tidur seperti apnea tidur yang mengancam kehidupan,
kondisi pasien memerlukan rehabilitas melalui tindakan-tindakan seperti
pengangkatan jaringan yang menyumbat dimulut dan mempengaruhi jalan nafas.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN

Nama wisma : Tanggal Pengkajian :

1. IDENTITASKLIEN :
Nama : Ny.s
Umur : > 65
Agama : Islam
Alamat asal : Lumajang
Tanggal datang : 21.3.2019 Lama Tinggal di Panti : 1 tahun
2 DATA KELUARGA :
.
Nama : Ny.M
Hubungan : Anak klien
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : - Telp : -
3 STATUS KESEHATAN SEKARANG :
.
Keluhan utama:
Klien mengatakan sering terbangun pada saat tidur karena nyeri ketika klien ditanya
penyebab nyeri klien mengatakan bahwa klien tidak pernah melakukan aktivitas
olahraga selama dipanti, nyeri yang dirasakan klien seperti tertusuk-tusuk, ketika klien
ditanya nyeri yang dirasakan klien mulai dari punggung tangan bahkan kesemua
anggota tubuh,
Skala nyeri 1-10 klien menjawab skla nyeri 5, nyeri yang dirasakan klien hilang timbul.

Pengetahuan, usaha yang dilakukan untuk mengatasi keluhan:


Klien mengatakan ketika susah untuk tidur karena nyeri datang klien hanya
memberikan minyak oles untuk meredakan nyerinya

Obat-obatan:
obat-obatan yang digunakan klien meliputi minyak oleh seperti balsam dan juga
minyak GPU

4. AGE RELATED CHANGES(PERUBAHAN TERKAIT PROSES MENUA) :

FUNGSI FISIOLOGIS

1. Kondisi Umum
Ya Tidak
Kelelahan : Iya -
Perubahan BB : - -
Perubahan nafsu : - -
makan
Masalah tidur : Iya -
Kemampuan ADL : Iya -
KETERANGAN : Ketika klien ditanya pola tidurnya pada malam hari
klien mengatakan sering terbangun, mungkin hanya
tidur 4-5 jam karena nyeri tersebut, untuk pola tidur
siang hari klien hanya tidur 1-2 jam saja. Gangguan
pola tidur

2. Integumen
Ya Tidak
Lesi / luka : - -
Pruritus : - -
Perubahan pigmen : - -
Memar : - -
Pola penyembuhan lesi : - -
KETERANGAN : Tidak ada masalah

3. Hematopoetic
Ya Tidak
Perdarahan abnormal : - -
Pembengkakan kel. : - -
Limfe
Anemia : - -
KETERANGAN : .tidak ada masalah

4 Kepala
.
Ya Tidak
Sakit kepala : - -
Pusing : - -
Gatal pada kulit : Iya -
kepala
KETERANGAN : Klien mengatakan karena nyeri menganggu aktivitasnya
dan penyebab nyeri karena klien tidak pernah
berolahraga saat dipanti, nyeri yang dirasakan sepeti
tertususk-tusuk, nyeri pada area punggung,tangan
mungkin keseluh anggota tubuh,skala nyeri 5, nyeri
hilang timbul,sehingga klien jarang untuk melakukan
perawatan pada dirinya.

5 Mata
.
Ya Tidak
Perubahan : - -
penglihatan
Pakai kacamata : - -
Kekeringan mata : - -
Nyeri : Iya -
Gatal : iya -
Photobobia : - -
Diplopia : - -
Riwayat infeksi : - -
KETERANGAN : Klien tidak pernah melakukan aktivitas olahraga dipanti,dan
Klien merasakan nyeri pada area punggung,tangan bahkan
sampai anggota Tubuh dan menganggu aktivitas klien sehingga klien
enggan untuk melakukan perawatan diri
mandi untuk membersikan bagian badan terutama bagian kepala
sehingga klien meraskaan gatal-gatal pada kepalanya.

6. Telinga
Ya Tidak
Penurunan pendengaran : - -
Discharge : - -
Tinitus : - -
Vertigo : - -
Alat bantu dengar : - -
Riwayat infeksi : - -
Kebiasaan membersihkan : - -
telinga
Dampak pada ADL : -
KETERANGAN : Tidak ada masalah

7. Hidung sinus
Ya Tidak
Rhinorrhea : - -
Discharge : - -
Epistaksis : - -
Obstruksi : - -
Snoring : - -
Alergi : - -
Riwayat infeksi : - -
KETERANGAN : Tidak ada masalah

8. Mulut, tenggorokan
Ya Tidak
Nyeri telan : - -
Kesulitan menelan : -
Lesi : - -
Perdarahan gusi : - -
Caries : - -
Perubahan rasa : - -
Gigi palsu : - -
Riwayat Infeksi : - -
Pola sikat gigi : Klien mengatakan jarang untuk melakukan sikat
gigi karena nyeri yang dirasakan klien sangat menggangu
aktivitas klien, sehingga klien enggan untuk
melakukan perawatan diri terutama mandi
untuk membersikan bagian badan terutama bagian
mulut(gigi)
KETERANGAN : Defisit perawatan diri

9. Leher
Ya Tidak
Kekakuan : - -
Nyeri tekan : - -
Massa : - -
KETERANGAN : Tidak ada masalah .

10 Pernafasan
.
Ya Tidak
Batuk : - -
Nafas pendek : - -
Hemoptisis : - -
Wheezing : - -
Asma : - -
KETERANGAN : Tidak ada masalah

11. Kardiovaskuler
Ya Tidak
Chest pain : - -
Palpitasi : - -
Dipsnoe : - -
Paroximal nocturnal : - -
Orthopnea : - -
Murmur : - -
Edema : - -
KETERANGAN : Tidak ada masalah

12. Gastrointestinal
Ya Tidak
Disphagia : - -
Nausea / vomiting : - -
Hemateemesis : - -
Perubahan nafsu : - -
makan
Massa : - -
Jaundice : - -
Perubahan pola BAB : - -
Melena : - -
Hemorrhoid : - -
Pola BAB : Klien mengatakan pola BAB 2x sehari
KETERANGAN : Tidak ada masalah

13 Perkemihan
.
Ya Tidak
Dysuria : - -
Frekuensi : -
Hesitancy : - -
Urgency : - -
Hematuria : - -
Poliuria : - -
Oliguria : - -
Nocturia : - -
Inkontinensia : iya -
Nyeri berkemih : - -
Pola BAK : Klien mengatakan sering BAK dan kadang klien mengompol
KETERANGAN : Gangguan inkontinensia

14 Reproduksi (laki-laki)
.
Ya Tidak
Lesi : - -
Disharge : - -
Testiculer pain : - -
Testiculer massa : - -
Perubahan gairah sex : - -
Impotensi : - -

Reproduksi
(perempuan)
Lesi : - -
Discharge : - -
Postcoital bleeding : -
Nyeri pelvis : - -
Prolap : - -
Riwayat menstruasi : Monopouse
Aktifitas seksual : - -
Pap smear : - -
KETERANGAN : Tidak ada masalah

15 Muskuloskeletal
.
Ya Tidak
Nyeri Sendi : Iya -
Bengkak : - -
Kaku sendi : Iya -
Deformitas : - -
Spasme : Iya -
Kram : Iya -
Kelemahan otot : Iya -
Masalah gaya berjalan : Iya -
Nyeri punggung : Iya -
Pola latihan : Klien mengatakan tidak pernah olahraga
Dampak ADL : Klien merasa terganggu karena sangat
menganggu aktivitasnnya
KETERANGAN : Nyeri akut, nyeri disebabkan karena klien tidak pernah
Melakukan olarahraga,nyeri yang dirasakan seperti
Tertusuk-tusuk,nyeri pada area punggung,tanagn bahkan
kesemua anggota tubuh yang lain, skala nyeri 5 hilang
timbul

16 Persyarafan
.
Ya Tidak
Headache : - -
Seizures : - -
Syncope : - -
Tic/tremor : Iya -
Paralysis : - -
Paresis : - -
Masalah memori : - Tidak
KETERANGAN : Tidak ada masalah

5. POTENSI PERTUMBUHAN PSIKOSOSIAL DAN SPIRITUAL :


Psikososial YA Tidak
Cemas : iya -
Depresi : - Tidak
Ketakutan : - tidak
Insomnia : iya -
Kesulitan dalam mengambil : - tidak
keputusan
Kesulitan konsentrasi : - Tidak
Mekanisme koping : -
Persepsi tentang kematian :
klien mengatakan bahwa jika allah mengambil nyawanya kapanpun klien siap

Dampak pada ADL : tidak ada dampak

Spiritual
 Aktivitas ibadah : klien mengatakan bahwa klien sholat tidak 5 waktu
klien mengatakan nyeri yang dirasakan klien sangat menggangu aktivitas
klien sehingga klien enggan untuk melakukan kegiatan ibadah sholat 5
waktu

Hambatan : karena nyeri pada punggung,tangan dan bagain tubuh yang lain dan
klien merasa menganggu aktivitasnya

KETERANGAN :
Tidak ada masalah

6. LINGKUNGAN :

 Kamar : pencahayaan cukup,suhu lembab lantai tidak licin.

 Kamar mandi : ada peganggan untuk dikamar mandi,lantai tidak licin

 Dalam rumah.wisma : suhu ruangan lembab,lantai tidak licin,pencahayan


cukup

 Luar rumah : diluar rumah ada peganggan

7. NEGATIVE FUNCTIONAL CONSEQUENCES

1. Kemampuan ADL
Tingkat kemandirian dalam kehidupan sehari-hari (Indeks Barthel)
No Kriteria Dengan Mandiri Skor Yang
Bantuan Didapat

1 Makan 5 10 10

( kesulitan
bergerak
karena
nyeri)

2 Berpindah dari kursi roda ke tempat tidur, atau 5-10 15 15


sebaliknya
(tidak ada
gangguan
berjalan)

3 Personal toilet (cuci muka, menyisir rambut, 0 5 0 ( kesulitan


gosok gigi) bergerak
karena
nyeri)

4 Keluar masuk toilet (mencuci pakaian, 5 10 5 ( kesulitan


menyeka tubuh, menyiram) bergerak
karena
nyeri)

5 Mandi 0 5 0 ( kesulitan
bergerak
karena
nyeri)

6 Berjalan di permukaan datar (jika tidak bisa, 0 5 5(tidak ada


dengan kursi roda ) gangguan
berjalan)

7 Naik turun tangga 5 10 5( kesulitan


bergerak
karena
nyeri)

8 Mengenakan pakaian 5 10 5( kesulitan


bergerak
karena
nyeri)

9 Kontrol bowel (BAB) 5 10 5( kesulitan


bergerak
karena
nyeri)

10 Kontrol Bladder (BAK) 5 10 5( kesulitan


bergerak
karena
nyeri)

2. Aspek Kognitif dengan MMSE (Mini Mental Status Exam)

No Aspek Nilai Nilai Kriteria


Kognitif maksimal Klien
1 Orientasi 5 3 Menyebutkan dengan benar :
Tahun : 2020 Hari : jumat
Musim : hujan Bulan : maret Tanggal :
21
2 Orientasi 5 4 Dimana sekarang kita berada ?
Negara: indonesia Panti : sejahtera
Propinsi: jawa timur Wisma : mulyosari
Kabupaten/kota : surabaya
3 Registrasi 3 3 Sebutkan 3 nama obyek (misal : kursi,
meja, kertas), kemudian ditanyakan
kepada klien, menjawab :
1) Kursi 2). Meja 3).
Kertas
4 Perhatiandankalkulasi 5 0 Meminta klien berhitung mulai dari 100
kemudian kurangi 7 sampai 5 tingkat.
Jawaban :
1). 93 2). 86 3). 79 4). 72
5). 65
5 Mengingat 3 0 Minta klien untuk mengulangi ketiga
obyek pada poin ke- 2 (tiap poin nilai 1)
6 Bahasa 9 6 Menanyakan pada klien tentang benda
(sambil menunjukan benda tersebut).
1)almari
2). kulkas
3). Minta klien untuk mengulangi kata
berikut :
“ tidak ada, dan, jika, atau tetapi )
Klien menjawab :

Minta klien untuk mengikuti perintah


berikut yang terdiri 3 langkah.
4). Ambil kertas ditangan anda
5). Lipat dua
6). Taruh dilantai.
Perintahkan pada klien untuk hal berikut
(bila aktifitas sesuai perintah nilai satu
poin.
7). “Tutup mata anda”
8). Perintahkan kepada klien untuk
menulis kalimat dan
9). Menyalin gambar 2 segi lima yang
saling bertumpuk

Total nilai 30 16
Interpretasihasil :
24 – 30 : tidakadagangguankognitif
18 – 23 : gangguankognitifsedang
0 - 17 : gangguankognitifberat
Kesimpulan :setelah dilakukan penilaan dan hasilnya adalah dengan total 16 dimana
terjadinya gangguan kognitif berat
Tes Keseimbangan
Time Up Go Test

No Tanggal Pemeriksaan Hasil TUG (detik)

1 < 10 detik
20-03-2020
( resiko tinggi jatuh )

2 < 20 detik
20-03-2020
(diperkirakan jatuh dalam kurun waktu 6
bulan )

3 >30 detik
20-03-2020
(diperkirakan membutuhkan bantuan dalam
mobilisasi dan lekakukan ADL)

Rata-rata Waktu TUG < 55 detik

Interpretasi hasil Untuk hasilnya


1. Resiko rendah untuk
jatuh
2. Diperkirakan tidak
jatuh dalam kurn
waktu 6 bulan
3. Diperkirakan
membutuhkan
bantuan dalam
mobilisasi dan
melakuakn ADL

Interpretasi hasil:
Apabila hasil pemeriksaan TUG menunjukan hasil berikut:
>13,5 detik Resiko tinggi jatuh

>24 detik Diperkirakan jatuh dalam kurun


waktu 6 bulan

>30 detik Diperkirakan membutuhkan bantuan


dalam mobilisasi dan melakukan ADL
(Bohannon: 2006; Shumway-Cook,Brauer & Woolacott: 2000; Kristensen, Foss &
Kehlet: 2007: Podsiadlo & Richardson:1991)

3. Kecemasan, GDS
Pengkajian Depresi
Jawaban
No Pertanyaan
Ya Tdk Hasil
1. Anda puas dengan kehidupan anda saat ini 0 1 0
2. Anda merasa bosan dengan berbagai aktifitas dan kesenangan 1 0 0
3. Anda merasa bahwa hidup anda hampa / kosong 1 0 1
4. Anda sering merasa bosan 1 0 1
5. Anda memiliki motivasi yang baik sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda takut ada sesuatu yang buruk terjadi pada anda 1 0 1
7. Anda lebih merasa bahagia di sepanjang waktu 0 1 0
8. Anda sering merasakan butuh bantuan 1 0 1
9. Anda lebih senang tinggal dirumah daripada keluar melakukan 1 0 0
sesuatu hal
10 Anda merasa memiliki banyak masalah dengan ingatan anda 1 0 1
.
11 Anda menemukan bahwa hidup ini sangat luar biasa 0 1 0
.
12 Anda tidak tertarik dengan jalan hidup anda 1 0 0
.
13 Anda merasa diri anda sangat energik / bersemangat 0 1 0
.
14 Anda merasa tidak punya harapan 1 0 0
.
15 Anda berfikir bahwa orang lain lebih baik dari diri anda 1 0 0
.
Jumlah 5
(Geriatric Depressoion Scale (Short Form) dari Yesafage (1983) dalam
Gerontological Nursing, 2006)
Interpretasi :
Jika Diperoleh skore 5 atau lebih, maka diindikasikan depresi

4. Status Nutrisi

Pengkajian determinan nutrisi pada lansia:

No Indikators score Pemeriksaan


1. Menderita sakit atau kondisi yang mengakibatkan perubahan 2 0
jumlah dan jenis makanan yang dikonsumsi
2. Makan kurang dari 2 kali dalam sehari 3 0
3. Makan sedikit buah, sayur atau olahan susu 2 0
4. Mempunyai tiga atau lebih kebiasaan minum minuman 2 0
beralkohol setiap harinya
5. Mempunyai masalah dengan mulut atau giginya sehingga tidak 2 0
dapat makan makanan yang keras
6. Tidak selalu mempunyai cukup uang untuk membeli makanan 4 0
7. Lebih sering makan sendirian 1 0
8. Mempunyai keharusan menjalankan terapi minum obat 3 kali 1 0
atau lebih setiap harinya
9. Mengalami penurunan berat badan 5 Kg dalam enam bulan 2 0
terakhir
10. Tidak selalu mempunyai kemampuan fisik yang cukup untuk 2 0
belanja, memasak atau makan sendiri
Total score 0
(American Dietetic Association and National Council on the Aging, dalam
Introductory Gerontological Nursing, 2001)

*centang pada kolom pemeriksaan jika ditemukan indikastor pada lansia

Interpretasi:

0 – 2 : Good

3 – 5 : Moderate nutritional risk

6≥ : High nutritional risk

5. Hasil pemeriksaan Diagnostik

No Jenis pemeriksaan Tanggal Hasil


Diagnostik Pemeriksaan

1. Tidak ada pemeriksaan - -


diagnostik
2. Tidak ada pemeriksaan - -
diagnostik

3. Tidak ada pemeriksaan - -


diagnostik

4. Tidak ada pemeriksaan - -


diagnostik

6. Fungsi sosial lansia

APGAR KELUARGA DENGAN LANSIA

Alat Skrining yang dapat digunakan untuk mengkaji fungsi sosial lansia

NO URAIAN FUNGSI SKOR


1. Saya puas bahwa saya dapat kembali pada keluarga (teman- ADAPTATION 2
teman) saya untuk membantu pada waktu sesuatu
menyusahkan saya
2. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman)saya PARTNERSHI 2
membicarakan sesuatu dengan saya dan mengungkapkan P
masalah dengan saya
3. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya GROWTH 2
menerima dan mendukung keinginan saya untuk melakukan
aktivitas / arah baru
4. Saya puas dengan cara keluarga (teman-teman) saya AFFECTION 1
mengekspresikan afek dan berespon terhadap emosi-emosi
saya seperti marah, sedih/mencintai
5. Saya puas dengan cara teman-teman saya dan saya RESOLVE 1
meneyediakan waktu bersama-sama
Kategori Skor: TOTAL 8
Pertanyaan-pertanyaan yang dijawab:
1). Selalu : skore 22). Kadang-kadang : 1
3). Hampir tidak pernah : skore 0
Intepretasi:
< 3 = Disfungsi berat
4 - 6 = Disfungsi sedang
> 6 = Fungsi baik
Smilkstein, 1978 dalam Gerontologic Nursing and health aging 2005
ANALISA DATA menggunakan 3S ( SIKI,SDKI dan SLKI)

No ANALISA DATA ETIOLOGI MASALAH


KEPERAWATAN
1. Ds : Fibrokortolago padat Nyeri akut
1. Klien dan tidak teratur
mengatakan nyeri
pada persendiaan area Terhambatnya
pinggang dan lutut proteksi dan
2. Klien penyongkomg sel
mengatakan dalam tubuh
aktivitasnya terganggu
karena nyeri Penonjolan diskus
Do : atau kerususakan
1. Wajah klien tampak sendi pusat
meringis kesakitan
2. Bersikap menghindari Penghantaran impuls
nyeri ke thalamus dan
3. Sulit tidur hipothalamus
4. Frekuensi
nadi meningkat Interpretasi nyeri

Nyeri akut

2. Ds : Keterbatasan gerakan Pola tidur tidak efektif


1. Klien mengeluh sulit untuk menghindari
tidur nyeri
2. Klien mengeluh
istirahat tidak cukup Gangguan rasa
3. Klien mengatakan nyaman
nyeri di seluruh
tubuhnya membuat Peningkatan po;a
klien sering terjaga kewaspadaan
pada malam hari
Do : Pola tidur tidak efektif
1. Wajah klien tampak
lesu
2. Wajah klien tampak
kelelahan
3. Ds: Fibrokortolago padat Gangguan rasa nyaman
1. Klien mengeluh sulit dan tidak teratur
tidur karena nyeri
pada persendiaan Terhambatnya
2. Klien mengeluh tidak proteksi dan
nyaman penyongkomg sel
dalam tubuh
Do :
1. Klien tampak gelisah Penonjolan diskus
2. Klien tampak atau kerususakan
meringis kesakitan sendi pusat

Penghantaran impuls
ke thalamus dan
hipothalamus

Interpretasi nyeri

Nyeri akut

Keterbatasan gerakan
untuk menghindari
nyeri

Gangguan rasa
nyaman

4. Ds : Takut bergerak Defisit perawatan diri

1. Klien Penurunan aktivitas


mengatakan sehari hari
karena nyeri sering
muncul dan Berkurangnya
klien enggan untuk perawatan diri
melakuakn perawatan
diri Defisit perawatan diri
2. Ketika ditanya pola
untuk sikat gigi klien
mengatakan tidak
pernah sikat gigi
Do :
1. Klien jarang mandi
2. Klien
jarang membersihkan
rambut dan gigi
3. Minat klien dalam
melakukan perawatan
diri kurang
4. Klien merasa gatal-
gatal

5. Ds : Kehilangan fungsi Gangguan Eliminasi urine


1. Klien neurologis atau tonus
mengatakan sering otot
BAK dan mengompol
Do : Perubahan pola
1. Celana klien eliinasi urine
tampak basah
2. Celana klien
berbau urine
6. Ds : Otot abdonimal dan Gangguan mobilitas fisik
1. Klien thoraks
mengatakan nyeri saat
digerakkan Perubahan mobilitas
2. Enggan fisik terganggu
untuk
melakukan pergerakan
3. Merasa cemas
saat bergerak
Do :
1. Kekuatan
otot menurun
2. Rentang
gerak menurun
3. Sendi kaku
4. Gerakan terbatas
5. Fisik lemah
7. Ds : - Tirah baring yang Gangguan
Do: lama kerusakan integritas kulit
1. Kerusakan integritas
kulit Kerusakan sel
2. Nyeri epidermis

Keretakan kulit

Kerusakan sel
8. Ds: Fibrokartilango padat Pola nafas tidak efektif
1. Dispnea dan tidak teratur
2. Ortopnea
Do : Terhambatnya
1. Penggunaan proteksi dan
otot bantu nafas penyokong sel dalam
2. Fase tubuh
ekspirasi memanjang
3. Pola nafas abnormal Penonjolan dikus atau
4. Kapasitas kerusakan sendi pusat
vital menurun
Penghantaran impuls
ke thalamus dan
hipothalamus

Aktivitasi RAS

Penghantaran sinyal
dalam tubuh

Aktivasi protein lain

Aktivasi gen yang


pertumbuhan sel

Penurunan tekanan
intrakranial inspirasi
dan ekspirasi

Penurunan pertukaran
udara

Penurunan RR
Penggunaan alat bantu
nafas

Pola nafas tidak


efektif

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan perkembangan tubuh Proses menua ( usia)


dibuktikan dengan Klien mengatakan nyeri pada persendiaan,Klien mengatakan
aktivitasnya terganggu karena nyeri,Wajah klien tampak meringis kesakitan,Bersikap
menghindari nyeri Sulit tidur Frekuensi nadi meningkat Gelisah
2. Gangguan pola tidur berhubungan hambatan lingkungan dibuktikan dengan Klien
mengeluh sulit tidur,Klien mengeluh istirahat tidak cukup, Klien mengatakan nyeri di
seluruh tubuhnya membuat klien sering terjaga pada malam hari, Wajah klien tampak
lesu, Wajah klien tampak kelelahan
3. Defisit perawatan diri berhubungan dengan penurunan minat dibuktikan dengan Klien
Mengatakan karena nyeri sering muncul dan klien enggan untuk melakuakn
perawatan diri ,Klien jarang mandi,Klien jarang membersihkan rambut dan gigi
,Minat klien dalam melakukan perawatan diri kurang
4. Gangguan rasa nyaman berhubungan nyeri akut dibuktikan dengan Klien mengeluh
sulit tidur karena nyeri pada persendiaan ,Klien mengeluh tidak nyaman, Klien
tampak gelisah ,Klien tampak meringis kesakitan
5. Gangguan pola tidur berhubungan hambatan lingkungan dibuktikan dengan Klien
mengeluh sulit tidur,Klien mengeluh istirahat tidak cukup, Klien mengatakan nyeri di
seluruh tubuhnya membuat klien sering terjaga pada malam hari, Wajah klien tampak
lesu, Wajah klien tampak kelelahan
6. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan ketidakmampuan mengakses toilet
dibuktikan dengan Klien mengatakan sering BAK dan mengompol,Celana klien
tampak basah Celana klien berbau urine
7. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot dibuktikan
dengan
Klien mengatakan nyeri saat digerakkan Enggan Untuk,melakukan
pergerakan ,Merasa cemas ,saat bergerak ,Kekuatan otot menurun ,Rentang,gerak
menurun ,Sendi kaku,Gerakan terbatas Fisik lemah
8. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan Kerusakan integritas kulit Nyeri
9. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penggunaan otot bantu nafas dibuktikan
dengan Dispnea Ortopnea Penggunaan otot bantu nafas Fase ekspirasi memanjang
Pola nafas abnormal Kapasitas vital menurun
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


Nyeri akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen nyeri:
dengan perkembangan tubuh keperawatan selama 3 x 24 OBSERVASI
( usia)dibuktikan dengan jam diharapkan tingkat nyeri 1. Identifikasi
Klien mengatakan nyeri menurun dengan kriteria lokasi,
pada persendiaan,Klien hasil : karakteristik nyeri
mengatakan aktivitasnya 1. Kemampuan 2. Identifikasi
terganggu karena menuntaskan aktivitas skala nyeri
nyeri,Wajah klien tampak meningkat 3. Identifikasi
meringis kesakitan,Bersikap 2. Keluhan faktor
menghindari nyeri Sulit tidur nyeri menurun yang memperberat
Frekuensi nadi meningkat 3. Meringis menurun nyeri
Gelisah 4. Gelisah menurun 4. Monitor efek samping
5. Frekuensi penggunaan analgesik
nadi membaik TERAPIUTIK
6. Pola tidur membaik 1. Berikan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri ( terapi
musik,aromaterapi)
2. Kontrol lingkungan
yang memperberat
rasa nyeri
3. Fsilitasi istirahat dan
tidur
EDUKASI
1. Jelaskan penyebab
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan
menggunakan
analgesik secara tepat
( kecuali asam
mefenamat)
4. Ajarkan teknik
nonfarmakologis
untuk mengurangi
nyeri
KOLABORASI :
1. Kolaborasi pemberian
analgesik jika perlu
Gangguan pola tidur Setelah dilakukan tindakan Dukungan tidur
berhubungan hambatan keperawatan selama 3 x 24 OBSERVASI :
lingkungan dibuktikan jam diharapkan pola tidur 1. Identifikasi pola
dengan Klien mengeluh sulit membaik dengan kriteria aktivitas dan pola
tidur,Klien mengeluh hasil : tidur
istirahat tidak cukup, Klien 1. Keluhan sulit 2. Identifikasi faktor
mengatakan nyeri di seluruh menurun penganggu tidur
tubuhnya membuat klien 2. Keluhan sering 3. Identifikasi makanan
sering terjaga pada malam terjaga menurun dan minuman yang
hari, Wajah klien tampak 3. Keluhan tidak puas menganggu tidur
lesu, Wajah klien tampak tidur menurun 4. Identifikasi obat tidur
kelelahan 4. Keluhan pola tidur yang dikonsumsi
berubah menurun TERAPEUTIK :
5. Keluhan istirahat 1. Modifikasi
tidak cukup menurun lingkungan
6. Kemampuan 2. Batasi waktu tidur
beraktivitas siang
meningkat 3. Fasilitasi
menghilangakan
stress sebelum tidur
4. Tetapkan jadwal tidur
rutin
5. Lakukan prosedur
untuk meningkatkan
kenyamanan
( pengaturan posisi
tidur
EDUKASI :
1. Jelaskan pentingnya
tidur cukup
2. Anjurkan menepati
kebiasaan tidur waktu
tidur
3. Anjurkan
menghindari makanan
dan minuman yang
menganggu tidur
KOLABORASI : -
Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan Perawatan diri :
berhubungan dengan keperawatan selama 3 x 24 OBSERVASI
penurunan minat dibuktikan jam diharapkan perawatan 1. Identifikasi kebiasaan
dengan Klien Mengatakan diri teratasi dengan kriteri aktivitas perawatan
karena nyeri sering muncul hasil : diri sesuai usia
dan klien enggan untuk 1. Kemampuan mandi 2. Monitor tingkat
melakuakn perawatan diri meningkat kemandirian
,Klien jarang mandi,Klien 2. Kemampuan ketoilet 3. Identifikasi alat bantu
jarang membersihkan rambut (BAK/BAB) kebersihan diri
dan gigi ,Minat klien dalam meningkat TERAPEUTIK
melakukan perawatan diri 3. Minat melakukan 1. Sediakan lingkungan
kurang perawatan diri yang terapeutik
meningkat ( suasana
4. Mempetahankan hangat,rileks)
kebersihan diri 2. Siapkan keperluan
meningkat pribadi ( parfum,sikat
5. Mempertahankan gigi,sampo )
kebersihan mulut 3. Dampingi dalam
meningkat melakukan perawatan
diri sampai mandiri
4. Fasilitasi
kemandirian,bantu
jika tidak mampu
melakukan perawatan
diri
5. Jadwalkan rutinitas
perawatan diri
EDUKASI
1. Anjurkan melakukan
perawatan diri secara
konsisten sesuai
kemampuan
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kegiatan asuhan keperawatan dasar bagi lansia dimaksudkan untuk memberikan
bantuan, bimbingan pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara
individu maupun kelompok, seperti di rumah / lingkungan keluarga, Panti Werda maupun
Puskesmas, yang diberikan oleh perawat.
Dalam keperawatan lanjut usia diperlukan pendekatan baik fisik, psikis, social maupun
spiritual. Keperawatan lanjut usia berfokus pada peningkatan kesehatan (helth promotion),
pencegahan penyakit (preventif), mengoptimalkan fungsi mental, dan mengatasi gangguan
kesehatan yang umum.
Saran
Adapun saran yang dapat kelompok sampaikan bagi pembaca khususnya mahasiswa/i
keperawatan, hendaknya dapat menguasai konsep asuhan keperawatan lansia dan
memberikan asuhan keperawatan lansia dengan benar dan tepat sehingga dapat sesuai dengan
evaluasi yang diharapkan.
Daftar Pustaka

Saryono dan Anggriyana. 2010. Catatan Kuliah Kebutuhan Dasar Manusia (KDM).
Yogyakarta: Nuha Medika.

Tarwoto dan Wartonah. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Jakarta:
Salemba Medika.

Anonim. Konsep Istirahat dan Tidur. Tersedia dalam Repositeri.usu.ac.id. Diakses 17 Maret
2020

Annim. Gangguan pergerakan. Tersedia dalam www.pendidikanmu.com. Diakses 17 Maret


2020
Etiologi

a. `Tingkat perkembangan tubuh


b. Kesehatan fisik
c. Keadaan nutrisi
d. Emosi
e. Kelemaha neuromuskuler dan skeletal

Proses alamiah dalam penuaan

Penurunan kondisi fisik

Ketidakstabilan emosi dan kognitif

Tekanan pada pola tidur

Gangguan fungsi tidur

Berkurangnya asupan energi dalam bergerak

Ketidakadekuatan sistem persyarafan dan muskuloskeletal

Terhambatnya pola aktivitas dan istirahat

Kekakuan pada persendian

Atropi (kekakuan pada otot)

Kontraksi punggung

Gaya hidup menetap

Kerusakan pada sel tubuh

Lansia dengan Gangguan Aktivitas dan Istirahat


B1 B3 B4 B6

Fibrokartilago Takut bergerak


Fibrokartilago Kehilangan
padat & tidak padat & tidak
f. Keterbatasan fungsi
tertur tertur gerakan untuk neurologis atau Penurunan
menghindari tonus otot aktivitas sehari-
Terhambatnya Terhambatnya nyeri hari
proteksi dan proteksi dan
penyokong sel penyokong sel
dalam tubuh Perubahan
dalam tubuh Gangguan pola eliinasi Berkurangnya
Rasa Nyaman urine peawatan diri
Penonjolam Penonjolam
diskus atau diskus atau
kerusukan sendi Peningkatan Defisit
kerusukan sendi
pusat pola Perawatan Diri
pusat
kewaspadaan Tirah baring
yang lama Otot abdominal
Penghantaran Penghantaran
impuls ke dan thorskd
impuls ke Pola Tidur
thalamus dan melemah
thalamus dan Tidak Efektif Kerusakan sel
hipothalamus hipothalamus epidermis
Perubahan
mobilitas fisik
Aktivasi RAS Interpretasi Keretakan kulit terganggu
nyeri
Penghantaran
sinyal dalam Nyeri Akut Kerusakan sel Gagguan
tubuh epidermis Mobilitas Fisik

Aktivasi protein
Adanya jaringan
lain
nekrosis

Aktivasi gen
yang
pertumbuhan Kerusakan Integrits
sel Kulit
Aktivasi gen
yang
pertumbuhan
sscv
sel

Penurunan
tekanan
intrakranial
inspirasi dan
ekspirasi

Penurunan
pertukaran
udara permenit

Penurunan RR
< 11x\menit

Penggunaan
otot bantu
napas

Poka Napas
Tidak Efektif

Anda mungkin juga menyukai